Home / Romansa / Diuber Janda / 51. Imron Tak Pulang-pulang

Share

51. Imron Tak Pulang-pulang

last update Last Updated: 2021-07-09 11:26:09
Sepanjang malam, Elok tak dapat memejamkan matanya. Pesan yang dikirimkan suaminya sudah mampu membuatnya tidak bisa memikirkan apa-apa. Benarkah isi pesan itu? Bahwa Imron akan melepas dirinya dan juga Aya. Petuga keamana gang sudah dua kali membunyikan tong yang ia bawa berkeliling saat ronda malam. Itu pertanda sudah pukul dua dini hari. Ekok yang tak juga bisa tidur , memilih mengambil air wudu, lalu melaksanakan salat malam untuk menenangkan hatinya.

Lama ia bersujud dan juga mengangkat kedua tangannya. Bibirnya tak henti mengucap bait doa demi doa untuk kebaikannya dan juga Aya. Dirinya juga meminta pada Sang Pemilik Hati, agar memberi padanya petunjuk untuk menetapkan hati. Apakah harus bertahan dalam kebencian ini? Atau melepas saja ikatan yang sudah diikrarkan atas anam Tuhan.

Tuhan memang membenci perceraian, tetapi jika di dalam rumah tangga yang dijalani semakin menambah dosa dan mudharat yang tak berkesudahan,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yunita Anisyah
kl ada jijik, kl g ada kangen.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Diuber Janda   52. Elok Mencari Imron

    Elok berdiri canggung tak jauh dari bengkel besar Amin. Teman dekat suaminya yang sudah banyak berbuat baik pada suaminya di hari pernikahan mereka. Lelaki itu jugalah adik dari mantan calon istri Imron. Mereka bersahabat. Elok yakin, suaminya ada di dalam bengkel, bekerja bersama Amin. Tak banyak yang sadar akan kehadiran Elok di sana, karena semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Lalu-lalang kendaraan silih berganti, keluar masuk bengkel motor dan mobil milik Amin, serta banyak juga para montir yang Nampak sibuk, tetapi ia tak menemukan sosok suaminya.Tempat yang pertama ia kunjungi untuk mencari keberadaan Imron. Ia merasa perlu berbicara pada suaminya itu perihal surat gugatan perceraian yang kemarin ia terima. Matanya sedikit menyipit, saat dari kejauhan seorang wanita cantik mengendarai motor, dengan kerudung sama lebarnya dengan yang ia pakai, serta memakai helem lengkap. Berhenti di depan bengkel Amin. Wanita itu turun dari motor dan memb

    Last Updated : 2021-07-10
  • Diuber Janda   53. Awal yang Baru

    Aya sangat senang saat ini. Digendong oleh lelaki yang sudah lama tidak ia lihat. Gadis kecil itu terus saja menggaruk janggut Imron yang mulai ditumbuhi rambut-rambut halus. Mereka tengah duduk di warung baso yang tidak jauh dari pemakaman Indra. Walau masih belum ada yang bersuara, tetapi Imron tak ambil pusing. Lelaki itu asik bermain bersama Aya yang Nampak merindukan dirinya.“Maaf, saya hanya bisa menraktir makan baso,” ujar Imron sedikit canggung. Mungkin takkan ada yang tahu bahwa mereka adalah pasangan suami dan istri, karena keduanya begitu canggung dan menjaga jarak.“Tidak apa-apa,” jawab Elok pelan. Senyum tipisnya, ia berikan untuk Aya yang tengah kini tengah dipangku oleh Imron.“Hari ini tidak masak?” tanya Imron berbasa-basi mencairkan suasana.“Masak. Setiap hari saya masak. Saya pikir kamu akan pulang,&rdqu

    Last Updated : 2021-07-10
  • Diuber Janda   54. Rahasia Elok

    "Mas, ayo pulang. Kepala saya sedikit sakit," ucap Elok canggung di depan Pak Rudi dan suaminya."Eh, iya. Ayo kita pulang. Pak, maaf saya balik dulu ya," ucap Imron sambil mengangguk hormat pada Pak Rudi. Begitu cekatan tangan Imron membantu Elok yang mencoca menggedong Aya yang masih terlelap ke dalam kain gendongan. Imron pun sudah siap dengan ranselnya yang berisi pakaian kerja dan pakaian hariannya.Pak Rudi masih berdiri di depan pintu mes Imron tanpa menggeser tubuhnya. Berkedip pun sepertinya dia enggan. Bola mata coklat Pak Rudi terus saja memperhatikan Elok dengan seksama dan Imron sungguh penasaran akan hal ini."Pak, kami pamit. Besok jam enam pagi saya sudah di sini," pamit Imron sembari mengangguk. Elok tak mau melihat sama sekali. Wanita itu nampak begitu tegang dan berjalan lebih dulu dari suaminya.Saat di atas motor, Elok pun tak bersuara. Namun ada yang aneh, Elok memegang jaketnya denga

    Last Updated : 2021-07-10
  • Diuber Janda   54. Emang Gak Boleh Naksir?

    "Mas, lelaki itu ... ayah biologis Aya.""A-apa?! Kamu jangan bercanda, Lok? Aya anak abangku. Bukan anak orang lain. Ada apa sebenarnya? Ceritakan semua padaku!" Imron terus saja menatap Elok dengan tajam. Di dalam hatinya takkan pernah percaya dengan pengakuan yang baru saja Elok sebutkan. Tidak mungkin Aya bukan anak Indra, tetapi malah anak Pak Rudi. Bagaimana bisa?"Waktu itu ... S-sa-ya bekerja sebagai tukang setrika di rumah Pak Rudi. Jarak dari panti dan rumahnya tidak terlalu jauh. Istrinya sakit-sakitan dan lelaki itu meminta saya untuk menjadi istri keduanya. Saya tidak mau ... dan dia memaksa. Saat itu saya sudah berpacaran dengan Bang Indra. Saya tidak tahu bagaimana jadinya, saya terbangun sudah tak memakai pakaian dan lelaki itu ...." Elok tak sanggup lagi melanjutkan ucapannya. Ia terisak sampai seluruh tubuhnya bergetar hebat.Imron pun terpaku. Jadi, Aya bukan anak Indra. Lalu, jika benar Pak Rudi adalah

    Last Updated : 2021-07-11
  • Diuber Janda   55. Parang dan golok sudah diasah

    "Kalau naksir bagaimana? Gak papa kali kalau naksir sama suami sendiri," ujar Elok dengan polosnya. Ia tidak tahu saja, kalau saat ini Imron tengah mati-matian menahan lemas kedua kakinya."Lok, kalau gak enak badan, gak usah masak. Istirahat aja biar ngomongnya gak aneh-aneh," ujar Imron sambil memutar bola mata malasnya. Elok bukannya tersinggung, tetapi wanita itu malah tergelak. Tanganya terangkat untuk membetulkan ujung celana panjang yang masih tergulung sedikit saat suaminya tengah memakai kaus kaki tadi."Udah rapi sekarang. Hati-hati ya, Mas," kata Elok lagi sambil menarik tangan Imron, lalu mencium punggung tangan suaminya dengan penuh khidmat. Imron yang baru seumur-umur dikecup tangannya oleh wanita, tentu saja merasa oleng. Tubuhnya limbung, hingga dengan terpaksa ia menahan tubuhnya di tembok rumah."Eh, eh ... kenapa, Mas? Sakit? Kalau sakit gak usah masuk kerja saja," ujar Elok yang memandang khawatir

    Last Updated : 2021-07-11
  • Diuber Janda   56. Ada apa dengan Elok?

    “Saya lagi kerja, Lok. Tidak bisa pegang HP.”“Ini, buktinya Mas pegang HP.”“Iya, ini karena kamu menelepon.”“Oh, jadi saya gak boleh ganggu di jam kerja gitu? Bolehnya telepon aja?”Imron menyeringai sendiri di dalam toilet yang kebetulan sangat sepi. Benar-benar Elok berubah tiga ratus enam puluh derajat dan ai benar-benar tak mengenalinya.“Mas, kok gak jawab?”“Eh, iya. Boleh telepon, tapi gak boleh sering-sering, nanti dimarahi kordinator satpamnya.”“Kok satpam, Mas? Bukannya petugas keamanan? Security?”“Ha ha ha … sama aja, Neeng. Ya satpam, ya sekuriti, ya petugas keamanan. Intinya jagain rumah sakit. Udah dulu ya. Nanti disambung lagi. Saya mau kerja lagi. Jangan lupa parang dan goloknya.”“Ya udah, Mas. Iya. Saya tutup ya. Assalamualaykum.”

    Last Updated : 2021-07-13
  • Diuber Janda   57. Cemburu tanda cinta

    Imron mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Pikiran buruk bersarang di kepalanya, karena mengkhawatirkan Elok dan juga Aya. Ia juga merasa bersalah karena terlalu suudzon dengan kehadiran Pak Rudi ke rumahnya, sehingga harus mengunci pintu dari luar. Semoga tak ada hal serius yang terjadi pada istri dan juga anaknya.Setelah dua puluh lima belas menit berkendara, Imron pun sampai di depan rumahnya yang sudah banyak orang berkumpul. Imron semakin pucat dan berkeringat.Lelaki itu turun dari motor dan meninggalkan motornya begitu saja. Untunglah ada Pak RT yang kebetulan ada di sana untuk menahan motor Imron."Cepat, Im!" seru Bu Husna dengan tak sabar. Imron mengeluarkan kunci rumah dari dalam tas ranselnya. Dengan tangan gemetar ia memasukkan anak kunci, lalu memutarnya dua kali."Aya!" pekik Imron berlari masuk dan melihat gadis kecilnya sedang terlentang di lantai dapur sambil menangis

    Last Updated : 2021-07-13
  • Diuber Janda   58. Bujangan Sampai Mati

    "Mas, udah gak ada kayaknya yang jual TV tabung. Udah keliling kita masih gak ada juga. Semua TV layar datar yang mahal harganya," ujar Elok pada Imron yang kini sedang menggendong Aya yang tertidur pulas dalam gendongannya.Sama sekali tak ada rasa malu Imron, saat menggendong Aya di depan menggunakan kain, layaknya ibu-ibu pada umumnya. Justru ia merasa bangga, saat banyak pasang mata memperhatikannya dengan gaya seperti ini."Kita duduk di sana yuk!" tunjuk Imron pada salah satu kursi yang ada di tengah-tengah lorong mal. Di depannya banyak berjejer aneka toko pakaian, aksesoris, dan juga toko sepatu. Mereka duduk berdampingan sambil menikmati pemandangan lalu-lalang orang-orang yang sibuk membawa belanjaan."Kalau gak dapat hari ini, biar besok saya cari lagi," kata Imron dengan senyuman tipis."Emang udah gak ada, Mas. Semua rata-rata TV-nya layar datar seperti bioskop. Pernah nonton bioskop, gak?" ta

    Last Updated : 2021-07-14

Latest chapter

  • Diuber Janda   74. Ekstrapart 3

    Elok terus saja memandang suaminya yang kini sedang duduk di kursi teras rumah mereka. Lelaki itu akan berangkat bekerja di sebuah mal sebagai petugas parkir. Sepuluh sudah suaminya bekerja di sana dan terlihat lelaki itu sangat menikmatinya. Wajahnya lebih bersih dan bersinar, saat ada istri yang benar-benar mengurusnya. Elok terus saja mengulum senyum. Menikmati debaran di dadanya saat bisa memandang suaminya dengan intens seperti ini. “Udah, jangan lihatin melulu! Nanti saya gak jadi berangkat nih,” celetuk Imron saat dia menyadadri pandangan sang istri tak putus darinya. Elok tergelak dengan wajah memerah. Sisa semalam saja masih membuatnya susah berjalan, masa mau diulang lagi? “Jangan dong, Mas. Mau jalan aja susah nih,” sahut Elok dengan wajah bersemu merah. Imron yang duduk di seberang kursi sang istri;berjalan mendekat, lalu berjongkok di hadapan istrinya. Lelaki itu mengmabil kedua tangan Elok, lalu mengecupnya

  • Diuber Janda   73. Ekstra part2

    "Lok, ada hal yang ingin saya katakan," ujar Imron dengan suara pelan. Elok tengah menyusui Aya. Balita itu sungguh merindukan asi ibunya yang dua hari tidak ia dapat secara langsung. Selama Elok dan Imron bulan madu di hotel, Aya diberikan ASI yang disiapkan Elok di dalam botol khusus penyimpanan ASI."Apa itu, Mas? Bukan minta jatah lagi'kan?" goda Elok sambil tergelak. Imron pun ikut menyeringai sambil mengusap pipi sang istri."Besok, kita bawa Aya ke rumah sakit. Kita tes DNA bersama Pak Rudi.""Mas, tapi ...." Elok mendadak pucat dan memelas. Imron sangat tahu keresahan yang melanda istrinya. Justru langkah ini harus ia ambil, agar Pak Rudi tidak terus-terusan mengganggu dirinya dan juga Elok. Lelaki itu takkan berhenti sampai keinginannya tercapai."Ada saya. Kamu jangan khawatir. Saya yakin, Aya adalah anak dari Indra, bukan lelaki itu. Kita harus melakukanny

  • Diuber Janda   72. Ekstrapart 1

    Imron terbangun dari tidur nyenyaknya. Pelan ia membuka mata dan berusaha menggerakkan tangan, tetapi tidak bisa. Ada Elok yang kini tidur sambil memeluk dirinya. Tubuh keduanya polos, hanya tertutup selimut tebal. Beberapa jam lalu, untuk kelima kalinya mereka mengulangi aktifitas yang sama.Sudah dua malam mereka menginap di hotel yang difasilitasi oleh Desta. Seharusnya, lelaki itulah yang bersama dengan Elok malam ini. Sungguh rejeki, maut, jodoh, takkan pernah ada yang mengetahui. Pelan Imron mengusap kening sang istri. Menyingkirkan beberapa helai rambut yang berserakan menutupi kening wanitanya.Senyumnya kembali mengembang, lalu bibir itu kembali mendaratkan ciuman di keningnya. Sungguh luar biasa efek permen yang diberikan oleh Amin. Temannya itu rela menyusul ke hotel hanya untuk memberikan dua buah permen yang katanya sangat berguna untuk stamina. Untung permen, bukan tisu!Imron tergelak dalam hati saat menging

  • Diuber Janda   71. Malam Pertama

    "Bangunlah, Elok. Aku'kan udah bilang, aku memaafkanmu. Ayo, bangun!" Imron meraih pundak sang istri, lalu membawanya duduk kembali ke atas ranjang. Wanita itu masih terus terisak, membuat Imron kebingungan sendiri."Udah, jangan nangis ya. Nanti kalau kita kebanjiran gimana? Sekarang, kamu mandi, ganti baju. Di dalam lemari ada baju yang sudah disiapkan hotel katanya. Setelah mandi, nanti kita bicara lagi," pinta Imron dengan lembut. Lelaki itu kembali mengancingkan baju piyamanya dengan wajah merona malu. Ia yang tadi saling berhadapan dengan istrinya, kini sudah menggeser tubuhnya ke samping. Sangat malu melakukan aktifitas seperti ini sambil diperhatikan wanita."Kenapa dikancing lagi bajunya?" tanya Elok sambil menyembunyikan wajahnya yang juga merona."Gak papa, nanti juga kamu buka lagi'kan?" jawab Imron sambil terbahak. Tawa yang tak pernah dilihat Elok sebelumnya. Wajah suaminya malam ini sungguh tampan tiga ratus

  • Diuber Janda   70. Pengantin Baru

    "Saya di sini, Bu Ririn. Saya baik-baik saja," ucap suara Imron yang tiba-tiba saja berdiri dari balik kerumunan orang yang tengah duduk di kursi. Elok dan Desta terkejut dengan suara lelaki itu, begitu juga dengan Ririn yang memandang iba wajah teman suaminya yang sudah ia anggap teman sendiri. Ditambah lagi, ia tahu betul perjuangan Imron bersabar terhadap sikap Elok."Mas Imron," gumam Elok dari tempat ia berdiri saat ini. Kakinya gemetar dan tak kuat melangkah untuk menghampiri mantan suaminya itu. Tangannya berpegangan pada meja yang sudah dihias sedemikian cantiknya untuk acara pernikahan sederhananya hari ini. Agar tidak limbung, karena yang ia rasakan saat ini adalah seluruh persendiannya melemah.Air matanya membasahi pipi. Lidahnya kelu tak mampu berucap kata maaf pada Imron. Padahal sudah dari lama ia ingin meminta maaf pada lelaki itu atas semua kesalahannya. Namun, di depan sana, seorang Imron tengah tersenyum

  • Diuber Janda   69. Pernikahan Elok

    Istri Wasiat 31Hari minggu pagi yang sangat sejuk. Pukul setengah enam pagi, Desta memutuskan untuk berolah raga dengan berlari di sekitaran komplek tempat ia tinggal. Elok masih sibuk di dapur, membereskan barang-barang sekaligus memasak sarapan untuk mereka.“Lok, sepatu lari saya yang warna merah kamu simpan di mana?” tanya Desta saat menghampiri Elok di dapur. Wanita itu menoleh, lalu tersenyum tipis. Tanpa menjawab pertanyaan Desta, Elok berjalan ke arah lemari yang masih berada di area dapur. Pintu lemari itu ia buka, lalu mengmabilkan sepasang sepatu yang ditanyakan oleh Desta.“yang ini bukan?” tanya Elok memastikan. Tangannya terulur untuk memberikan sepatu sneaker itu pada Desta.“Wah, baru kamu cuci ya? Duh, ini mah calon istri terbaik,” puji Desta tulus. Elok menegang. Sekelebat bayangan Imron muncul di kepalanya. Tidak! Dia bukan

  • Diuber Janda   68. Bercerai

    Kalian mungkin bertanya-tanya ada di mana Imron saat ini? Lelaki itu tengah berada di sebuah kos-kosan kecil di tengah kota. Keadaannya serba pas-pasan dengan kondisi hati yang masih diliputi rasa sedih sekaligus rindu. Ya, dia merindukan Aya dan juga Elok. Bagaimanapun ia kesal terhadap wanita itu, tetap saja Imron tak bisa membohongi dirinya sendiri. Ia sendiri tidak tahu, sejak kapan rasa cinta ini begitu dalam ia rasakan pada istrinya. Mungkinkah sudah dari awal sejak ijab qabul itu ia ucapkan, atau mungkin karena sikap keras istrinya yang membuatnya mencintai wanita itu?Waktu berputar terasa sangat lambat. Setiap hari sepulang bekerja saat langit berubah gelap, hanya kamar, bantal, dan guling yang menemaninya meratapi nasib. Jika cinta harus sesakit ini, lebih baik ia tidak menikahi Elok saja. Lebih baik ia cukup mengurus kakak iparnya serta keponakannya, tanpa harus mengambil tanggung jawab yang sah di mata Tuhan.

  • Diuber Janda   67. Elok dan Desta

    Elok menangis semalaman. Berkali-kali ia menelepon suaminya, tetapi nomor itu tidak aktif. Elok juga menelepon Amin, teman suaminya itu. Barangkali tahu di mana keberadaan suaminya. Namun sungguh sayang, Amin tidak tahu di mana Imron kini.Lelaki itu hilang bak ditelan bumi. Kontrakan lama juga sudah dikunjungi Elok pagi ini. Ia tidak mengatakan langsung bahwa mencari keberadaan suaminya, tetapi ia berbasa-basi menanyakan apakah suaminya ada mampir ke sana. Jawaban yang sangat ia sesalkan adalah, mereka tidak tahu di mana keberadaan Imron. Ditambah celetukan Bu Husna yang membuatnya semakin tak enak hati."Kenapa tanya-tanya Imron? Emang kabur lagi?" pertanyaan yang membuat Elok segera pamit pergi dari kontrakan. Ia takkan sanggup mendengar celetukan lain dari para tetangga. Sempat ia tangkap di telinganya, bahwa kedatangan Desta saat Imron tak ada di rumah, menjadi bahan gunjingan para tetangga. Padahal lelaki itu duduk di teras dan para

  • Diuber Janda   66. Surat dari Imron

    Imron sampai di rumah pukul sebelas malam. Ia sengaja pulang larut karena tak siap untuk bertemu Elok. Lebih tepatnya ia bingung harus bersikap bagaimana pada istrinya itu. Tawaran yang diajukan Desta bukanlah hal yang buruk untuknya dan juga Elok. Mungkin nanti saat semua sudah dlam kehidupan masing-masing, keduanya bisa sadar arti hubungan saat ini. Imron hanya menginginkan yang terbaik untuk Elok dan juga Aya. Ia rasa, ia tak bisa menjaga dan bertanggung jawab dengan wanita itu lebih lama. Elok dan Aya harus segera diselamatkan dari Rudi, karena cepat atau lambat, lelaki itu pasti akan menemukan mereka.Imron mengunci pintu dengan pelan. Lalu bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Rumah sudah dalam keadaan bersih dan rapi. Hanya ada dua buah mainan Aya yang tergeletak di dekat meja dapur. Sepertinya bayi itu semakin lincah untuk merangkak hingga ke dapur. Imron tersenyum getir, lalu masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat. Suara pintu kamar Elok te

DMCA.com Protection Status