Share

138. Butuh Kabar

Bisa dibilang Yanuar cukup ngeri begitu melewati kawasan yang akan ditinggali istrinya selama sebulan lebih ke depan. Sepi, seperti hutan rimba. Pemukiman warga pun tampak banyak dijeda oleh pekarangan luas. Hanya jalan utama yang jaraknya cukup jauh itu diaspal, sisanya masih tanah dan rerumputan tipis di tengah.

Perlahan Yanuar mengendarai mobil, sesekali ia celingak-celinguk ke kanan-kiri. Meneliti jalanan juga keadaan sekeliling yang cukup membuatnya was-was.

“Di sini aman,” timpal Chiara mendadak seakan tahu isi kepalanya sekarang. “Ada lampu jalan, kok. Ya, walaupun jaraknya lumayan. Niatnya proker KKN-ku nanti ada pembuatan tambahan lampu jalan, biar bantu warga tiap kali lewat jalan ini pas malam-malam.”

Refleks Yanuar menoleh, meringis kaku. “Kamu adakan pembuatan lampu tambahan?”

“Yeap.” Chiara mengangguk santai di atas tempat duduknya. “Kami survei sekalian cari apa-apa yang harus dikembangkan di desa ini, Mas.”

“Aku baru tahu tugas KKN ternyata seribet itu.”

“Biar ribet, t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status