Share

54. Terjebak

Suasana rumah Bos Teo cukup tenang. Tidak menunjukkan kalau di depan sana ada restoran yang selalu ramai dengan orang-orang. Mungkin tembok di rumah ini sangat tebal campuran semennya sampai benar-benar kedap suara.

Aku memainkan ponsel berbodi pipih untuk mengusir kebosanan. Bos Teo dan Akila sudah seperti orang yang tidak tidur cukup lama. Bahkan ada yang mendengkur. Aku cukup geli menyaksikan itu.

Kembali kufokuskan diri pada layar ponsel. Sebuah pemberitahuan masuk di sana. Senyumku pun merekah seketika.

[Mas Arhab : Aku udah nyampe hotel. Kamu gimana?]

[Amira : Gimana apanya, Mas?]

Pertanyaan dari Mas Arhab cukup ambigu. Aku sulit menjawabnya. Sejurus kemudian ponsel itu bergetar.

Segera kugeser tombol terima panggilan agar getarnya tidak mengganggu Akila dan Bos Teo. Aku menutup layar itu dan berjalan pelan ke arah depan.

"Ya, Mas gimana?"

Assalamualaikum, Amira.

Aku lupa tidak mengucap salam. Mas Arhab mengingatkannya. Sedikit malu saat menyadari itu.

"Waalaikumsalam. Ya, gima
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status