Share

Foto Pernikahan

last update Last Updated: 2023-08-26 13:01:34

Selamat membaca❤️

°°

"Lebih baik kamu pergi, Mas! Pergi dan jangan pernah kamu hadapkan kembali wajahmu di depanku karena hubungan kita sudah berakhir. Semua hal yang terjadi antara aku dan kamu sudah selesai, kita sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi! Mengerti?"

Dahayu mengucapkan kalimat panjang itu dengan suara yang bergetar karena dirinya benar-benar sudah tak mampu untuk menahan rasa malu, terlebih lagi saat itu ia juga sedang mencoba untuk memberanikan diri dalam mengambil keputusan — demi kebahagiaannya dan Sang suami.

"Tidak bisa, Dahayu. Aku tidak bisa melakukannya!" protes Bima, lalu ia mengeluarkan ponselnya dan menunjukan satu foto ke arah Dahayu, "Lihat ini, apa kamu lupa dengan pernikahan kita? Yang bahkan kita belum pernah bercerai. Jadi, bagaimana bisa kamu menikah lagi seperti ini?"

Semua orang di sana yang mendengar ucapan Bima pun langsung membelalakan mata karena merasa tak menyangka dengan apa yang sudah diucapkan oleh lelaki yang sama sekali tidak mereka ketahui asal dan usulnya itu — terkecuali Dahayu dan Inka. Bahkan, tak sedikit dari mereka juga ada yang mengeluarkan ponselnya untuk merekam, ingin memviralkan apa yang sedang terjadi saat itu.

“Kalian semua bisa lihat foto ini, kan? Foto ini adalah foto saya dan Dahayu saat kami sedang melakukan pernikahan siri,” ungkap Bima sembari menunjukan layar ponselnya ke semua arah agar orang-orang bisa melihatnya, "Asal kalian tahu, saya dan Dahayu sudah menikah siri sejak dua bulan yang lalu!"

"Apa maksud semua ini, Dahayu? Ibu tidak mengerti," tanya Inka dengan suara yang melemah karena saat itu dirinya masih merasa terkejut atas sesuatu hal yang baru saja ia lihat dan dengar, "Tolong jelaskan semuanya pada Ibu, Nak."

Inka memegangi dadanya yang semakin terasa sakit, dan Dahayu yang melihat itu pun dengan cepat langsung mendekat ke arah Sang Ibu, “Bu, itu semua tidak benar! Mas Bima sudah memfitnah Dahayu, kami berdua tidak pernah menikah.”

"Sudahlah, Dahayu. Kenapa kamu masih saja berusaha untuk mengelak? Bahkan di saat aku sudah memiliki bukti yang sangat kuat," saut Bima, "Bukti saat pernikahan kita sedang berlangsung."

Deruan nafas Dahayu benar-benar sudah sangat membara, begitu juga dengan api amarahnya — benar-benar sudah merasa kesal atas sikap yang sudah Bima lakukan di hari bahagianya itu. Hingga akhirnya ia memberanikan diri untuk melayangkan satu tamparan di pipi sebelah kiri Bima, walau tak bisa dipungkiri jika nyatanya degupan pada jantungnya juga semakin bepacu dengan cepat.

"Sudah aku katakan tadi, cukup! Tolong jangan ganggu dan kacaukan hari bahagiaku dan Mas Arka, jangan ganggu aku dan keluargaku lagi!" bentak Dahayu, "Tolong hilangkan juga semua imanjinasi yang ada di dalam fikiranmu. Kita ini tidak pernah menikah, Mas! Apakah kamu belum puas menyakiti dan menghancurkan hidupku?"

Bima yang mendengar itu pun langsung terdiam membisu, pria itu hanya berani menatap kedua netra Dahayu dengan tatapan nanar sembari meraih tangan Sang wanita pujaan, namun dengan cepat Dahayu langsung menepisnya.

“Lepaskan aku, Mas! Jangan pernah kamu sentuh aku lagi.”

“Aku tak tahu apa dan dimana letak kesalahan yang sudah aku perbuat, tetapi tidak seharusnya kamu berbicara seperti itu, Dahayu. Apa kamu tidak ingat dengan apa yang sudah kita lakukan? Bahkan, apakah kamu tidak ingat dengan janin yang ada di dalam perut kamu saat ini?”

Lagi-lagi, semua orang yang mendengar pernyataan Bima kembali membelalakan mata — kembali dibuat tak percaya dan tak menyangka, apa benar jika saat itu Dahayu sedang hamil? Apa benar jika saat itu Dahayu sedang mengandung anak dari seorang lelaki bernama Bima? Lantas, bagaimana hubungannya dengan Arka?

"Astagfirullah, apa lagi ini? Tolong jelaskan semuanya pada Ibu, Nak."

"Dahayu, sayang. Apa yang sebenarnya sudah terjadi? Ayo, jelaskan padaku. Apakah semua hal yang sudah diucapkan oleh lelaki itu adalah benar? Kamu sudah menikah dengan dia dan bahkan saat ini sedang mengandung anaknya?"

"Dahayu, cepat jelaskan pada saya dan suami saya! Semua pernyataan lelaki itu benar atau tidak? Karena saya sangat tidak rela jika anak saya menikah dengan seorang wanita yang sudah bersuami, bahkan sudah memiliki anak di dalam perutnya!"

Dahayu yang mendengar itu pun langsung melempar arah pandangnya pada Inka, Arka, dan juga kedua orang tua Arka secara bergantian, “Bu, Mas, Pa, Ma, itu semua tidak benar, apa yang sudah diucapkan oleh Mas Bima hanyalah sebuah kebohongan. Aku memang pernah memiliki hubungan dengannya, tetapi hubungan itu sudah berakhir sejak dua bulan yang lalu. Aku tidak pernah menikah dengan Mas Bima, apa lagi sampai mengandung anaknya. Jadi tolong percaya padaku,” jelasnya

Dengan seluruh kekuatan yang dimiliki, juga dengan seluruh keberanian, Inka langsung saja mendekatkan dirinya pada Bima dan mendorong tubuh lelaki itu agar pergi — menjauh dari keluarganya, "Pergi kamu! Saya lebih percaya dengan ucapan Dahayu dari pada kamu, saya sangat paham betul dengan kepribadian anak saya! Dia tidak akan mungkin melakukan hal bodoh seperti apa yang sudah kamu katakan."

“Tetapi saya memiliki foto sebagai bukti yang jelas dan kuat!” saut Bima yang masih saja belum mau mengalah

“Sampai kapan pun, saya tidak akan pernah percaya dengan foto itu! Kini zaman sudah semakin canggih, saya sangat yakin kalau foto itu hanya editan saja,” ucap Inka, lalu setelah itu ia berjalan mendekati kedua orang tua Arka, "Bu, Pak, saya yakin kalau foto itu hanya editan. Dan saya sangat yakin kalau apa yang sudah Dahayu katakan adalah benar, dia tidak pernah menikah dengan lelaki itu."

Kedua orang tua Arka dan bahkan Arka sendiri yang mendengar dan melihatnya pun hanya bisa terdiam, ketiganya sama-sama tak mengerti dengan situasi yang sedang terjadi saat itu. Haruskah mereka mempercayai Dahayu dan Inka? Atau justru mereka harus mempercayai Bima yang sudah memiliki bukti yang cukup kuat?

“Bu, Pak, jangan diam saja, kalian harus mempercayai saya dan Dahayu. Lelaki itu jahat, dia sudah memfitnah Dahayu karena ucapannya sama sekali tidak ada yang benar,” ucap Inka lagi, “Lagi pula, Dahayu tidak akan mau menikah dengan dia!” lanjutnya sembari menunjuk Bima

“Bukan Dahayu yang tidak mau menikah dengan saya, tetapi karena Ibunya sendiri yang tidak pernah mau untuk merestui hubungan kami karena saya hanya seorang pegawai biasa, tidak seperti Arka yang merupakan seorang pengusaha sukses!” jelas Bima, “Saya tahu apa alasan Bu Inka melakukan hal itu, karena yang dia lihat selama ini hanya harta saja. Bukan begitu, Ibu Inka Athalia?” lanjutnya

Semua orang di sana kembali saling bertatap sembari mencerna tiap-tiap kata yang sudah Bima lontarkan dengan sangat tegas dan jelas itu. Apakah mungkin jika Inka benar-benar menjual Dahyu kepada Arka? Apakah mungkin jika Inka hanya memanfaatkan Dahayu demi untuk mencapai kekayaan milik Arka dan keluarganya?

“Kalau kalian tidak percaya dengan foto ini, tidak apa-apa. Tetapi, apakah kalian ingat saat saya membawa Dahayu untuk pergi dari rumah?”

Flashback On

Suatu pagi di hari Sabtu, ada Dahayu yang sedang berada di halaman depan rumahnya sembari memegang selang air dan mengarahkannya ke tanaman milik Sang Ibu. Seperti di pagi-pagi biasanya, ia selalu saja menyempatkan waktunya untuk melakukan hal itu, sekedar hanya untuk memberikan kesempatan pada tanaman-tanaman itu untuk tetap hidup dan menikmati betapa indahnya dunia yang sudah dirancang dengan baik oleh Sang pemilik.

“Nak, manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, walau nyatanya kesempurnaan itu sendiri hanya ada pada-Nya. Ingat, kita itu harus saling membantu, dengan siapa pun itu, baik dengan manusia, maupun dengan hewan dan atau tumbuhan sekali pun.”

Begitulah sekiranya satu dari beberapa nasihat baik yang dapat melekat di dalam ingatan Dahayu, ia selalu ingat dan menerapkan tiap-tiap nasihat itu di dalam kehidupannya sejak kecil, nasihat yang sudah ia dapat dan dipesankan oleh almarhum Bapaknya, Bapak Danapati.

--- bersambung.

Related chapters

  • Ditalak Di Pelaminan   Pertemuan Pertama

    Selamat membaca❤️ °° "Ada banyak sekali memori indah yang bisa aku ingat dan kenang dari Bapak, sosok pahlawan yang begitu berarti di dalam hidupku dan juga Ibu."Dahayu selalu saja tersenyum tiap kali dirinya ingat dengan kenangan yang begitu indah bersama dengan Sang Bapak, walau nyatanya cinta pertamanya itu sudah harus pergi lebih dulu, bahkan saat usianya masih 5 tahun.Sementara itu dari kejauhan, ada seorang wanita paruh baya yang sedang memperhatikan Sang putri — memantau apa yang sedang dilakukan oleh anak semata wayangnya di halaman depan rumah, sebelum pada akhirnya ia memutuskan untuk mendekat."Selamat pagi, Nak. Kamu sedang memikirkan hal apa sih? Indah sekali ya sepertinya? Sampai senyum-senyum begitu.""Eh, Ibu." Tentu Dahayu terkejut, namun tak lama dari itu ia kembali tersenyum karena merasa senang sudah bisa melihat senyum indah di pagi hari — senyuman milik Sang Ibu tercinta, "Dahayu sedang memikirkan Bapak, Bu. Eh, tidak, lebih tepatnya Dahayu sedang memikirkan k

    Last Updated : 2023-08-26
  • Ditalak Di Pelaminan   Hancur

    Selamat membaca❤️ °° "Bu Inka, sepertinya ada yang terpesona juga dengan kecantikan Dahayu selain saya. Bu Inka sadar tidak?"Dan Inka sendiri yang menyadari hal itu pun tentu mengerti, yang mana ia langsung mengarahkan pandangannya pada Arka dan Dahayu secara bergantian, "Iya, saya rasa juga seperti itu. Habisnya dari tadi hanya diam saja ya?"“Ma.” “Bu.”Arka dan Dahayu, keduanya sama-sama memanggil orang tua mereka secara bersamaan, pun berhasil membuat Inka dan Liana yang mendengarnya langsung tertawa — merasa ada kehangatan yang menyelimuti obrolan di pagi itu, walau nyatanya tak berlangsung lama karena tiba-tiba saja ada seorang lelaki yang datang dan langsung memukul Arka dengan menggunakan balok, pun menarik Dahayu dengan kasar."Hey, siapa kamu?" Liana bertanya sembari membantu Arka yang terjatuh akibat pukulan itu, "Apa salah anak saya? Kenapa tiba-tiba kamu memukulnya?"“Astagfirullah, Mas Bima?!” “Iya, ini aku, Dahayu. Aku adalah Bima, kekasih kamu!” Ya, lelaki itu ada

    Last Updated : 2023-08-26
  • Ditalak Di Pelaminan   Keputusan Arka

    Selamat membaca❤️ °° "Ternyata kamu tidak sebaik itu ya, Dahayu. Perkiraan saya selama ini ternyata salah, kamu adalah wanita paling jahat yang pernah saya kenal. Saya tidak sudi memiliki menantu seperti kamu!"Suasana saat itu benar-benar semakin memanas dan tak bisa untuk dikendalikan lagi. Baik Liana maupun Sang suami, keduanya benar-benar sudah merasa kesal dan kecewa dengan Dahayu — merasa jikalau harga diri mereka sudah dijatuhkan, sudah dibohongi, bahkan dibuat malu di depan banyak orang."Bu, Pak, saya tahu bagaimana perasaan kalian saat ini karena saya sendiri juga merasakan hal itu. Terkejut? Tentu, saya benar-benar terkejut dengan pernyataan yang sudah dikatakan oleh pria itu. Tetapi sebagai seorang Ibu, saya ini sangat paham betul dengan kepribadian Dahayu. Anak saya tidak mungkin melakukan hal bodoh seperti itu, terlebih lagi dengan lelaki yang sudah menyakitinya," jelas Inka — mencoba untuk memberi pengertian"Mana mungkin ada penjahat yang mau mengakui kesalahannya?" s

    Last Updated : 2023-09-02
  • Ditalak Di Pelaminan   Rasa Bersalah

    Selamat membaca❤️ °° “Aku sangat khawatir dengan keadaan beliau, jadi tolong izinkan aku untuk ikut ya, Mas? Aku mohon.” Dahayu kembali mencoba untuk mengambil kepercayaan Arka, sementara Arka sendiri yang mendapati permintaan itu hanya bisa terdiam — merasa bingung, sampai pada akhirnya terdengar suara Liana dan berhasil untuk memecah keheningan antara keduanya."Arkatama, cepat! Untuk apa kamu masih melayani wanita pembohong itu? Untuk saat ini yang terpenting adalah Papa kamu, bukan dia!" protes Liana"I-iya, Ma." Mau tak mau Arka menuruti ucapan Sang Mama, lalu dengan cepat ia langsung bergegas untuk masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Dahayu begitu sajaLantas, bagaimana dengan Dahayu?Ya, wanita itu sendiri hanya bisa diam mematung — memperhatikan mobil mahal yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi, pun tak lama dari itu ada Inka yang datang menghampiri, membawa dan memeluknya ke dalam dekapan demi untuk saling menguatkan satu sama lain atas kejadian yang baru saja mereka

    Last Updated : 2023-09-02
  • Ditalak Di Pelaminan   Luapan Emosi

    Selamat membaca❤️ °° "Bu, ini semua bisa terjadi karena Dahayu ya? Kepergian Pak Yudhis itu bisa terjadi karena Dahayu? Dahayu yang sudah membuat Pak Yudhis meninggal? Begitu ya, Bu?"Suasana duka benar-benar sudah berhasil menyelimuti hati Dahayu dan Inka dengan sangat baik, suara isak tangis dari keduanya pun juga mulai terdengar — memungkinkan para tetangga atau siapa saja yang sedang lewat di depan rumah mereka pasti akan merasa bingung dan terheran-heran."Tidak, Nak. Kepergian Pak Yudhis bukan sepenuhnya karena kesalahan kita, ini semua adalah takdir Allah. Memang sudah seperti ini jalannya, ketetapannya memang sudah seperti itu."Dengan perlahan Inka mencoba untuk memberikan pengertian pada Sang anak, namun lagi-lagi Dahayu kembali menggelengkan kepalanya."Tidak, Bu, bukan seperti itu. Semua masalah ini bermula karena Dahayu, jadi Pak Yudhis pergi meninggalkan Mas Arka dan Bu Liana untuk selamanya ya karena Dahayu," tutur Dahayu, "Berarti memang benar ya dengan apa yang sudah

    Last Updated : 2023-09-02
  • Ditalak Di Pelaminan   Sebuah Pengakuan

    Selamat membaca❤️ °°"Pergi kalian dari hadapan saya dan anak saya! Kami sudah terlalu malas untuk berurusan dengan para pengkhianat seperti kalian. Manusia sok suci!""Astagfirullah, Bu Liana! Apa maksudnya? Kenapa Ibu menampar anak saya? Keterlaluan!"Ibu mana yang tak marah saat mendapati Sang anak disakiti oleh orang lain? Bahkan tepat di depan matanya, dan hal itulah yang kini sedang dirasakan oleh Inka.Pasalnya, ia sendiri sama sekali tak pernah menyakiti putri semata wayangnya itu, bahkan untuk memiliki niat saja rasanya tak mungkin. Tetapi, bagaimana dengan orang asing itu? Yang mana ia justru dapat dengan mudahnya meninggalkan bekas luka yang begitu besar. Tak hanya di fisik, tetapi juga di hati."Kamu yang nyatanya jahat, Bu Liana!" sambung Inka, masih mencoba untuk meluapkan rasa kesal di hatinya, "Bisa-bisanya kamu mengotori pipi anak saya dengan cara seperti itu, yang bahkan saya sendiri saja tidak pernah melakukannya!""Loh, bukankah kejahatan memang harus dibalas denga

    Last Updated : 2023-09-02
  • Ditalak Di Pelaminan   Kisah Sebenarnya

    Selamat membaca❤️ °° "Bima, hentikan! Jangan coba-coba untuk menyakiti anak saya atau saya akan melaporkan kamu pada pihak yang berwajib!""Ya, silakan, lakukan saja sesuka hati kalian. Tetapi ingat, saya tak berani menjamin kalau kalian bisa bertemu dengan Dahayu lagi setelah kalian melakukan hal itu."Inka menangis, hanya itu yang bisa ia lakukan. Air matanya mengalir dengan begitu deras, fikirannya pun juga sudah melayang jauh entah kemana — membayangkan akan jadi seperti apa dan bagaimana keadaan yang nantinya akan terjadi jika Bima benar-benar melakukan hal bodoh itu pada putrinya."Apa kamu belum puas, Bima? Belum puaskah kamu untuk menghancurkan hidup anak saya? Yang bahkan sekarang kamu juga memiliki niat untuk membunuhnya. Ada dimana hati kamu, Bimantara? Tega sekali, jahat!"Bima yang mendapati pertanyaan itu pun hanya terdiam, tak mau untuk menjawabnya dan justru memilih untuk mengarahkan senjata api yang ada di tangannya itu ke arah langit, sebelum pada akhirnya terdengar

    Last Updated : 2023-09-02
  • Ditalak Di Pelaminan   Pembalasan Setimpal

    Selamat membaca❤️ °° “Cukup, hentikan!"Dahayu, Inka, dan Liana yang mendapati keributan itu pun tentu merasa takut, namun dengan cepat mereka mencoba untuk memisahkan dua lelaki itu dari petarungan yang cukup sengit, yang mana Dahayu dan Inka langsung menjauhkan Bima dari Arka, sementara Liana langsung menarik dan membawa Arka ke dalam pelukannya."Cukup, Arka. Hentikan! Mama tidak mau kamu terluka hanya karena perbuatan bodoh lelaki itu," ucap Liana"Tetapi lelaki itu sudah menyakiti hati dan fisik Dahayu, Ma. Aku harus membalasnya!" saut Arka dengan arah tatap yang masih saja ia tujukan pada Bima, tentu dengan deruan nafas yang menggebu-gebu, "Aku tidak terima!""Kenapa harus tidak terima? Toh, saya melakukan hal itu demi kebaikan Dahayu agar dia tidak terjebak ke dalam permainan yang sudah anda buat!" balas Bima, lalu ia menepis tangan Dahayu dan Inka dengan kasar, "Seharusnya anda bisa menggunakan otak anda dengan baik, Bapak Arkatama Maheswara.""Apa saya tidak salah dengar? La

    Last Updated : 2023-09-02

Latest chapter

  • Ditalak Di Pelaminan   Akhir Cerita

    Selamat membaca❤️ °° “Aku dan Jeenara pamit ya, Mas. Terima kasih karena sudah mengantar kami. Oh, iya. Tolong titipkan salamku pada Bu Liana ya, sampaikan juga permintaan maafku padanya—” “Mama sudah tidak ada, Yu. Mama sudah meninggal sejak 5 tahun yang lalu karena jatuh di kamar mandi, dia terpeleset. Dokter berkata kalau Mama mengalami serangan jantung.”Lagi, Dahayu kembali dikejutkan dengan pernyataan Arka, ia benar-benar tak menyangka jikalau ternyata wanita paruh baya yang selalu membencinya itu kini sudah tiada.“Innalillahi, ya Allah. Turut berduka cita ya, Mas. Maaf, a-aku tidak tahu tentang hal itu,” ucap Dahayu“Tidak perlu minta maaf, tidak apa-apa, karena itu memang bukan hal penting yang harus kamu ketahui. Iya, kan?” balas Arka sembari menundukan kepalanya, “Hm... Oh, iya. Ta-tapi ada satu hal penting yang harus kamu ketahui. Tepat sehari sebelum Mama pergi, dia berkata padaku kalau katanya dia rindu kamu, ingin bertemu dan juga minta maaf. Ingin sekali rasanya dia

  • Ditalak Di Pelaminan   Jeenara Tavisha

    Selamat membaca❤️ °° 8 Tahun kemudian… “Sayang, kamu dan Jeenara sudah berangkat belum? Sekali lagi aku minta maaf ya karena tidak bisa jemput kalian, ada meeting mendadak sampai jam 12 siang dengan team. Tapi kalian tenang saja ya, aku akan langsung pergi menyusul ke sana setelah meetingnya selesai. Plaza Indonesia, kan?”(Jeenara, dibaca ; Jinara). “Iya, Mas. Tidak apa-apa. Aku dan Jeenara sudah siap, kami hanya tinggal menunggu taksi onlinenya datang, sepertinya sebentar lagi. Oh, iya, Mas. Anakmu ini bawel sekali, katanya sudah tidak sabar untuk bermain di tempat bermain. Sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Papa juga katanya.” “Aduh, manisnya anak Papa. Ya sudah, kalau begitu sampai bertemu nanti ya. Kabari aku terus, Ma.” “Oke, Papa sayang. Sampai bertemu nanti ya! Jeenara and Mama loves you.” “Papa loves you two too, sayang-sayangnya Papa. Hati-hati di jalan ya, see you.” Sambungan telepon keduanya pun berakhir, dan kebetulan pula taksi online yang ditunggu sudah datan

  • Ditalak Di Pelaminan   Bukti

    Selamat membaca❤️ °° “Sekarang aku harus apa? Aku merasa seperti tidak memiliki arah dan tujuan. Aku hilang tanpa tahu ingin pergi kemana.” Hampa, itu yang sekiranya sedang dirasakan oleh Arkatama Maheswara. Baginya, semua telah menghilang — semuanya tak lagi sama, tak ada lagi rasa kasih sayang dan cinta tulus yang menyelimuti hatinya. Melindungi dirinya dari kejamnya kenyataan di dunia.Rumahnya itu kini sudah tiada, tempat ternyaman untuknya pulang dan mengadu itu kini sudah pergi meninggalkannya. Hidupnya kini benar-benar terasa sangat sunyi sepi, bahkan ia merasa jikalau dirinya sudah tak lagi berguna untuk siapa pun — termasuk dirinya sendiri.Rasa bersalah yang ada pun sudah berhasil menghantuinya. Namun, ia bisa apa selain pasrah? Semuanya sudah terjadi. Ingin marah? Tentu saja, ingin sekali. Namun dengan siapa?“Kamu marahi saja dirimu sendiri, Arkatama! Apa kamu tak sadar kalau kamu itu bodoh? Bodoh karena sudah melepas wanita yang begitu sempurna seperti Dahayu. Kamu bod

  • Ditalak Di Pelaminan   Janji Rakyan

    Selamat membaca❤️ °° “Dahayu benar-benar hamil. Dan pertanyaanku hanya satu, bagaimana nasib hidupnya dengan Sang anak nanti? Tidak mudah kalau mereka hanya harus hidup berdua tanpa ada sosok suami dan juga Ayah yang menemaninya. Wah, lelaki itu memang sangat keterlaluan! Gila dan tidak memiliki hati. Bisa-bisanya dia melakukan hal setega ini pada Dahayu.” Rakyan menghela nafasnya sembari memejamkan mata — untuk mengatur emosi yang saat itu sedang ia rasakan, lalu setelahnya ia menoleh ke belakang, mengarahkan tatapnya ke arah Dahayu yang sedang berbaring di kasur periksa.Lemas, begitulah keadaan Dahayu yang bisa Rakyan lihat.Ya, saat itu Dahayu masih dibiarkan berbaring di atas kasur periksa dengan infus yang tersambung ke tangannya — hal yang memang sengaja dilakukan karena keadaannya saat itu masih lemah, Dokter yang menyuruhnya untuk menjaga kondisi tubuhnya ; agar tidak kembali menurun.“Kandungan Bu Dahayu saat ini sudah memasuki usia enam minggu ya, Pak. Dan alhamdulillah

  • Ditalak Di Pelaminan   Ucapan Selamat

    Selamat membaca❤️ °° “Mas Rakyan, jadi orang yang selalu membersihkan makam Ibu dan menaburkan bunga di atasnya itu kamu?” “Iya, Dahayu. Aku yang melakukannya.” Ya, dia orangnya. Rakyan Pradana.Kalian masih ingat dengan lelaki itu, kan? Jika lupa, sini, biar aku bantu ingatkan kembali.“Terima kasih banyak sebelumnya, Mas. Tetapi saya tidak— Loh? Mas Rakyan? Kamu Rakyan Pradana, kan?”“Iya benar, saya Rakyan. Tunggu, kamu Dahayu ya? Dahayu Ishvara alumni Universitas Indonesia jurusan Sastra, kan?”“I-iya, benar itu aku.”“Wah, kenapa bisa kebetulan begini ya? Setelah sekian lama akhirnya kita bisa bertemu lagi. Omong-omong kamu masih ingat denganku, Yu? Suatu kehormatan besar ini namanya.”“Bisa saja kamu, Mas. Lagi pula ya, sepertinya mustahil kalau aku lupa dengan kamu. Rakyan Pradana. Bayangkan, hanya dengan mendengar namanya saja aku bisa ingat betapa seringnya lelaki itu untuk mencari masalah dengan Pak Yugi karena tidak pernah masuk ke dalam kelasnya. Betul, tidak?”Ya, lel

  • Ditalak Di Pelaminan   Dahayu ; Sudah Cukup

    Selamat membaca❤️ °° “Kamu tidak salah dengar, Mas. Nama lelaki itu Kaivan Daffa, dan dia adalah Kakak sepupuku. Dia yang sudah membantu aku selama beberapa hari terakhir ini, bahkan dia juga yang sudah menolongku dari keterpurukan, menolongku agar aku tetap bangkit dan sembuh dari luka yang cukup membekas. Walau nyatanya tidak mudah, sangat sulit dan menyakitkan hati.” “Dahayu, maaf. A-aku tidak tahu, maaf. Sekarang aku ulangi pertanyaanku, ya? A-apa kamu benar-benar ingin berpisah denganku? A-apa kamu benar-benar ingin bercerai? Tolong fikirkan itu lagi, Yu. Jangan gegabah, kita hanya butuh waktu untuk bicara dan menenangkan hati serta fikiran.” Nyatanya, Arka kepalang malu. Rasa malu itu sudah berhasil menyelimuti dirinya, pun merasa tak enak hati karena sudah menuduh Dahayu — tanpa bukti. Hingga akhirnya ia kembali mengulang apa yang sudah ditanyakan, dengan harap bisa mendapati jawaban yang berbeda. “Dahayu, coba lihat aku. Me-memangnya kamu sudah tidak mencintaiku lagi? Kam

  • Ditalak Di Pelaminan   Rencana Pergi

    Selamat membaca❤️ °° Kaivan Daffa… Ya, Kaivan Daffa — sebuah nama yang memiliki makna pria tampan nan penuh dengan kehangatan, yang mana nama itu sendiri juga benar-benar menjadi doa atas harapan dan permintaan yang terkabul.Sesuai dengan arti dari namanya ; lelaki bernama Kaivan itu sangat tampan, pun juga hangat, sehingga membuat siapa saja yang berada di dekatnya menjadi nyaman — termasuk Dahayu.Namun dalam kisah ini kalian tak boleh salah menyangka — seperti Arka, karena nyatanya lelaki itu adalah Kakak sepupu Dahayu — anak dari Kakak Sang Ibu ; Inka. Umur mereka pun tak jauh dan hanya terpaut usia 2 tahun saja, namun Kaivan sangatlah dewasa dan pantas untuk disebut sebagai Kakak.Dan dialah — lelaki yang bertemu dengan Dahayu di taman dekat rumah sakit.Flashback On Dahayu terus menangis, air mata itu terus mengalir — tanpa henti dan bahkan semakin deras. Sebenarnya Dahayu malu, tapi rasa sesak itu sudah tak mampu untuk ia tahan, hingga tiba-tiba ada seorang lelaki yang dat

  • Ditalak Di Pelaminan   Pengadilan Agama

    Selamat membaca❤️ °° “Dahayu, apa kamu sudah yakin dengan keputusan itu? Apa kamu benar-benar ingin melakukannya? Tolong fikirkan lagi, Yu. Apa kamu benar-benar ingin berpisah denganku?” “Iya, Mas Arka. Aku yakin, masih sama yakinnya seperti dulu aku memutuskan untuk menikah dengan kamu, pun di saat aku memutuskan untuk kembali setelah kamu menalak aku. Ini bukan hanya keputusan semata, tetapi aku benar-benar ingin melakukannya.” Pengadilan Agama Jakarta Selatan, pukul 11.00 WIB. Hari ini — di salah satu tempat yang dapat dikatakan cukup menyeramkan bagi sepasang suami istri, yaitu ; Pengadilan Agama, ada Arka dan juga Dahayu yang nyatanya kembali bertemu setelah hampir melewati hari yang cukup panjang, yang mana saat itu keduanya sedang berada di salah satu lorong kosong yang ada di sekitaran tempat itu.Flashback On “Dahayu, aku tidak bisa hidup tanpamu. Bagaimana ini? Aku tak mau cerai, yang aku mau adalah hidup bahagia dengan kamu. Aku sangat membutuhkan kamu, sayang. Kembal

  • Ditalak Di Pelaminan   Pergi dan Menghilang

    Selamat membaca❤️ °° Assalamualaikum, Mas Arka sayang… Bersamaan dengan surat ini, aku — Dahayu Ishvara, istrimu, ingin mengucapkan serta mengutarakan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya pada kamu, suamiku. Terima kasih untuk segalanya ya, Mas. Terima kasih banyak karena kamu sudah pernah hadir ke dalam hidupku. Terima kasih banyak atas tiap-tiap warna nan indah yang sudah kamu goreskan di atas kertas polos kehidupanku. Mas Arka sayang… Mungkin perpisahan ini akan terasa begitu menyakitkan hati dan diri kita, tapi aku yakin akan menjadi lebih menyakitkan lagi kalau kita tetap memaksa untuk terus bersama.Mas, bila nyatanya kita berdua — aku dan atau kamu sudah tak bisa untuk saling mencintai lagi, maka percayalah kalau semua ini hanya akan lebih menyiksa lagi. Dan ada satu hal yang ingin aku sampaikan. Pasti akan ada waktu dimana orang yang awalnya sabar berubah menjadi jengkel, orang yang awalnya peduli berubah menjadi segan, bahkan orang yang setia akan berubah menjadi khi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status