Share

Hancur

last update Last Updated: 2023-08-26 13:28:07

Selamat membaca❤️

°°

"Bu Inka, sepertinya ada yang terpesona juga dengan kecantikan Dahayu selain saya. Bu Inka sadar tidak?"

Dan Inka sendiri yang menyadari hal itu pun tentu mengerti, yang mana ia langsung mengarahkan pandangannya pada Arka dan Dahayu secara bergantian, "Iya, saya rasa juga seperti itu. Habisnya dari tadi hanya diam saja ya?"

“Ma.”

“Bu.”

Arka dan Dahayu, keduanya sama-sama memanggil orang tua mereka secara bersamaan, pun berhasil membuat Inka dan Liana yang mendengarnya langsung tertawa — merasa ada kehangatan yang menyelimuti obrolan di pagi itu, walau nyatanya tak berlangsung lama karena tiba-tiba saja ada seorang lelaki yang datang dan langsung memukul Arka dengan menggunakan balok, pun menarik Dahayu dengan kasar.

"Hey, siapa kamu?" Liana bertanya sembari membantu Arka yang terjatuh akibat pukulan itu, "Apa salah anak saya? Kenapa tiba-tiba kamu memukulnya?"

“Astagfirullah, Mas Bima?!”

“Iya, ini aku, Dahayu. Aku adalah Bima, kekasih kamu!”

Ya, lelaki itu adalah Bima, lelaki yang mengaku sebagai kekasih Dahayu itu bernama Bima, walau sebenarnya sudah sejak lama Dahayu memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka karena Bima ketahuan selingkuh — bermain-main dengan wanita lain di belakang Dahayu.

"Apa yang sedang kalian lakukan di rumah calon istri saya? Pagi-pagi begini pula," tanya Bima dengan penuh percaya diri pada Arka dan Liana

“Seharusnya pertanyaan itu saya ajukan untuk kamu!" saut Inka, lalu ia menarik tangan Dahayu agar menjauh dari Bima, "Apa yang kamu lakukan di rumah saya? Untuk apa kamu datang ke sini lagi? Apa yang ingin kamu lakukan pada Dahayu? Memangnya kamu belum merasa puas untuk menghancurkan hati dan mental anak saya?"

Bima yang mendengar itu pun hanya bisa terdiam sembari membuang wajahnya ke sembarang arah — merasa malu, tak berani untuk menatap Dahayu dan Inka, terlebih lagi Arka dan Liana yang merupakan saingannya dalam memperebutkan hati Dahayu.

"Kenapa kamu diam saja? Apa kamu merasa malu?" tanya Inka lagi, "Kamu masih ingat dengan kesalahan kamu, kan? Jadi jangan pernah berharap sedikitpun kalau saya akan melepas dan membiarkan kamu untuk tetap memiliki anak saya! Paham? Karena peselingkuhan tidak bisa dimaafkan," lanjutnya

"Hey, tolong jaga ucapannya!" bentak Bima dengan nafas yang membara, "Dengar ya, saya dan Dahayu itu saling mencintai satu sama lain, hubungan kami pun bisa berakhir karena ulah Tante yang tidak pernah mau untuk menyetujuinya!" lanjutnya

“Iya, saya memang dengan sengaja melakukan hal itu karena saya tahu apa yang terbaik untuk Dahayu, untuk anak saya!” sambung Inka

Suasana yang tadinya terasa damai seketika saja berubah menjadi kacau — suara teriakan ada dimana-mana, membuat para tetangga yang mendengarnya langsung keluar dari dalam rumah karena ingin menyaksikan apa yang sebenenarnya sedang terjadi.

“Coba lihat itu! Keluarga Ibu Inka, pagi-pagi begini sudah buat kekacauan. Apa mereka tidak merasa malu?”

“Sepertinya tidak, karena kejadian seperti itu tidak hanya terjadi selama satu atau dua kali saja.”

“Semua ini pasti karena Dahayu, tega sekali ya anak itu? Sering dan senang sekali membuat Ibunya malu.”

“Ya begitulah anak yang sudah tinggal oleh Bapaknya sejak kecil, rasa kasih sayangnya kurang, dan didikannya juga mungkin kurang.”

“Tetapi, bukankah Dahayu merupakan lulusan S1 di Universitas ternama?”

“Pendidikan tidak akan mempengaruhi bagaimana sifat dari seseorang, ingat itu.”

Sekiranya itu obrolan yang keluar dari mulut para tetangga Dahayu dan Inka, mereka sering kali menganggap rendah Ibu dan anak itu tanpa memikirkan bagaimana perasaan keduanya — sering kali menghina Dahayu dan mengatakan jika Dahayu bukan perempuan yang baik, bahkan mereka juga sering kali menghina Inka dan mengatakan jika Inka sudah gagal untuk mendidik anaknya.

“Tante tidak berhak untuk mengatur hidup Dahayu karena Dahayu sudah dewasa. Dahayu sudah bisa menentukan pilihan atas jalan hidupnya sendiri,” ucap Bima yang masih saja belum mau mengalah, “Sekarang lebih baik Tante tanyakan langsung kepada Dahayu, siapa lelaki yang akan dia pilih? Aku atau lelaki yang sama sekali tidak dikenal itu."

Inka yang mendengar itu pun langsung terdiam, lalu ia menatap lekat kedua mata Dahayu dan memegang kedua tangan anaknya itu, “Nak, Ibu percayakan semuanya pada kamu. Ya?”

“Bu, Dahayu…” Dahayu memejamkam matanya sembari mengusap tangan Sang Ibu, “Dahayu…”

“Dahayu, apakah kamu benar-benar merasa keberatan dengan perjodohan ini?”

Akhirnya satu kalimat itu lolos dari mulut seorang lelaki yang sedari tadi hanya bisa terdiam, membuat Dahayu yang mendengarnya langsung membuka mata dan mengarahkan pandangannya ke sumber suara.

“Mas Arka, aku…”

“Sudahlah, kalian semua seharusnya sudah tahu apa jawaban yang akan Dahayu berikan! Jangan pernah kalian paksakan kehendak kekasih saya,” ucap Bima

“Bima, diam kamu! Tidak ada satu orang pun di sini yang menyuruh kamu untuk berbicara,” bentak Inka, “Lagi pula, saya tidak akan pernah menyetujui hubungan kalian jikalau pada akhirnya Dahayu akan memilih kamu! Jadi lebih baik kamu—”

“Saya tidak perlu restu dari Tante.” Dengan cepat Bima langsung menarik tangan Dahayu dan menggenggamnya dengan begitu kencang, “Lebih baik kamu ikut denganku, Dahayu!”

Tanpa berfikir panjang lagi, Bima langsung saja membawa Dahayu untuk masuk ke dalam mobil, mobil yang sebelumnya memang sudah ia pinjam dari temannya karena ia sudah memiliki rencana untuk membawa kabur Dahayu dari Inka.

“Hey, ingin kamu bawa pergi kemana anak saya? Lepaskan dia!”

“Tidak, saya tidak akan melepaskan Dahayu begitu saja karena dia adalah milik saya!”

Flashback Off

"Jadi, bagaimana? Kalian tidak benar-benar melupakan kejadian itu, kan?" Bima bertanya untuk memastikan, tentu sembari menampilkan senyum penuh kemenangan, "Di saat pelarian itulah pernikahan saya dan Dahayu terjadi."

Arka, Inka, Liana, dan tentunya Papa Arka sendiri yang tidak tahu menahu tentang kejadian itu pun langsung terkejut, mereka benar-benar sangat tidak menyangka dengan apa yang sudah Bima katakan.

Apakah hal itu benar-benar terjadi? Tetapi, kenapa Dahayu tidak pernah menceritakannya? Apa dia memang sengaja menyembunyikan hal itu agar tidak membuat Inka dan Arka sekeluarga marah?

“Astagfirullah, Dahayu. Jadi selama ini…”

“Bu, tidak, Dahayu sama sekali tidak melakukan hal itu. Dahayu berani bersumpah,” ucap Dahayu, lalu ia mendekat ke arah Bima dan menampar pipi lelaki itu, “Mas Bima, kamu keterlaluan! Apa maksud kamu? Tega sekali kamu memfitnah aku,” ucapnya

“Kamu tidak perlu mengelak lagi, Dahayu. Foto itu sudah cukup kuat untuk dijadikan sebagai sebuah bukti,” ucap Bima

“Dasar lelaki gila!” Dahayu mendorong tubuh besar Bima dengan seluruh kekuatannya, lalu setelahnya ia mendekat ke arah Arka dan meraih kedua tangan suaminya itu, “Mas Arka, kamu percaya denganku, kan? Semua yang sudah diucapkan oleh Mas Bima itu tidak benar. Aku tidak pernah menikah dengannya,” lanjutnya

Arka sendiri yang mendengar ucapan Dahayu pun hanya bisa terdiam — sedang mencoba untuk mencerna tiap-tiap kata yang sudah Dahayu lontarkan padanya.

"Mas, jangan diam saja. Percayalah padaku, ya?" Dahayu kembali meminta, "Aku dan Mas Bima sudah tidak memiliki hubungan apa pun, kami sudah resmi berpisah sejak—”

“Dahayu, cukup!”

Ucapan Dahayu terpotong oleh Liana yang tiba-tiba saja membentaknya, bahkan wanita paruh baya itu juga langsung melepaskan tangan Dahayu dari tangan Arka dan menjauhkan mereka.

“Saya rasa semuanya sudah jelas, saya tidak ingin jika anak saya menikah dengan seorang wanita yang nyatanya sudah bersuami, terlebih lagi wanita itu juga sedang mengandung!” ucap Liana

"Bu Liana, tidak. Semua yang dikatakan oleh Mas Bima hanya omong kosong, dia berbohong dan hanya mengarang cerita. Pernikahan itu tidak pernah terjadi, aku dan dia—”

“Arka, tolong dengarkan Mama. Untuk saat ini Mama hanya ingin meminta satu hal dengan kamu, tolong kamu talak Dahayu, sekarang juga!”

“Iya, Arka, benar dengan apa yang sudah Mama kamu katakan, Papa setuju. Tolong kamu talak Dahayu sekarang juga, ceraikan dia!”

--- bersambung.

Related chapters

  • Ditalak Di Pelaminan   Keputusan Arka

    Selamat membaca❤️ °° "Ternyata kamu tidak sebaik itu ya, Dahayu. Perkiraan saya selama ini ternyata salah, kamu adalah wanita paling jahat yang pernah saya kenal. Saya tidak sudi memiliki menantu seperti kamu!"Suasana saat itu benar-benar semakin memanas dan tak bisa untuk dikendalikan lagi. Baik Liana maupun Sang suami, keduanya benar-benar sudah merasa kesal dan kecewa dengan Dahayu — merasa jikalau harga diri mereka sudah dijatuhkan, sudah dibohongi, bahkan dibuat malu di depan banyak orang."Bu, Pak, saya tahu bagaimana perasaan kalian saat ini karena saya sendiri juga merasakan hal itu. Terkejut? Tentu, saya benar-benar terkejut dengan pernyataan yang sudah dikatakan oleh pria itu. Tetapi sebagai seorang Ibu, saya ini sangat paham betul dengan kepribadian Dahayu. Anak saya tidak mungkin melakukan hal bodoh seperti itu, terlebih lagi dengan lelaki yang sudah menyakitinya," jelas Inka — mencoba untuk memberi pengertian"Mana mungkin ada penjahat yang mau mengakui kesalahannya?" s

    Last Updated : 2023-09-02
  • Ditalak Di Pelaminan   Rasa Bersalah

    Selamat membaca❤️ °° “Aku sangat khawatir dengan keadaan beliau, jadi tolong izinkan aku untuk ikut ya, Mas? Aku mohon.” Dahayu kembali mencoba untuk mengambil kepercayaan Arka, sementara Arka sendiri yang mendapati permintaan itu hanya bisa terdiam — merasa bingung, sampai pada akhirnya terdengar suara Liana dan berhasil untuk memecah keheningan antara keduanya."Arkatama, cepat! Untuk apa kamu masih melayani wanita pembohong itu? Untuk saat ini yang terpenting adalah Papa kamu, bukan dia!" protes Liana"I-iya, Ma." Mau tak mau Arka menuruti ucapan Sang Mama, lalu dengan cepat ia langsung bergegas untuk masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Dahayu begitu sajaLantas, bagaimana dengan Dahayu?Ya, wanita itu sendiri hanya bisa diam mematung — memperhatikan mobil mahal yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi, pun tak lama dari itu ada Inka yang datang menghampiri, membawa dan memeluknya ke dalam dekapan demi untuk saling menguatkan satu sama lain atas kejadian yang baru saja mereka

    Last Updated : 2023-09-02
  • Ditalak Di Pelaminan   Luapan Emosi

    Selamat membaca❤️ °° "Bu, ini semua bisa terjadi karena Dahayu ya? Kepergian Pak Yudhis itu bisa terjadi karena Dahayu? Dahayu yang sudah membuat Pak Yudhis meninggal? Begitu ya, Bu?"Suasana duka benar-benar sudah berhasil menyelimuti hati Dahayu dan Inka dengan sangat baik, suara isak tangis dari keduanya pun juga mulai terdengar — memungkinkan para tetangga atau siapa saja yang sedang lewat di depan rumah mereka pasti akan merasa bingung dan terheran-heran."Tidak, Nak. Kepergian Pak Yudhis bukan sepenuhnya karena kesalahan kita, ini semua adalah takdir Allah. Memang sudah seperti ini jalannya, ketetapannya memang sudah seperti itu."Dengan perlahan Inka mencoba untuk memberikan pengertian pada Sang anak, namun lagi-lagi Dahayu kembali menggelengkan kepalanya."Tidak, Bu, bukan seperti itu. Semua masalah ini bermula karena Dahayu, jadi Pak Yudhis pergi meninggalkan Mas Arka dan Bu Liana untuk selamanya ya karena Dahayu," tutur Dahayu, "Berarti memang benar ya dengan apa yang sudah

    Last Updated : 2023-09-02
  • Ditalak Di Pelaminan   Sebuah Pengakuan

    Selamat membaca❤️ °°"Pergi kalian dari hadapan saya dan anak saya! Kami sudah terlalu malas untuk berurusan dengan para pengkhianat seperti kalian. Manusia sok suci!""Astagfirullah, Bu Liana! Apa maksudnya? Kenapa Ibu menampar anak saya? Keterlaluan!"Ibu mana yang tak marah saat mendapati Sang anak disakiti oleh orang lain? Bahkan tepat di depan matanya, dan hal itulah yang kini sedang dirasakan oleh Inka.Pasalnya, ia sendiri sama sekali tak pernah menyakiti putri semata wayangnya itu, bahkan untuk memiliki niat saja rasanya tak mungkin. Tetapi, bagaimana dengan orang asing itu? Yang mana ia justru dapat dengan mudahnya meninggalkan bekas luka yang begitu besar. Tak hanya di fisik, tetapi juga di hati."Kamu yang nyatanya jahat, Bu Liana!" sambung Inka, masih mencoba untuk meluapkan rasa kesal di hatinya, "Bisa-bisanya kamu mengotori pipi anak saya dengan cara seperti itu, yang bahkan saya sendiri saja tidak pernah melakukannya!""Loh, bukankah kejahatan memang harus dibalas denga

    Last Updated : 2023-09-02
  • Ditalak Di Pelaminan   Kisah Sebenarnya

    Selamat membaca❤️ °° "Bima, hentikan! Jangan coba-coba untuk menyakiti anak saya atau saya akan melaporkan kamu pada pihak yang berwajib!""Ya, silakan, lakukan saja sesuka hati kalian. Tetapi ingat, saya tak berani menjamin kalau kalian bisa bertemu dengan Dahayu lagi setelah kalian melakukan hal itu."Inka menangis, hanya itu yang bisa ia lakukan. Air matanya mengalir dengan begitu deras, fikirannya pun juga sudah melayang jauh entah kemana — membayangkan akan jadi seperti apa dan bagaimana keadaan yang nantinya akan terjadi jika Bima benar-benar melakukan hal bodoh itu pada putrinya."Apa kamu belum puas, Bima? Belum puaskah kamu untuk menghancurkan hidup anak saya? Yang bahkan sekarang kamu juga memiliki niat untuk membunuhnya. Ada dimana hati kamu, Bimantara? Tega sekali, jahat!"Bima yang mendapati pertanyaan itu pun hanya terdiam, tak mau untuk menjawabnya dan justru memilih untuk mengarahkan senjata api yang ada di tangannya itu ke arah langit, sebelum pada akhirnya terdengar

    Last Updated : 2023-09-02
  • Ditalak Di Pelaminan   Pembalasan Setimpal

    Selamat membaca❤️ °° “Cukup, hentikan!"Dahayu, Inka, dan Liana yang mendapati keributan itu pun tentu merasa takut, namun dengan cepat mereka mencoba untuk memisahkan dua lelaki itu dari petarungan yang cukup sengit, yang mana Dahayu dan Inka langsung menjauhkan Bima dari Arka, sementara Liana langsung menarik dan membawa Arka ke dalam pelukannya."Cukup, Arka. Hentikan! Mama tidak mau kamu terluka hanya karena perbuatan bodoh lelaki itu," ucap Liana"Tetapi lelaki itu sudah menyakiti hati dan fisik Dahayu, Ma. Aku harus membalasnya!" saut Arka dengan arah tatap yang masih saja ia tujukan pada Bima, tentu dengan deruan nafas yang menggebu-gebu, "Aku tidak terima!""Kenapa harus tidak terima? Toh, saya melakukan hal itu demi kebaikan Dahayu agar dia tidak terjebak ke dalam permainan yang sudah anda buat!" balas Bima, lalu ia menepis tangan Dahayu dan Inka dengan kasar, "Seharusnya anda bisa menggunakan otak anda dengan baik, Bapak Arkatama Maheswara.""Apa saya tidak salah dengar? La

    Last Updated : 2023-09-02
  • Ditalak Di Pelaminan   Kebencian Tak Berujung

    Selamat membaca❤️ °°"Aku sangat mencintaimu, Dahayu. Sungguh, tolong maafkan aku, tolong maafkan semua kesalahanku.""Aku tidak pernah marah atau bahkan menaruh rasa benci di dalam hati dan diriku terhadap kamu, Mas. Kamu tidak salah, jadi tidak ada alasan bagiku untuk membenci kamu. Tidak ada yang perlu untuk dimaafkan, ya?""Terima kasih banyak, Dahayu."Dahayu menganggukan kepalanya, sebelum pada akhirnya Arka melepas pelukan itu dan mengalihkan pandangnya ke arah Inka. Ya, lelaki itu ingin meminta maaf pada Inka karena sudah berani untuk berkata kasar dan menuduhnya kemarin, yang bahkan sampai tadi saat mereka belum tahu jika nyatanya semua kesalahan dan permasalahan berasal dari Bima."Bu Inka, maafkan Arka dan Mama ya? Maaf karena kami sudah berkata dan menuduh hal yang tidak-tidak," ucap Arka diakhiri dengan meraih tangan Inka dengan maksud untuk bersalaman, "Maaf atas ketidaksopanan kami, maaf sudah membuat Bu Inka dan Dahayu merasa sakit hati karena perkataan kami.""Iya, Ar

    Last Updated : 2023-09-02
  • Ditalak Di Pelaminan   Janji dan Takdir

    Selamat membaca❤️ °°"Nak, sudah ya? Ikhlaskan, mungkin kamu dan Arka memang tidak ditakdirkan untuk berjodoh. Ibu yakin jika suatu saat nanti kamu pasti akan menemukan pasangan hidup yang lebih baik dari Arka, lelaki yang mau menghargai dan menghormati kamu sebagai perempuan."Dahayu yang mendengar nasihat baik dari Sang Ibu pun hanya bisa menganggukan kepalanya, lalu ia memejamkan matanya sejenak sembari mengatur nafasnya setelah mendapati mobil Arka yang sudah mulai pergi untuk meninggalkan tempat itu."Bu, janji ya? Janji untuk jangan pernah pergi meninggalkan Dahayu. Dahayu sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain Ibu, hanya Ibu yang bisa memberikan semangat baru untuk hidup Dahayu. Dahayu butuh Ibu," pinta Dahayu"Iya, sayang. Ibu tidak akan pernah pergi meninggalkan kamu," balas Inka dengan senyumannya, lalu ia meletakan tangannya pada dada Dahayu dan mengusapnya dengan lembut, "Ibu akan selalu ada di sisi kamu," lanjutnya"Terima kasih, Bu. Dahayu sayang Ibu," ucap DahayuKed

    Last Updated : 2023-09-02

Latest chapter

  • Ditalak Di Pelaminan   Akhir Cerita

    Selamat membaca❤️ °° “Aku dan Jeenara pamit ya, Mas. Terima kasih karena sudah mengantar kami. Oh, iya. Tolong titipkan salamku pada Bu Liana ya, sampaikan juga permintaan maafku padanya—” “Mama sudah tidak ada, Yu. Mama sudah meninggal sejak 5 tahun yang lalu karena jatuh di kamar mandi, dia terpeleset. Dokter berkata kalau Mama mengalami serangan jantung.”Lagi, Dahayu kembali dikejutkan dengan pernyataan Arka, ia benar-benar tak menyangka jikalau ternyata wanita paruh baya yang selalu membencinya itu kini sudah tiada.“Innalillahi, ya Allah. Turut berduka cita ya, Mas. Maaf, a-aku tidak tahu tentang hal itu,” ucap Dahayu“Tidak perlu minta maaf, tidak apa-apa, karena itu memang bukan hal penting yang harus kamu ketahui. Iya, kan?” balas Arka sembari menundukan kepalanya, “Hm... Oh, iya. Ta-tapi ada satu hal penting yang harus kamu ketahui. Tepat sehari sebelum Mama pergi, dia berkata padaku kalau katanya dia rindu kamu, ingin bertemu dan juga minta maaf. Ingin sekali rasanya dia

  • Ditalak Di Pelaminan   Jeenara Tavisha

    Selamat membaca❤️ °° 8 Tahun kemudian… “Sayang, kamu dan Jeenara sudah berangkat belum? Sekali lagi aku minta maaf ya karena tidak bisa jemput kalian, ada meeting mendadak sampai jam 12 siang dengan team. Tapi kalian tenang saja ya, aku akan langsung pergi menyusul ke sana setelah meetingnya selesai. Plaza Indonesia, kan?”(Jeenara, dibaca ; Jinara). “Iya, Mas. Tidak apa-apa. Aku dan Jeenara sudah siap, kami hanya tinggal menunggu taksi onlinenya datang, sepertinya sebentar lagi. Oh, iya, Mas. Anakmu ini bawel sekali, katanya sudah tidak sabar untuk bermain di tempat bermain. Sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Papa juga katanya.” “Aduh, manisnya anak Papa. Ya sudah, kalau begitu sampai bertemu nanti ya. Kabari aku terus, Ma.” “Oke, Papa sayang. Sampai bertemu nanti ya! Jeenara and Mama loves you.” “Papa loves you two too, sayang-sayangnya Papa. Hati-hati di jalan ya, see you.” Sambungan telepon keduanya pun berakhir, dan kebetulan pula taksi online yang ditunggu sudah datan

  • Ditalak Di Pelaminan   Bukti

    Selamat membaca❤️ °° “Sekarang aku harus apa? Aku merasa seperti tidak memiliki arah dan tujuan. Aku hilang tanpa tahu ingin pergi kemana.” Hampa, itu yang sekiranya sedang dirasakan oleh Arkatama Maheswara. Baginya, semua telah menghilang — semuanya tak lagi sama, tak ada lagi rasa kasih sayang dan cinta tulus yang menyelimuti hatinya. Melindungi dirinya dari kejamnya kenyataan di dunia.Rumahnya itu kini sudah tiada, tempat ternyaman untuknya pulang dan mengadu itu kini sudah pergi meninggalkannya. Hidupnya kini benar-benar terasa sangat sunyi sepi, bahkan ia merasa jikalau dirinya sudah tak lagi berguna untuk siapa pun — termasuk dirinya sendiri.Rasa bersalah yang ada pun sudah berhasil menghantuinya. Namun, ia bisa apa selain pasrah? Semuanya sudah terjadi. Ingin marah? Tentu saja, ingin sekali. Namun dengan siapa?“Kamu marahi saja dirimu sendiri, Arkatama! Apa kamu tak sadar kalau kamu itu bodoh? Bodoh karena sudah melepas wanita yang begitu sempurna seperti Dahayu. Kamu bod

  • Ditalak Di Pelaminan   Janji Rakyan

    Selamat membaca❤️ °° “Dahayu benar-benar hamil. Dan pertanyaanku hanya satu, bagaimana nasib hidupnya dengan Sang anak nanti? Tidak mudah kalau mereka hanya harus hidup berdua tanpa ada sosok suami dan juga Ayah yang menemaninya. Wah, lelaki itu memang sangat keterlaluan! Gila dan tidak memiliki hati. Bisa-bisanya dia melakukan hal setega ini pada Dahayu.” Rakyan menghela nafasnya sembari memejamkan mata — untuk mengatur emosi yang saat itu sedang ia rasakan, lalu setelahnya ia menoleh ke belakang, mengarahkan tatapnya ke arah Dahayu yang sedang berbaring di kasur periksa.Lemas, begitulah keadaan Dahayu yang bisa Rakyan lihat.Ya, saat itu Dahayu masih dibiarkan berbaring di atas kasur periksa dengan infus yang tersambung ke tangannya — hal yang memang sengaja dilakukan karena keadaannya saat itu masih lemah, Dokter yang menyuruhnya untuk menjaga kondisi tubuhnya ; agar tidak kembali menurun.“Kandungan Bu Dahayu saat ini sudah memasuki usia enam minggu ya, Pak. Dan alhamdulillah

  • Ditalak Di Pelaminan   Ucapan Selamat

    Selamat membaca❤️ °° “Mas Rakyan, jadi orang yang selalu membersihkan makam Ibu dan menaburkan bunga di atasnya itu kamu?” “Iya, Dahayu. Aku yang melakukannya.” Ya, dia orangnya. Rakyan Pradana.Kalian masih ingat dengan lelaki itu, kan? Jika lupa, sini, biar aku bantu ingatkan kembali.“Terima kasih banyak sebelumnya, Mas. Tetapi saya tidak— Loh? Mas Rakyan? Kamu Rakyan Pradana, kan?”“Iya benar, saya Rakyan. Tunggu, kamu Dahayu ya? Dahayu Ishvara alumni Universitas Indonesia jurusan Sastra, kan?”“I-iya, benar itu aku.”“Wah, kenapa bisa kebetulan begini ya? Setelah sekian lama akhirnya kita bisa bertemu lagi. Omong-omong kamu masih ingat denganku, Yu? Suatu kehormatan besar ini namanya.”“Bisa saja kamu, Mas. Lagi pula ya, sepertinya mustahil kalau aku lupa dengan kamu. Rakyan Pradana. Bayangkan, hanya dengan mendengar namanya saja aku bisa ingat betapa seringnya lelaki itu untuk mencari masalah dengan Pak Yugi karena tidak pernah masuk ke dalam kelasnya. Betul, tidak?”Ya, lel

  • Ditalak Di Pelaminan   Dahayu ; Sudah Cukup

    Selamat membaca❤️ °° “Kamu tidak salah dengar, Mas. Nama lelaki itu Kaivan Daffa, dan dia adalah Kakak sepupuku. Dia yang sudah membantu aku selama beberapa hari terakhir ini, bahkan dia juga yang sudah menolongku dari keterpurukan, menolongku agar aku tetap bangkit dan sembuh dari luka yang cukup membekas. Walau nyatanya tidak mudah, sangat sulit dan menyakitkan hati.” “Dahayu, maaf. A-aku tidak tahu, maaf. Sekarang aku ulangi pertanyaanku, ya? A-apa kamu benar-benar ingin berpisah denganku? A-apa kamu benar-benar ingin bercerai? Tolong fikirkan itu lagi, Yu. Jangan gegabah, kita hanya butuh waktu untuk bicara dan menenangkan hati serta fikiran.” Nyatanya, Arka kepalang malu. Rasa malu itu sudah berhasil menyelimuti dirinya, pun merasa tak enak hati karena sudah menuduh Dahayu — tanpa bukti. Hingga akhirnya ia kembali mengulang apa yang sudah ditanyakan, dengan harap bisa mendapati jawaban yang berbeda. “Dahayu, coba lihat aku. Me-memangnya kamu sudah tidak mencintaiku lagi? Kam

  • Ditalak Di Pelaminan   Rencana Pergi

    Selamat membaca❤️ °° Kaivan Daffa… Ya, Kaivan Daffa — sebuah nama yang memiliki makna pria tampan nan penuh dengan kehangatan, yang mana nama itu sendiri juga benar-benar menjadi doa atas harapan dan permintaan yang terkabul.Sesuai dengan arti dari namanya ; lelaki bernama Kaivan itu sangat tampan, pun juga hangat, sehingga membuat siapa saja yang berada di dekatnya menjadi nyaman — termasuk Dahayu.Namun dalam kisah ini kalian tak boleh salah menyangka — seperti Arka, karena nyatanya lelaki itu adalah Kakak sepupu Dahayu — anak dari Kakak Sang Ibu ; Inka. Umur mereka pun tak jauh dan hanya terpaut usia 2 tahun saja, namun Kaivan sangatlah dewasa dan pantas untuk disebut sebagai Kakak.Dan dialah — lelaki yang bertemu dengan Dahayu di taman dekat rumah sakit.Flashback On Dahayu terus menangis, air mata itu terus mengalir — tanpa henti dan bahkan semakin deras. Sebenarnya Dahayu malu, tapi rasa sesak itu sudah tak mampu untuk ia tahan, hingga tiba-tiba ada seorang lelaki yang dat

  • Ditalak Di Pelaminan   Pengadilan Agama

    Selamat membaca❤️ °° “Dahayu, apa kamu sudah yakin dengan keputusan itu? Apa kamu benar-benar ingin melakukannya? Tolong fikirkan lagi, Yu. Apa kamu benar-benar ingin berpisah denganku?” “Iya, Mas Arka. Aku yakin, masih sama yakinnya seperti dulu aku memutuskan untuk menikah dengan kamu, pun di saat aku memutuskan untuk kembali setelah kamu menalak aku. Ini bukan hanya keputusan semata, tetapi aku benar-benar ingin melakukannya.” Pengadilan Agama Jakarta Selatan, pukul 11.00 WIB. Hari ini — di salah satu tempat yang dapat dikatakan cukup menyeramkan bagi sepasang suami istri, yaitu ; Pengadilan Agama, ada Arka dan juga Dahayu yang nyatanya kembali bertemu setelah hampir melewati hari yang cukup panjang, yang mana saat itu keduanya sedang berada di salah satu lorong kosong yang ada di sekitaran tempat itu.Flashback On “Dahayu, aku tidak bisa hidup tanpamu. Bagaimana ini? Aku tak mau cerai, yang aku mau adalah hidup bahagia dengan kamu. Aku sangat membutuhkan kamu, sayang. Kembal

  • Ditalak Di Pelaminan   Pergi dan Menghilang

    Selamat membaca❤️ °° Assalamualaikum, Mas Arka sayang… Bersamaan dengan surat ini, aku — Dahayu Ishvara, istrimu, ingin mengucapkan serta mengutarakan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya pada kamu, suamiku. Terima kasih untuk segalanya ya, Mas. Terima kasih banyak karena kamu sudah pernah hadir ke dalam hidupku. Terima kasih banyak atas tiap-tiap warna nan indah yang sudah kamu goreskan di atas kertas polos kehidupanku. Mas Arka sayang… Mungkin perpisahan ini akan terasa begitu menyakitkan hati dan diri kita, tapi aku yakin akan menjadi lebih menyakitkan lagi kalau kita tetap memaksa untuk terus bersama.Mas, bila nyatanya kita berdua — aku dan atau kamu sudah tak bisa untuk saling mencintai lagi, maka percayalah kalau semua ini hanya akan lebih menyiksa lagi. Dan ada satu hal yang ingin aku sampaikan. Pasti akan ada waktu dimana orang yang awalnya sabar berubah menjadi jengkel, orang yang awalnya peduli berubah menjadi segan, bahkan orang yang setia akan berubah menjadi khi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status