Share

Disukai Jin Pelindung Anak Asuh
Disukai Jin Pelindung Anak Asuh
Author: Ikfanelle

BAB 1

Author: Ikfanelle
last update Last Updated: 2023-07-24 09:49:49

Seorang pria mengendarai mobilnya, kendaraan itu melaju kencang di antara kegelapan hutan. Begitu mencekam jalanan itu, tetapi tak membuatnya berhenti untuk terus melaju.

Semua terlihat baik-baik saja sampai mobilnya harus mengerem secara tiba-tiba. Seperti ada benda yang terjatuh menimpa atap mobilnya. Hal itu membuat pria tersebut harus mengecek keluar.

Aneh. Itulah yang ia rasakan saat menengok ke arah atap mobil, tidak ada satu pun benda ataupun hewan yang jatuh. Ditatapnya sekeliling, hutan itu terasa sunyi dan tak ada satu pun mobil yang melewati jalanan sepi itu selain dirinya. 

Pria tersebut berusaha menepis semua pikiran buruk dan kembali masuk ke dalam mobil. Ia melirik ke kaca spion, tubuhnya seketika saja membeku. Mulutnya pun seakan terkunci. 

Terdapat sosok aneh dan asing tengah menatapnya tajam. Setengah dari wajah itu hancur dan terlihat begitu menyeramkan. 

"KALIAN HARUS BERTANGGUNG JAWAB!" 

Dengan tiba-tiba makhluk itu berubah wujud menjadi lebih besar dan tinggi. Rambutnya yang berwarna coklat terurai panjang. Dengan sekonyong-konyong sosok itu pun menyerang pria tersebut. 

Raungan kencang melolong panjang di kegelapan malam.

***

Sudah sebulan brosur lowongan pekerjaan menjadi pengasuh untuk Vanya disebarkan. Akan tetapi, tak ada satu pun orang yang berminat mengasuh gadis kecil berusia enam tahun tersebut. 

Lian dan Yura merasa putus asa, terlebih lagi karena melihat tingkah putri mereka yang semakin lama semakin mengkhawatirkan saja. Belum lagi, gangguan aneh yang selalu terjadi di rumah tempat mereka tinggal sekarang. 

Keluarga Lian baru saja pindah di rumah baru itu beberapa hari yang lalu, sebab rumahnya yang lama tidak layak lagi untuk dihuni. Membeli rumah itu pada seseorang yang menawarkannya dengan harga murah tentunya membuat Lian tergiur. Tanpa berpikir terlalu panjang, dirinya membeli rumah tersebut. Semenjak di sinilah perubahan tingkah Vanya yang semakin berubah, berbeda dari sebelum-sebelumnya.

Putri semata wayang pasangan suami-istri tersebut kerap kali berbicara sendiri, bahkan bersosialisasi dengan tetangga pun ia enggan. Mereka mencoba untuk menggunakan jasa pengasuh, tetapi entah mengapa beberapa berganti pengasuh, tidak satu orang pun yang merasa betah dan akhirnya bergiliran memilih untuk berhenti bekerja. Desas-desus mengatakan bahwa rumah yang mereka tempati saat ini penuh dengan gangguan gaib. Entah benar atau tidak.

"Apa tidak sebaiknya kita pindah saja dari sini? Mama merasa sangat aneh dengan rumah ini," tutur Yura kepada suaminya, tapi masih saja tak digubris oleh pria itu. 

"Kamu itu, lho. Terlalu percaya sama omongan orang. Sudahlah, yang penting kita bisa tinggal. Urusan Vanya biar Papa yang pikirkan."

"Kamu selalu saja menjawab hal yang sama, Pa. Aku jadi muak ngomong sama kamu!" cetus Yura.

Wanita itu lalu beranjak dari ruang TV dengan penuh rasa kesal di dalam hatinya. Ia nencoba menenangkan pikirannya dengan menjenguk sang putri di kamar. 

Yura melangkahkan kaki di lorong menuju kamar putrinya. Entah mengapa lantai itu terasa begitu dingin di telapak kakinya. Wanita itu merasakan sesuatu yang tak biasa, seolah-olah ada seseorang memperhatikan dirinya dari kejauhan. Suara langkah kakinya di atas lantai pun terdengar ramai, seperti ada seseorang yang mengikuti di belakangnya. 

Suara langkah itu semakin mendekat, tapi Yura tak berani untuk menoleh. Tiba-tiba jantungnya terasa berdegup dengan kencang. Entah mengapa lorong itu terasa semakin memanjang dan pintu kamar Vanya semakin menjauh, sesegera mungkin diraihnya gagang pintu lalu membukanya. 

"Vanya!" seru sang ibu dengan deru napas terengah-engah. 

"Iya, Ma. Ada apa?" tanya sang putri.

Melihat mata putrinya, Yura mencoba untuk menenangkan diri dan dengan perlahan ia melangkah masuk. Wanita itu memberanikan nyali untuk menoleh ke belakang. Entah mengapa suara langkah yang tadinya mengikuti seakan berangsur menghilang. 

"Gak ada apa-apa, Sayang. Kamu kok belum tidur?" tanya Yura sembari menetralisir perasaan yang tidak keruan tadi.

"Nungguin Kak Kiyo, Ma," jawab gadis berusia 6 tahun tersebut. 

Sekali lagi, mata Yura mencoba melirik ke arah lorong yang gelap. Seperti ada sosok yang mengintip mereka dari balik dinding hingga tiba-tiba wajah pucat menyeramkan itu mulai terlihat dengan jelas membuat Yura terpaku dengan mata yang membulat sempurna.

*

Langit pagi itu terlihat mendung. Suasana di sekitar rumah pun terasa begitu sunyi. Yura melamun. Ia teringat akan sosok semalam yang membuat wanita itu tak dapat memejamkan mata semalaman. Dadanya terasa sesak di kala mengingat rumah yang sepi, hanya ada ia dan putrinya di saat ini.

Ting .... Tong!

Suara bell rumah yang keras mengejutkan wanita itu. Ia menghentikan sejenak kegiatan mencuci piring. Kemudian berlari kecil menyambut tamunya. 

Di hadapannya kini berdiri seorang gadis berwajah cantik, rambutnya panjang terurai, dan sedikit pirang dengan bandana berwarna pink. Gadis tersebut mengenakan setelan kemeja putih dan rok selutut berwarna hitam. Ia tampak membawa berkas dengan map coklat di depan dadanya. 

"Permisi, apa benar ini rumah Bapak Liando Brawijaya?" tanya gadis itu dengan sopan. 

"Benar. Saya istrinya," sahut Yura seraya menatap gadis itu dengan mengulas seuntai senyuman.

"Salam kenal, Bu. Nama saya Keinara dan ingin melamar kerja menjadi pengasuh Dek Vanya." Gadis yang ternyata bernama Keinara itu memperkenalkan diri. Matanya tampak menatap sekeliling rumah. Ia merasa tidak asing dengan rumah tersebut. Gadis cantik itu seperti melayang ke suatu waktu yang lampau tatkala melihat suasana rumah tersebut.

"Mbak, kenapa bengong?" tanya Yura, "ayo, masuk!" ajaknya tanpa menunggu jawaban sang gadis.

Keinara melangkahkan kaki ke dalam ruangan. Akan tetapi, sekali lagi Keinara merasa dirinya sudah pernah memasuki rumah itu.

"Keinara Maria Rosalinda, usia 19 tahun. Kenapa kamu mau melamar menjadi pengasuh Vanya?" tanya Yura sambil memegangi surat lamaran kerja milik Keinara. 

Gadis iy tersenyum ramah. "Saya ingin belajar menjadi seorang ibu yang baik seperti mendiang ibu saya dan saya juga ingin punya penghasilan meski bekerja menjadi pengasuh," jawab Keinara dengan padat dan lugas. 

"Kamu yakin?" tanya Yura memastikan.

Keinara mengangguk pelan, meski dalam hatinya merasa ragu. Rumor tentang rumah itu sudah beredar cukup luas dan ketika melihatnya, Keinara seakan ditarik kembali pada masa lalu yang ia lupakan. Entahlah ... ia pun tidak memahami hal itu.

Yura meraih jemari gadis tersebut sembari melebarkan senyuman. Wanita itu senang, akhirnya ada lagi yang melamar menjadi pengasuh sang putri. Ia berharap kali ini pengasuh anaknya akan betah di rumahnya. 

Genggaman tangan itu seakan menyalurkan kekuatan bagi Keinara. Hal kecil itu membuat hatinya yakin. Tatapan penuh harap dari wanita di hadapannya pun membuat ia merasa dibutuhkan di rumah tersebut.

"Kei, lihat mata saya. Kamu benar yakin mau mengasuh anak saya dan tinggal di sini?" tanya Yura sekali lagi. Ia tahu, isu tentang keanehan rumahnya sudah meluas di luar sana.

"Saya yakin, Bu. Saya benar-benar yakin," jawab Keinara.

Wanita berusia 29 tahun itu kemudian menghela napas panjang lalu menghembuskannya dengan lega. 

"Saya mau mengatakan sesuatu sama kamu dan kamu harus ingat apa yang saya katakan. Sebelum kamu, sudah banyak pengasuh Vanya yang mau merawatnya tapi mereka semua mengundurkan diri." 

"Saya tahu itu, Bu. Saya akan mencoba untuk menjadi pengasuh yang baik untuk Dek Vanya." 

Mendengar jawaban Keinara yang memuaskan, genggaman itu dilepaskan dengan senyuman semringah Yura. Hari ini dan detik ini, gadis itu akan menjadi pengasuh baru putrinya. Ia menaruh harapan besar di pundak Keinara, sang pengasuh baru.

~***~

Related chapters

  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 2

    Menginjakkan kaki di tempat kerja, untuk pertama kalinya Keinara harus berada di sana. Keluarga yang ramah menyambut baik kedatangan gadis itu."Vanya, kenalin. Ini namanya Kak Keinara, dia jadi teman baru kamu." Langkah gadis itu perlahan mendekati sang pengasuh, menjabat tangannya yang halus lalu menciumnya."Halo, Kak Keinala, aku Vanya." "Iya, Cantik, panggil aja Kak Kei. Oh, ya, Kakak punya sesuatu buat kamu." Sebuah kotak mainan berisi boneka Barbie diberikannya pada gadis itu. Senyum tipis tersungging di wajahnya, tatapan sayu Vanya mengarah padanya mengisyaratkan tanda terima kasih. Setelah pertemuan itu, Yura mulai mengantarnya ke kamar baru sang pengasuh yang sudah disiapkan untuknya."Ini kamar kamu, Kei. Semoga kamu betah ya," ucap Yura menunjukkan kamar baru Keinara. Menelisik ke dalam ruangan itu membuatnya merasa familiar akan sesuatu hal di masa lampau, tapi ia melupakannya. Yura meminta izin untuk meninggalkan Keinara di sana, tinggal-lah ia seorang diri. Sunyi ya

    Last Updated : 2023-07-24
  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 3

    "Aaaaaaaa!" jerit gadis itu membuat si anak asuh berlari menghampirinya."Kak Kei kenapa?" Vanya menepuk bahu sang pengasuh. Kepalanya menoleh dengan wajah yang pucat lalu melihat lagi foto itu. Terlihat baik-baik saja, tak ada yang salah dengan barang itu. "Gak apa-apa, Sayang," sahut Keinara menoleh ke arah Vanya.Gadis itu menoleh ke arah anak asuhnya, tapi yang ia dapat adalah sesuatu yang lebih mengerikan. Tubuhnya terpaku, keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya, membeku bagai es. Kini, yang di hadapannya bukanlah Vanya, melainkan makhluk berwajah hancur menatap ke sudut ketakutannya dengan senyum mengerikan. "Mau main, Kak?" Suara anak kecil itu berubah berat membuat mulutnya yang membungkam ingin berteriak. "HAHAHAHAHAHAHA!"***Keinara terperanjat dalam kegelapan kamar, terbangun dengan keringat yang membasahi dahi. Mimpi menyeramkan seperti amat nyata, tangannya yang merasakan pecahan foto itu masih terasa.Gadis muda itu mengusap wajahnya dengan kasar, menyilakan ram

    Last Updated : 2023-07-24
  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 4

    "Ada Kak Kiyo di situ," bisik Vanya sambil membenamkan wajahnya ke leher pengasuhnya. Nama yang tentunya sudah ia dengar kesekian kalinya, tapi gadis itu kini tak antusias untuk menyambut "sahabat"nya dengan riang. Keinara merasakan aura gadis kecil yang begitu dikekang oleh seseorang di luar keluarganya. Romanya seakan mendeteksi sesuatu yang mengintainya di belakang. Ruangan gelap yang nampak sepi seakan tak ada kehidupan, merasa bahwa ada seseorang di dalam sana. Namun, siluet samar menggambarkan sesosok pemuda tertunduk lalu menatap ke arahnya dengan tatapan marah. Suara derap langkah dari arah ruangan itu semakin lama, semakin mendekat. Meskipun samar, tapi Keinara dapat memdengar suara hembusan napas yang kuat seakan gembira menemukan mangsa. Gelap sendu hari itu memambah aura mencekam. PLAK, PLAK, PLAK! Samar terdengar suara kepakan yang semakin keras dan cepat. "Ayo, Kak!" Vanya menarik tangannya menjauh dari ruang tamu. Gadis itu tak berani lagi untuk menoleh ke belaka

    Last Updated : 2023-07-24
  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 5

    Gadis itu terpaku, matanya menatap dengan perasaan campur aduk. Kakinya berusaha menghindar, tapi cengkeraman wanita itu sangat kuat. Serasa betisnya digenggam erat sampai tulangnya mati rasa. Bagai diperas oleh tangan-tangan kejam, serasa cairan merah mengucur dari sana. Suara wanita paru baya yang menangis itu semakin lama berubah menjadi jeritan dicampur dengan tawa. "Bu, anda kenapa?" Keinara mencoba untuk menyadarkan wanita itu dari sujudnya. Perlahan telapaknya mengusap bahu sang ibu rumah tangga, sentuhannya disambut dengan tawa. Suara seperti retakan terdengar ketika wanita itu menoleh ke wajahnya dengan perlahan. Mata yang memutih dan senyum penuh kekejaman tergambar di wajah hancur wanita itu. "KAMU TIDAK AKAN PERNAH BISA PERGI!" ucap wanita itu dengan suara berat. Seketika Keinara mematung, ia mengalihkan pandangan ke arah wanita-wanita yang berkumpul di sana. Raut-raut menyeramkan itu tertangkap oleh matanya, keadaan wanita-wanita itu tak jauh berbeda. Mereka melotot

    Last Updated : 2023-07-24
  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 6

    Yura berlari kencang sambil melupakan keberadaan sang kakek misterius itu. Suara teriakan gadis itu semakin mengeras menggema di ruang-ruang rumah. "Kei!" jerit wanita itu mendapati Keinara tengah kerasukan. Dari bola matanya yang memutih, ada sebuah raut kemarahan dan rasa bangga. Gadis itu telah dikuasai sepenuhnya oleh sosok halus yang merasukinya. Sementara itu, warga yang mengantar Keinara ke rumah Vanya merasa tak kuasa menahan berat tubuh sang pengasuh cantik itu, ditambah tubuhnya terus meronta-ronta."LEPASIN!" jerit gadis itu sambil menepis pegangan para warga. Tepisan itu begitu kuat sampai-sampai para warga terpental sedikit jauh. Tubuh Keinara melayang, suara tawanya kencang membahana seperti tawa seorang pria. Ia berjalan tanpa sadar menuju ke pekarangan belakang rumah, sedang Yura dan yang lain mengikuti gadis itu. Perempuan muda nan cantik itu berdiri mematung menghadap pohon, kemudian berjongkok dan mencakar-cakar gundukan tanah di bawah pohon itu sambi meraung. S

    Last Updated : 2023-07-24
  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 7

    "Pa, lihat, Pa!" seru wanita itu sambil terus menatap ke arah ranjang tidur. Lian terkejut saat ia melihat hal yang tak akan pernah ia lupakan. Pasangan suami-istri itu memandang dengan mata kepalanya sendiri saat tubuh Keinara melayang di atas ranjang. Gadis itu tampak lemas tak berdaya dan matanya terpejam. "Tidak mungkin," gumam Lian menenangkan pikirannya yang tetap tak percaya dengan semua hal janggal itu. Aroma semerbak kayu yang tengah dibelah itu tercium sangat kuat di sekeliling kamar sang pengasuh. Pandangan pasutri itu tiba-tiba kabur, tangan mereka mencoba meraih tubuh Kei. Samar sosok hitam muncul seakan menggendong tubuh gadis itu. Semakin lama, sosok itu semakin jelas. Hingga titik dimana mereka lebih melebarkan mata, tubuh yang lemas itu serasa kaku seketika. Di hadapan mereka bukanlah sosok manusia. "GADIS INI MILIKKU!"Suara berat menggelegar, tapi sebaliknya suara pasangan suami-istri seakan dibungkam dan mereka tak bisa membangunkan Keinara. Mereka terpaku mel

    Last Updated : 2023-07-24
  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 8

    Keinara merasa ragu untuk keluar dari rumah itu setelah kejadian semalam, ditambah gangguan yang menyerangnya sering kali ia dapatkan. Baik siang maupun malam, makhluk halus di dalam sana seakan tak ingin dirinya tenang. Meski pemikiran untuk dropout dari tempatnya berkuliah terus mengitari kepalanya, tapi seorang dosen mencegahnya untuk pergi dari sana. Itulah mengapa pagi ini, dirinya sudah siap untuk berangkat kuliah. "Bu, saya pamit kuliah dulu ya?" Dijabatnya tangan sang nyonya rumah kemudian diciumnya tangan lembut itu. Yura merasa sangat cemas dengan keadaan pengasuh putrinya, ia tak khawatir akan terjadi sebuah hal buruk menimpanya. "Kamu yakin mau berangkat ke kampus, Nak?" tanya wanita itu dengan perasaan yang dilema di antara kekhawatiran. "Iya, Bu. Saya yakin. Cuma bentar aja, kok, nanti saya balik lagi." Ucapan Keinara itu sedikit membuat hatinya tenang, tapi dirinya juga masih mencemaskan gadis itu. Hingga waktu dimana Yura harus melepas Keinara untuk pergi sejenak

    Last Updated : 2023-09-01
  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 9

    Lian melangkah menuju ke teras sebuah rumah megah, pemilik dari rumah yang ia tempati. Ada hal yang harus diselesaikannya terutama urusan gaib yang menyerang keluarga dan pengasuh putrinya. Kedatangannya itu disambut hangat oleh seorang pria bertubuh gempal dengan perawakan yang bersahaja, mereka saling menjabat tangan kemudian berpelukan bak seorang sahabat. "Bukankah anda Pak Lian Brawijaya?""Iya, saya Lian Brawijaya yang sempat menghubungi anda."Pria itu mengajak Lian untuk masuk ke dalam rumahnya, duduk di sofa ruang tamu. Rumah itu sangat megah bahkan ruangan-ruangan di sana juga amat luas. Ayah dari Vanya itu menatap ke arah foto pria pemilik rumah, di bingkaimya terdapat tulisan nama Freddy Henderson. "Perjalanannya sangat jauh ya, Pak Lian," ucap pria tersebut yang ternyata bernama Freddy Henderson. "Yah, lumayan, tapi saya sangat bersyukur bisa sampai di sini." "Seharusnya seperti itu karena ... rumah baru anda cukup jauh dari perkotaan, bukan?" Freddy menyipitkan mata

    Last Updated : 2023-09-03

Latest chapter

  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 43

    ***Vanya terduduk di teras memandangi langit yang sendu, sedang Yura mencari kayu bakar di halaman belakang. Gadis kecil itu memandang sekitar sambil berharap dirinya bisa pulang. Dari kejauhan seperti ia mendengar suara Keinara yang menjerit, gadis kecil itu menoleh cepat. Ia beranjak untuk mengikuti asal suara itu. "Vanyaaa!" Yura menyadari itu, bergegas dirinya mengikuti sang anak.Suara teriakan Keinara begitu jelas terdengar, Vanya yakin sang pengasuh berada di hutan yang sama. Namun lama mencari dirinya tak menemukannya dan suara itu semakin lama semakin menjauh. Yura segera menarik tangan putrinya dan berlari menjauh dari tempatnya berdiri. "Vanya, apa yang kamu lakukan? Tidak ada Kak Kei di sini, itu hanya ilusi!" Gadis kecil itu menunduk karena menyesal, tapi amarah Yura segera mereda dan bergegas membawa Vanya keluar dari tempat itu. *Keinara masih membeku, ia terduduk berteduh sembari melindungi bayinya dari tangan-tangan dingin yang menyembul keluar dari dalam tanah

  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 42

    "Aku hanya ingin mengulangi masa dimana kita bersama, aku hanya ingin itu! Kamu tidak boleh mengelak!" Keinara memandang Kiyo dengan berkaca-kaca. Sejujurnya, ia masih mencintai pemuda yang telah lama tiada, tapi dia sadar bahwa dunia mereka berbeda. Anak yang ia lahirkan dari benih sesosok hantu biar dirinya yang merawat, tak ingin jika Kiyo yang mengambilnya. Namun bagaimana pun Kiyo sekarang telah menjadi sosok yang kejam, dia harus dihindari. "Tolong kembalikan mereka, Kiyo." "Aku akan mengembalikan mereka jika kamu mau ikut bersamaku."Suatu pilihan yang sangat sulit baginya, tapi dia harus melakukan ini demi menyelamatkan keluarga Vanya. Ia meminta untuk Kiyo menunggunya sampai dirinya siap menjadi pendamping pemuda itu di alam gaib. "Baiklah, aku akan memberimu waktu. Namun kau harus kembali?""Iya, tapi beri aku kebebasan meski hanya sesaat. Aku ingin berkeliling berdua dengan anak kita."Mata binar Keinara membuat Kiyo terdiam, pandangan itu membuatnya teringat kembali p

  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 41

    Lian menoleh ke arah istrinya yang sudah sangat kecewa. Ada bulir menetes dari netranya. "Kamu masih saja seperti dulu." "Sayang, bukan maksudku menyakitimu!" ujar Lian memohon. "Kamu bahkan tidak mau mendengarkan apa yang aku minta dan sekarang kamu tak percaya sama ceritaku."Lian hanya terdiam dan sang istri mulai bertindak. Ia segera membawa Vanya dan akan mencari Keinara lalu membawanya pulang. "Tunggu, Yur!" seru Lian menghalangi Yura. "Biarkan aku pergi!" Wanita itu tetap ingin meninggalkan Lian. Hal yang sama terjadi kembali, pertengkaran Lian dan Yura tiba di tempat dan waktu yang tak tepat. Pria itya sadar apa yang ia lakukan, ia tak bermaksud untuk tak percaya pada Yura."Tunggu sebentar!""Untuk apa, Pa? Sudah kesekian kalinya begini. Sekarang apalagi?!"Suasana mendadak hening menyisakan penyesalan Lian, sedang Yura masih dibara oleh api kemarahan. Dia bersikeras untuk keluar dari rumah bersama Vanya dan mencari keberadaan Keinara meskipun itu mustahil. "Ok, ok, ak

  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 40

    ***Gangguan gaib yang membuat Freddy begitu gila, emosinya begitu tak stabil dan penuh dengan halusinasi. Bahkan pagi ini, dia dihantui oleh kejadiannya di masa lalu. Tatapannya begitu takut, tapi ia tak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk merampas rumah itu. Beberapa karyawan yang bekerja untuk merubuhkan rumah itu kini bergerak. Freddy juga tidak hanya merampas rumah untuk diratakan, tapi juga melenyapkan semua keluarga Lian berserta Keinara. Kakinya harus segera melangkah, menemui para karyawannya untuk segera bekerja. Mereka bergegas mendatangi kediaman yang kini dijaga oleh sesuatu yang menyeramkan. Dengan terpincang kakinya, Freddy melangkah menapaki tanah. Sebuah pertanyaan besar selalu berada di sekitar kepala semua orang, apa yang terjadi pada pria kaya yang membuat kakinya berjalan terseok pincang. Sudah banyak dokter yang menanganinya, tapi semua itu sia-sia. Kaki kanannya serasa diremas kuat oleh sebuah tangan besar, rasa dingin di sekitar begitu terasa. Fredd

  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 39

    ***Jauh sebelum semua hal aneh itu terjadi, kala semua terlihat masih sangat muda. Dua anak kecil bermain dengan riang gembira, bercanda tawa sambil bermain ayunan. "Den, langit sebentar lagi mendung. Sebaiknya Den Kiyo cepat masuk." Seorang pria tua menghampiri dua anak itu. "Sebentar, Paman. Aku masih ingin main lagi." "Tapi benar kata Paman Jatmika. Sebaiknya aku pulang saja." Seorang gadis kecil cantik jelita itu merasa sangat cemas sembari melihat langit. Ia berpamitan pada sang paman dan juga sahabatnya. Baju dengan rok terusan serba putihnya berkibar membuat Kiyo kecil larut dalam lamunan, senyum gadis itu begitu manis di pandangan matanya. "Tuh, Non Keinara saja patuh pada orangtuanya. Sebaiknya cepat masuk, Den. Tuan dan Nyonya sebentar lagi akan pulang," ucap pria itu yang ternyata adalah Ki Jatmika kala raganya masih sangat kuat untuk bekerja. Mau tak mau, Kiyo kecil harus menuruti perintah dadi Ki Jatmika. Kaki kecilnya melangkah memasuki pintu sampai tak lama huja

  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 38

    "Siapa yang datang malam-malam beginu?" gumam Lian seraya berdiri dari ranjang, sedang Vanya menyusul di belakang. Terdengar suara Yura dari luar yang seakan meminta bantuan. Zein ikut terbangun, ia bertanya tentang siapa yang datang. Ketika mendengar suara9 ibunya, Vanya mulai berteriak memanggilnya. "Mama!""Vanya?" Yura seperti mendengar suara putrinya di dalam. Tepat saat itu, pintu terbuka dan terlihat wajah Yura yang tampak kusam membuat Lian berkaca. Kedatangan ibu muda itu kini disambut suami dan anaknya, begitu pula Zein yang tak menyangka Yura akan selamat. "Kenapa bisa kamu ada di sini, Ma?""Aku gak tahu, Pa. Awalnya aku dengar Keinara berteriak dan aku gak tahu kenapa aku bisa di sini." Senyap seketika menjalar, segera Lian mengajak masuk Yura agar wanita itu bisa tenang. Malam yang semakin larut itu perlahan membawa angin segar pagi, meski terlihat buta tapi setidaknya suasana terang sebentar lagi akan tiba. Antara baik dan buruk, tapi di pagi subuh mereka tak mend

  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 37

    Langkah Yura perlahan mundur, kembali ia berlari. Meski sekencang apapun, tapi Keinara seperti mengikutinya. Gadis itu ada dimana-mana, tapi ia yakin bahwa mereka bukanlah yang ia cari. Sampai larinya harus terhenti tatkala melihat Keinara terbaring dalam balutan akar yang memeluknya dan di sampingnya sosok Kiyo begitu dekat dengan tubuh gadis itu. Sosok itu memeluk Keinara seakan tak mau melepaskan dekapannya. Sentuhan jari dengan kuku yang panjang itu begitu lembut. "Lepaskan anak angkat saya!" seru Yura pada Kiyo. Mendengar itu, hantu pemuda dengan rupa menyeramkan dan rambut gondrong panjang itu membalasnya dengan tawa yang menggema sampai tanah yang dipijak bergetar. "Kamu ingin mengambilnya? Tidak akan! Dia hanya milik saya!" "Saya mohon, lepaskan dia." Yura mulai frustasi, terus memohon pada sosok itu. Tangisannya begitu sendu, melihat kembali ke batang pohon tempat dimana tubuh Keinara terlilit oleh pohon dan dia sudah menghilang. ***Vanya terbangun di malam gelap, ia

  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 36

    ***Langkah Yura terseok menaiki bukit. Wanita itu merangkak menuju ke ujung, ia tak tahu dimana dirinya sekarang. Bertahan hanya dengan memakan dedauan dan hewan liar bukanlah masalah, yang penting tujuannya tercapai. Sejenak ia duduk di bawah pohon besar menghela napasnya sejenak lalu terlelap. Namun ia kembali terbangun karena mendengar suara seperti buah kelapa jatuh. Sang ibu muda berdiri untuk mengambil buah kelapa yang jatuh, ia berharap buah itu akan menjadi pelepas dahaganya. Diambilnya buah kelapa itu lalu diangkatnya. Ia pikir itu adalah benar kelapa, tapi Yura salah mengira. Yang ia angkat adalah sebuah kepala manusia yang tersenyum padanya. "AAAAAAAA!" teriak Yura seraya melempar kepala aneh itu. Tawa dari kepala menggelinding itu begitu nyaring dan bukan hanya satu buah kepala saja. Ribuan kepala manusia tertawa seakan mengepungnya. Yura kembali berlari melihatnya. Terus berlari menembus kegelapan, lagi-lagi kakinya digenggam oleh sosok tangan yang dingin menyembul

  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 35

    Seorang gadis kecil yang terduduk di bawah pohon menarik perhatian Lian dan Zein. Mereka mendekat dengan perlahan, tubuh gadis kecil yang sangat mirip dengan Vanya, tapi Lian justru tak semudah itu percaya. "Vanya." Pria itu memanggil nama putrinya dan sang gadis kecil menoleh ke arahnya. "Papa?" Vanya berangsur memeluk sang ayah. Tangis haru mereka bertemu, masih tak percaya bahwa yang dihadapannya adalah ayahnya. "Vanya, kamu kenapa di sini?" Lian bersimpuh di depan anaknya yang tengah bersedih."Aku gak tahu, Pa. Tadi aku ngejar mama, tapi aku malah di sini," jawab gadis kecil ini. "Semua ini adalah perbuatan Kiyo, Lian. Dia hanya ingin menyingkirkan kalian agar bisa bersama dengan Keinara." Ki Jatmika datang menghampiri mereka, matanya menyipit memandang sekeliling. Dendam Kiyo sudah terbalaskan, tapi bukan hanya itu yang ia inginkan. Pemuda yang kini tak tenang arwahnya itu menginginkan Keinara. "Lalu kita harus bagaimana?" tanya Lian yang merasa cemas dengan keluarganya.

DMCA.com Protection Status