Share

Kamu Sudah Lupa?

Luna menatap pantulan dirinya di cermin besar yang tergantung di pojok ruangan. Matanya masih bengkak akibat menangis seharian, begitu juga dengan pipinya.

Setelah menutup telepon dari kedua orang tuanya, Luna berusaha menghilangkan kesedihannya dengan mulai membereskan rumah kontrakannya, tetapi usaha itu sama sekali tidak membantunya. Terutama ketika surat dari Bi Imah terjatuh, Luna malah semakin menangis ketika membaca isinya.

Wanita paruh baya yang sudah cukup lama bekerja dengannya itu menulis kalimat-kalimat yang sederhana, tetapi mampu menyentuh relung terdalam dari hatinya. Bi Imah berulang kali mengatakan kalau dia mempercayai Luna, dan apapun yang terjadi, Bi Imah akan selalu siap membantunya.

"Bagaimanapun, hidup harus terus berjalan. Aku tidak bisa terus-terusan mengurung diri dalam kesedihan," ucap Luna berusaha menyemangati dirinya sendiri.

Manik hitam wanita itu tertuju pada ponsel yang diletakkan di atas kasur. Luna sudah memblok beberapa nomor dari kontaknya, term
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status