Share

Bab 3. Kencan buta

Author: Little Casper
last update Last Updated: 2024-11-03 06:53:12

"Maaf, saya salah orang," ucap Devan. Ia hampir frustasi mengingat apa yang ia lihat tadi seperti seseorang yang ia kenal. Namun, rupanya ia salah menduga.

"Sial! Aku pasti sudah gila!" umpat Devan dan berlari kembali ke arah mobil. Lalu segera melesat menyusul Aldo ke tempat meeting.

"Selamat pagi, Pak Danu," sapa Devan ramah serta mengulurkan jabat tangan yang seketika di sambut oleh ayah Abimana itu.

"Selamat pagi, Pak Devan. Wah, saya sangat suka sekali aura pebisnis hebat seperti pak Devan ini. Selalu bersemangat dan enerjik," ucap Danu berbasa-basi yang hanya dibalas senyuman oleh Devan.

"Perkenalkan, ini anak saya, dia juga yang akan menggantikan posisi saya nantinya, Pak Devan," ucap Danu yang segera disambut oleh Abimana.

"Saya Abimana, Pak Devan. Semoga kita bisa bekerja sama," sapa Abimana. Devan tersenyum dan menoleh ke arah Aldo. Yang di toleh seolah mengerti, Aldo hanya tersenyum dan menarik kursi untuk Devan.

"Agar lebih akrab, bagaimana kalau kita sarapan dulu?" ujar Danu.

"Mohon maaf, Pak Danu. Sepertinya kita langsung ke pembahasan saja. Karena saya masih ada perlu di kantor," sela Devan sopan.

Danu mengangguk kemudian menegakkan bahunya dan kembali menatap Devan.

"Sebelumnya saya minta maaf, Pak Devan. Rencana saya untuk mengajukan investor pada perusahaan anda, terpaksa harus saya batalkan." Devan mengernyit. Menunggu ucapan Danu selanjutnya.

"Karena baru saja saya sudah mendapatkan investor. Jadi, perusahaan kami tidak perlu lagi mencari investor," jelas Danu yang terlihat meminta maaf. Tapi tidak merasa bersalah.

Namun, Devan sangat tahu arti mimik wajah seseorang. Tentu saja Devan kesal. Dia sudah jauh-jauh kemari untuk memenuhi meeting yang diajukan oleh perusahaan Danu, justru dibuat kesal, sia-sia.

Devan menoleh sebentar ke arah Aldo yang juga terheran. Sebisa mungkin, Devan menampakkan wajah biasa saja seraya berkata, "anda tidak perlu meminta maaf, Pak Danu. Seperti sejak awal saya katakan. Bahwa saya menolak pertemuan ini. Apalagi untuk investasi di perusahaan anda. Itu sangat mustahil. Mana mungkin saya berinvestasi pada perusahaan yang bermasalah, yang nantinya malah membuat rugi saya," ucap Devan melenyapkan garis senyum Danu dan Abimana.

Jelas, Devan dan Aldo tahu ucapan itu terasa menjatuhkan pihak lawan bicara saat ini. Namun, Devan adalah Devan. Ia akan mengatakan apapun yang sesungguhnya.

Sedang Aldo yang sangat mengenal Devan tersenyum puas. Tentu saja bos nya itu tak akan mau diremehkan. Apalagi membatalkan sepihak seperti ini. Sangat-sangat membuang waktu bagi pebisnis seperti Devan.

Terlebih lagi, Devan sudah dibuat kesal dengan perkara mengejar orang yang ternyata bukan orang yang dicarinya.

"Baiklah, sepertinya tidak ada lagi yang perlu dibicarakan. Saya permisi."

Tanpa perlu basa-basi lagi, Devan segera berlalu dari hadapan Danu dan Abimana yang sudah mengeluarkan semua umpatan untuk Devan. Namun, sang ayah memperingatinya bahwa Devan El Barra bukanlah lawan yang sebanding dengannya.

"Awas saja, Pa. Kelak kita pasti bisa membuat dia merasa jatuh di bawah perusahaan kita," ucap Abimana yakin, yang ternyata masih di dengar Devan dari kejauhan.

"Kau salah orang, Bung! Sepertinya dia belum tahu siapa Devandra El Barra," ucap Devan sembari terus melangkah dan memakai kacamata hitamnya. Menambah kesan keren sebagai seorang bos. Sedang Aldo tersenyum puas dengan apa yang diucapkan atasan sekaligus temannya itu.

Setibanya di kantor, Devan tak lantas bekerja seperti biasanya. Dari yang Aldo lihat, bosnya itu tengah memikirkan sesuatu sekaligus kesal bersamaan.

"Are you, okay?" tanya Aldo menyodorkan sekaleng kopi instan ke hadapan Devan. Yang disapa tersenyum dengan menerima pemberian Aldo.

"Not good," kata Devan datar setelah meneguk kopinya.

"Soal meeting tadi pagi?"

"No! Gue gak akan terpengaruh masalah sepele dengan para penjilat itu!"

Benar. Aldo sangat tahu itu. Jangankan perkara sepele demikian, bahkan dulu Devan pernah gagal menerima tender besar dari perusahaan asing karena di sabotase oleh perusahaan lawan yang terlalu berambisi itu. Nyatanya, justru lawan Devan yang rugi menerima tender tersebut, karena rupanya perusahaan asing tersebut terduga penipuan besar.

"Kenapa? Dijodohin lagi sama Ibu?" tanya Aldo yang membuat Devan teringat sesuatu.

"Oh, shit! Gue lupa, ada janji temu siang ini. Arrgghh!" kesal Devan yang kini beranjak dari hadapan Aldo. Meski sebenarnya bukan perkara itu yang sedang mengganggu pikirannya.

Aldo hanya terkikik geli, karena sangat tahu jika Devan akhir-akhir ini selalu dibuatkan janji temu oleh ibunya.

"Makanya kawin. Biar gak dijodohin mulu," ujar Aldo terkikik geli sembari menikmati kopinya. Namun itu tak lama, karena setelahnya kepalanya di geplak Devan dari belakang.

"Ganti rugi lo kalau otak gue rusak gara-gara lo," kesal Aldo mengelus kepalanya. Sedangkan Devan hanya tertawa senang.

"Cieeehh, jadi kencan buta nih ceritanya," seru Aldo yang tak digubris Devan.

Devan menuju Cafe Asmara yang pagi tadi disebutkan oleh ibunya. Pandangannya mengitari beberapa orang untuk mencari seseorang seperti foto yang dikirimkan oleh ibunya. Namun, sebelum menemukannya, sebuah lambaian tangan terlihat, Devan segera menghampirinya.

"Hai." Sapaan itu terdengar akrab. Namun Devan benci terasa akrab diawal bertemu. Mereka tak sedekat itu, bukan?

"Sudah pesan minum?" tanya Devan langsung.

"Tidak. Belum. Lebih baik aku nunggu kamu buat pesan bersama. Mau pesan makan sekarang?" tanya gadis itu dengan senyum merekahnya.

Devan menilai, gadis itu sudah jatuh hati padanya. Terlihat dari tatapannya yang tak sedikitpun lepas dari Devan.

"Tidak perlu. Saya mau ke intinya saja. Saya menyetujui bertemu dengan anda, bukan berarti saya menerima tentang apa keinginan Ibu saya. Dan saya harap, anda mengerti, bahwa saya tidak tertarik untuk dijodohkan seperti ini. Jadi..." Devan menjeda ucapannya, melihat wajah Winda yang mulai, kecewa.

"Saya menolak untuk dijodohkan," pungkas Devan menunduk meminta maaf.

Byur!

Devan tak menyangka, jika gadis di depannya ini cukup-- barbar.

"Anda pikir saya mau dengan laki-laki sok seperti anda?!" kesal Winda yang segera beranjak pergi dari sana.

Related chapters

  • Disia-siakan Suami, Diratukan Mantan Terindah   Bab 4. Terungkap

    BRAK! Gita terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara bantingan pintu. Lebih terkejut lagi saat ia mendapati suaminya yang sedang ia tunggu hingga larut malam itu, kini tengah berjalan sempoyongan. Setelah bertemu Sandra tadi, keduanya seakan merayakan rencana gila mereka dengan bermain di bar. Dari sana Abimana merasa cukup senang bersama Sandra. "Astaghfirulloh! Mas Abi?" "Arrghh!!! Sialan! Sama sekali gak berguna!!" ucap Abimana mengalihkan dengan kasar sambutan tangan dari istrinya. "Percuma dong aku nikah sama kamu kalau ayahmu gak bisa bantu perusahaanku!" teriak Abimana dengan menatap tajam ke arah Gita. "Kamu bilang apa, Mas?" Gita sudah berurai air mata menghampiri suaminya. Terheran dengan apa yang baru saja dikatakan Abimana. Konon katanya, ucapan orang di bawah pengaruh alkohol adalah jujur. "Percuma kamu bilang? Percuma menikah dengan aku, Mas?" Abimana sedikit menegang. Tidak, bukan ini tujuannya. Ia kelepasan bicara demikian. Meskipun benar adanya.

    Last Updated : 2024-11-04
  • Disia-siakan Suami, Diratukan Mantan Terindah   Bab 5. Gita Anindya Sasmita

    Devan merebahkan dirinya di ranjang. Ia baru saja pulang dari kantor. Rasa lelah sudah sangat mendominasi seluruh tubuhnya. Namun, ia tak akan bisa tidur lelap jika belum mandi. Meski sebenarnya tadi di kantor ia sudah mandi karena disiram air oleh Winda. Namun, jika sampai rumah, mandi adalah ritual wajib Devan sebelum tidur. Segera ia beranjak dari ranjang dan hendak mandi agar bisa secepatnya tidur. Namun, belum saja ia melepas kancing kemejanya, sebuah suara menginterupsi Sang pewaris EL grup tersebut. "Devan? Devan buka pintunya. Ibu mau bicara. Devan?" Ketukan di pintu terus berbunyi membuat Devan menghela napas lelah karena sang Ibu akan memarahinya. Ya, dia sudah sangat hapal sekali itu. "Dev..." "Apa sih, Bu?" tanya Devan lemas. Menempel pada pintu kamarnya. "Winda telpon Ibu barusan. Kamu tuh ya..." Ayu berdecak kesal sembari berkacak pinggang. Melihat wajah lelah sang anak sungguh tak tega melanjutkan acara marahnya. Namun, ia sudah sangat kesal dengan tin

    Last Updated : 2024-11-06
  • Disia-siakan Suami, Diratukan Mantan Terindah   Bab 6. Tekad Gibran

    Cinta itu bermacam-macam artinya bagi setiap orang. Cinta yang tulus seringkali diartikan dengan kata setia pada satu hati dan menerima apa adanya. Sedang pernikahan itu sakral, suci, dan berhadapan dengan Tuhan dalam ikrarnya. Namun, siapa sangka jika masih banyak orang yang menjadikan pernikahan sebagai alat. Alat untuk apapun mencapai tujuannya. PYAR!!! Gita meremas dadanya yang terasa sesak. Entah kenapa tiba-tiba hatinya merasakan sesak dan sakit. Seakan sesuatu menghujam jantungnya. Hatinya merasa tidak enak. Merasa sesuatu hal buruk telah terjadi. Dan seketika ia teringat akan suaminya. "Mas Abi?" lirih Gita dengan sudah meneteskan air mata. Sedangkan yang dipikirkan oleh Gita.... "SAH!" Abimana tersenyum senang ketika menatap Sandra yang kini sudah sah menjadi istrinya. Bahkan, ingatan tentang pernikahan dirinya dengan Gita seakan sirna. Disamping jadi simbiosis mutualisme, agaknya laki-laki itu juga memburu nafsunya yang penasaran akan Sandra sejak kali p

    Last Updated : 2024-11-07
  • Disia-siakan Suami, Diratukan Mantan Terindah   Bab 7. Anin?

    Orang bilang, apa yang terjadi pada kita adalah akibat dari apa yang kita perbuat. Hukum tabur tuai, berlaku di dunia. Dan Gita seakan merasakan dari dampak kata-kata itu sekarang. Karma. Benarkah ia mendapat karma dari keputusannya? Seharusnya ia menuruti apa kata sang Ayah yang tak merestui hubungannya dengan Abimana. Sekarang? Ia harus menelan pil pahit dari pilihannya.Sakit. Itu yang Gita rasa. Tak bisa menyalahkan siapapun. Kecuali menyatakan bahwa dirinya lah yang bodoh. Tak bisa berpikir panjang dan hanya mengedepankan cinta butanya pada laki-laki yang jelas ternyata ia tidak tahu apapun tentangnya. Sudah tiga hari ini Gita sendirian di rumah yang lumayan besar milik keluarga Abimana. Memang rumah itu tak sebesar rumahnya. Namun, ia merasakan bentuk nyata dari kata 'sepi'. Sedangkan Abimana pun tak pernah menghubunginya sama sekali. Hanya saat malam setelah Abimana pergi, laki-laki itu mengirim pesan jika ia sudah mengirim sejumlah uang pada Gita untuk biaya hidupnya. Git

    Last Updated : 2024-11-13
  • Disia-siakan Suami, Diratukan Mantan Terindah   Bab 8. I miss you

    Gita memejamkan mata erat, saat mendengar namanya dipanggil waiter. Ia segera memasuki bilik kamar mandi dan bersembunyi di sana. Jantungnya berdegup kencang. Demi apapun juga, setelah sekian lama ia melupakan laki-laki itu, kini ia ada di hadapan mata. Entah perasaan apa yang menggelayuti hatinya. Kaget, malu, sakit hati pun masih ia rasa mengingat masa lalu. Namun, tak elakkan juga, bahwa Gita sedikit merasa senang, melihat laki-laki yang pernah mengisi hatinya itu baik-baik saja. "Apa kabar? Apa kabar kamu, Devan?" gumam Gita lirih. Ia melihat keadaan dirinya sekarang. Dan Gita pikir ia sangat memalukan. Baju rumahan yang biasa saja, serta sandal jepit yang ia pakai, cukup membuat dirinya merasa malu jika berhadapan dengan Devan yang tadi di mata Gita terlihat sangat --- tampan. Deg. Hatinya semakin berdegup kencang saat ia masih memuji ketampanan Devan. "Dasar, bodoh! Untuk apa kamu masih mikirin dia, Gita? Yang jelas, Devan kini sudah mapan dan pasti sudah berkeluarga," guma

    Last Updated : 2024-11-16
  • Disia-siakan Suami, Diratukan Mantan Terindah   Bab 9. Bertemu cinta pertama

    Cinta pertama. Begitu yang Gita rasakan dalam hatinya. Banyak orang bilang, bahkan dalam film, drama dan juga sinetron pun mengatakan bahwa cinta pertama adalah hal yang sulit dilupakan. Ya, itu benar. Gita tidak akan menyangkalnya. Bagaimanapun, hal yang pertama dan pengalaman pertama akan hati yang dilambung rasa cinta dari seorang Devan El Barra, sangat membekas di hatinya. Andai dulu tiada kata berpisah, akankah sekarang hidupnya tidak akan seperti sekarang yang ia rasa? Akankan ia masih baik-baik saja bersama Devan? Akankah ia temui bahagia, alih-alih luka yang ia dapat dari suaminya? Suami? Ah, ya. Gita hampir melupakan satu hal itu. Bahwa dirinya tak lagi sendiri sekarang. Apa yang akan dikatakan Devan nanti? "Maaf." Gita segera menarik tangannya dan mengusap air mata yang dengan tidak tahu malunya mengalir begitu saja. Gita berlari menjauh dari Devan. Tak seharusnya ia seperti itu, kan? Cukup terima kasih saja, itu sudah cukup. "Anin, tunggu!" Devan mengejar

    Last Updated : 2024-11-30
  • Disia-siakan Suami, Diratukan Mantan Terindah   Bab 10. Sebuah fakta

    "Gita?" tanya Sandra ketika melihat suaminya itu menutup panggilan dengan kesal. Ada gurat marah di sana, yang menunjukkan bahwa Abimana masih peduli pada istri pertamanya. Selama beberapa hari menikah dengan Abimana, ternyata Sandra seakan telah jatuh cinta dibuatnya. Pemikiran tentang menganggap pernikahan ini hanya sebatas saling menguntungkan, rupanya menjadi sangat penting bagi Sandra. Abimana yang terlihat biasa saja di saat awal bertemu, rupanya tak seburuk itu. Abimana cukup membuatnya nyaman berada di sisinya. Serta, pergumulan di ranjang selalu membuatnya ketagihan. Mana mungkin Sandra mau berbagi kenikmatan itu dengan istri pertama suaminya? "Hmm. Gita sudah mulai berani keluar dari rumah tanpa seizinku. Dia pikir aku tidak tahu kalau dia keluar rumah? Aku kan udah pasang cctv sebelum pergi," gerutu Abimana kesal. Ya, meski ia sudah menikah lagi dengan Sandra, tapi ia memang mencintai Gita seperti selama setahun mereka bersama sebagai sepasang kekasih. Tak mungk

    Last Updated : 2024-12-02
  • Disia-siakan Suami, Diratukan Mantan Terindah   Bab 11. Kegaduhan

    Hadi menggenggam erat ponsel di tangannya. Rasa amarah menginvasinya setelah mendengar teriakan dan makian pada putrinya. Sedangkan Ratna menutup mulut tidak percaya. Sungguh, sebagai ibu ia sakit mendengar putrinya mendapar teriakan seperti tadi. "Gita? Pa, Gita, Pa," isak Ratna membuat hati Hadi tercubit melihat istrinya menangis. "Kita ke rumahnya sekarang, Ma," ucap Hadi tegas menggandeng tangan istrinya. Ya, mereka tak akan mau menunda lagi. Biar saja Gita salah memilih suami, tapi sekarang ini tugasnya adalah melindungi putrinya. Sebelumnya Hadi sudah pernah mencari tahu rumah Abimana. Bahkan sudah tahu latar belakang keluarganya. Abimana adalah putra semata wayang dari Danu Sasongko. Dimana ia adalah teman bisnisnya dulu. Namun jadi pengkhianat karena telah mencuri apa yang seharusnya menjadi miliknya. Untuk itulah, Hadi melarang Gita menikah dengan Abimana. Salahnya yang tak mengatakan alasannya pada putrinya itu. Kini, nasi sudah menjadi bubur. Hadi dan Ratna sampai di d

    Last Updated : 2024-12-02

Latest chapter

  • Disia-siakan Suami, Diratukan Mantan Terindah   Bab 43. Bolehkah egois?

    Abimana menggeram marah ketika mendengar ucapan Sandra yang membuatnya tahu, bahwa Gita hamil dan ia tak tahu sama sekali. "Jadi, kemarin dia di rumah sakit itu, karena..." ucap Abimana terbata. Pikirannya kembali saat melihat tangan Gita yang terluka. Ia mengira, Gita menyayat nadinya karena tahu dirinya hamil anak Abimana dan ternyata Abimana sudah mempunyai istri lagi. Tentu saja hal itu membuat frustasi Gita. "Aku harus menemui Gita. Harus," putus Abimana yang hendak pergi meninggalkan Sandra sendirian. "Berhenti, Abi. Kamu gak bisa pergi gitu aja ninggalin aku! Aku juga istrimu!" larang Sandra menghalangi jalan Abimana. "Gita juga istriku, Sandra! Kamu jangan egois!" geram Abimana kesal. "Satpam! Tutup semua pintu!" teriak Sandra mengundang kedua orang tua Abimana kembali keluar dari kamar. Namun, Danu dan Sekar hanya melihat apa yang dilakukan Sandra. Bagi orang tua Abimana, uang dan perusahaan lebih penting dari cinta. "Pa, Ma. Gita hamil! Kalian akan punya cucu. Cucu ka

  • Disia-siakan Suami, Diratukan Mantan Terindah   Bab 42. Yang sesungguhnya

    Roda kehidupan itu terus berputar. Tak akan ada yang tahu apa dan bagaimana hidup seseorang akan berjalan. Meski tiap orang selalu berusaha untuk hidupnya yang lebih baik, tapi terkadang hidup berjalan tak sesuai dengan yang diinginkan. Namun, ketahuilah, Tuhan-MU lebih tahu apa yang seseorang butuhkan, dan lebih tahu mana yang baik dan yang buruk untuk hambanya. Hadi sudah memanggil pengacara kepercayaannya untuk mengurus perceraian Gita dengan Abimana. Secepat mungkin ayah Gita itu tak mau kecolongan lagi dan membuat Gita dalam derita."Aku mau perceraian Gita secepatnya selesai, bisa?" tanya Hadi yang diangguki Catur, pengacaranya. "Semua berkas sudah terkumpul bersama bukti-bukti, saya tinggal memprosesnya ke pengadilan besok, Pak," jawab Catur mantap. "Kamu ingat tentang masalah yang aku ceritakan dulu?" tanya Hadi membuat Catur mengingat-ingat. "PT. BIMA adalah perusahaan hasil curian. Berkas dan bukti yang kamu minta sudah saya siapkan. Bisa segera diproses juga?" tanya Ha

  • Disia-siakan Suami, Diratukan Mantan Terindah   Bab 41. Ketahuan

    Manusia selalu dihadapkan dengan pilihan. Dimana semua pilihan itu ada konsekuensinya. Jika pilihannya benar, ia aman dan bahagia. Namun, jika ia salah memilih, bisa saja kesedihan dan penyesalan yang ada. Gita merasakannya sekarang. Pilihan pertama yang ia buat saat memutuskan menikah dengan Abimana, rupanya membuatnya menelan pil pahit yang harus ia terima. Dan sekarang, ia kembali harus memilih antara bertahan atau berpisah dengan Abimana. "Mari berpisah, Mas." Satu kalimat itu sukses membuat Abimana memerah padam. Satu kata itu sangat ia benci. Apalagi sekarang ia menyadari, ia sangat tidak ingin berpisah dengan Gita. "Sudah pernah kukatakan padamu, Gita. Tidak akan ada kata pisah dalam hubungan kita," ucap Abimana dingin. Rasa sakit akibat pukulan Gibran sudah tak lagi ia rasa. Namun, kesal hatinya sekarang terasa sakit ketika Gita benar-benar meminta pisah darinya. "Aku gak akan ada gunanya untuk kamu, Mas. Lebih baik, kamu jaga istri kamu itu dengan baik," ucap Gita berpali

  • Disia-siakan Suami, Diratukan Mantan Terindah   Bab 40. Mari berpisah!

    Sandra dilarikan ke rumah sakit karena tak sengaja terkena pukulan dari Gibran. Meski Abimana babak belur karena ulah Gibran, ia tetap berusaha membawa istrinya itu ke rumah sakit. Sedangkan Gibran, laki-laki itu merasa bertanggung jawab karena membuat Sandra pingsan, juga membuat babak belur Abimana. Meski hatinya kesal, tapi tidak pantas juga jika meninggalkan Abimana yang babak belur untuk mengurus istrinya yang pingsan. Namun, kali ini Gibran merasa bodoh. Bodohnya ia malah membawa mereka ke rumah sakit yang sama dengan Gita. "Dasar bodoh! Kenapa gue bawa kesini, sih!" maki Gibran sendiri dalam hati. "Gue anter lo ke UGD aja. Setelah itu gue pulang!" ucap Gibran penuh penekanan. Kesal? Tentu saja. Orang yang ia hajar nyatanya malah ia tolong sendiri. Entah mau bersikap bagaimana, Abimana hanya merasa kakak Gita itu memang baik seperti Gita. Ia merasa keluarga Gita memang keluarga yang selalu tak enak hati pada orang lain. "Pak Gibran. Anda di sini? Nona Gi...""Ssstttt!" Gib

  • Disia-siakan Suami, Diratukan Mantan Terindah   Bab 39. Kemarahan Gibran

    Devan dan Gibran panik ketika melihat pergelangan tangan Gita bersimbah darah. Bahkan, Devan telah berurai air mata. Pikirannya dipenuhi ketakutan. Hatinya terasa sesak melihat Gita benar-benar lemas dan menutup mata. "Gak, gak mungkin. Anin, bangun, Anin. Kamu gak boleh lakuin ini," panik Devan yang terus menekan pergelangan tangan Gita. Sedangkan Gibran sedang memanggil Dokter, karena ia sudah berkali-kali memencet tombol darurat tak juga Dokter ataupun suster datang. Ketika Dokter datang, Devan dan Gibran segera menunggu di luar ruangan. Gibran tak habis pikir, jika adiknya begitu sulit menerima keadaannya saat ini. Ya, mana mungkin ia akan dengan mudah menerima. Gibran sangat tahu bagaimana sakitnya Gita saat ini. "Van, lo harus tenang. Gue titip Gita sebentar. Gue pergi dulu, menemui Abimana. Gue mau beri pelajaran padanya," ucap Gibran dengan wajah penuh amarah. Devan hanya mengangguk lemah. Tangannya masih gemetar mengingat keadaan Gita tadi. Sungguh demi apapun juga, ia ta

  • Disia-siakan Suami, Diratukan Mantan Terindah   Bab 38. Perasaan Gita

    Pada umumnya, orang mengatakan bahwa pernikahan tanpa adanya seorang anak itu terasa tidak lengkap. Bahkan, banyak wanita di seluruh dunia mendamba hadirnya seorang anak. Namun, untuk masalah yang Gita hadapi saat ini, benar-benar memporak-porandakan hatinya. Harusnya kabar dirinya hamil dan akan jadi seorang ibu adalah kabar bahagia. Tapi, bolehkah sekarang ia merasa menolak dulu hadirnya anugerah itu?Gita melamun memandang keluar jendela dengan pemandangan malam yang gelap. Air matanya tak henti menetes. Ia juga tahu, jika keluarganya sangat mengkhawatirkan dirinya. Namun, ia bisa apa. Dirinya benar-benar rapuh sekarang. "Gita, makan dulu yuk, Sayang. Kamu belum makan apapun loh," bujuk Ratna yang merasa khawatir dengan kondisi Gita yang semakin lemah. "Untuk apa aku makan, Ma. Bukankah lebih baik mati daripada hidup dengan kesengsaraan seperti i..."PLAK!"Jaga mulut kamu, Gita! Mama gak pernah ajarkan kamu putus asa seperti ini!" Ratna marah dengan air mata yang merebak. Ia sa

  • Disia-siakan Suami, Diratukan Mantan Terindah   Bab 37. Kabar mengejutkan

    Jika memang takdir manusia itu sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa, bisakah seseorang merubahnya jika tindakannya diperbaiki? Mungkin, takdir itu ketetapan Yang Maha Kuasa, tapi nasib seseorang bisa saja merubahnya. Namun, yang sudah terjadi memang sudah terjadi. Yang bisa kita lakukan hanyalah memperbaiki sikap agar kehidupan selanjutnya tak akan masuk ke dalam lubang yang sama dan dapat berjalan lebih baik lagi. Gita mengingat-ingat kapan terakhir kali ia datang bulan. Lalu sedikit terkejut saat mengingatnya. Menatap Ibunya dengan sendu, lalu menahan tangis sekuat tenaga. "Ma, aku ingin sendiri dulu," lirih Gita karena tiba-tiba rasa mualnya datang lagi. Segera menutup mulutnya lalu kembali ke kama mandi. Ratna begitu khawatir dengan putrinya. "Sayang, apa kamu.... Gita?!!" Ratna berteriak membuat Hadi berlari menghampirinya. Lalu terkejut saat melihat Gita tergeletak di lantai kamar mandi.Hadi segera menggendong putrinya menuju mobil. Dan saat itu bertepatan dengan Gibran d

  • Disia-siakan Suami, Diratukan Mantan Terindah   Bab 36. Apa mungkin...?

    Hal yang akan dilakukan pertama kali oleh Gibran adalah, membawa semua baju dan barang-barang Gita di apartemen Abimana. Saat ini ia dalam perjalan menuju apartemen Gita dengan ditemani Devan. Keadaan Gita masih sama seperti semalam, dia masih mengurung diri bahkan ibunya membujuk untuk makan saja sulit. Gibran dan Devan segera mengemasi baju-baju Gita. Namun, saat hendak keluar dari apartemen itu, keduanya bertemu dengan Abimana. "Kalian?! Sedang apa kalian di sini?!" pekik Abimana terkejut ketika melihat Gibran dan Devan keluar dari apartemen. Abimana mengecek ke dalam apartemen sebentar, namun tak menemukan Gita di sana."Dimana Gita? Dimana kalian sembunyikan Gita?!" tanya Abimana merasa marah. Ia sangat yakin jika istrinya itu disembunyikan darinya. Bug!Sebuah pukulan keras melayang ke pipi Abimana. Membuat laki-laki itu hampir saja terjatuh. "Dasar laki-laki brengsek. Kamu pikir, semua kebusukanmu akan tersimpan rapi begitu saja? Ingat! Aku tak akan mengampuni orang yang su

  • Disia-siakan Suami, Diratukan Mantan Terindah   Bab 35. Menyusun rencana

    Perasaan yang selama ini dianggap cinta, membuat Gita menutup mata dan telinga dengan kebenaran yang ada. Menganggap ia paling mengenal Abimana sepenuhnya. Nyatanya, dirinyalah yang paling tidak tahu apa-apa tentang suaminya. Untuk apa ada rasa cinta, jika hanya luka yang ia terima. Bagaimana bisa semua terasa sempurna, tapi rupanya semua hancur setelah semua nyata ada di depan mata. Semudah itu Tuhan membolak-balikan hati seorang manusia. Semudah itu rasa cinta berganti menjadi benci yang tak terkira. Sebenarnya, hati ini tidak salah. Hanya saja manusia yang tak berhati itu merasa dirinyalah pemegang kuasa dengan segala pongahnya menganggap abadi sebuah rasa.Gibran memukul meja dengan kesal, saat melihat beberapa foto yang dikirim oleh orangnya untuk menyelidiki Abimana. Rupanya dugaannya benar bahwa Abimana punya istri selain Gita. "Dasar laki-laki brengsek! Beraninya kau mengusik keluargaku!" Segala umpatan dan makian serta sumpah serapah untuk Abimana ia tujukan. Merasa kesa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status