Share

Surat Tertutup Ace

Hari kedua bekerja. Cuaca masih sama baiknya seperti hari kemarin ketika Damian menjumpai Arinda di teras kantor.

“Gimana? Masih betah kerja di sini?” Arinda tersenyum kenes sembari mengulurkan segelas kopi susu yang dibuatnya saat menunggunya.

“Kopi susu coklat, kamu suka?”

Damian sudah tidak dapat merasakan kehangatan kopi di telapak tangannya. Sejenak, dia mengernyit, memandangi Arinda yang memakai gaun cheongsam.

“Sudah dari jam berapa kamu di sini?” Damian bertanya lalu tatapannya tertuju pada kopi susu dalam gelas kertas di tangannya.

“Ini sudah hampir dingin. Kamu menungguku terlalu lama?” Damian menyeringai lebar. “Untuk apa?”

Arinda menatap langit-langit teras, di bagian pojoknya rata-rata terdapat sarang laba-laba.

“Aku menunggumu untuk memastikan kamu terlambat atau tidak. Karena aku bisa memastikan jika kamu terlambat lima menit saja gajimu akan terpotong!”

“Sangat menakutkan ancamanmu itu!” Damian geleng-geleng kepala seraya meneguk kopinya, kopi kedua pagi ini setela
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status