Beranda / CEO / Diputus Pacar, Dinikahi CEO / Bab 39. Perampokan

Share

Bab 39. Perampokan

Penulis: Agniya14
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-28 00:00:46

Sore hari sebelum pulang kerja, Arini sudah menyelesaikan tugasnya. Lita sudah pulang lebih dulu sebelumnya. Mereka sempatkan makan siang bersama.

Sebelum pulang, Arini mengirimkan tugasnya ke email Kalingga. Perempuan itu tahu atasannya sedang tidak ada di tempat. Dia mengabari sang sekretaris melalui telepon.

"Sore, Pak Denis," sapa Arini lebih dulu di panggilan telepon.

"Sore, Bu Arini, ada yang bisa dibantu," jawab Denis dengan ramah. Sepertinya pria itu sedang santai.

"Saya mau nitip pesan untuk Pak Kalingga, kan Bapak lagi enggak ada di tempat ya? Saya sudah ngerjain tugasnya dan hasilnya udah dikirim ke email. Nanti kalau Pak Kalingga sudah pulang, tolong dicek gitu ya."

"Oh sudah selesai?" Suara Denis terdengar takjub dengan cara kerja Arini. "Ok, Bu Arini, nanti saya sampaikan pesannya ke Pak Kalingga. Terima kasih ya sudah mengerjakan tugas dengan baik."

"Iya, Pak, Sama-sama, saya juga mau ngucapin makasih juga."
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Diputus Pacar, Dinikahi CEO    Bab 40. Ancaman Gilang

    "Iya, Ma."Arini pasrah lalu memberikan ponselnya pada Wisnu. Dia merasa kasihan pada suaminya yang sebentar lagi akan mendapat nasehat panjang dari Ratih..Wisnu menerima ponsel dari Arini lalu berbicara pada Ratih dengan lembut di luar ruangan UGD. "Ada apa, Ma? Mama kok belum tidur?" Terdengar suara tinggi dari Ratih dari seberang panggilan. "Mana Mama bisa tidur kalau kamu sama Arini belum pulang ke rumah, Nak. Tadi Arini cerita kamu bantuin orang lain. Ya Allah Wisnu, kamu aja belum pulih kenapa malah bantuin orang lain sih?" Ratih langsung memprotes menantunya itu karena merasa sangat khawatir. "Maaf ya, Ma, kali ini aku enggak nurut sama Mama, kasian orang lain, Ma. Ini aja dia hampir meninggal karena kehilangan banyak darah. Mama bisa bayangin enggak kondisinya orang itu gimana?" "Mama tahu rasanya, Mama sudah pernah merasakan sendiri lihat kamu juga hampir meninggal, tapi, Nak gimana kalau kena sasaran. Misalnya oran

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Diputus Pacar, Dinikahi CEO    Bab 41. Menolong Abizar

    Wisnu dan Arini sudah tiba di rumah sakit. Mereka menuju kamar perawatan pria yang kemarin mereka tolong.Berdiri di depan ruangan kamar kelas VVIP membuat nyali Wisnu dan Arini menciut untuk mengetuk pintu Kmart kamar itu. Arini berbisik di telinga suaminya dengan. "Ini bener kamarnya, Mas? Kita enggak salah, kan?" Arini harus memastikan jika mereka tidak masuk ke kamar yang salah. "Udah bener kok." Wisnu menjawab dengan yakin. Dia mengusap layar ponsel dan memperlihatkan pada Arini pesan berisi nomor kamar perawatan pria yang ditolong Wisnu malam sebelumnya. Arini membaca ulang pesan itu dan membandingkan nomor dengan yang tertulis di ponsel Wisnu. "Iya ya. Bener ini kok kamarnya. "Ketuk aja pintu kamarnya, Rin." "Lah, kok aku? Mas aja, aku enggak berani ah Mas." Arini bergidik karena merasa masih takut salah kamar. Wisnu menarik napas panjang sebelum mengetuk pintu. Dia beranikan diri mengetuk pintu kemudian men

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Diputus Pacar, Dinikahi CEO    Bab 42. Kalah Tender

    Pada pengumuman pemenang tender kali ini, PT. Kalingga yang mendapat tender. Perwakilan dari PT. Kalingga bersorak senang karena berhasil memenangkan tender. Peserta lain memberikan ucapan selamat pada perwakilan PT. Kalingga.Gilang keluar dari ruangan dengan perasaan marah. Pria itu marah besar. Dia menunggu semua peserta meninggalkan ruangan lalu menemui pemilik perusahaan Abizar di ruangannya.Di dalam ruangan, Gilang melampiaskan kemarahannya dengan memukul meja di hadapan Abizar. Hilang tidak terima dengan kekalahannya kali ini."Brengsek kamu, Zar! Kenapa bukan perusahaanku yang menang!" Gilang memukul meja lagi kali ini dengan keras."Kenapa? Kenapa katamu? Aku sebagai produsen pasti akan memilih perusahaan ekspedisi yang baik yang bisa diajak kerja sama. Semua peserta tender aku periksa track record masing-masing, cuma PT. Kalingga yang bisa memberikan pelayanan terbaik di bandingkan dengan perusahaan lain termasuk perusahaan kamu." Abizar menarik napas panjang agar tidak ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Diputus Pacar, Dinikahi CEO     Bab 43. Makan Siang Kedua

    Susah payah Gilang berdiri kembali karena tadi Arini berhasil menendang benda pusaka Gilang. Kakinya yang tidak diikat masih bisa bergerak bebas sehingga bisa membuat pria itu terjatuh.Gilang marah pada Arini karena diperlakukan seperti itu. Dia mendekati wajah perempuan itu hendak melayangkan tamparan pada pipi perempuan itu, tetapi saat tangan Gilang hampir mengenai pipi mulus Arini, ada tangan lain yang menahannya.Gilang menoleh. Dia melihat Wisnu di sana. Pria itu merasa heran mengapa Wisnu bisa ada di sana. Dia pun memanggil dua orang suruhannya. Dua orang itu pun masuk dibawa oleh Denis dan temannya.Bulir bening mengalir dari kedua mata Arini. Dia sangat bersyukur karena sang suami datang untuk menolongnya.Tidak perlu waktu lama untuk Wisnu menghabisi Gilang karena itu bukan untuk yang pertama baginya.Setelah Gilang pingsan karena pukulan dari Wisnu, pria itu melepaskan semua ikatan di tangan dan mulut Arini."Mas Wisn

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Diputus Pacar, Dinikahi CEO    Bab 44. Mas Wisnu

    Arini sudah tiba di kantor. Dia berada di ruangannya, sedang memeriksa file di komputer dan menunggu tugas dari atasan. Kondisi Arini sudah membaik. Kejadian itu tidak berdampak buruk pada kehamilannya. Wisnu, sang suami sangat bersyukur Arini baik-baik saja. Namun, dia tetap khawatir Arini masih akan diganggu oleh Gilang. Ketika Arini sedang fokus dengan komputernya, ponselnya berdering. Dia melirik ponsel itu ada panggilan dari Denis. Segera Arini terima panggilan itu. "Selamat Pagi, Pak Denis." Arini menyapa lebih dulu di panggilan telepon. "Pagi, Bu Arini. Bu Arini sedang apa ya? Bisa ke ruangan Pak Kalingga sekarang enggak?" Arini mendadak bingung karena pemanggilan ke ruangan atasannya. Jujur dia masih merasa takut jika harus bertemu langsung dengan atasannya yang terkenal dingin dan killer itu. Namun, sudah pasti Arini tidak bisa menolak panggilan dari atasannya. Mau tidak mau ya harus mau. Arini harus menyiapkan jantungnya jika harus bertemu dengan atasannya itu. "Harus

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Diputus Pacar, Dinikahi CEO    Bab 45. Rencana Pernikahan Gilang

    "Penasaran amat soal ganti baju? Biasanya sih pulang ke apartemen. Apartemen Mas kan letaknya deket banget sama kantor. Biasanya habis nganterin kamu, Mas langsung pulang ke apartemen." "Pasti jadi telat dong?" "Ya, telat dikit kan enggak apa-apa toh?" Wisnu tersenyum lebar. "Pantes selama ini Mas kalau pulang selalu wangi, ternyata ke apartemen dulu. Satu lagi Mas, kenapa Mas ngajak aku kerja di sini?" "Mas pengen kamu balas dendam sama Wisnu. Mas tahu kamu marah sama dia, tapi enggak bisa balas dendam, kan?" Arini berpikir sejenak. "Jadi, selama ini Mas manfaatin aku sebagai mantan karyawan Mas Gilang ya?" "Begitulah. Maaf banget ya, Rin, Mas jadi manfaatin kamu, tapi perasaan kamu gimana setelah tiga kali menang tender dan melihat Gilang kalah? Kamu kan lihat sendiri ya gimana Gilang kecewa saat dia kalah?" "Iya sih, Mas, perasaan aku sih puas ya bisa ngalahin Mas Gilang. Kayaknya perusahaan dia mulai goyah kli

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Diputus Pacar, Dinikahi CEO    Bab 46. Pernikahan Gilang

    Setelah mengobrol lama dengan Wisnu sebelum tidur, Arini mencari sesuatu di dalam lemari. Wisnu bingung melihat Arini, dia pun mendekat untuk menanyakan apa yang dicari Arini di sana. "Cari buku nikah, Mas." "Buku nikah buat apa? Emang kamu mau ngapain cari buku itu, Rin?" Wisnu masih perasaan dengan maksud Arini. Pria itu yang menyimpan buku nikah mereka. Dengan cepat Wisnu menemukan buku nikah mereka lalu memberikan nya pada Arini. "Ini yang kamu cari." Wisnu memberikan buku nikah mereka pada Arini. "Ternyata Mas yang simpen buku ini di lemari ya?" Arini membuka halaman yang di mana tertulis nama mereka berdua. Dia pun menganggukkan kepala. "Kamu cari apa sih, Rin?" Wisnu masih belum bisa menebak apa yang Arini cari. "Kalingga Wisnu Wardana. Demi apa Mas, aku tiba-tiba kepikiran kamu pakai nama palsu pas nikah sama aku. Kenapa aku enggak inget sama sekali dengan nama panjangmu ya, Mas?" Arini baru ingat, waktu dia menikah dengan Wisnu tidak membaca nama lengkap Wisnu sama sekal

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Diputus Pacar, Dinikahi CEO    Bab 47. Paris

    Arini dan Wisnu sedang mengemas barang secara mendadak. Memang suaminya sejak membuka identitasnya menjadi suka melakukan hal-hal yang ada di luar nalar Arini.Setelah membuat kegaduhan di acara Gilang sekarang pria itu seolah mengajaknya kabur seperti sedang melarikan diri dari kegaduhan."Mas segini cukup enggak sih bawa bajunya?" tanya Arini sambil memperhatikan baju yang sudah dia masukan dalam koper."Cukup, bawa baju enggak usah banyak-banyak kok. Mas beliin banyak baju di sana."Arini ingin membantah soal beli baju itu, tetapi saat dia ingat Wisnu memiliki banyak uang dia gagal melarang suaminya."Ok. Beli di pasar baju murah aja, Mas. Itu kan bayarnya pake euro, pasti harganya mahal." Ternyata Arini tetap khawatir soal uang."Kamu tenang aja, Rin, uangku enggak akan habis cuma karena beliin kamu baju di Paris." Pria itu menenangkan dan meyakinkan Arini. "Terus, Mas, kita bilang apa sama Mama? Kan Mama belum tahu apa-apa soal Mas Wisnu. Enggak mungkin kan kita bilang kalau mau

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05

Bab terbaru

  • Diputus Pacar, Dinikahi CEO    Bab 85. Seratus Juta

    Wisnu masuk kamar Rasyid. Di usia Rasyid yang menginjak remaja, Wisnu dan Arini masih tinggal di rumah Ratih. Mereka ingin menjaga sang mama dan merenovasi rumah itu untuk menambah kamar untuk kedua anak mereka. Pria itu duduk di tepi ranjang anaknya. Rasyid duduk di meja belajarnya sambil membaca buku pelajaran. "Besok ada ulangan enggak, Syid?" tanya Wisnu memperhatikan anak itu membaca buku. Dia ingin bicara empat mata dengan anak itu saat itu juga. "Enggak ada sih, Pa, ada apa?" tanya Rasyid yang sebenarnya sudah tahu tujuan Wisnu masuk ke kamarnya. "Duduk sini dulu, dong!" Wisnu menepuk ranjang di sebelahnya. Rasyid bangkit dan berpindah tempat duduk menuruti perintah Wisnu. Dia pun duduk di sebelah papanya. Malam itu Rasyid belum siap mendengar kabar buruk tentang dirinya. "Papa mau tanya sesuatu. Tadi siang kamu ketemu siapa? Siapa yang bilang kalau kamu bukan anak kandung Papa?" tanya Wisnu dengan hati-hati agar tidak menyinggung perasaan anaknya. "Ada orang yang engga

  • Diputus Pacar, Dinikahi CEO    Bab 85. Papa Kandung Rasyid

    Rasyid sudah berusia lima tahun dan Wisnu ingin memasukkan anak itu ke sekolah. Dia bertanya pada Arini rencana memasukkan Rasyid ke sekolah. "Rin, boleh enggak Mas masukin Rasyid ke sekolah TK yang bagus. Nanti dia sekolah dua tahun di sana, terus baru kita masukin ke SD, gimana menurutmu?" "Aku setuju aja. Nanti antar jemputnya gimana, Mas?" "Mas yang anter sekolah, pulangnya kamu naik ojek aja, nanti langganan sama salah satu ojek yang ada di pangkalan." "Ok. Terus kapan daftar sekolahnya, Mas?" "Minggu depan aja, nanti kita ke sekolah dulu buat daftar. Biar kamu tahu tempatnya di mana. Jadi, bisa jemput Rasyid pulang sekolah nanti." "Ok, Mas.""Kamu tuh dari tadi ok-ok aja, Rin," protes Wisnu pada Arini. "Ya kan memang jawaban yang tepatnya ok, Mas." Arini tertawa lebar. Keduanya setuju menyekolahkan Rasyid di usia lima tahun. Sementara putri kedua mereka sudah berumur dua tahun. Masih bermain di rumah bersama Arini. Tidak terasa anak-anak mereka cepat besar. Rasyid sudah

  • Diputus Pacar, Dinikahi CEO    Bab 84. Anak Kedua

    Malam itu Wisnu sudah membuat reservasi di sebuah restoran mewah untuk makan malam bersama Ratih dan keluarganya. Ratih merasa sangat senang diajak jalan oleh Wisnu bersama Arini dan Rasyid. Seketika perempuan paruh baya itu merasa kebahagiaannya lengkap bersama anak dan cucu."Nu, Mama sudah bahagia bersama kalian. Semoga kehidupanmu dan Arini beserta anak kalian bahagia juga selalu."Wisnu tersenyum bahagia mendapat doa yang baik dari Ratih. Dia pun merasa kebahagiaannya lengkap bersama Airin dan Rasyid walaupun. Perjuangannya menunggu Arini tidak pernah sia-sia."Aamiin. Makasih doanya ya, Ma. Semoga kita semua selalu bahagia."Selesai makan malam, Wisnu tidak langsung mengajak pulang kembali ke hotel. Dia mengajak mertua, istri dan anaknya mengelilingi kota Bogor. Baru kemudian kembali ke hotel.Malam itu Ratih tiba-tiba ingin mengajak Rasyid tidur bersamanya."Nu, tolong bawa Rasyid ke kamar Mama. Mama lagi enggak pengen tidur sendiri. Biar kamu menikmati waktu bersama Arini mala

  • Diputus Pacar, Dinikahi CEO    Bab 83. Jalan Bersama Ratih

    Saat Rasyid sudah berusia dua tahun, Wisnu mulai mengajak Arini untuk membicarakan soal anak kedua pada Arini. Namun, Arini masih enggan untuk hamil lagi apalagi menambah jumlah anak. Wisnu terus membujuknya untuk memikirkan soal anak kedua. "Ayolah. Rin. Rasyid kan sudah dua tahun. Kasian dia kalau sendirian terus. Jadi, enggak ada teman mainnya." Begitulah salah satu cara Wisnu membujuk Arini. Arini menghela napas. "Mas, aku masih ingat gimana rasanya melahirkan itu. Jadi, aku masih belum mau hamil dan melahirkan lagi dalam waktu dekat." Arini sedikit trauma dengan yang namanya melahirkan itu. Dia masih berusaha untuk menghindarinya. "Gitu, ya? Ya sudah deh nanti aja kalau gitu." Arini tahu suaminya kecewa dengan penolakannya, tetapi dia memang masih belum mau untuk hamil lagi. Kali ini dia masih berusaha menolak sebisanya sebelum, tetapi jika nanti ternyata Arini hamil, dia akan menerima itu bukan karena terpaksa. Sebisa mungkin dia akan menghindari perasaan itu. ***Wisnu su

  • Diputus Pacar, Dinikahi CEO    Bab 82. Berdamai Dengan Baskara

    Wisnu sudah menyerahkan hasil pemeriksaan tes DNA pada Baskara. Pria itu menunggu jawaban dari sang papa saat setelah membaca hasil pemeriksaan itu.'Maaf katena sudah berbohong, Pa, tapi Rasyid juga butuh pengakuan. Jangan abaikan dia hanya karena dia bukan anak kandungku,' ucap Wisnu dalam hati sambil berdoa semoga hati Baskara mau melunak."Jadi, Rasyid benar anak kandungmu?" tanya Baskara untuk memastikan apa yang dia baca itu adalah benar adanya."Iya, Pa. Kan aku sudah bilang Rasyid itu anakku. Sekarang Papa percaya kan setelah melihat hasil tes DNA ini?""Sekarang Papa percaya jika Rasyid adalah cucu Papa. Maaf karena sudah mengabaikannya selama ini. Untuk urusan berita murahan itu kamu tidak usah khawatir lagi, Nu. Semua sudah selesai.""Iya, Pa."Baskara menepuk lengan Wisnu beberapa kali. "Kerja bagus. Kalau ada waktu main ke rumah bawa Arini dan Rasyid sekalian. Papa mau bertemu dengan mereka."Wisnu diliputi perasaan bahagia. Dia belum pernah sebahagia itu bisa mempertemuk

  • Diputus Pacar, Dinikahi CEO    Bab 81. Tes DNA

    "Karena cuma kamu yang tahu arini hamil dan itu anak kamu, tapi selama ini kamu selalu mengelak dan tidak mengakui kalau itu anakmu, lantas kenapa sekarang kamu bilang anak Arini bukan anakku?" Wisnu tahu jika Gilang memang sengaja melakukan itu untuk mendapatkan sesuatu. Entah itu menghancurkan citra PT. Kalingga atau meminta uang. "Karena aku mau melihat kamu hancur!" Gilang tertawa di hadapan Wisnu. Jika Wisnu bisa hancur, Gilang akan merasa senang karena bisa membalaskan dendamnya pada pria itu. "Kamu tidak akan pernah bisa menghancurkanku!" Wisnu jelas tidak mau kalah dengan Gilang. Memang dia bersama Arini sudah membalaskan dendam Arini pada Gilang, sekarang setelah dia hancur dia pun tidak tinggal diam melihat Wisnu hidup bahagia bersama Arini. "Oh ya, mumpung kita sudah ketemu, aku akan mengakui. Memang aku yang menyebarkan berita itu dan aku juga bisa menyetop tersebarnya berita itu semakin luas lagi. Aku ada penawaran menarik buat kamu, gimana kalau kita barter aja?" Wis

  • Diputus Pacar, Dinikahi CEO    Bab 80. Berita Miring

    Rasyid sudah berusia satu tahun, tetapi Baskara belum juga mau menerima kehadirannya sebagai cucu. Keras sekali hati pria paruh baya itu belum mau menerima kehadiran anak itu. Istrinya tidak pernah lelah untuk membujuk Baskara agar mau luluh hatinya. Namun, usahanya masih belum menemukan hasil. Pagi itu Wisnu sudah bersiap bekerja di kantor. Jadwalnya hari itu cukup pada. Namun, masih terlalu pagi untuk tersebar berita miring tentang pemimpin PT. Kalingga. Tersebar berita jika anak dari Wisnu adalah anak haram. Hasil hubungan gelap istrinya dengan pria lain. Berita ini tersebar di berbagai media online. Membuat Baskara mengamuk dan sejak pagi sudah menyambangi kantor PT. Kalingga untuk menanyakan langsung pada anaknya. Agar berita yang tersebar tidak semakin liar, Baskara sudah meminta untuk mentake down berita itu agar dihapus dari berbagai media online."Apa benar apa berita yang tersebar itu jika anakmu adalah hasil hubungan gelap Arini dengan pria lain?" tanya Baskara dengan nada

  • Diputus Pacar, Dinikahi CEO    Bab 79. Memegang Perusahaan Kembali

    Usia Rasyid sudah masuk tiga bulan, tetapi sikap Baskara masih sama pada Wisnu dan Arini. Pria paruh baya itu masih belum ada keinginan untuk menerima Rasyid sebagai cucunya. Siang itu Wisnu mengajak Arini ke rumah orang tuanya. Mamanya ingin bertemu dengan sang cucu sehingga mengundang arini dan Wisnu ke rumahnya. "Duh, Mama kangen banget sama kalian." Perempuan paruh baya itu memeluk Arini dan Wisnu bergantian. "Sini biar Mama aja yang gendong Rasyid." Mamanya Wisnu itu mengambil sang cucu dari tangan anaknya. Mereka pun masuk rumah menuju ruang tengah lalu duduk di sofa. Rindu dan Wisnu masih merasa gerah karena masih betah mengendarai motor ke rumah sang mama. "Kenapa enggak naik mobil sih?" tanya mamanya Wisnu. "Kan kasian Rasyid kalau harus kepanasan kayak gini." Perempuan itu mengelus lembut kepala cucu Kesayangannya. "Mobil? Nanti diprotes papa lagi, Ma." Wisnu memang belum mau menggunakan apartemen dan mobil pribadinya selama Baskara belum mau mengembalikan perusahaan pad

  • Diputus Pacar, Dinikahi CEO    Bab 78. Arini Melahirkan

    Ratih dan Wisnu sudah menyiapkan tas perlengkapan bersalin buat Arini. Hari ini perut perempuan itu sudah mulai terasa kontraksi. Arini minta Wisnu untuk menemaninya banyak jalan. Berjalan di sekitar rumah, jalan di mall. Arini ingin melahirkan secara normal lebih dulu. Namun, jika di tengah proses ada kendala baru dia akan memilih jalan operasi. Siang itu kontraksi yang dirasakan Arini sudah mulai sering. Hampir setiap menit sekali, tetapi ketubannya belum pecah. Wisnu berinisiatif membawa Arini ke rumah sakit dengan taksi. Perjalanan menuju rumah sakit dalam kondisi seperti itu terasa lama. Satu menit terasa satu jam. Wisnu tidak menemani Arini sendirian. Ratih sang ibu mertua sudah pasti menemaninya. Pria itu belum sempat menghubungi mamanya. Rencananya nanti begitu tiba di rumah sakit Arini masuk ruang tindakan, Wisnu akan menghubungi sang mama. Akhirnya taksi yang mereka tumpangi tiba di rumah sakit, Wisnu membantu Arini dibawa ke ruang UGD semetara Ratih membawakan tasnya. Di

DMCA.com Protection Status