“Em … jika tidak ada yang Anda butuhkan, saya pamit pulang.” Embun menunduk dan berjalan pergi dari ruangan itu, hingga tiba-tiba saja Rain bersuara dan membuatnya mau tak mau berbalik lagi. “Bukankah kemarin saat aku mengizinkanmu pulang kamu berjanji akan membayar dengan kerja lembur, jadi hari i
Berbeda dengan Rain yang bingung dengan keputusan gegabah yang tidak dipikirkannya, Bening nampak santai dan bersikap seperti biasa, tapi bukan tanpa alasan. Bening sudah mempersiapkannya matang, bahkan demi melancarkan aksinya dia tidak memberitahu rencananya ke siapapun termasuk Arkan.Ia seolah t
Embun malah mengembuskan napas lelah dan membuat Mika secara berlebihan menanggapi dengan membungkam mulutnya sendiri. “Alamak … apa benar gosip itu kalau kamu memang memiliki keinginan diperistri Pak Rain?”Anggukan kepala dari Embun semakin membuat Mika tak percaya.“Oh My God Bu, turut berduka ci
“Lepas! apa yang kalian lakukan?” Embun meronta saat dua pria itu membawanya masuk ke dalam rumah Skala lewat pintu samping. Bukannya mendengarkan omongannya, dua pria yang mengenakan setelan jas hitam itu malah berdebat sendiri. “Kamar Pak Rain?” “Tidak, Ibu bilang kamar siapa saja asal jangan
💦💦💦 Di dalam kamar Cloud, Embun menikmati kesendiriannya. Ia tertawa sendiri melihat foto masa kecil Rain dan sang adik. Dari foto-foto yang terpajang di sana, dia yakin bahwa hubungan Rain dan Cloud pasti sangat lah dekat. Embun menuju meja belajar Cloud dan menemukan buku diary terbuka di sa
“Kamu mau di antar ke mana Bu? Mau pulang dengan Mami Papi ke rumah kakek atau hotel?” tanya Axel sambil melirik putrinya dari kaca tengah mobil. Sepanjang perjalanan sejak pulang dari acara di kediaman Rain, Embun hanya diam dan tak secerewet biasanya.“Hotel saja Pi, kalau boleh,” jawab Embun deng
“Dari mana saja kamu sampai tidak pulang semalaman?” Rea masih menatap tajam putri kesayangannya. “Apa kamu bisu? Jawab Mama!”“Sudah, tidak ada gunanya memarahi bahkan memukulnya seperti ini. Yang penting dia sudah pulang dengan kondisi baik.” Arkan menahan Rea dan menarik istrinya itu masuk ke dal
Semua orang saling pandang, tak terkecuali Embun. Gadis itu melangkah ke luar dan menutup pintu ruang kerja atasannya sebelum mengambil tas dan mendekat.“Kenapa? apa tidak boleh?” tanya Rain dengan sorot mata mengintimidasi, jadi bagaimana mungkin staffnya berani untuk menolak.“Ah … tidak Pak, bol
“Baby, itu daddy,” ucap Embun dengan senyuman manis. Karena kepalang tanggung untuk memindahkan Embun ke kamar persalinan, akhirnya dokter memutuskan untuk membawa beberapa alat ke sana. Terlebih persalinan itu tidak ada kendala, ibu dan bayinya sehat. Rain mendekat dengan mata yang berkaca-kaca,
“Onty … onty, ya ampun aku harus bagaimana ini?” Una panik setelah mengabari Rain bahwa Embun sakit perut dan mungkin saja akan melahirkan. Remaja itu belutut di depan Embun dan malah bernafas dengan mulut sama seperti yang Embun lakukan. “Huh … hah … huh … hah, nafas onty nafas.” Una merasa perut
Embun pun menoleh kebingungan, hingga Aura mendekat dan meraih tangannya Matanya tiba-tiba berkaca-kaca. “Aku minta maaf karena dulu jahat padamu, sebagai ABG labil yang sok berkuasa aku--” “Tidak apa-apa,” potong Embun cepat. Ia balas mengusap tangan Aura, baginya mendengar kata maaf dari gadis ya
Dua Bulan kemudian Rain hari itu merasa ketar-ketir karena Embun masih saja berangkat bekerja. Kehamilan istrinya itu sudah melewati hari perkiraan lahir, tapi belum juga ada tanda-tanda Boo ingin terlahir ke dunia. Alasan Embun bersikeras bekerja hari itu karena ingin menemui sendiri klien yang ak
“Dia sedang berdansa atau main bola? Anakmu sepertinya besok akan seperti kelinci yang suka melompat ke sana ke mari.” Bening menggelengkan kepala tak habis pikir, bibirnya tersenyum dan tangannya mulai membelokkan kemudi untuk membawa keluar mobil dari parkiran gedung. “Hiss … Tabebe, aku itu prin
Sadar bahwa masalah tentang kelahiran mereka pasti akan terus menjadi kontroversi jika tidak segera diakhiri. Hari itu Bening dan Embun datang ke stasiun TV milik orangtua teman Bening. Keduanya ingin menceritakan sejarah kelahiran mereka. Baik Embun dan Bening sudah meminta izin pada orangtua masin
“Perusahaan fashion Mama akan mengeluarkan produk pakaian bayi terbaru, Mama ingin mempersembahkannya untuk cucu Mama tercinta si Boo,” jelas Bianca. “Lalu? Apa Mama mau aku pergi ke Niel Fashion sekarang?” tanya Embun. “Tidak usah! Jangan, kalau terjadi sesuatu denganmu di jalan, aku bisa diamuk
Malam itu juga Rain memanggil dua bodyguard yang Bianca hadiahkan untuk istrinya ke apartemen, bahkan Sky juga tak lolos dari murka sang kakak ipar. Embun merasa sangat bersalah, dia duduk di kursi dekat meja pajangan dengan Rain yang berdiri di depan ketiga pria itu dengan berkacak pinggang. “Kali
“Apa kakak baik-baik saja?” Sky menaikkan sedikit rok Embun dan melihat lecet di lutut kanan sang kakak. “Tidak apa-apa Sky.” Embun menatap sang adik dengan gurat kecemasan. “Sky apa tidak masalah kamu mengumpat seperti tadi? aku yakin banyak yang merekammu, bagaimana jika mereka menyebar video ber