“Makan siang bersama?” Embun masih tak percaya bahwa Rain menawarkan hal itu. Namun, dia sepertinya terlalu gede rasa menyangka Rain hanya mengajak makan berdua. Pria yang terlihat sangat tampan mengenakan kemeja berwarna biru muda itu menoleh ke staff divisi pemasaran yang masih berada di meja ker
💦💦“Aku baru tahu kalau kadal gurun itu mantan pacarmu,” ucap Rain saat Embun mengambil berkas yang baru saja dia tandatangani.“Maaf ya Pak, namanya Oskar. Mohon dicatat! Oskar, bukan kadal gurun.” Embun terlihat tidak suka saat Rain memanggil pria bule mantan kekasihnya itu dengan sebutan kadal
“Bu Embun, apa yang Anda lakukan?” Manager hotel itu malah bertanya lagi dan membuat Embun kalang kabut.Resepsionis yang sedang bekerja pun memberi kode kedipan mata bahwa GMnya itu sedang bersembunyi, tapi si manager hotel yang tidak peka malah bertanya lagi.“Apa Anda mencari sesuatu, mari saya b
Memilih untuk mengabaikan, Rain menelepon Embun berharap gadis itu belum tidur agar dia bisa mengambil baju gantinya. Ia berjalan keluar kamar saat Embun menjawab. Masih dengan ponsel yang menempel di telinga, Rain berdiri di depan kamar Embun hingga tak dia sadari sebuah pukulan mendarat di kepala
“Yang mereka tahu saya bekerja di hotel.” “Wah … cari mati!” Rain menggeleng tak percaya, melihat Embun gelisah sampai menggigiti kuku jarinya dia menjadi tak tega. “Pak, saya mohon izin pulang lebih awal. Saya akan menggantinya dengan bekerja lembur besok.” Bukannya menjawab pertanyaan Embun, Ra
“Dasar wanita, jika urusan berbelanja pasti bahagia,” gerutu Axel. 💦💦 Setelah menerima oleh-oleh yang Jojo tawarkan, Rain pun pamit undur diri. Embun pun memilih mengantarnya sampai ke depan. Sepanjang perjalanan menuju lift mereka hanya terdiam, sampai Rain masuk dan Embun ikut melompat ke dala
Mengaduk-aduk makanannya karena sama sekali tak memiliki napsu makan, Embun membuat Mika dan seorang temannya heran. Ia tadi yang mengajak mereka makan siang di kantin, tapi dia sendiri yang terlihat tak berselera.“Apa tidak enak?” tanya Mika ke Embun tapi tak ada jawaban, hingga dia menoleh teman
“Em … jika tidak ada yang Anda butuhkan, saya pamit pulang.” Embun menunduk dan berjalan pergi dari ruangan itu, hingga tiba-tiba saja Rain bersuara dan membuatnya mau tak mau berbalik lagi. “Bukankah kemarin saat aku mengizinkanmu pulang kamu berjanji akan membayar dengan kerja lembur, jadi hari i
“Baby, itu daddy,” ucap Embun dengan senyuman manis. Karena kepalang tanggung untuk memindahkan Embun ke kamar persalinan, akhirnya dokter memutuskan untuk membawa beberapa alat ke sana. Terlebih persalinan itu tidak ada kendala, ibu dan bayinya sehat. Rain mendekat dengan mata yang berkaca-kaca,
“Onty … onty, ya ampun aku harus bagaimana ini?” Una panik setelah mengabari Rain bahwa Embun sakit perut dan mungkin saja akan melahirkan. Remaja itu belutut di depan Embun dan malah bernafas dengan mulut sama seperti yang Embun lakukan. “Huh … hah … huh … hah, nafas onty nafas.” Una merasa perut
Embun pun menoleh kebingungan, hingga Aura mendekat dan meraih tangannya Matanya tiba-tiba berkaca-kaca. “Aku minta maaf karena dulu jahat padamu, sebagai ABG labil yang sok berkuasa aku--” “Tidak apa-apa,” potong Embun cepat. Ia balas mengusap tangan Aura, baginya mendengar kata maaf dari gadis ya
Dua Bulan kemudian Rain hari itu merasa ketar-ketir karena Embun masih saja berangkat bekerja. Kehamilan istrinya itu sudah melewati hari perkiraan lahir, tapi belum juga ada tanda-tanda Boo ingin terlahir ke dunia. Alasan Embun bersikeras bekerja hari itu karena ingin menemui sendiri klien yang ak
“Dia sedang berdansa atau main bola? Anakmu sepertinya besok akan seperti kelinci yang suka melompat ke sana ke mari.” Bening menggelengkan kepala tak habis pikir, bibirnya tersenyum dan tangannya mulai membelokkan kemudi untuk membawa keluar mobil dari parkiran gedung. “Hiss … Tabebe, aku itu prin
Sadar bahwa masalah tentang kelahiran mereka pasti akan terus menjadi kontroversi jika tidak segera diakhiri. Hari itu Bening dan Embun datang ke stasiun TV milik orangtua teman Bening. Keduanya ingin menceritakan sejarah kelahiran mereka. Baik Embun dan Bening sudah meminta izin pada orangtua masin
“Perusahaan fashion Mama akan mengeluarkan produk pakaian bayi terbaru, Mama ingin mempersembahkannya untuk cucu Mama tercinta si Boo,” jelas Bianca. “Lalu? Apa Mama mau aku pergi ke Niel Fashion sekarang?” tanya Embun. “Tidak usah! Jangan, kalau terjadi sesuatu denganmu di jalan, aku bisa diamuk
Malam itu juga Rain memanggil dua bodyguard yang Bianca hadiahkan untuk istrinya ke apartemen, bahkan Sky juga tak lolos dari murka sang kakak ipar. Embun merasa sangat bersalah, dia duduk di kursi dekat meja pajangan dengan Rain yang berdiri di depan ketiga pria itu dengan berkacak pinggang. “Kali
“Apa kakak baik-baik saja?” Sky menaikkan sedikit rok Embun dan melihat lecet di lutut kanan sang kakak. “Tidak apa-apa Sky.” Embun menatap sang adik dengan gurat kecemasan. “Sky apa tidak masalah kamu mengumpat seperti tadi? aku yakin banyak yang merekammu, bagaimana jika mereka menyebar video ber