Pukul delapan pagi, Xue Ningyan membuka matanya, rasa lelah masih menjalar di sekujur tubuhnya. ‘Pria ini benar-benar binatang buas.’ Xue Ningyan bergumam dalam hati sambil meringis pelan, ‘Sakit ….’Xue Ningyan menatap ke samping tempat tidurnya. Rupanya Shen Qi masih tidur di sana. ”Dia tidak bekerja, ya ….” “Kau tidur nyenyak sekali, ya.” Shen Qi tiba-tiba membuka matanya dan tersenyum. “A-anda sudah bangun?!” Xue Ningyan membulatkan mata terkejut. “Aku sudah bangun sejak lima belas menit yang lalu,” jawab Shen Qi dengan santai. “Kenapa Anda tidak segera bangun?” Xue Ningyan bersungut-sungut, “Bukankah Anda masih harus bekerja?” “Memang, tapi aku ingin ada di tempat tidur sampai istriku bangun tidur.” “Sa-saya sudah bangun. Jadi Anda bisa segera pergi bersiap-siap untuk bekerja.” Xue Ningyan memalingkan wajahnya. Shen Qi terkekeh, “Kalau kau masih lelah, tidur lagi saja. Aku akan pulang pukul delapan malam seperti biasa, jadi tunggu aku, kita makan malam bersama.”Xue Ningy
Biro Informasi. Shen Qi berangkat bekerja pukul sepuluh pagi. Zhong Li sudah berada di ruangannya untuk mengurus dokumen-dokumen yang akan Shen Qi periksa hari ini. “Selamat pagi, Zhong Li.” Shen Qi menyapa dengan senyum lebar saat memasuki ruangannya. “Tuan Muda, ini sudah pukul sepuluh, seharusnya sudah tidak pagi lagi.” Zhong Li menatap Shen Qi dengan matanya yang terlihat lelah. “Benarkah? Kalau begitu selamat siang?”Zhong Li tersenyum paksa, “ …. Selamat siang.” “Ada apa dengan ekspresimu itu? Bukankah aku sudah memberimu libur satu hari?” Shen Qi duduk di kursinya dan mulai bekerja. Zhong Li meletakkan dokumen yang sudah diseleksi di atas meja Shen Qi. “Ini dokumen yang berkaitan dengan kasus bunuh diri tersangka Mu Sheng.” “Kau sudah mengumpulkan sebanyak ini?” “Inilah alasan kenapa kemarin saya tidak jadi libur, Tuan Muda.” Zhong Li tersenyum tipis. “Kenapa? Padahal aku tidak memerintahkan apa-apa padamu,” Shen Qi masih tampak tidak peduli. “Kemarin saat Tuan Muda m
Saat hari semakin siang, Xue Ningyan menerima surat yang dikirim dari Biro Informasi, dan orang yang mengantarkannya adalah Zhong Li. Pengawal itu berkata, “Hari ini saya diperintahkan untuk menemani Nyonya Muda sepanjang hari. Jadi, jika ada tempat yang ingin Nyonya Muda kunjungi di luar kediaman, atau di mana pun itu, Anda bisa langsung mengatakannya pada saya.” Xue Ningyan membuka surat yang diberikan Shen Qi. “Aku akan pulang sangat larut hari ini, jadi kau tidak perlu menungguku.” Xue Ningyan menghela napas pelan, menatap Xiao Ci yang baru saja tertidur setelah mengobrol cukup lama dengannya. “Aku ingin pergi ke toko camilan,” ucap Xue Ningyan.“Baik, Nyonya Muda, akan saya antarkan.” Zhong Li mengangguk sopan.Li Li mendekat ragu-ragu, “Anu …, Nyonya Muda, apakah saya—”“Kau di rumah saja, sudah ada Zhong Li yang menemaniku.” Xue Ningyan menjawabnya dengan senyum tipis.“Baik, Nyonya Muda.” Li Li tertunduk perlahan. Sepeninggal Xue Ningyan dan Zhong Li, Li Li terus berdiri
Pada sore harinya, persis setelah mempertimbangkan dokumen rahasia yang diberikan Tang Yan kepadanya, Shen Qi keluar dari Biro Informasi menunggangi kuda menuju Restoran Taiji untuk menemui orang tersebut. Kata Zhong Li, Tang Yan yang memberikan informasi rahasia terkait Aliansi Gelap ini sudah menunggu sejak pagi di Restoran Taiji untuk bertemu dengannya. Shen Qi mendengus pelan, orang itu bahkan memesan ruangan di lantai dua hanya untuk pertemuan semacam ini? Tapi wajar saja, karena yang akan dibahas adalah informasi rahasia. Bahkan kalau menuruti kemauannya, Shen Qi berencana untuk menyeret Tang Yan ke Biro Informasi untuk diinterogasi secara resmi. Namun itu justru akan mengundang perhatian orang-orang untuk membicarakannya, dan tak sedikit kemungkinan kabar itu akan sampai hingga ke telinga Yang Mulia Pangeran Pertama dan Liu Ling.Alhasil, tanpa mengharapkan apa pun, Shen Qi pergi menemui Tang Yan di tempat yang sudah dijanjikan sebelumnya. Zhong Li juga mengatakan tentang
“Xue Ningyan.” Shen Qi memanggilnya saat dia sudah berhasil menyusulnya di bawah. Xue Ningyan menoleh, tersenyum lebar saat melihat Shen Qi berdiri tak jauh dari dirinya berada. “Tuan Muda? Bagaimana Anda bisa berada di sini?” Shen Qi berjalan mendekat dan merengkuh pinggangnya. “Aku baru daja menyelesaikan sebuah urusan di dekat sini dan melihatmu sedang jalan-jalan, jadi aku mendekat. Kau tidak suka?”Xue Ningyan menggeleng cepat, “Saya justru merasa senang karena Tuan Muda ada di sini. Saya keluar untuk membeli anggur kering.” “Kau sudah mendapatkannya?” Shen Qi menatap tangan kanan Zhong Li yang membawa sebuah kantong manisan. “Iya, sekarang kami sudah mau pulang.” Xue Ningyan mengangguk penuh semangat. “Kalau begitu, berhati-hati, ya. Pekerjaanku belum selesai, jadi sampai malam hari, Zhong Li yang akan menjagamu. Jangan berkeliaran lagi dan cepat pulang.” Shen Qi mengusap puncak kepalanya, tersenyum. Jantung Xue Ningyan berdebar kencang hanya dengan perlakuan sederhana sem
Xue Ningyan merebahkan tubuh di atas ranjang, matanya melihat ke langit-langit kamar, sesekali mengembuskan napas panjang. “Hari ini Tuan Muda sangat overprotektif terhadapku. Apakah karena semalam, ya?” Xue Ningyan bertanya pada dirinya sendiri. Pintu tiba-tiba diketuk dua kali, “Nyonya Muda, saya Xiao Ci.” Xue Ningyan segera membukakan pintu, matanya menatap terkejut saat Xiao Ci benar-benar sudah berdiri tegak sambil membawa nampan berisi makan malam bersama pelayan-pelayan dapur yang membantunya. “Kenapa kau ada di sini, Xiao Ci? Bukankah aku sudah menyuruhmu beristirahat lebih lama?” Xiao Ci tersenyum lebar, “Saya sudah lama tidak merasakan tubuh sangat sehat seperti sekarang, Nyonya Muda. Anda juga tahu, stamina saya kan, memang berbeda dengan wanita kebanyakan.” Xue Ningyan terkekeh, “Masuklah, temani aku makan malam juga.” “Apakah hari ini Tuan Muda tidak pulang lebih awal? Saya mendengar dari Li Li kalau beliau biasanya pulang pukul delapan malam.” Xiao Ci masuk membaw
“Anda sudah pulang, Tuan Muda?” Xue Ningyan tersenyum dan membuka pintu kamar. “Kenapa kau masih belum tidur?” Shen Qi merengkuh tengkuk Xue Ningyan dan mencium dahinya. Wajah Xue Ningyan mulai terasa panas tanpa bisa dikendalikan, ‘Belakangan Tuan Muda berterus-terang sekali bersikap hangat kepadaku ….’ “Aku bertanya padamu, Xue Ningyan.” Dahi Shen Qi berkerut. “Ah, saya tidak sengaja terbangun, dan mendengar suara kereta kuda di luar, jadi saya mengira Anda baru saja pulang lalu memutuskan untuk menyambut, tapi ternyata Anda sudah di sini ….”“Ayo kita tidur.” Shen Qi melepas pakaian resminya dan berganti menjadi pakaian tidur yang santai. Xue Ningyan duduk di tepi ranjang, mengamati kelembutan Shen Qi yang benar-benar terlihat seperti sosok suami yang sayang menyayangi istrinya ini ….“Kau memikirkan apa sampai melihatku seperti itu?” Eh?! Xue Ningyan terperanjat. “Aku memang tampan, tapi tidak perlu sampai seperti itu menatapnya. Kau juga bukan tidak bisa menikmati ketampan
Pagi setelah malam itu, Shen Qi menyiapkan sarapan bersama ‘terakhir’ dengan Xue Ningyan sebelum memulai kesibukannya selama beberapa hari di Biro Informasi. Kedua kalinya, setelah bangun tidur, Xue Ningyan tidak begitu canggung seperti saat pertama kali melakukannya. Dia juga bisa menatap wajah Shen Qi dengan normal seperti biasa. Yang berubah hanyalah cara bicaranya yang lebih akrab dengan Shen Qi. Bahkan tindakannya sedikit demi sedikit juga mulai menjadi lebih santai. “Tuan Muda, apakah aku bisa pergi ke Biro Informasi sesekali seperti yang Tuan Muda katakan semalam?” Shen Qi meletakkan cangkirnya. “Kau ingin?” “Kalau Tuan Muda sibuk setiap hari, aku khawatir Tuan Muda tidak makan dan tidur dengan teratur, jadi aku ingin datang sesekali untuk membawakan makanan.” “Apakah ini adalah sisi baikmu yang lain?” Shen Qi menyeringai. “Apa maksud Tuan Muda?” “Sekarang kau sudah bisa memperhatikan keseharian suamimu, ya.” “Memang banyak sekali perubahan pada diriku setelah Tuan Mud
“Salam untuk Nyonya Muda, sudah lama kita tidak bertemu, ya.” Xue Ningyan menahan napas dalam keterkejutannya, “Tabib?” “Ya, Nyonya Muda. Malam ini saya datang atas perintah Tuan Muda. Beliau ingin saya memeriksa tubuh Anda.” Tabib itu mendekat dengan tiba-tiba. Refleks, Xue Ningyan mundur untuk menghindarinya karena masih terkejut, “Ta-tapi kenapa tiba-tiba sekali?” Zhong Li tersenyum karena merasa ini semua salahnya, “Maaf, Nyonya Muda. Saya tidak bisa mencegah keinginan Tuan Muda. Jadi saya pun hanya bisa menurutinya saja. Mohon Nyonya Muda mau bekerja sama sebentar.” “Tapi saya baik-baik saja, tidak ada yang perlu diperiksa oleh Tabib—”“Cepat lakukan,” Shen Qi menggeram tak sabar. Tabib meminta Xue Ningyan untuk mengulurkan salah satu tangannya. Dan menutupi pergelangan tangannya dengan sehelai kain tipis. Setelah beberapa jenak, tabib itu melepaskan ibu jarinya dari titik nadi Xue Ningyan. Lalu memintanya untuk mengganti dengan tangan yang lain. Setelah selesai, ia membu
Akhirnya, Tang Yan kembali ke Kediaman Tuan Muda Keempat setelah berhari-hari menyamar. Dan langsung diminta untuk menemui Xue Ningyan yang menunggunya di Paviliun Taman. Tang Yan datang dengan segera malam itu juga. Ia berdiri dengan kepala tertunduk, lalu meminta maaf, “Saya minta maaf karena telah melalaikan tugas saya, Nyonya Muda. Tapi saya benar-benar memiliki sesuatu yang mendesak untuk segera diselesaikan.” “Apakah kau tidak bisa mengatakan padaku urusan apa itu?”Tang Yan terdiam sejenak, lalu mengangguk. “Bahkan meminta izin pada Xiao Ci pun tidak bisa?” “Maaf, Nyonya Muda. Memang saya seharusnya menyempatkan diri untuk meminta izin terlebih dahulu.” “Sudahlah, urusan hukuman bisa nanti-nanti. Pergilah beristirahat, raut wajahmu terlihat tidak baik. Apakah ada sesuatu yang terjadi?” Xue Ningyan mendongak menatapnya yang berdiri di depannya. Tang Yan masih saja terdiam, memang raut wajahnya itu tidak bisa disembunyikan karena dia tidak bisa berhenti memikirkannya. “Ja
“Minumlah. Kau pasti ketakutan.” Tang Yan meletakkan semangkuk air putih di hadapan Liu Ling yang memejamkan mata sambil memijat pelipisnya. “Terima kasih karena sudah menolongku.”Tang Yan terdiam sejenak, kemudian menyeringai lebar, “Aku akhirnya berguna juga untukmu, ya!” Berkat Tang Yan, tiga pria bodoh itu sudah diatasi dengan cepat dan Liu Ling segera meninggalkan lorong itu bersamanya. “Aku bisa menghadapi mereka sendirian.” “Kalau bisa, kenapa kau malah melangkah mundur bukannya maju dan memukul?” “Itu karena kau datang duluan.” “Ah …, kalau begitu, apa seharusnya aku tidak usah datang saja?” Tang Yan memasang wajah menyesal seolah-olah tindakannya memang salah. Liu Ling menyorot datar, ‘Dia bercanda, ya?’ “Kalau sebenarnya kau bisa menghadapi mereka, seharusnya aku diam saja supaya bisa menghemat energi.” Tang Yan mengembuskan napas pelan, meraih kendi arak yang baru saja dibelinya dari kedai yang sama. Liu Ling menghabiskan air di mangkuknya. Sambil mengamati Tang Y
Istana Selatan. Tang Yan melihat Liu Ling keluar dari paviliun itu setelah pukul tujuh malam. Dan hanya pulang berjalan kaki dengan pelayan pribadinya. “Kenapa dia tidak naik kereta kuda saja?” Tang Yan berjalan mengikutinya diam-diam. Tapi kalau diperhatikan lagi, suasana malam hari di Ibukota sangat ramai dan terlihat aman, tidak menyeramkan seperti Qingzhou. Dan pasti ada alasan yang jelas mengapa Liu Ling memilih untuk tidak menggunakan kereta kudanya. Tang Yan merasa tenang. Dia mengikuti Liu Ling diam-diam dengan niat untuk melindunginya. Dia sungguh tidak memiliki maksud apa pun dan hanya ingin melindunginya. “Putri, ini indah sekali!” Man'er berseru antusias sambil mencoba sebuah tusuk rambut yang dijual di pinggir jalan. Liu Ling mendengus, “Aku bisa membelikanmu yang lebih mahal dari ini, Man'er, letakkan itu.” “Tapi, Putri. Saya benar-benar menyukai ini.” Man'er enggan meletakkannya. “Aku sudah bilang aku akan membelikanmu yang lebih bagus dan mahal, kan? Ini sama
Setelah percakapan yang penuh intensitas itu, Shen Qi pergi meninggalkan Xue Ningyan begitu mendengar jawaban tidak disangka itu. Dia menutup mulut dan hidungnya dengan wajah yang panas, “Yang benar saja? Mengapa aku bisa begitu tidak tahu malu menginginkan hal semacam itu dari seorang wanita yang bahkan tidak kukenal?”“Yeah …, memang dia bilang aku menginginkannya setelah satu bulan pernikahan kami. Tapi itu tetap saja di luar dugaan. Kenapa pula aku menginginkan seorang putra dari rahimnya? Tidak masuk akal.” “Apanya yang tidak masuk akal, Tuan Muda? Anda sendiri yang mengusulkan hal itu.” Zhong Li yang sedang memeriksa dokumen di sudut ruangan, mengomentari pemikirannya. Shen Qi menyorot dengan tatapan membunuh. Seolah baru tahu kalau Zhong Li berada di sana lebih dulu darinya. Zhong Li langsung menyembunyikan kepalanya dengan tumpukan dokumen, “Se-sebenarnya saya sibuk bekerja, Tuan Muda ….”“Kalau bekerja ya bekerja saja. Jangan sibuk mengurusi urusan orang lain.” “Baik ….”
Istana Selatan.Saat ini, Tang Yan berada di sana. Dia memakai seragam pelayan pria dan mencari kesibukan dengan menyapu halaman. Sambil melakukan itu, matanya mengawasi kamar pribadi Pangeran Pertama. Dan tidak melihat ada hal yang mencurigakan yang bisa membantu penyelidikannya. Sebenarnya, sudah dua hari sejak ia berada di sini untuk mengawasi Pangeran Pertama secara langsung. Tapi dia bahkan tidak melihat sang Pangeran bertemu orang selain Baginda Kaisar dan para pejabat di Istana yang bertegur sapa setelah rapat rutin berakhir. Padahal dia yakin sekali akan bertemu pria misterius itu jika menyusup ke Istana Selatan. ‘Omong-omong, aku juga mendengar kalau Liu Ling sangat dekat dengan Pangeran Pertama, kan?’ Tang Yan menghentikan aktivitas menyapu halamannya. Dan beralih mencabuti rumput di sekitar paviliun. Berharap ia bisa menemukan sesuatu jika bekerja di dekat tempat di mana Pangeran biasanya menerima tamu. Dan benar saja, beberapa saat kemudian, dia melihat Pangeran Per
Xue Ningyan mematung di depan pintu. Melihat Shen Qi sudah rapi dengan warna pakaian yang senada dengannya. Pakaian itu juga dipakai Shen Qi saat menghadiri pesta pernikahan Tuan Putri Yinyue. ‘Bagaimana bisa begitu kebetulan ….’ Xue Ningyan ragu-ragu menerima uluran tangan Shen Qi. Tapi Shen Qi langsung menggenggamnya dan mengajaknya berjalan tanpa mengatakan apa pun. Zhong Li sudah mengabarkan kalau Qin Wanzhi sudah berada di ruang makan keluarga setelah memasak beberapa hidangan kesukaan Shen Qi. Matanya melirik menatap Xue Ningyan yang berjalan dengan pandangan lurus tanpa menunjukkan ekspresi apa pun. Meski semalam ia menyuruh Xue Ningyan tidur di kamarnya, tapi ia sama sekali tidak memasuki kamar itu semalam penuh. Mungkin ia mengerti kenapa Xue Ningyan seperti tidak melihatnya sekali pun pagi ini walau sempat tercengang sedikit. “Anu …, aku minta maaf tentang semalam,” Shen Qi membuka percakapan. “Saya sudah memaafkannya,” jawab Xue Ningyan, pendek dan datar. Shen Qi
“Nyonya Muda, bangun …, sudah saatnya Anda bangun, Nyonya Muda.” Suara Xiao Ci terdengar menerobos alam mimpinya. Xue Ningyan membuka dan melihat Xiao Ci sedang membuka jendela. “Pukul berapa sekarang, Xiao Ci?” Xue Ningyan beringsut duduk. “Sekarang pukul tujuh pagi, Nyonya Muda.” Xiao Ci tersenyum dan mendekat, “Saya sudah menyiapkan air hangat untuk Anda mandi.” “Ah, iya.” Xue Ningyan berdiri dan bersiap untuk mandi. Semalam, Zhong Li mendatanginya dan menyuruhnya segera pindah kembali ke kamar Shen Qi. Dia juga mendengar bahwa alasannya adalah karena kedatangan Nyonya Qin yang tiba-tiba. Tapi Xue Ningyan tidak bisa menolak permintaan itu dan segera pindah ke kamar Shen Qi. Semalam itu …, dia menangis karena tidak mampu menahan kekecewaannya terhadap Shen Qi. Ia memahami bahwa yang ia hadapi sekarang bukan Shen Qi yang mampu bersikap dewasa karena ingatannya seolah tertahan di usia dua puluh tahun.Mungkin saat ini Shen Qi merasa bahwa seperti itulah dia harus bersikap padan
“Itu maksudnya adalah hubungan suami-istri.” Suara lain telah menyahut. Shen Qi terkesiap dan menoleh ke belakang. “I-Ibu?! Kenapa ada di sini?”“Haah, kau sudah dewasa dan sudah mengalaminya, kan? Bagaimana mungkin tidak tahu?” Qin Wanzhi menepuk dahi dan mengambil posisi duduk di hadapannya. “A-apa hubungannya itu dengan Ibu?! Lagipula, Ibu belum menjawab pertanyaanku, kenapa Ibu ada di sini?” Shen Qi menatap jengkel.Qin Wanzhi tersenyum lebar sambil menyipitkan mata. “Aku datang karena merindukan menantuku.”Shen Qi berdecak kesal, memilih untuk tidak mengindahkan pengakuan Qin Wanzhi. Tapi di sisi lain, dia merasa resah karena ternyata Qin Wanzhi datang untuk Xue Ningyan. Zhong Li berbisik di telinganya, “Nyonya Qin sangat dekat dengan Nyonya Muda. Jadi sebaiknya Anda bersandiwara sebentar seolah-olah tidak ada yang terjadi, Tuan Muda. Atau saya perlu mengatakan pada beliau bahwa Anda hilang ingatan?” “Tidak perlu, Zhong Li. Aku bisa menghadapinya,” balas Shen Qi. “Jadi, sur