Share

Bab 79 Pembalasan!

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-31 20:17:31

Usai menunaikan sholat magrib seluruh jamaah melakukan dzikir dan berdoa. Daniel tersenyum menatap gelang tasbih pemberian wanitanya. Ia akan menghitung dengan biji tasbih dzikir yang ia ucapkan kendati ia masih kebingungan dzikir apa yang harus ia lafalkan pada saat itu.

Ia pun melafalkan dzikir takbir dan tasbih seperti apa yang ia dengar dari jamaah yang duduk berdampingan dengannya.

Ketika dzikir rampung sang imam pun memutar tubuhnya dan hendak bersalaman dengan jamaah. Karena sang imam penasaran dengan sosok pemuda yang terlihat sangat berbeda dengan yang lain, ia ingin berkenalan dengan Daniel Dash.

“Namanya siapa Mas?” tanya sang imam yang masih terlihat muda tersebut. Ia mengira jika Daniel ialah seorang turis asing.

“Saya Daniel,” jawab Daniel singkat.

“Kalau boleh tau, maaf, Anda turis dari mana? Bahasa Indonesia Anda fasih dan bacaan iqomahnya bagus! Anda sudah lama tinggal di Indo?”

“Ayah saya Aussie. Ibu orang Jawa, Mas,”

“Oalah, punten dikira turis!” katanya terkekeh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Sarah jasmine Salamah
semangatt kak...lanjuttt
goodnovel comment avatar
jihan sufyan
next kak.... wah gimana tuh kelanjutannya.. lanjut kak....
goodnovel comment avatar
Bani othman
Padu,, huhu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 80 Bahagia di atas penderitaan orang lain

    Di sebuah cafetaria kampus,Seorang gadis tampak mengaduk-aduk lemon tea dingin dengan malas. Wajahnya ditekuk dan terlihat masam. Terlihat sama sekali tak ada gairah dalam hidupnya. Teman-teman satu circle nya mengerumuni gadis berwajah cantik dengan tatanan khas rambutnya dikuncir kuda. Mereka merasa aneh saja melihat sahabatnya terlihat pendiam tak biasanya ceria.“Ya … ya … wakil panitia OSPEK kok bete? Beres belum persiapan buat hari senin?”tanya salah satu teman kampusnya ikut bergabung.“Kalau soal OSPEK tak ada masalah.” Gadis itu menjawab malas.“Kenapa lo bete? Lo lagi punya masalah sama pacar lo?” “Aku super badmood! Aku sudah melakukan kesalahan fatal. Hubunganku dengan Daniel sudah khatam! Aku juga sudah mengecewakan Mommy nya. Padahal Mommy Kinan pendukungku! Ia sangat mendukung hubunganku dengan putra bungsunya itu.”Violeta mengutarakan keresahan hati pada teman-temannya.“Kalau boleh tahu, apa kesalahan yang kau buat?” tanya temannya yang lain berpenampilan tomboy

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-01
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 81 Hari pertama OSPEK yang sesuatu!

    Nuha terbengong-bengong ketika mendengar cerita dari suaminya bahwa adik iparnya, Daniel Dash sudah menjadi mualaf.Nuha sempat terkejut ketika melihat Darren dan Daniel keluar dari masjid bersama. Namun Darren tidak menceritakannya sebelum mereka tiba di rumah.“Serius Mas? Aku tidak percaya!” ungkap Nuha dengan mata yang membulat sempurna. Mata hitam obsidiannya semakin melebar dengan bulu mata yang lebat bergoyang. Mirip boneka India.Darren hanya mengulum senyum menatap ekspresi yang ditunjukan istrinya. Jangankan Nuha, dirinya saja tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Seperti sebuah mimpi mendapati adiknya mengumandangkan iqomah di masjid.Adik yang ia kenal hidup bebas. Adik yang pembangkang. Adik berandalannya kini menjelma menjadi pemuda yang lebih baik.“Sayang, kau menggemaskan sekali,” Darren menyatukan kening mereka. Dengan usilnya, ia merapatkan sebelah matanya pada sebelah mata Nuha hingga bulu mata mereka beradu geli.Nuha tertawa. “Mas, iseng,”“I like your eyes, y

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-01
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 82 Tindakan panitia yang provokatif

    Pagi buta para mahasiswa senior yang terdiri dari anggota BEM kampus Prabu Agung Cakrabuana tengah mengadakan briefing acara OSPEK sebentar lagi. Mereka tengah membahas rencana kegiatan yang sudah disusun untuk kegiatan OSPEK kampus selama tiga hari. Setelahnya maka akan diserahkan pada panitia yang berasal dari fakultas.PKKMB atau yang lebih dikenal dengan OSPEK terdiri dari dua kegiatan. Pertama OSPEK kampus yang diadakan untuk seluruh mahasiswa baru dari semua fakultas dan jurusan. Yang ke dua OSPEK tiap fakultas yang diselenggarakan oleh fakultas masing-masing.Dalam waktu kurang lebih tiga puluh menit, briefing selesai dan diakhiri oleh doa agar acara selama OSPEK berlangsung lancar.Semua panitia sedang bersiap-siap. Mereka sudah memakai almamater kebanggaan kampus. Beberapa ada yang memilih sarapan terlebih dahulu di cafetaria kampus karena sudah buka sejak subuh. Ada yang hanya menikmati sarapan dan kopi starbuck delivery dari Grabfoo*. Usai mengisi amunisi perut, mereka men

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-02
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 83 Kakak senior yang baik hati

    “Bagaimana kabarmu, Daniel? Kau terlihat sehat sepulang dari Indonesia.”dr Richard yang menangani Daniel menyambut kedatangan Daniel dengan ramah tamah. Hari itu Daniel tengah melakukan medical cek up rutin untuk melihat perkembangan kesehatannya.“Seperti yang kaulihat, baik, Dok. Saya merasa lebih baik dan sehat.”Daniel mengambil tempat duduk di depan dr Richard terhalang meja persegi panjang.“Well, sekarang kita lihat jadwal operasi ya?”dr Richard melihat map berisi rekam medis milik Daniel.“Mukjizat! Maaf, sepanjang saya menangani cancer kau adalah anomali. Saat saya melihat rekam medis yang dikirim dokter di Indonesia, saya sempat frustrasi. Saya kira terapi yang kau ikuti hanya mengurangi jumlah sel cancer sedikit.Siapa sangka, sel cancer mu bahkan mulai bisa dikendalikan. Terapi dan obat-obatan yang kau konsumsi nyatanya efektif memusnahkan sel cancer dalam jumlah banyak.”dr Richard begitu antusias membahas progress kesehatan Daniel saat ini.Daniel bersyukur dalam hati,

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 84 Keresahan dua hati

    Sudah hari ke tiga, Violeta merasa di atas angin. Ia berhasil mengerjai Salwa Salsabila bersama panitia lainnya. Ia memanfaatkan posisinya sebagai panitia untuk mengeksploitasi gadis energik itu. Salwa tak kuasa menolak sebab dalam kegiatan tersebut ketika ia berupaya melawan atau menolak sanksi yang diperoleh semakin berat. Salwa pun tak patah arang. Ia menunjukan pada mahasiswa senior bahwa ia maba yang kuat secara mental dan fisik. Tak tanggung-tanggung, Salwa dihukum diminta push up hingga lima puluh kali. Berlari mengelilingi stadion olahraga universitas yang sangat luas sebanyak sepuluh kali. Berdiri menghormati bendera merah putih yang berkibar saat terik matahari membakar kulit. Semua ia lakukan dengan kerelaan sebab ia bersikukuh dengan pendiriannya. Beberapa mahasiswa senior mengujinya dengan pertanyaan-pertanyaan provokatif dan menjatuhkan. Salwa selalu berusaha menjawab dengan logis, realistis dan benar kendati para panitia pula berupaya menghabisinya dengan statement

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-04
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 85 Kiriman dari seseorang?!

    “Wa, kau kenapa?” Neng Mas mengguncang pelan pundak Salwa yang tengah tidur dengan memunggunginya. Ia tak pernah mengganggu sahabatnya sedang tidur, namun melihat punggung yang berguncang ketika posisinya meringkuk ia menarik kesimpulan. Gadis itu tengah menangis dalam tidurnya. “Apa salah satu panitia menghinamu? Menghina kakakmu?” telisik Neng Mas mengira-ngira. Biasanya jika berkaitan dengan saudarinya, ia akan cepat tersulut emosi. Mengabaikan perkataan sahabatnya, Salwa hanya menggertakan giginya dan meremat selimut yang membungkus tubuhnya. “Wa, apa kau sedang punya masalah dengan Mas Mister mu?” Mendengar Neng Mas menyeru namanya, Salwa langsung menggeram. “Jangan sebut dia!” Sebagai seorang sahabat yang peka, Neng Mas sudah mafhum, rupanya akar permasalahan yang menyebabkannya uring-uringan ialah Daniel Dash. “Cerita dong! Kita ‘kan sahabat. Apa yang membuat kalian aishiteru?” Salwa menyingkirkan selimut dan menatap nyalang Neng Mas. Wajahnya yang lusuh semakin terliha

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-05
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 86 Ancaman marabahaya

    Siang itu Nuha tengah mengasuh ke tiga anaknya di taman, menggelar karpet dan menaruh beberapa keranjang berisi makanan dan minuman serta mainan anak-anak. Di bawah rindangnya pohon ketapang, dikawani sinar matahari yang masih malu-malu, mereka menikmati semilir angin yang berembus dan pemandangan taman di mana bebungaan tengah bermekaran.Bik Ningsih dan Mutia serta pelayan wanita lain ikut serta bergabung di sana menemani anak-anak bermain. Meskipun posisi mereka ART namun Nuha sebagai majikan mereka tak pernah menganggap mereka pekerja rendahan hanya karena status sosial lebih rendah.Nuha dan Darren memperlakukan mereka dengan baik. Para pekerja di sana diapresiasi dengan baik. Tak segan mereka mendapat bonus gaji atas pengabdian dan pekerjaan mereka yang memuaskan.“Bik, tolong buat roti sandwich untuk Asyraf. Isinya tuna dan sosis. Dikasih saus mayones dan saos tomat!” titah Nuha pada Bik Ningsih.“Siap, Mbak,” jawab Bik Ningsih dengan sigap. Ia langsung membongkar keranjang ro

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 87 Aksi gagal sang pecundang

    Para maba sudah berbaris rapi mengantri karena akan mengikuti kegiatan seru yaitu flying fox atau luncur gantung.Semua maba antusias ingin mengikuti aksi yang memacu adrenalin tersebut, terutama maba yang paling aktif di antara yang lain, ialah Salwa Salsabila di mana kehadirannya cukup menarik atensi semua peserta. Mungkin jika tidak ada yang memberitahu sosok gadis itu maka takkan ada satupun menyadari jika ialah adiknya Mariyam Nuha di mana memiliki karakter yang bertolak belakang.Mariyam Nuha yang kalem, anggun tetapi tegas. Sementara itu Salwa Salsabila yang terkesan tomboi, energik dan sedikit temperamen. Mereka memiliki satu kesamaan yakni keberanian yang tinggi dan keras kepala.“Salwa! Salwa!” teriak para maba ketika panitia mengumumkan siapa yang akan menjadi pemain pertama flying fox. Siapakah yang paling berani di antara yang lain.Salwa sedikit meringis mendengar teriakan teman-temannya. Ia sering memanjat pohon yang tinggi namun untuk menaiki flying fox berbeda. Butuh

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06

Bab terbaru

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Extra part

    Setahun kemudian,Yusuf dan Farah kini sudah tinggal terpisah dari keluarganya masing-masing. Sebagai seorang suami yang bertanggung jawab, Yusuf membangun sebuah rumah mewah untuk istrinya. Tak kalah mewah dengan rumah keluarga istrinya.Karena Yusuf seorang yang paham agama sehingga ia meyakini bahwa ia harus memberikan yang terbaik untuk istrinya. Bahkan ia memberikan nafkah terbaik, lebih baik dari apa yang istrinya dapatkan dari ayahnya. Yusuf bekerja keras di perusahaan sang ayah. Ia juga menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di akhir pekan untuk mengamalkan ilmunya dalam ilmu Quran dan hadist. Selain itu, pemuda tampan itu membuat buku dan banyak melakukan seminar dan workshop sebagai seorang penulis dan pendidik.Malam itu, Yusuf pulang terlambat ke rumah. Tepat pukul sembilan malam, ia baru saja memarkirkan kendaraan SUV miliknya di halaman rumahnya yang sangat asri.Rumah itu dibangun di atas lahan hektaran. Pemuda yang visioner itu ingin kelak memiliki banyak

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 95 (happy ending)

    Perlahan, Yusuf pun melepas jilbab Farah dan tersenyum menatapnya. Tangannya dengan lembut melepas ikatan rambut Farah hingga membuat rambutnya terburai. Rambutnya yang hitam nan panjang mencuri atensinya.Tanpa sàdar, Yusuf merengkuh sejumput rambutnya yang halus kemudian menciumnya seraya memejamkan matanya. Farah menatap suaminya dengan tatapan penuh damba. Pemuda tampan itu kita sudah menjadi miliknya seutuhnya.“Yusuf, aku mau mandi,” ucap Farah dengan gugup. Berdekatan dengan Yusuf sungguh membuat tubuhnya panas dingin. Ia butuh waktu untuk beradaptasi dengan suaminya.“Tentu, Sayang,” jawab Yusuf sembari berdiri. Pemuda tampan itu berjalan menuju lemari dan mengambil handuk. Kemudian ia menoleh ke arah Farah yang masih sibuk merapikan aksesoris pengàntin. “Sayang, ini handuknya. Aku taruh di atas nakas.”Dipanggil dengan sebutan sayang, Farah semakin salah tingkah. Ia lantas berpikir nama panggilan untuk suaminya. “Yusuf, aku harus memanggilmu apa? Hum, meskipun kita seumuran, k

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 94

    Sebulan berlalu. Persiapan pernikahan Farah dan Yusuf sudah rampung. Hari bahagia yang dinantikan itu telah tiba. Setelah melewati berbagai macam ujian dan rintangan dalam kisah cinta mereka, akhirnya, Farah dan Yusuf bisa bersanding di sebuah tempat yang sakral dan suci.Pagi itu, pukul 09.00 WIB Farah dan Yusuf akan melangsungkan akad walimah yang diadakan di ballroom salah satu hotel bintang lima milik sang ayah. Di pelaminan, Yusuf dan sang ayah—Attar serta pamannya sudah bergabung dengan keluarga inti pihak perempuan; Darren Dash, Jonathan Dash yang kini sudah duduk di kursi roda, Naufal Alatas, Daniel Dash, penghulu, dan saksi. Di tempat yang berbeda Farah ditemani sang ibu dan keluarga perempuannya menunggu detik demi detik acara yang sakral itu dimulai. Pernikahan diadakan secara syariat di mana pihak lelaki dan perempuan dipisah.Suara microphone mulai menggema. Seorang MC mulai mengarahkan acara hingga tibalah waktunya Yusuf mengucapkan kalimat ijab qabul dengan lantang. Set

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 93

    Darren mendapat telepon dari asistennya yang mengatakan bahwa putrinya mengendarakan mobil mewahnya dengan sangat cepat menuju pantai. Ia terkejut mendengarnya dan langsung berniat menyusul putrinya. Ia memiliki firasat buruk. Semenjak pagi ia merasa tak enak hati. Ia terus memikirkan putrinya.Tak biasanya putrinya pergi bepergian jauh tanpa mengabarinya. Terdengar aneh bukan!Darren Dash semakin tersulut emosi saat ia berada di jalan menuju pantai yang biasa putrinya kunjungi, ia melihat mobil Yusuf berada di depannya. Tak lain tak bukan, pemuda itu juga terlihat akan pergi ke pantai. Bahkan ia melajukan kendaraannya dengan sangat cepat. Sisi lain, Darren Dash memilih memelankan laju kendaraannya karena ingin tahu apa yang mereka lakukan di pantai berduaan. Tak bisa dibiarkan! Farah sudah keterlaluan.Darren berzikir untuk mengendalikan emosinya. Ia pun melihat mobil milik Yusuf sudah terparkir di area parkir yang luas area pantai. Pria dewasa itu terus melangkahkan kakinya, berjal

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 92

    Setelah kejadian kecelakaan tadi, Yusuf tergesa-gesa mengejar kembali Farah meskipun kendaraannya ketinggalan jauh. Pemuda itu hanya mengkhawatirkan kondisi gadis itu yang tengah kalut. Kabar tentang cerita masa lalu ke dua orang tuanya sungguh melukai batinnya. Saat ini gadis bermanik hazel itu belum menerima fakta mengejutkan itu.“Argh! Farah jangan bertindak bodoh!” geram Yusuf usai membanting ponselnya hingga terbanting ke atas kursi. Beruntung, ponsel itu tidak jatuh ke kolong kursi mobil.Nomor telepon Farah tidaklah aktif. Yusuf hanya bisa menghela nafas berat mengingat karakter Farah yang memang keras kepala.“Allah, lindungilah Farah. Amin,” gumam Yusuf tak henti-hentinya berzikir. Yusuf mengedarkan pandangannya mencari mobil putih milik Farah. Sial, di jalan yang dilewatinya ada banyak mobil putih namun bukan mobil Farah barang tentu. Mobil Farah termasuk mobil mewah.Yusuf pun menepikan mobilnya menuju pom bensin terdekat. Ia akan mengisi bahan bakar terlebih dahulu untuk

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 91

    Semua orang yang berada di cafe panik saat melihat adegan yang terjadi di antara Farah dan Elia.Tanpa belas kasih, Elia mengambil cangkir kopi dari nampan—yang dibawa pelayan kemudian menumpahkannya pada wajah Farah dengan gerakan yang sangat cepat.Namun, sebuah pertolongan datang. Dengan gerakan yang lihai dan gesit, sosok pemuda tampan maju, berusaha melindungi Farah. Ia memeluk Farah. Meski tidak benar-benar memeluk karena ke dua tangannya tidak menyentuh tubuh gadis itu.Farah hanya memejamkan matanya reflek saat air cipratan itu mengenai pipinya. Namun saat ia membelakan matanya, ia tersentak kaget, karena Yusuf berada di sana melindunginya dari aksi keji Elia. Kini punggung Yusuf yang terkena cipratan kopi yang panas itu.“Yusuf,” imbuh Farah dengan berurai air mata. Entahlah, perasaan Farah berkecamuk. Cerita dari bibir Elia tentang ayahnya dan menatap Yusuf yang selalu saja menjadi garda terdepan dalam menolongnya, membuat lelehan air mata terus menerus menetes.Tatapan Yusuf

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 90

    Di sebuah ruang keluarga bernuansa mewah, terlihat sepasang suami dan istri yang sedang duduk berdua sembari menikmati tontonan chanel luar negeri—yang tengah menampilkan sebuah destinasi wisata di Eropa.“Mas, indah sekali ya? Aku pengen jalan-jalan lagi sekeluarga. Berkeliling Eropa dan menikmati musim semi yang indah di sana.”Nuha mengungkapkan keinginannya saat tatapannya tertuju pada colosseum Roma yang berdiri pongah.Darren hanya mengangguk pelan. Meskipun raganya berada di sana, namun pikiran Darren terseret pada memori-memori kelam nan buruk yang seringkali menghantuinya.“Mas, ini salad buah yang diminta,” ucap Nuha pada suaminya ketika ART menaruh semangkuk salad untuk menemani waktu rehat mereka. Darren pun melirik pada mangkuk salad kemudian ia berusaha mengambilnya.PrangTiba-tiba saja Darren menjatuhkan mangkuk salad buah itu. Namun dengan sigap, ART sudah langsung membereskan kekacauan yang ada. “Mas, kenapa?”Nuha terkejut saat melihat suaminya yang tampak syok dan

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 89

    Dua orang wanita cantik berbeda usia sedang mengobrol di sebuah cafe. Suasana terasa tegang saat wanita berusia kepala lima itu mulai bercerita. Sebetulnya, wanita itu enggan bertemu dengannya setelah apa yang terjadi. Namun karena gadis muda itu bersikukuh akhirnya mau tak mau ia pun mengiyakan permintàan.Di sinilah mereka berada. Sebuah rooftop yang terletak di lantai dua sebuah kafe kopi yang berada tak jauh dari rumah sakit di mana gadis itu bertugas.Mereka adalah Farah dan Maesarah. “Jadi … Om Attar itu mantan tunangannya ibuku?”Farah pun menimpali cerita yang baru saja ibunya Yusuf katakan. Gadis bermanik hazel itu bertanya sekedar untuk mengkonfirmasi.Malam itu, Farah tak sengaja mendengar percakapan yang terjadi di antara ibunya dan tantenya. Namun percakapan itu hanya sekilas sehingga ia dilanda penasaran.Jika Farah bertanya pada mereka, ia yakin mereka tidak akan memberikan jawaban apapun yang memuaskan hatinya.Oleh karena itu, Farah berinisiatif bertanya langsung pad

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 88

    “Mas kenapa sih? Bete begitu!” beo Daniel pada sang kakak yang sedari tadi terlihat tidak fokus dalam bekerja. Daniel Dash sengaja datang ke kantor kakaknya, membawa sejumlah kontrak kerja hingga menjelaskan laporan soal saham perusahaan. Namun Darren Dash hanya terdiam dengan tatapan yang kosong mirip orang kesambet setan.Lama kelamaan Daniel mulai jenuh melihat respon kakaknya—yang seakan tidak menghargai usaha dirinya. Padahal ia sangat sibuk. Namun demi menyampaikan amanat perusahaan ia mengunjungi kantor pusat PT Jonathan Dash Group. “Mas Darren aku pamit pulang! Lain kali saja aku melapor,” ucap Daniel Dash kemudian membereskan berkas penting perusahaan dan memasukannya kembali ke dalam tas miliknya.“Tunggu! Apa? Kau bahas apa tadi? Sorry, Mas lagi banyak pikiran, jadi gak fokus,” imbuh Darren mengklarifikasi. Seharusnya, Darren juga bisa menahan diri untuk tidak melamun saat jam kerja. Namun siang itu seperti siang sebelumnya, ia masih kepikiran soal omongan Attar dan sikap

DMCA.com Protection Status