Share

Bab 222 Membujuk sang adik

“Ummi datang gak ngasih kabar dulu? Untung aku belum berangkat. Rencananya kami akan menginap di rumah Papa Naufal.”

Nuha menghampiri Aruni yang baru saja memasuki rumahnya. Nuha langsung menghujani ciuman pada ibunya dan memeluknya.

Aruni mendesah pelan lalu memberikan secarik surat dengan kop surat pondok pesantren Babussalam.

Nuha langsung meraih kertas itu dan membacanya. Ke dua bola mata Nuha bergerak-gerak dan memperlihatkan wajah panik detik berikutnya.

“Salwa dikeluarkan dari pondok? Kenapa? Salwa buat kesalahan apa?” ucap Nuha terlihat syok dengan tangan yang gemetar masih memegangi surat itu.

“Belum dikeluarkan! Masih dikasih waktu skorsing, dua minggu. Makanya Ummi bawa anak itu kemari. Aduh, benar-benar Ummi pusing sekali menghadapi adikmu itu. Dia benar-benar susah diatur.”

Aruni memijit pangkal hidungnya, merasa sakit kepala tiba-tiba menyerangnya.

“Ummi, kesalahan apa sampai Salwa diskorsing? Aku baru dengar ada hukuman pondok yang menerapkan skorsing pada santrinya.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status