Share

Bab 229 Pasar malam

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-10 23:32:53

Sore itu sekitar pukul lima sore, Daniel dan Salwa tengah berada di depan gerbang rumah kontrakan Irene. Mereka berada di sana karena berniat akan menjemput Irene dan Inez untuk pergi ke pasar malam.

“Sal,” seru Daniel lembut pada Salwa. Ia tengah merangkai kata agar tidak salah dalam menyampaikan pesan-pesan kawannya yang membatalkan pergi ke pasar malam hari itu.

Bukan tanpa alasan, suasana hati Salwa saat ini mirip roller coaster. Ia tengah mengalami mood swing. Daniel seperti sedang menghadapi gadis itu yang tengah mengalami masa siklus period nya.

Salwa hanya menatap jendela, melihat pemandangan gedung-gedung dan pertokoan yang berada di pinggir jalan dan tak banyak bicara. Biasanya gadis itu banyak bicara, apa saja ia ceritakan.

Ketika Daniel memanggilnya, gadis berjilbab biru tua itu langsung memutar lehernya dan menelengkan pandangannya pada Daniel.

“Ap-pa?”

“Sally,” ucap Daniel terjeda, ia pasti mengira jika Salwa akan membatalkan kepergian mereka ke pasar malam karena yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fatmawati Paseng
sehat selalu Author..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 230 No dating!

    Malam itu telah terjadi kesalahpahaman. Ustaz Baihaqi berkunjung ke pasar malam karena mendapat laporan dari rois santri bahwasanya ada santri baru-anak aliyah yang belum pulang ke pondok, beralasan mengerjakan tugas namun ternyata main ke pasar malam. Oleh karena itu ia mulai berpatroli dan mendisiplinkan anak santri Babussalam yang mulai melakukan pelanggaran. Beberapa anak santri dititipkan di pondok karena ke dua orang tua mereka tidak sanggup dalam mendidik mereka yang susah diatur, akibat terbawa pengaruh arus lingkungan dan pertemanan yang buruk. Sehingga tak ayal, jika ada tabiat buruk para santri yang masih dibawa ke pondok. Ustaz Baihaqi digadang-gadang kelak yang akan menjadi penerus pemimpin pondok sebab ia memiliki dedikasi yang tinggi dan komitmen yang kuat untuk memperbaiki akhlak para santri. Malam itu ia menciduk beberapa santri-pelajar aliyah yang diam-diam main keluar pondok saat malam hari. Sebelumnya, ia menghukum Salwa Salsabila dan Neng Mas karena kedapatan be

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 231 Dikerjai Bestie

    Salwa bernafas lega. Rupanya Farah melakukan video call bukan ibunya. Gadis bermanik mata hazel itu menggunakan ponsel ibunya. Jika Mariyam Nuha yang melakukan video call bisa merepotkan. Salwa akan diinterogasi.Farah banyak bertanya apa yang dilakukan oleh om dan tantenya saat keluar. Salwa menjawab mereka hanya berjalan-jalan dan membeli jajanan. Memang betul hanya itu yang mereka lakukan. Mereka pergi sebentar ke pasar malam karena kehadiran Ustaz Baihaqi.Salwa menutup sambungan video call dari Farah. Ia merasa tenang. Meskipun mereka jalan berdua di tempat umum, Salwa merasa bersalah sebab posisi mereka kini sudah berubah status dari adik ipar menjadi calon istri. “Aku kira Teh Nuha,” gumam Salwa menaruh ponselnya ke dalam tas selempangnya.“Sally, takut ya sama Teh Nuha?” tanya Daniel penasaran.“Enggak, Mister. Aku cuma gak mau aja Teh Nuha cepuin ke Ummi. Males!! Diomelin,” sahutnya dengan mencebikkan bibirnya.Ia kembali mengambil plastik berisi arum manis. Ia mencubitnya d

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 232 Kondangan Ilham

    Suasana terasa hening dan canggung sejak kedatangan Daniel Dash ke meja di mana dua pasang kekasih sedang bercengkrama. Bukan bercengkrama biasa akan tetapi sedang menggunjing Daniel Dash.“Orang yang dighibahi datang, Gaes!”Romi terbelalak saat melihat kedatangan Daniel ke sana.Daniel mengambil tempat duduk di samping Huda sembari menatap sahabatnya bergantian. Seketika lidahnya mendecak pelan.“Bukannya lo pergi ke pasar malam?” tanya Romi berbasa-basi. Pada intinya, ia berupaya untuk menenangkan Daniel. Sebagai sahabat yang sudah mengenalnya selama bertahun-tahun lamanya, ia mengenal betul karakter Daniel yang temperamen. Namun ia tidak terlalu risau sebab ia tahu semenjak Daniel memiliki hubungan yang khusus dengan Salwa, kadar temperamennya berkurang.“Udah dong!” jawab Daniel ketus. Romi bernafas lega mendengar responnya meskipun terkesan ketus tetapi tak sampai marah-marah sesuai ekspektasinya. Ia malah cenderung terlihat tenang, kendati seraut kesal tergurat tipis di wajahny

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 233 Kado haram

    Salwa tak pernah menyimpan nomor seorang lelaki jika tidak memiliki kepentingan. Ia hanya menyimpan nomor lelaki seperti; teman kuliah, santri, dosen atau dokter. Ia cukup terkejut ketika mendengar Raja meminta nomor teleponnya. Apakah ada kepentingan?Karena merasa tidak memiliki kepentingan, gadis itu menolak dengan sopan. “Maaf, Kak Raja, tak bisa,” imbuh Salwa to the point. Ia beringsut dari duduk dan memutuskan keluar untuk menjemput Neng Mas yang sudah menunggunya di depan tempat parkir. Baru saja gadis berwajah babyface itu mengirim pesan pada ponselnya. Salwa bisa melihat notifikasinya lewat jendela pop up di layar ponselnya.Raja mengulum senyum dan merespon perkataan Salwa. “Mohon maaf, jangan salah paham! Keponakanku ingin kuliah di fakultas kedokteran Universitas Prabu Agung Cakra Buana. Aku tidak tahu menahu soal itu. Jadi, aku ingin memberikan nomormu padanya. Aku hanya teringat, jika Salwa-tunangannya Daniel Dash kuliah di sana bahkan mendapat beasiswa.”Salwa menggar

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 234 Menahan emosi

    “Ummi, sepertinya bagus konsep outdoor seperti ini buat konsep pernikahan Salwa dan Daniel.”Nuha mengedarkan pandangannya ke segala arah, mengagumi indahnya dekorasi pesta pernikahan Ilham-Shafiyah.Aruni mencoba melakukan hal yang sama, mengamati setiap sudut acara resepsi itu. “Boleh juga, meskipun modern tetapi dilakukan secara syariat. Ikhwan dan akhwat dipisah. Gak usah terlalu mewah, cukup mengundang orang-orang terdekat.”“Ya gak bisa begitu Ummi, Mama Kinan dan Daniel seleranya tau sendiri,” imbuh Nuha dengan kekehan kecil. “Eh, Kania sudah datang belum Mi?” “Ummi baru datang, Nak. Emang janjian jam berapa?”“Katanya tadi di jalan,” Nuha dan Aruni kini berada di meja sedang menikmati hidangan pesta.“Mami Kinan dan Daniel belum datang?” tanya Aruni.“Mami Kinan gak ikut, Ummi. Katanya Daddy kambuh lagi. Jadi sama Daniel aja perwakilan.”Nuha mengatakan itu saat melihat isi pesan dari ibu mertuanya.“Ibu, aku ketemu Yusuf!” ujar Farah tiba-tiba berlari ke arah mereka. Ia dud

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 235 Bule nyasar

    Daniel tergopoh-gopoh saat tiba di acara pesta pernikahan Ilham-Shafiyah karena ia tiba di sana sudah jam sembilan malam. Mungkin keluarganya sudah lebih dulu datang ke sana dan kembali pulang. Saat kakinya menginjak pelataran pesta, matanya yang tajam beredar bukan mencari pengantin akan tetapi mencari calon istrinya. Ia berharap gadis bertahi lalat belum pulang. Hanya melihatnya ia merasa tenang dan penuh semangat dalam menjalani hari-harinya. Begitulah perasaan seorang badboy saat merasakan benar-benar jatuh hati pada seorang gadis. Beberapa wanita mulai usia muda dan tua berbisik-bisik dan tersenyum kala melihat seorang pemuda blasteran dalam balutan kemeja batik yang mencetak tubuhnya berjalan wara-wiri seperti tengah mencari seseorang. “Hei, siapa dia? Ganteng banget! Ternyata kawannya Ustaz Ilham ada yang kayak gitu.” Salah satu wanita muda berbincang pada temannya. “Ganteng banget! Ih, kasihan, kasih tau dia! Dia salah masuk barisan,” sahut kawannya yang lain seraya mena

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 236 Obsesi

    Pesta pernikahan Ilham dan Syafiyah telah usai. Kini semua keluarga baik dari mempelai pria maupun dari mempelai wanita kembali kediaman masing-masing kecuali pengantin yang memilih menginap di resort di mana mereka mengadakan acara. Sebuah ruangan president suit telah dihias untuk menjadi kamar pengantin.Suasana terasa canggung bagi sepasang pengantin yang baru disatukan dalam ikatan suci itu. Mereka tidak dekat sebelumnya dan hanya terikat hubungan seorang guru dan santrinya.Shafiyah duduk di atas ranjang dengan perasaan yang berdebar-debar. Perkataan Salwa Salsabila masih terngiang-ngiang di telinganya. Ia menjadi takut ketika Ilham akan meminta haknya sebagai seorang suami. Awalnya ia begitu antusias menyambut malam itu. Namun mengingat Ilham masih mencintai Salwa Salsabila, ia menjadi merasa takut dan tak ingin menyerahkan dirinya ketika di hati suaminya masih bersemayam nama wanita lain.“Kenapa tak mandi? Kau mau tidur pake gaun?” Ilham keluar dari kamar mandi dalam balut

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 237 Salwa yang posesif

    Di kamar asrama, saat ini Salwa dan Nuha tengah istirahat sepulang kampus. Mereka pulang lebih awal, karena salah satu dosen berhalangan hadir.“Kenapa kau melamun?” tanya Neng Mas melihat sahabatnya diam lama dengan menopang sebelah tangannya di atas meja belajar. Biasanya gadis itu terlihat ceria. Namun hari itu ia seperti tengah menyimpan sesuatu yang mengganjal pikirannya.“Um, aku merasa aneh dengan sikap Kak Raja.”Salwa memutar tubuhnya dan menghadap Neng Mas yang tengah tengkurap di atas karpet bulu. Sesekali gadis bertubuh berisi melakukan gerakan macam renang.“Ka Raja temannya Mas Daniel?” tanya Neng Mas menimpali karena ia memang tidak tahu persis siapa pemuda tadi yang mengobrol dengan sahabatnya.“Masa kau tak ingat, Kak Raja itu masih sepupu Kak Romi itu lo,” tukas Salwa berdiri dari tempat duduknya dan ikut bergabung dengan sahabatnya di bawah. Ia ikut merebahkan tubuhnya di samping sahabatnya. Namun posisi gadis itu terlentang, menatap nanar langit-langit kamar pondok

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21

Bab terbaru

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Extra part

    Setahun kemudian,Yusuf dan Farah kini sudah tinggal terpisah dari keluarganya masing-masing. Sebagai seorang suami yang bertanggung jawab, Yusuf membangun sebuah rumah mewah untuk istrinya. Tak kalah mewah dengan rumah keluarga istrinya.Karena Yusuf seorang yang paham agama sehingga ia meyakini bahwa ia harus memberikan yang terbaik untuk istrinya. Bahkan ia memberikan nafkah terbaik, lebih baik dari apa yang istrinya dapatkan dari ayahnya. Yusuf bekerja keras di perusahaan sang ayah. Ia juga menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di akhir pekan untuk mengamalkan ilmunya dalam ilmu Quran dan hadist. Selain itu, pemuda tampan itu membuat buku dan banyak melakukan seminar dan workshop sebagai seorang penulis dan pendidik.Malam itu, Yusuf pulang terlambat ke rumah. Tepat pukul sembilan malam, ia baru saja memarkirkan kendaraan SUV miliknya di halaman rumahnya yang sangat asri.Rumah itu dibangun di atas lahan hektaran. Pemuda yang visioner itu ingin kelak memiliki banyak

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 95 (happy ending)

    Perlahan, Yusuf pun melepas jilbab Farah dan tersenyum menatapnya. Tangannya dengan lembut melepas ikatan rambut Farah hingga membuat rambutnya terburai. Rambutnya yang hitam nan panjang mencuri atensinya.Tanpa sàdar, Yusuf merengkuh sejumput rambutnya yang halus kemudian menciumnya seraya memejamkan matanya. Farah menatap suaminya dengan tatapan penuh damba. Pemuda tampan itu kita sudah menjadi miliknya seutuhnya.“Yusuf, aku mau mandi,” ucap Farah dengan gugup. Berdekatan dengan Yusuf sungguh membuat tubuhnya panas dingin. Ia butuh waktu untuk beradaptasi dengan suaminya.“Tentu, Sayang,” jawab Yusuf sembari berdiri. Pemuda tampan itu berjalan menuju lemari dan mengambil handuk. Kemudian ia menoleh ke arah Farah yang masih sibuk merapikan aksesoris pengàntin. “Sayang, ini handuknya. Aku taruh di atas nakas.”Dipanggil dengan sebutan sayang, Farah semakin salah tingkah. Ia lantas berpikir nama panggilan untuk suaminya. “Yusuf, aku harus memanggilmu apa? Hum, meskipun kita seumuran, k

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 94

    Sebulan berlalu. Persiapan pernikahan Farah dan Yusuf sudah rampung. Hari bahagia yang dinantikan itu telah tiba. Setelah melewati berbagai macam ujian dan rintangan dalam kisah cinta mereka, akhirnya, Farah dan Yusuf bisa bersanding di sebuah tempat yang sakral dan suci.Pagi itu, pukul 09.00 WIB Farah dan Yusuf akan melangsungkan akad walimah yang diadakan di ballroom salah satu hotel bintang lima milik sang ayah. Di pelaminan, Yusuf dan sang ayah—Attar serta pamannya sudah bergabung dengan keluarga inti pihak perempuan; Darren Dash, Jonathan Dash yang kini sudah duduk di kursi roda, Naufal Alatas, Daniel Dash, penghulu, dan saksi. Di tempat yang berbeda Farah ditemani sang ibu dan keluarga perempuannya menunggu detik demi detik acara yang sakral itu dimulai. Pernikahan diadakan secara syariat di mana pihak lelaki dan perempuan dipisah.Suara microphone mulai menggema. Seorang MC mulai mengarahkan acara hingga tibalah waktunya Yusuf mengucapkan kalimat ijab qabul dengan lantang. Set

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 93

    Darren mendapat telepon dari asistennya yang mengatakan bahwa putrinya mengendarakan mobil mewahnya dengan sangat cepat menuju pantai. Ia terkejut mendengarnya dan langsung berniat menyusul putrinya. Ia memiliki firasat buruk. Semenjak pagi ia merasa tak enak hati. Ia terus memikirkan putrinya.Tak biasanya putrinya pergi bepergian jauh tanpa mengabarinya. Terdengar aneh bukan!Darren Dash semakin tersulut emosi saat ia berada di jalan menuju pantai yang biasa putrinya kunjungi, ia melihat mobil Yusuf berada di depannya. Tak lain tak bukan, pemuda itu juga terlihat akan pergi ke pantai. Bahkan ia melajukan kendaraannya dengan sangat cepat. Sisi lain, Darren Dash memilih memelankan laju kendaraannya karena ingin tahu apa yang mereka lakukan di pantai berduaan. Tak bisa dibiarkan! Farah sudah keterlaluan.Darren berzikir untuk mengendalikan emosinya. Ia pun melihat mobil milik Yusuf sudah terparkir di area parkir yang luas area pantai. Pria dewasa itu terus melangkahkan kakinya, berjal

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 92

    Setelah kejadian kecelakaan tadi, Yusuf tergesa-gesa mengejar kembali Farah meskipun kendaraannya ketinggalan jauh. Pemuda itu hanya mengkhawatirkan kondisi gadis itu yang tengah kalut. Kabar tentang cerita masa lalu ke dua orang tuanya sungguh melukai batinnya. Saat ini gadis bermanik hazel itu belum menerima fakta mengejutkan itu.“Argh! Farah jangan bertindak bodoh!” geram Yusuf usai membanting ponselnya hingga terbanting ke atas kursi. Beruntung, ponsel itu tidak jatuh ke kolong kursi mobil.Nomor telepon Farah tidaklah aktif. Yusuf hanya bisa menghela nafas berat mengingat karakter Farah yang memang keras kepala.“Allah, lindungilah Farah. Amin,” gumam Yusuf tak henti-hentinya berzikir. Yusuf mengedarkan pandangannya mencari mobil putih milik Farah. Sial, di jalan yang dilewatinya ada banyak mobil putih namun bukan mobil Farah barang tentu. Mobil Farah termasuk mobil mewah.Yusuf pun menepikan mobilnya menuju pom bensin terdekat. Ia akan mengisi bahan bakar terlebih dahulu untuk

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 91

    Semua orang yang berada di cafe panik saat melihat adegan yang terjadi di antara Farah dan Elia.Tanpa belas kasih, Elia mengambil cangkir kopi dari nampan—yang dibawa pelayan kemudian menumpahkannya pada wajah Farah dengan gerakan yang sangat cepat.Namun, sebuah pertolongan datang. Dengan gerakan yang lihai dan gesit, sosok pemuda tampan maju, berusaha melindungi Farah. Ia memeluk Farah. Meski tidak benar-benar memeluk karena ke dua tangannya tidak menyentuh tubuh gadis itu.Farah hanya memejamkan matanya reflek saat air cipratan itu mengenai pipinya. Namun saat ia membelakan matanya, ia tersentak kaget, karena Yusuf berada di sana melindunginya dari aksi keji Elia. Kini punggung Yusuf yang terkena cipratan kopi yang panas itu.“Yusuf,” imbuh Farah dengan berurai air mata. Entahlah, perasaan Farah berkecamuk. Cerita dari bibir Elia tentang ayahnya dan menatap Yusuf yang selalu saja menjadi garda terdepan dalam menolongnya, membuat lelehan air mata terus menerus menetes.Tatapan Yusuf

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 90

    Di sebuah ruang keluarga bernuansa mewah, terlihat sepasang suami dan istri yang sedang duduk berdua sembari menikmati tontonan chanel luar negeri—yang tengah menampilkan sebuah destinasi wisata di Eropa.“Mas, indah sekali ya? Aku pengen jalan-jalan lagi sekeluarga. Berkeliling Eropa dan menikmati musim semi yang indah di sana.”Nuha mengungkapkan keinginannya saat tatapannya tertuju pada colosseum Roma yang berdiri pongah.Darren hanya mengangguk pelan. Meskipun raganya berada di sana, namun pikiran Darren terseret pada memori-memori kelam nan buruk yang seringkali menghantuinya.“Mas, ini salad buah yang diminta,” ucap Nuha pada suaminya ketika ART menaruh semangkuk salad untuk menemani waktu rehat mereka. Darren pun melirik pada mangkuk salad kemudian ia berusaha mengambilnya.PrangTiba-tiba saja Darren menjatuhkan mangkuk salad buah itu. Namun dengan sigap, ART sudah langsung membereskan kekacauan yang ada. “Mas, kenapa?”Nuha terkejut saat melihat suaminya yang tampak syok dan

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 89

    Dua orang wanita cantik berbeda usia sedang mengobrol di sebuah cafe. Suasana terasa tegang saat wanita berusia kepala lima itu mulai bercerita. Sebetulnya, wanita itu enggan bertemu dengannya setelah apa yang terjadi. Namun karena gadis muda itu bersikukuh akhirnya mau tak mau ia pun mengiyakan permintàan.Di sinilah mereka berada. Sebuah rooftop yang terletak di lantai dua sebuah kafe kopi yang berada tak jauh dari rumah sakit di mana gadis itu bertugas.Mereka adalah Farah dan Maesarah. “Jadi … Om Attar itu mantan tunangannya ibuku?”Farah pun menimpali cerita yang baru saja ibunya Yusuf katakan. Gadis bermanik hazel itu bertanya sekedar untuk mengkonfirmasi.Malam itu, Farah tak sengaja mendengar percakapan yang terjadi di antara ibunya dan tantenya. Namun percakapan itu hanya sekilas sehingga ia dilanda penasaran.Jika Farah bertanya pada mereka, ia yakin mereka tidak akan memberikan jawaban apapun yang memuaskan hatinya.Oleh karena itu, Farah berinisiatif bertanya langsung pad

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 88

    “Mas kenapa sih? Bete begitu!” beo Daniel pada sang kakak yang sedari tadi terlihat tidak fokus dalam bekerja. Daniel Dash sengaja datang ke kantor kakaknya, membawa sejumlah kontrak kerja hingga menjelaskan laporan soal saham perusahaan. Namun Darren Dash hanya terdiam dengan tatapan yang kosong mirip orang kesambet setan.Lama kelamaan Daniel mulai jenuh melihat respon kakaknya—yang seakan tidak menghargai usaha dirinya. Padahal ia sangat sibuk. Namun demi menyampaikan amanat perusahaan ia mengunjungi kantor pusat PT Jonathan Dash Group. “Mas Darren aku pamit pulang! Lain kali saja aku melapor,” ucap Daniel Dash kemudian membereskan berkas penting perusahaan dan memasukannya kembali ke dalam tas miliknya.“Tunggu! Apa? Kau bahas apa tadi? Sorry, Mas lagi banyak pikiran, jadi gak fokus,” imbuh Darren mengklarifikasi. Seharusnya, Darren juga bisa menahan diri untuk tidak melamun saat jam kerja. Namun siang itu seperti siang sebelumnya, ia masih kepikiran soal omongan Attar dan sikap

DMCA.com Protection Status