Share

265. Pintu yang selalu tertutup

Dengan ketergesa-gesaan, Huda memainkan matanya, melempar isyarat agar Romi berhenti bermulut besar. Karena masih tak peka merespon isyaratnya, Huda menginjak ibu jari kaki milik Romi dengan gemas berbaur jengkel. Kebetulan mereka duduk berhadap-hadapan tak terlalu jauh. Hanya terhalang meja bundar.

“Ough!” pekik Romi meringis kemudian tersentak seketika ketika melihat sosok bertubuh tinggi tiba-tiba mengambil tempat duduk di antara mereka.

Wajah Romi memerah seperti kepiting rebus. Habislah dia! Ia harus menyiapkan mental sekokoh beton kala menghadapi amukan Daniel yang mirip orang tak makan selama seminggu.

“Kalian sudah makan?” tanya Daniel dengan santai.

Romi dan Huda saling lirik penuh arti.

Sungguh aneh. Daniel Dash sama sekali tak marah ketika ke dua sahabatnya membicarakannya. Bahkan Romi membicarakan hal buruk tentangnya.

“Hei, kalian kenapa?”

Tak kunjung mendapat respon Daniel bertanya kembali. “Kalian mau makan malam apa?”

“Um, anu … soal barusan. Sorry, Niel,” tukas
Piemar

Punten telat karena sesuatu hal ... Haturnuhun supportnya Luv you ...

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Unie Willi
Mudah"an Adisty gak bikin masalah di kemudian hari...
goodnovel comment avatar
jihan sufyan
iya kak.. next... ditunggu kelanjutannya ya kak...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status