Pagi ini seperti biasa Nuha melakukan rutinitasnya sebagai seorang istri. Bangun pagi hari dan menyiapkan segala keperluan suami. Yang paling membuatnya terharu ialah Darren sudah mulai bersedia menjadi imam sholat baginya setelah Nuha bujuk. Darren merasa awam agama sehingga selama ini dia tak bersedia menjadi imam baginya karena merasa bacaan sholatnya masih kurang baik. Dan, untuk pertama kalinya Darren mengimami sholat isya semalam. Sementara itu berbeda dengan Nuha, Darren terlihat murung sebab hari itu dia harus pergi keluar kota untuk melaksanakan meeting penting dengan klien di luar kota selama seminggu. Dia tak bisa meninggalkan Nuha begitu saja. Namun Nuha masih kuliah. Tak mungkin Darren memboyongnya bersamanya. Nuha berhenti bergerak saat tatapannya terpacak pada sang suami yang tengah duduk di sofa. Dia duduk di samping suaminya dan menyentuh lengannya dengan meragu. “Mas, apakah Mas punya masalah?” tanya Nuha dengan menatap sang suami dengan lekat. Manik matanya yang h
“Aku bukan tidak memaafkan Daniel Mom. Aku … masih merasa takut. Tapi … tenang aja aku bersedia kok,” ucap Nuha bernada lembut.Kinan pun terlihat menaikan alisnya sebelah dan menghela nafas panjang. “Baiklah, thanks. Mom pergi dulu,” Kinan menepuk pundak Nuha lalu pergi meninggalkannya dengan tersenyum tipis. Kali ini Kinan memang benar-benar membutuhkan Nuha sebab tak ada orang yang bisa diandalkan di rumah.Setelah berkebun, Nuha pergi ke kamarnya lalu berganti pakaian. Dia menunaikan shalat dzuhur dan makan siang sendirian. Setelahnya dia kembali ke bawah sekedar menikmati keindahan taman yang sudah mulai dipenuhi hamparan bebungaan yang tumbuh subur. Kehadiran Nuha memberikan banyak warna di mansion mewah tersebut. Sebelum berangkat kuliah Nuha mengambil kamera dan mengambil beberapa portrait bunga anggrek favoritnya. Dia tersenyum lebar dan manis saat membidik objek kamera.“Masyaallah indah sekali,” gumam Nuha dengan memicingkan matanya mengamati keelokan anggrek ketika jemar
Hari itu sepulang dari kampus saat Nuha berada di dalam taxi, dia melihat Bik Sumi tengah masuk ke sebuah gerbang raksasa di mana gerbang tersebut merupakan gerbang TPU. Semalam Nuha memimpikan sang ayah sehingga dirinya berniat berziarah sepulang dari kampus karena hanya ada dua mata sks hari itu.Bik Sumi terlihat membawa keranjang berisi aneka jenis bunga seperti mawar, kantil dan melati. Dia rupanya akan berziarah pada makam seseorang mungkin anak atau cucunya.Nuha berjalan ingin berziarah ke makam sang ayah tetapi karena penasaran pada wanita yang dikira Bik Sumi, langkahnya berbelok menuju pemakaman yang berada di sebelah kanannya.Terlihat Bik Sumi menaburkan bunga tersebut ke atas gundukan tanah merah dan menyiramnya dengan air. Dia terlihat menunduk dengan wajah yang lesu.Beberapa saat kemudian, Bik Sumi pun pergi dalam sekejap mata. Nuha tak bisa menemukan Bik Sumi di manapun sebab saat yang sama berdatanganlah rombongan pelayat yang mengantar jenazah yang baru tiba di san
Pukul tiga dini hari seperti biasa Nuha terbangun. Dia akan melaksanakan shalat qiyamul lail. Dia turun dari kasur lalu melirik sekilat pada ponselnya yang berada di atas nakas sebelum kakinya berjalan menuju kamar mandi.Seketika mata Nuha yang bulat besar semakin melebar saat melihat ada puluhan panggilan telepon dari sang suami. “Astagfirullah,” gumam Nuha merasa bersalah. Dia lupa jika harus selalu melakukan panggilan telepon atau video call jika Darren berada di luar kota.“Pasti Mas Daren marah. Aku lupa silence ponsel,”Nuha men-silence ponselnya sejak dia berada di kampus karena pasti mengganggu waktu belajarnya.Nuha tak bisa melihat raut wajah Darren saat marah. Dia akan terlihat menakutkan.Nuha pun menelepon balik Darren. Namun nomor Darren tak aktif.“Ish, kenapa gak aktif sih,” omel Nuha.Nuha memilih mengirim pesan via aplikasi hijau pada suaminya. Meminta maaf karena dia tidak memberi kabar dirinya seharian itu. Kemudian Nuha tertawa kecil, mengingat wajah sang suami
Ayu Lita terkejut mendengar teriakan Daniel padanya. Padahal dia berniat menolongnya. Melihat reaksi Daniel dia pun memilih membiarkannya karena kesal.Namun tiba-tiba tangan Daniel menggenggam tangan Ayu seolah ingin berpegangan tangannya, meminta tolong karena tubuhnya nyaris ambruk, tak sadarkan diri.“Eh … eh …” seru Ayu Lita panik menahan tubuh Daniel yang setengah sadar. Daniel merasa pusing betulan. Hal tersebut bukan bagian dari sandiwara.Beberapa detik Daniel memejamkan matanya dengan tubuh yang menggigil.Ayu panik dan segera meminta bantuan karena tubuh Daniel begitu berat. Namun tak ada seorang pun yang bisa dimintai bantuannya. Karena hujan begitu deras, dia membantu Daniel menyeret tubuhnya ke tepi, kursi kosong yang tadi dia tempati. Kemudian keberuntungan menghinggapinya, ada sebuah mobil menepi. Sebuah sedan berwarna hitam di mana penumpangnya ialah salah satu teman kampus Ayu bernama Fransiska atau kerap dipanggil Siska.“Kau kenapa? Dia siapa? Kenapa dia?” cerocos
“Aku pemenangnya,” seru Daniel saat bertemu dengan kawan-kawan satu servernya. Dia adu jotos dengan mereka satu per satu.Beberapa temannya saling lirik dan tertawa.“Belum …” Salah satu angkat bicara dengan tersenyum miring.“Sesuai perjanjian, jika yang menang itu ada aturan mainnya. Dia berhasil jika …” kata yang lain tersenyum menyeringai.Akhirnya semua orang sepakat dengan mengikuti aturan taruhan.Daniel hanya mengangguk dengan terpaksa. Hari itu dia harus berhasil meniduri gadis lugu yang dipacarinya mau tak mau sesuai kesepakatan awal mereka.Namun tiba-tiba saja Daniel merasa bersalah dan enggan. Entahlah, dia merasa tindakannya terlalu jauh. Selama ini mungkin dirinya bermain-main dengan para gadis. Namun Ayu Lita bukan gadis seperti mereka. Dia gadis baik-baik. Bahkan gadis lugu itu sampai mengatakan padanya bahwa, Daniel lah yang pertama kali menyatakan cinta padanya. Daniel pula lelaki yang pertama kali mencuri ciuman pertamanya. Dan Daniel pula yang benar-benar menarik
Romi dan Huda menggagahi Ayu bergantian. Setelahnya mereka pergi dari sana.Baru saja hati Ayu bergerak di atas awan karena bisa ke peraduan dengan kekasih hati. Kini hatinya patah karena telah dinodai oleh ke dua teman baik pacarnya dalam kondisi mabuk.Hancur hati Ayu. Dia berlari keluar tak tentu arah. Dia syok merasa dirinya kotor, bahkan lebih kotor dari apapun itu.Dia berniat bunuh diri tetapi malah jatuh pingsan. Seseorang membawanya pulang ke kontrakan miliknya.“Katakan, siapa pelakunya?”Ayu hanya diam dengan wajah yang memerah marah.***Di tempat yang lain gadis bertubuh molek dan berwajah cantik oriental tengah menangis di sisi brankar rumah sakit. Pasalnya adik satu-satunya tengah koma, melawan penyakit kronis yang dideritanya.Gadis itu harus mendapatkan uang sebanyak seratus juta dalam kurun dua hari demi operasi sang adik. Dia bingung karena saat yang sama dia diputuskan pacarnya sebab ketahuan oleh istri pacarnya. Ya, dia menjadi selingkuhan suami wanita itu. Dengan
Tiga hari berlalu, Daniel Dash tak kunjung pulang. Semua orang rumah tampak panik atas hilangnya Daniel Dash. Kinan dan Jonathan telah mencari Daniel di semua tempat yang seringkali dikunjungi olehnya dan menemui semua temannya tetapi justru mereka tidak menemukan informasi apapun tentang Daniel Dash. Bahkan Kinan hanya mendapat hardikan saat mengunjungi rumah sahabat Daniel, Romi dan Huda. Ke dua orang tua Romi dan Huda menyalahkan Daniel atas apa yang menimpa mereka. Daniel dianggap sebagai provokator anak-anak mereka menjadi anak yang terjerumus ke dalam obat-obatan terlarang.Semenjak mengalami kecelakaan di rutan, Daniel ternyata tidak pernah bepergian jauh. Pun, mereka telah melaporkan Daniel Dash pada pihak berwajib.Hari ke empat, baik Kinan dan Jonathan tetap melakukan pencarian Daniel Dash. Mereka berpencar mencari Daniel ke seluruh tempat yang belum pernah mereka kunjungi. Kinan mendesah panjang saat kaki jenjangnya tiba di ujung sofa di ruang tamu. Dia merebahkan diri la