Pukul tiga dini hari seperti biasa Nuha terbangun. Dia akan melaksanakan shalat qiyamul lail. Dia turun dari kasur lalu melirik sekilat pada ponselnya yang berada di atas nakas sebelum kakinya berjalan menuju kamar mandi.Seketika mata Nuha yang bulat besar semakin melebar saat melihat ada puluhan panggilan telepon dari sang suami. “Astagfirullah,” gumam Nuha merasa bersalah. Dia lupa jika harus selalu melakukan panggilan telepon atau video call jika Darren berada di luar kota.“Pasti Mas Daren marah. Aku lupa silence ponsel,”Nuha men-silence ponselnya sejak dia berada di kampus karena pasti mengganggu waktu belajarnya.Nuha tak bisa melihat raut wajah Darren saat marah. Dia akan terlihat menakutkan.Nuha pun menelepon balik Darren. Namun nomor Darren tak aktif.“Ish, kenapa gak aktif sih,” omel Nuha.Nuha memilih mengirim pesan via aplikasi hijau pada suaminya. Meminta maaf karena dia tidak memberi kabar dirinya seharian itu. Kemudian Nuha tertawa kecil, mengingat wajah sang suami
Ayu Lita terkejut mendengar teriakan Daniel padanya. Padahal dia berniat menolongnya. Melihat reaksi Daniel dia pun memilih membiarkannya karena kesal.Namun tiba-tiba tangan Daniel menggenggam tangan Ayu seolah ingin berpegangan tangannya, meminta tolong karena tubuhnya nyaris ambruk, tak sadarkan diri.“Eh … eh …” seru Ayu Lita panik menahan tubuh Daniel yang setengah sadar. Daniel merasa pusing betulan. Hal tersebut bukan bagian dari sandiwara.Beberapa detik Daniel memejamkan matanya dengan tubuh yang menggigil.Ayu panik dan segera meminta bantuan karena tubuh Daniel begitu berat. Namun tak ada seorang pun yang bisa dimintai bantuannya. Karena hujan begitu deras, dia membantu Daniel menyeret tubuhnya ke tepi, kursi kosong yang tadi dia tempati. Kemudian keberuntungan menghinggapinya, ada sebuah mobil menepi. Sebuah sedan berwarna hitam di mana penumpangnya ialah salah satu teman kampus Ayu bernama Fransiska atau kerap dipanggil Siska.“Kau kenapa? Dia siapa? Kenapa dia?” cerocos
“Aku pemenangnya,” seru Daniel saat bertemu dengan kawan-kawan satu servernya. Dia adu jotos dengan mereka satu per satu.Beberapa temannya saling lirik dan tertawa.“Belum …” Salah satu angkat bicara dengan tersenyum miring.“Sesuai perjanjian, jika yang menang itu ada aturan mainnya. Dia berhasil jika …” kata yang lain tersenyum menyeringai.Akhirnya semua orang sepakat dengan mengikuti aturan taruhan.Daniel hanya mengangguk dengan terpaksa. Hari itu dia harus berhasil meniduri gadis lugu yang dipacarinya mau tak mau sesuai kesepakatan awal mereka.Namun tiba-tiba saja Daniel merasa bersalah dan enggan. Entahlah, dia merasa tindakannya terlalu jauh. Selama ini mungkin dirinya bermain-main dengan para gadis. Namun Ayu Lita bukan gadis seperti mereka. Dia gadis baik-baik. Bahkan gadis lugu itu sampai mengatakan padanya bahwa, Daniel lah yang pertama kali menyatakan cinta padanya. Daniel pula lelaki yang pertama kali mencuri ciuman pertamanya. Dan Daniel pula yang benar-benar menarik
Romi dan Huda menggagahi Ayu bergantian. Setelahnya mereka pergi dari sana.Baru saja hati Ayu bergerak di atas awan karena bisa ke peraduan dengan kekasih hati. Kini hatinya patah karena telah dinodai oleh ke dua teman baik pacarnya dalam kondisi mabuk.Hancur hati Ayu. Dia berlari keluar tak tentu arah. Dia syok merasa dirinya kotor, bahkan lebih kotor dari apapun itu.Dia berniat bunuh diri tetapi malah jatuh pingsan. Seseorang membawanya pulang ke kontrakan miliknya.“Katakan, siapa pelakunya?”Ayu hanya diam dengan wajah yang memerah marah.***Di tempat yang lain gadis bertubuh molek dan berwajah cantik oriental tengah menangis di sisi brankar rumah sakit. Pasalnya adik satu-satunya tengah koma, melawan penyakit kronis yang dideritanya.Gadis itu harus mendapatkan uang sebanyak seratus juta dalam kurun dua hari demi operasi sang adik. Dia bingung karena saat yang sama dia diputuskan pacarnya sebab ketahuan oleh istri pacarnya. Ya, dia menjadi selingkuhan suami wanita itu. Dengan
Tiga hari berlalu, Daniel Dash tak kunjung pulang. Semua orang rumah tampak panik atas hilangnya Daniel Dash. Kinan dan Jonathan telah mencari Daniel di semua tempat yang seringkali dikunjungi olehnya dan menemui semua temannya tetapi justru mereka tidak menemukan informasi apapun tentang Daniel Dash. Bahkan Kinan hanya mendapat hardikan saat mengunjungi rumah sahabat Daniel, Romi dan Huda. Ke dua orang tua Romi dan Huda menyalahkan Daniel atas apa yang menimpa mereka. Daniel dianggap sebagai provokator anak-anak mereka menjadi anak yang terjerumus ke dalam obat-obatan terlarang.Semenjak mengalami kecelakaan di rutan, Daniel ternyata tidak pernah bepergian jauh. Pun, mereka telah melaporkan Daniel Dash pada pihak berwajib.Hari ke empat, baik Kinan dan Jonathan tetap melakukan pencarian Daniel Dash. Mereka berpencar mencari Daniel ke seluruh tempat yang belum pernah mereka kunjungi. Kinan mendesah panjang saat kaki jenjangnya tiba di ujung sofa di ruang tamu. Dia merebahkan diri la
Jonathan baru sadar jika dia telah berbuat keliru dengan menyalahkan sang istri atas apa yang terjadi. "Dad, susul lah Mom dan minta maaf padanya, " seru Nuha menasehati sangat ayah mertua. Meskipun usia Nuha jauh di bawah Jonathan tetapi Jonathan tetap mendengar nasehat menantunya sebab nasehat bisa datang dari mana saja dan siapa saja. Jonathan pun menyusul Kinan ke kamarnya dan meminta maaf. Sementara itu Nuha masih terdiam di ruang keluarga dengan pikiran yang melanglangbuana. Dia masih berpikir tentang kebenaran cucunya Bik Sumi yang memiliki nama yang sama dengan nama teman kuliahnya yang meninggal dunia. Sewaktu Ayu Lita meninggal Nuha pulang ke kampung halaman karena pamannya tengah sakit sehingga Nuha tak sempat ikut berziarah ke pemakaman. Diikuti rasa penasaran yang tinggi, Nuha berjalan ke dapur hendak bertanya soal keberadaan Bik Sumi pada Tri sang koki rumah. "Pak Tri, apa Bik Sumi sudah pulang? " tanya Nuha dengan penuh telisik. "Bik Sumi sudah pulang kemarin mal
Wajah pemuda berambut pirang tersebut terlihat sangat pucat. Bibirnya yang berawal merah muda kini terlihat kering dan pecah-pecah. "Tolong! Aku haus," ucap pemuda tersebut lirih. Dia mengalami dehidrasi karena tidak minum selama dua hari. Dia telah berusaha melarikan diri dari penyekapan hingga sampai di tepi sungai tetapi beberapa pria bertubuh tinggi besar berhasil menangkapnya dan mengurungnya kembali di pondok tua. Pemuda yang tak lain Daniel Dash kini berada dalam kondisi memprihatinkan. Jika dia tidak segera dapat pertolongan maka dia pasti tidak akan selamat. Suara derit pintu kayu jati terdengar merambat ke telinganya. Sosok wanita tua yang familiar kembali mendekatinya dengan tatapan dingin. "Bebaskan aku! Aku bisa mengabulkan apapun yang kau mau," tukas Daniel Dash dengan suara yang lemah. Dia berusaha memelas dan menurunkan harga dirinya demi keselamatan dirinya. Wanita tersebut tiba-tiba berubah menjadi iblis dan menarik rambut panjangnya hingga seakan-akan mencabut
Nuha mengulangi pertanyaannya. "Siska, apa Ayu Lita teman sekampungmu? Aku ingin tahu, apa kau mengenal foto ini? "Nuha menunjukan foto Bik Sumi di ponselnya. Siska berkeringat dingin saat menatap lekat foto Bik Sumi. Kemudian Siska mengangguk. Dia akan bicara apa adanya, tetapi tanpa harus mengungkapkan apa yang dilakukannya pada Ayu Lita dulu. "Betul, Ayu Lita teman sekampungku. Foto itu foto neneknya. Nek Sumiati. Namun aku sudah pindah dari tempat itu sejak lama. Kenapa emang?""Dugaanku benar, "Nuha memejamkan matanya. Nuha teringat saat di pemakaman. Memang benar dugaannya, batu nisan yang bertuliskan nama Ayu Lita adalah nama yang sama dengan Ayu Lita teman kampusnya. "Um… mengapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu? ""Kau tahu, neneknya almarhumah Ayu Lita bekerja di rumah Daniel Dash, " gumam Nuha. Nuha lupa jika pernikahannya dengan Darren masih rahasia. Dia bahkan tahu soal ART yang bekerja di sana. "Apa kau bilang?" Siska mengerjapkan matanya beberapa kali. "Sudah l