"Sial! Miranda!" Andrew menggeram penuh amarah, sebelum ia langsung ikut berlari mengejar Miranda. Bahkan, Andrew sampai melupakan tujuan awalnya untuk menemui Eleanor. Okta sendiri juga terus menggeram sambil berlari mengejar istrinya. Sungguh, ia tidak menyangka Miranda akan melarikan diri sep
"Apa, Andrew? Miranda melarikan diri dari bandara?" Xander memekik tidak percaya saat Andrew pulang ke rumah dan memberitahunya. Sena sendiri juga langsung bergidik mendengarnya. "M-melarikan diri bagaimana, Andrew? Bisakah kau menceritakannya yang jelas?" tanya Sena terbata. "Dia melarikan d
Dua hari berlalu dan Miranda masih belum ditemukan. Perasaan buruk Sena pun bukannya berakhir malah menjadi-jadi, apalagi saat Sena sudah mulai merasakan tidak nyaman di perutnya. Kandungan Sena sendiri sudah masuk umur 37 minggu lebih dan ia sudah mulai merasakan rasa cenut-cenut yang lebih ser
Xander langsung membelalak menatap wanita yang sudah tergeletak di depan mobilnya. "Oh, sial! Apa yang terjadi?" gumam Xander yang masih begitu syok melihat wanita yang sedang hamil besar itu. Xander pun baru saja berniat berjongkok saat dua orang suami istri yang sedang naik sepeda motor langsu
Jantung Sena seketika memacu kencang mendengar teriakan Xander. Sena pun sontak menoleh ke arah mobil yang sudah melaju kencang di dekatnya. Kedua mata Sena langsung membelalak lebar dan untuk sesaat, ia tidak bisa bergerak. Tatapannya terkunci dengan tatapan Miranda yang sudah penuh dendam kepa
Gredek gredek .... Suara ranjang dorong pasien terdengar melaju di koridor rumah sakit. Satu ranjang dorong berisi Sena yang masih tidak sadarkan diri, sedangkan satu ranjang yang lain berisi ibu hamil yang sebentar lagi akan melahirkan. Xander sendiri ikut berlari mengikuti ranjang dorong mili
Xander sudah tidak tahu lagi harus bagaimana saat dokter memberitahunya bahwa detak jantung bayinya lemah di dalam perut Sena. Xander sendiri pun ikut lemas dan air matanya tidak berhenti mengalir. "Aku mau masuk, Dokter! Aku mau masuk! Ijinkan aku masuk dan melihat istri dan anakku, Dokter!"
Sena masih terbaring tidak sadarkan diri saat Xander sudah duduk di sampingnya sambil menggenggam erat tangan Sena dan menciuminya. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Sena pun dipindahkan ke ruangan lain dan Xander pun akhirnya diijinkan untuk menemani Sena. "Sadarlah, Sayang! Aku mencintaimu