Home / Romansa / Dinikahi Ustadz Tampan / Kepanasan Jin Ceramah

Share

Kepanasan Jin Ceramah

Author: HalSya
last update Last Updated: 2022-08-16 17:08:33

Mampus, begini kan jadinya hangout gak tau waktu. Padahal awalnya aku santai-santai aja, tapi entah kenapa pas aku lihat jam tangan udah pukul sepuluh malam, aku langsung kalang kabut dan meminta Reza untuk mengantar aku pulang.

Walaupun awalnya aku sempat diketawain Clara dan Nadine karena udah ngacir ketakutan, tapi mau gimana lagi kehidupan aku hari ini dan minggu lalu udah beda drastis kayak akhlak ku dan akhlak Husein.

"Berhenti di mana?" tanya pacarku saat mobil yang dia kendarai sudah hampir sampai di dekat gerbang pondok. Aku jelas minta dia berhenti lebih jauh supaya orang-orang sana gak ada yang lihat aku sama Reza.

"Di sini aja Za, aku perlu sembunyi-sembunyi dulu," jawabku gemetar. Pandangan ku berpusat ke seluruh area gerbang karena takut ada yang memergoki kita berdua.

"Kamu serius mau menjalani kehidupan seperti ini? Aku aja gak tega loh Rey lihatnya!"

Aku yakin dengar dia bilang apa barusan, tapi aku seperti bodo amat karena sangking sibuknya mengkhawatirkan nasibku beberapa menit ke depan. "Mau gimana lagi, udah kejadian. Aku turun dulu ya sayang, bye! Nanti langsung pergi ya, entar ada yang datang!" kataku sedikit mengusirnya.

Tapi Reza menahan tanganku, dan aku reflek menoleh. "Kiss nya?"

OMG! Lupa ya, kalau Reza biasanya kiss aku pas mau berpisah begini.

Tapi, seakan ada yang menahan ku begitu saja, aku langsung menolaknya. "Aku buru-buru ya, next time. Bye!" Terpaksa aku abaikan permintaannya dan segera turun dari mobil, lalu berjalan mengendap-endap sampai ke depan pintu gerbang. Emang bener sih kata si Husein, gerbang udah dikunci kalau jam 10.

"Mampus, gue tidur di mana nih malam ini?" Aku mencoba sekuat tenaga ngakalin gembok supaya bisa kebuka walaupun hasilnya bakal nihil, tapi setidaknya usaha dulu lah.

Sampai akhirnya, kemunculan seseorang berhasil bikin jantung aku hampir copot, salah! Hampir meledak!

"Ke kunci ya?" Sempet merinding sehabis denger suaranya, tapi begitu dia mendekat, aku langsung lega.

"Hus, eh Mas!" Telan ludah.

"Kekunci yah? Kan sudah saya bilang, jam 9 sudah ditutup gerbangnya. Kamu kenapa ngeyel?"

Iya sih, aku ngeyel banget. Habis, di sini itu membuat aku stress, belum lagi dengar celotehan mereka tentang akhlak aku, benar-benar memusingkan.

"Sorry, tadi tuh aku diajak temen-temen main dulu. Tapi ini kan sudah di sini, yang penting aku pulang kan?"

Duh, bukannya dibukain malah ngajak debat, kalau gak debat ya ceramah. Gitu aja terus hidupnya sampe kiamat.

Dia membuang nafasnya kasar, tapi setelah itu dia buka kunci gembok dan akhirnya aku bisa masuk.

"Tunggu!" Dia menahan tubuhku yang baru saja hampir meninggalkannya. "Baju kamu? Kenapa berubah?"

O ow, sangking buru-buru aku sampe lupa ganti baju lagi kan! Ketahuan deh. Ah bodo amat lah, iya emang gue ganti baju, napa emang? Andai bisa nge gas kayak barusan.

"Ya.. ya, aku kan...." Duh, kenapa mendadak gagap gini sih, lagian ini gak ada tempat lain apa kok harus debat di luar. "Bajunya tadi ke tumpahan minyak, mau gak mau harus ganti!" Untung pinter!

"Benar? Berbohong itu dosa loh, Rasulullah SAW pernah bersabda, "Jauhilah kebohongan, sebab kebohongan menggiring kepada keburukan, dan keburukan akan menggiring kepada neraka. Dan sungguh, jika seseorang berbohong...."

"Masss!" Panas, jin gue kepanasan nih rupanya denger ceramah. "Iya saya salah, and sorry for it! Tapi bisa gak sih apa-apa jangan diceramahi? Aku emang jemaah kamu Mas?" Dengan kesal, aku meninggalkan dia yang masih bertahan di depan gerbang. Aku menggerutu sepanjang jalan akibat kebiasaan nya yang gak tahu-tahu mau ceramah di mana. Iya ngerti, dia itu ustad dakwah, tapi masa iya ke istrinya juga? Bener-bener ya, bikin aku darah tinggi aja.

***

Related chapters

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Layani Aku

    Tak ku sangka kemarahan ini mengantarkan aku sampai di depan kamar. Baru saja aku mau buka pintu kamar, sebuah suara lain sukses mengejutkan aku. Setelah aku menengok ke asal suara, ternyata itu adalah ibu mertuaku yang berdiri di seberang pintu. Dia melihatku dengan tatapan yang dingin.Biasa aja kali, liat mantu kok kayak liat selingkuhan muda suaminya!"Dari mana Rey, jam sepuluh baru pulang? Pakaian kamu?" tanyanya dengan mencekam. Santai, kayak mau terkam aku aja. Aku begini ulah kalian juga kan!"Saya habis bertemu teman-teman Bu, mereka mau ucapin selamat buat pernikahan saya." Untung pinter acting."Harus ya sampai larut malam begini? Kamu gak kasihan, suamimu sampai nunggu di luar dari jam 8 sampai kamu pulang. Paham adab enggak?" Hah? Nunggu di luar? Buat apa, aku sama sekali gak tersentuh tuh! Wajar kali, namanya ke istri sendiri kan?"Uhm..."Aku dengar suara langkah kaki berlari."Buuu!!" Aku spontan menoleh saat tiba-tiba di belakangku sudah ada Husein, dia terengah-en

    Last Updated : 2022-08-16
  • Dinikahi Ustadz Tampan    Guruku Suamiku Jadinya

    "Mas, apa-apaan ini. Kamu udah janji gak bakal sentuh aku, kenapa sekarang tiba-tiba nagih hak begini?"Aku ketakutan dan reflek menarik selimut hingga menutupi separuh tubuh. Aku gemetar saat sorot mata elangnya menatapku dengan tajam. Wajahnya serius sampai aku merinding."Aku minta maaf Mas soal tadi, aku janji gak bakal pulang malam-malam lagi. Sana pergi gak, atau aku teriak nih!"Semakin ku suruh pergi, Husein malah semakin mendekat dan sekarang malah menarik selimut yang sedang ku pegang."Aaarrghh!!" Aku berteriak dan meraih bantal lalu ku buat memukuli tubuhnya. "Kurang ajar, dasar laki! Gak bisa pegang janji!" Ku pukul terus tubuhnya sampai tangan Husein terangkat dan berusaha menutupi wajahnya. "Dasar kadal buntung!""Mba kamu kenapa?" Aku membuka mata seketika saat tersadar bahwa runtutan peristiwa yang barusan terjadi adalah hanya sebuah mimpi. Aku melihat Husein di depanku hanya memakai kaos putih dan celana hitam panjang dan sedang berusaha membangunkan aku. "Mba, kam

    Last Updated : 2022-08-16
  • Dinikahi Ustadz Tampan    Mubasir Kalau Ngedip

    "Gak cuma fiqih Pak, tapi dia juga harus diajari tajwid yang benar sama Mba Aisyah. Karena membaca Alquran tanpa mempelajari ilmu tajwid yang benar itu haram hukumnya."Duh, gak anak, gak emak hobi ceramah semua. Lagian yang mau baca Alquran siapa sih? Kan mereka, bukan aku. Tak bisa lagi ku sembunyikan wajah kesal ku pada mereka.Husein juga diam aja lagi. Bisa gak sih soal gini belain aku, bilang kek ke mereka kalau aku belum siap belajar kayak begituan."Kok gak dijawab? Kan ditanya sama kami!" sambung ibu mertuaku lagi. Terpaksa, dengan terpaksa aku menjawabnya. Ku buang napas kasar sebelum berkata "Iya!" Sesingkat itu dan sejudes itu jawabanku."Ya sudah kalau begitu, lekas sarapan. Jam delapan kelasnya Husein sudah dimulai."Apa sarapan? Siapa yang mood sarapan kalau udah dikasih ultimatum suruh belajar kek tadi. Coba, bisa gak sih kasih taunya tu pas udah makan. Minimal gak bakal kelaparan kan meski marah-marah.Untuk mengambil centong nasi aja tanganku lemes banget! Dahla

    Last Updated : 2022-08-16
  • Dinikahi Ustadz Tampan    Terngiang Tubuh Sixpack nya

    Mataku nge-frezz setelah beberapa detik memandangi tubuh suamiku. Memang kenyataan kan, satu minggu kita nikah, aku sama sekali gak pernah melihat seluk beluk tubuh dia kecuali wajah, tangan, dan telapak kakinya. Dia gak pernah sekalipun memakai celana pendek atau sampai bertelanjang dada. Benar-benar menjaga auratnya meski ke istrinya sendiri. Beda sama aku yang udah tebar keseksian sana sini, bahkan dia juga pernah melihat aku yang cuma pakai tank top doang."M-Mas maaf, gak sengaja!" Lucunya, dia juga membeku saat mata kita tak sengaja bertemu. Dia reflek menjatuhkan tangan aku dan segera menutup bajunya yang terbuka. "Mba maaf!" Kok jadi dia yang minta maaf? Oh, mungkin karena dia menepiskan tanganku dengan kasar ya barusan."Ternyata tubuh Mas atletis juga ya! Kalau jadi bintang iklan keren juga loh, mau gak aku kenalin ke produser yang biasa kerja sama aku?" "Produser apaan Rey? Enggak lah, bukan bidang ku!" katanya sambil mengancingkan kancing bajunya."Eh serius Mas, misal

    Last Updated : 2022-08-17
  • Dinikahi Ustadz Tampan    Mengingat Pertama Kali Berakting

    "Ustadz, ada murid baru ya?" Salah satu murid ricuh dan sok tertarik dengan kehadiranku mulai berbicara. Padahal mah gak harus gitu kan, anggap aja aku taek cicak yang jatuh dari plafon, kenapa harus dihiraukan? Aku malah jadi pusat perhatian sekarang."Benar, tapi bukan murid baru ya! Lebih tepatnya anggota baru yang ingin sama-sama melangkah ke jenjang yang lebih baik. Maka dari itu, jika Mba Rey kesulitan tolong dibantu ya!""Iyaaaa Pak Ustadz!" Eh, aku dengar nada mereka kok berubah jadi lebih lemas? Ketahuan nih cuma suka sama ustadz nya doang, istrinya gak dihargai."Kita lanjutkan di bab terakhir yang kita bahas, yaitu tentang macam-macam pembagian air dalam ilmu fiqih yakni air suci dan menyucikan, air musyammas (air yang terkena langsung atau efek dari sinar matahari), air suci tidak mensucikan (air mustakmal), Air Mutaghayar dan air mutanajjis."Suara dia yang lagi ngajar di depan semakin lama semakin samar aku dengar, justru fokus ku berpindah pada sebuah memori manis yan

    Last Updated : 2022-08-17
  • Dinikahi Ustadz Tampan    Teman Baru Di Pondok

    "Kenapa diam? Berarti kamu memang tidak memperhatikan pelajaran saya kan?" sambungnya lagi sambil menatap ku dengan serius.Wow, ternyata dia beda sekali ya image nya waktu di kamar dan waktu mengajar seperti ini. Ternyata dia seserius itu kalau sedang menerangkan pelajaran.Apa bagi dia agama bukan main-main ya, sehingga mau itu istrinya, atau mungkin anaknya kelak, dia tidak akan pernah memberikan toleransi bagi yang acuh."Iya maaf Mas, eh Pak. Saya kurang memperhatikan tadi!" Tiada daya, akhirnya aku nyerah dan lebih baik ngaku aja, daripada tergagap-gagap dan makin malu."Kalau begitu, jangan dulu keluar setelah ini. Buat essai, dan tulis semua apa yang ada di bab pembagian air, termasuk contoh hadistnya juga. Kalau sudah selesai baru boleh keluar dan temui saya." Galak amat sih, baru tau ternyata dia bisa dalam mode serem begini. Rasanya pengen buka baju aja di depannya, biar dia ketar ketir lagi kan? Duh, gimana nih, apa yang harus aku tulis? Aku mengambil buku itu dan ku lih

    Last Updated : 2022-08-17
  • Dinikahi Ustadz Tampan    Laki-laki Dengan Segel Kuat

    "Kak, bagaimana ustadz Husein kalau di dalam kamar, romantis gak?" Dia tiba-tiba tertawa cekikikan, aku mengerutkan kening. "Kok kamu penasaran banget sama dia, emangnya murid-murid di sini pada suka ya sama ustadz Husein?" Sekalian aja aku tanya begitu, toh aku juga jadi penasaran bagaimana sosok Husein di mata mereka."Bangett! Semua murid di sini gak ada yang nggak suka sama ustadz Husein kak. Beliau adalah laki-laki yang sering kami sholawat-in ketika berdoa dan sholat tahajud. Kita berharap bisa jadi pendamping hidupnya. Tapi apalah daya, jodoh di tangan Allah, dan kak Rey yang beruntung."Speechless sih, mereka sampai berusaha dan bersusah payah sholawat buat dapatkan hatinya Husein, tapi kenapa malah aku yang gak kenal dia sama sekali yang jadi jodohnya. Tapi, bukan berarti aku menerima kehadiran dia loh ya! Aku cuma bilang speechless, alias gak bisa berkata-kata lagi aja! "Oh, hehe. Padahal aku gak kenal dia loh, dan gak berharap juga nikah muda.""Tapi takdir Allah kan kak

    Last Updated : 2022-08-17
  • Dinikahi Ustadz Tampan    Kalau Cemburu, Pakai Dalil

    Gak usah lama-lama deh natap dia, nanti malah keterusan jatuh cinta kan gawat! Emosi di dalam alam bawah sadar aku masih meronta-ronta untuk bisa keluar dari situasi ini, bagaimana pun selalu ada jalan keluar yang disiapkan Tuhan kalau kita bersungguh-sungguh. Entah itu orang tuaku yang mengambil aku lagi, atau bahkan Husein yang bakal membuang ku, aku justru menantikan hari itu datang.Aku membuyarkan lamunan gak berfaedah itu dan berjalan ke arah mejanya. "Nih!" Lalu menyodorkan buku yang di dalamnya ada coretan khas cakar ayam yang indah bila dipajang di museum."Ekhem, ada ibu yai nih, assalamualaikum Bu!" Aku ikutan menoleh ke belakang mencari yang mereka maksud, dan ternyata gak ada siapa-siapa di sana. Mereka menunjuk aku?"Terimakasih. Mau makan juga, di sini enak-enak makanannya!" ujarnya sambil mengambil buku ini."Minggir-minggir, beri tempat untuknya." Semua yang duduk di samping kiri dan kanan Husein telah berpindah ke seberangnya dan menyisakan ruang yang lebar untukk

    Last Updated : 2022-08-18

Latest chapter

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Cinta Sehidup Sesurga

    POV: USTADZ HUSEINAlhamdulillah, jazakumullah ya Allah, tidak lelah lidah hamba mengucapkan kata syukur atas nikmat yang Allah berikan pada saya.Di usia yang menginjak 31 tahun ini, saya hanya ingin menghabiskan sisa waktu yang ada bersama istri, anak-anak, juga ibunda saya.Mereka lah penguat, penyemangat, penyembuh segala kerisauan yang selama ini saya rasakan.Terutama untuk istri saya, dia adalah wanita yang sangat hebat, wanita yang selalu membuat saya jatuh cinta ketika memandangnya. Wanita yang hanya akan saya cintai hingga akhir menutup mata. Apa yang terjadi pada kita terakhir kali di Korea sana, menjadikan saya banyak berpikir untuk lebih bijak dalam mengambil keputusan. Pertama, urusan apapun itu sebelum saya berkata iya atau tidak sebaiknya didiskusikan dan cari jalan keluarnya.Karena sejatinya, subhanallah wanita adalah mahluk yang harus kita sebagai laki-laki duluan lah yang mengertinya.Semakin kita egois, seorang wanita akan semakin kuat dengan pendiriannya.Saya

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Sepertinya Cerita Yusuf dan Zulaikha

    Aku membanting pintu taksi dengan kuat, setelah sebelumnya memberikan ongkos taksi sesuai tarif.Aku berlari menuju loket informasi, karena 30 menit lagi pukul empat sore."Excuse me, i wanna ask about the plane to Jakarta-Indonesia with Zhara Airline, already departed?"Dia memeriksa komputernya, dan menatap aku lagi. "No yet, now is waiting to boarding pass.""Oh, thank you." Informasi itu cukup meyakinkan aku bahwa aku tidak terlambat, lantas aku langsung saja berlari menuju gate 3 sesuai yang tertera di layar informasi.Aku gak mau kehilangan Akang, aku harus pulang bersama dia. Walau kakiku lelah, tapi aku berusaha mencarinya.Sampai akhirnya aku menemukan seorang laki-laki yang pakaiannya sangat aku kenal. Jas itu, adalah kado ulang tahun dariku, yang katanya jas favorit dan selalu dia pakai dalam momen penting. Dia berdiri menghadap ke jendela sambil memperhatikan prepare pesawat yang siap terbang.Lalu, perlahan-lahan aku berjalan mendekatinya dan dari arah belakang, aku mel

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Ini Pilihan Terbaik

    Aku heran, hatiku sepertinya mati sampai gak merasakan kesedihan sama sekali, bahkan sampai Akang lah yang mengantar aku sampai memesankan taksinya.Aku malah justru merasa bangga pada diri sendiri, karena aku berhasil menang dalam pertempuran kali ini.Biarlah, Akang merasakan rasanya harus mengalah dalam satu situasi.Ingat tidak? Dalam keadaan hamil, aku harus merelakan dia kuliah di luar negeri? Tiga tahun lamanya.Masa kali ini, untuk beberapa bulan aja dia gak sanggup? Gantian dong!Aku menatap ke luar jendela dan memperlihatkan bangunan yang tinggi dan megah itu. Kapan aku bisa setenar itu di sini?Tapi kok lama-lama, mataku ngantuk ya? Rasanya, aku pengen tidur sekejap saja untuk menghilangkan rasa kantuknya. Akhirnya, perlahan-lahan, kelopak mataku mulai sayu, dan pandanganku sedikit kabur. Sepertinya aku tertidur!!***"Jeogiyo Agashi, ulineun dochaghaeshi-imida." ( Permisi Mba, kita udah sampai)"Jeogiyo Agashi? Jhaisso-yeo?" (Apa kamu tidur?)Hah, Akang!!!!Gak sengaja aku

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Satu Jam Lalu

    Satu Jam Yang Lalu~~~~Aku membuka pintu kamar hotel, karena keputusan aku sudah bulat, untuk sekali ini aja, izinkan aku menggapai impianku, biarkan suamiku mengalah, karena gak melulu harus aku yang kalah.Tapi setibanya aku diluar kamar hotelku, Akang kembali menghentikan langkahku dengan rasa panik yang luar biasa."Ya Allah Ay, tidak bisa kah berikan saya kesempatan untuk bicara sama kamu?"Ku jawab dengan menggelengkan kepala.Ada orang yang lewat, baik itu sesama tamu hotel, atau pegawai yang melihat keributan dari kita berdua. Tapi sesudahnya, mereka langsung saja acuh, karena rata-rata orang di sini, sangat tidak peduli dengan urusan orang lain."Oke sayang, oke! Ayo kita masuk dulu ke dalam dan biarkan saya sholat sunah dua rakaat dulu."Masuk ke dalam? Tidak mau lah, tentu! Sama saja menyuruh aku untuk berubah pikiran lagi, seandainya aku masuk ke dalam. "Aku mau pergi sekarang!" "Oke, Ay oke! Tunggu 10 menit di luar sini saja, ya. Kamu mau pergi dengan ridho saya atau t

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Aku Ingin Kembali

    Aku ingat, aku ingat laki-laki itu siapa.Aku ingat semua yang aku alami bersamaan laki-laki itu, dia adalah suamiku. Dia adalah laki-laki yang aku cintai, laki-laki yang cuma menjaga pandangan matanya untukku. Laki-laki yang mencintai aku lebih dari dirinya sendiri.Ya Allah, ini apa? Kenapa aku kembali pada tubuhku di lima tahun yang lalu?Kenapa dia tidak mengenali aku, kenapa dia berkata aku bukan muhrimnya.Sial! Aku mengumpat berkali-kali, tapi rasanya kata-kata itu tidak bisa dikeluarkan dari dalam mulutku. Aku hanya mengatupkan bibir, sambil terus mengeluarkan air mata yang semakin deras ini.Aku gak mau kehilangan dia!Aku gak mau dia tidak mengenali aku!Ya Allah, ingin rasanya aku teriak dan berkata dia suami aku! Mataku melihat dia yang sedang duduk bersila itu, sambil memegang mikrofon dan membaca sholawat pembuka.Bagaimana cara aku mengingatkan laki-laki itu, supaya dia juga ingat bahwa kita suami istri?"Ay, kenapa kamu nangis?" Seorang laki-laki bernama Reza itu tiba

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Kenangan Apa ini?

    Sepertinya tubuh aku dipaksa untuk melewati detik demi detik yang lagi berjalan ini, walaupun serasa seperti melayang, karena kaki aku tidak terasa menapak di bumi. Dari aku selesai mandi, pakai baju gamis yang udah disediakan, memakai riasan, aku seperti gak hidup.Menatap wajah aku di cermin, semua begitu abu-abu. Apa aku berada dalam dimensi lain? Apa aku sedang traveler ke lain waktu?Semua ambigu sekali.Tapi ya sudahlah, mungkin badan aku lagi gak sehat, jadinya pikiran aku kacau. Aku pun segera memakai jilbab, yang sebelumnya benda itu sangat jarang aku sentuh.Potongan sebuah momen pun tiba-tiba terlintas dalam benakku, ketika aku memasang jarum pada jilbab ini."Demi Allah, saya janji tidak akan pernah menyentuh tubuh Mba jika bukan Mba yang mengizinkannya. Saya janji tidak akan mengekang hidup Mba jika mba tidak melewati batas. Silakan hidup seperti biasanya, jika hijab masih berat silakan lakukan pelan-pelan. Cukup berbusana yang menutup tangan dan kakinya, ingsyallah saya

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Siapa Dia?

    Hoaaammm... Alarm ini, kalau gak dimatikan rasanya bakal terus berdering sampai kiamat. Dengan malas aku meraih ponselku dan meski tanpa melihatnya, aku udah berhasil mendiamkan bunyi-bunyian yang melengking itu.Setelah menggeliat ke kiri dan ke kanan, aku menguatkan diri untuk bangun meski medan magnet antara tubuhku dam kasur ini kuat sekali."Jadwal gue, apa aja hari ini?"Tanggal 28 Januari, jadwal Reynata adalah pemotretan produk air mineral, dan icon ekspedisi yang terbaru. Syukurlah, mereka memakai aku untuk menjadi brand ambassador-nya, mereka gak salah pilih artis.Setelah dirasa tubuhku siap berdiri, aku langsung turun ke lantai bawah menemui menegerku."Morning Rey Kim, nyenyak tidurnya?"Aku sedikit terpaku melihat rumahku yang tertata lebih rapi, dan digelar karpet juga banyak hidangan di sana."Apa ini Om?" (panggilan Reynata untuk Pak Danu.)"Loh gimana sih, lupa ya? Hari ini kan selamatan rumah lo Rey, sekarang berkat kerja keras lo memilih peran itu, lo udah menghas

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Perdebatan Sengit

    "Akang, aku dapat tawaran ini. Main di sebuah drama, jadi pemeran figuran. Untuk jilbab, nanti akan diganti rambut palsu, dan jangan khawatir sama baju. Aku akan dikenakan baju panjang setiap scene-nya"Setelah berdiri sekian lama, bertatapan dengan sangat serius sama Akang, aku pun berhasil mengatakan hal tersebut. Bahwa aku mendapat tawaran.Dia terdiam sambil melakukan aktivitasnya lagi mengemas baju ke dalam koper."Siap-siap, sebentar lagi kita berangkat ke Bandara," ujarnya tanpa melihat aku dan dapat dipastikan dia tidak mengizinkan aku mengambil peran ini."Kenapa? Aku bilang aku dapat tawaran, dan aku harus tinggal selama beberapa bulan untuk menyelesaikan proses syuting." Rasanya aku gak mau kalah, kali ini."Apa sih? Kamu itu sudah menikah, ada anak kamu di rumah, nunggu uma nya.""Apa artinya aku gak dibolehkan?""Buat apa kamu bertanya jika kamu sudah tau jawabannya?"Siap banget aku kalau disuruh bertengkar hari ini, sudah lama kita gak beradu otot. Selama ini aku seperti

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Tawaran Sebuah Peran Di Drama

    "Maaf ya, Rey selama ini gak pernah jadi istri yang neko-neko sama Akang. Untuk sekali aja."Aku cuma berkata itu pada Akang, sebelum akhirnya aku memutuskan untuk turun ke lantai lobi dan bertemu pak Danu di sana. Dia menunggu aku di kursi khusus tamu dengan dua cup kopi di atas meja."Hai, lama ya nunggu?" sapa aku setelah duduk di hadapannya."Rey, Rey Reynata Adizti anak gue hellooo?? Bisa-bisanya lo nikah sama laki kek gitu? Apa hidup lo sama sekali gak tersiksa?"Sebelumnya, aku gak pernah terima kalau ada satu pun orang yang menghina Akang dengan contoh perkataannya apapun. Tapi aneh banget, aku seakan setuju sama Pak Danu dan baru saja berpikir "selama ini, aku bahagia karena memang bahagia atau karena terpaksa?" Aku berjuang mati-matian, mengurus anak aku saat berpisah dengan Husein, berjuang mati-matian mencari bukti untuk membela namanya. Tapi, untuk aku sendiri mana?"Dengerin Rey, lo gue ambil dari agensi menyebalkan itu, gue rawat lo, gue naikin nama elo sampai tenar G

DMCA.com Protection Status