Share

110. Bertemu dengan Bianka Lagi

Mario duduk bersandar di kursi kantornya. Dia merasa pusing dengan tekanan yang didapat dari sang paman. Selain itu, satu per satu pemegang saham mulai berpihak ke pria itu.

Di sebelahnya sudah berdiri sang asisten alias Daffa. Pemuda itu terlihat meluhat-lihat berkas yang ada di atas meja.

Dia berkata, "pak, selain masalah ini, orang gila itu juga ganggu lagi. Dia menagih janji pelunasan pembayaran untuk pembangunan villa yang dijanjikan."

"Bangunannya saja belum jadi sudah minta pelunasan, kan sudah tercatat di perjanjian, dia itu bodoh atau bagaimana?" Nada bicara Mario sedikit tidak enak karena kesal dengan segala masalah yang meliputinya.

Daffa paham dengan kondisi mental bosnya itu. Dia mengangguk. "Saya juga heran, Pak, tapi saya sudah bilang agar sesuai perjanjian. Pelunasan baru akan dilakukan setelah bangunan berdiri."

"Terus dia bilang apa?"

"Katanya dia nggak mau tahu soalnya sudah setuju menjalin hubungan bisnis."

"Lah, dikira ini perusahaan nenek moyangnya? Minta uang s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status