"Aku ingin menikahimu bukan hanya karena kamu adalah pasangan yang paling sejalan denganku, tapi juga karena kamu adalah belahan jiwa yang paling cocok untukku. Kamu memang orang yang paling sesuai denganku. Tapi, aku menikahimu bukan karena itu, melainkan ... karena kebersamaanmu yang membuatku ingin mendampingimu seumur hidup."Robin merasa benar-benar bodoh. Sekarang dia baru sadar bahwa semua pengorbanan Lyla selama bertahun-tahun telah merebut hatinya. Sebelum bertemu dengannya, Robin tidak pernah berpikir untuk menikah. Namun setelah bertemu dengannya, Robin tidak pernah memikirkan akan menikahi orang lain selain Lyla.Mendengar pengakuan yang tulus ini, jantung Lyla berdegup kencang. Apakah dia sedang bermimpi? Kebahagiaan datang semendadak ini?"Robin, aku lagi mimpi ya? Biasanya ... kamu nggak pintar bicara, kenapa kamu tiba-tiba bisa ngucapin kata-kata semanis ini? Kamu yang gila atau aku?""Semua ini kata-kata hatiku yang tulus."Robin membungkuk dan mencium bibir Lyla yang
Sampai keesokan harinya, Harry masih belum tersadar. Namun, demamnya memang sudah mereda. Lyla hanya mengalami flu ringan, jadi dia sudah merasa sehat pada keesokan harinya. Setelah merawat Robin, dia lalu datang untuk mengunjungi Grace."Tenang saja, Kak Harry cuma punya beban pikiran. Mungkin siang nanti sudah bangun.""Beban pikiran?" tanya Grace."Dia takut sama air. Ini penyakit lama dari empat tahun yang lalu. Kukira dia nggak akan pernah masuk ke air lagi seumur hidup. Tapi nggak kusangka, dia malah turun ke air dua kali demi kamu. Bisa dibayangkan betapa pentingnya posisimu dalam hatinya."Mendengar hal itu, Grace menatap Harry dengan perasaan yang mendalam. Dia lebih memilih untuk tidak menjadi orang yang penting bagi Harry. Dalam situasi yang begitu berbahaya, Harry malah melompat ke air tanpa pikir panjang. Apa dia sudah tidak sayang nyawa?Tidak masalah jika Grace meninggal. Namun jika Harry yang meninggal, bagaimana dengan kelangsungan Grup J.C, kakeknya, dan Lyla? Dibandi
Harry merasa tidak berdaya mendengar hal itu. Apa mereka sedang memamerkan kemesraan? Sahabatnya yang sebaya saja sudah mau menikah, sedangkan dia ... bahkan tidak bisa melakukan hubungan intim!"Benarkah? Syukurlah kalau begitu!" ucap Grace."Nanti kamu jadi pengiring pengantinku, aku akan lemparkan buketnya padamu! Katanya, lempar buket itu ampuh sekali. Ternyata aku benar-benar jadi orang yang menikah selanjutnya!" kata Lyla."Sebaiknya nggak usah kasih aku, terlalu mubazir!" ujar Grace seraya menggelengkan kepalanya. Perjalanannya dan Harry masih ada satu setengah tahun."Ambil saja dulu, anggap sebagai keberuntungan.""Benar juga," balas Grace.Grace bisa merasakan bahwa Lyla sangat bahagia. Sebenarnya, dia juga bisa menebak alasan di balik kesedihan Lyla yang begitu mendalam hari itu, pasti juga karena Robin. Hanya orang yang sangat dicintai yang bisa membuat emosi seseorang berubah-ubah dengan begitu drastis.Namun melihat Lyla sekarang, Grace sungguh berharap kebahagiaan ini bi
"Kalau cacing laut?""Ini?" Robin maju dan melihatnya sekilas, lalu berkata, "Terlalu jelek.""Hm ...." Grace dan Lyla berjalan di depan sambil menghirup aroma masakan yang menggoda dari para pedagang di sepanjang jalan. Air liur mereka hampir menetes, tetapi sayangnya mereka tidak bisa makan apa pun.Setiap kali mereka ingin meraih sesuatu, suara dingin dari belakang segera menghentikan semua keinginan mereka."Lyla, kamu nggak mau atur pacarmu? Kalau kamu masih nggak mau ambil tindakan, aku bakal mati kelaparan!""Nggak bisa, dia memang begini. Sudah 20-an tahun mendarah daging sifatnya ini!""Lalu mau bagaimana? Aku lapar sekali ....""Kamu kira aku nggak lapar?"Awalnya mereka sangat bersemangat, tapi pada akhirnya mereka berdua hanya menunduk dengan lesu dan kehilangan minat sama sekali. Akhirnya, mereka kembali ke rumah dengan perasaan kecewa."Kalau kalian mau makan, aku bisa masakkan untuk kalian.""Oke!""Tapi aku nggak bisa masak makanan laut karena terlalu amis.""Kalau begi
Lyla tidak bertenaga sama sekali, bibirnya juga tampak pucat dan bicaranya terbata-bata."Kalau tahu begini ... seharusnya aku dengar nasihatmu ....""Tapi kamu nggak mau dengar, 'kan? Sekarang baru menderita," balas Robin."Jangan omong kosong denganku lagi sekarang ...," sanggah Lyla."Minum air hangat bisa meredakan nyeri.""Tahu nggak ... ucapan apa yang paling nggak ingin didengar oleh wanita yang lagi menderita kram menstruasi?""Aku tahu, kalian paling nggak ingin dengar 'banyak minum air hangat'. Tapi, minum air hangat memang bisa menghangatkan lambung dan merilekskan syaraf ...," jawab Robin."Diam. Aku ini dokter, memangnya aku butuh dengar hal seperti itu darimu? Suapin aku minum, dong!" Lyla sudah kesakitan setengah mati, Robin malah berceramah panjang lebar.Pria ini masih mau istrinya tidak? Apa dia mau Lyla kehausan sampai mati?Lyla benar-benar tidak sanggup berdiri. Robin ingin membantunya, tapi malah ditolak oleh Lyla. "Jangan ... sentuh aku. Darahku lagi banyak sekal
Mata Lyla membelalak menatap wajah tampan di depannya. Dia terkejut saat bibirnya digigit dengan kuat oleh pria itu.Lyla yang kesakitan memelototinya dan mengomel, "Kenapa kamu menggigitku?""Kamu kurang fokus. Karena kamu nggak fokus waktu minum obat, sebagai dokter aku akan menghukummu," balas Robin."Kamu ...." Lyla sama sekali tidak bisa membantahnya."Pejamkan matamu!" perintah Robin dengan galak.Lyla mengernyit. Meskipun sedikit kesal, dia tetap menurut dengan patuh.....Setelah tiga hari tinggal di semenanjung, seharusnya mereka sudah kembali. Namun, Grace memberi tahu Harry bahwa dia ingin pergi ke kota kecil di dekat sana untuk mencari ibu kandungnya.Harry lantas mengganti jadwal pesawat. Lyla dan Robin dipersilakan pulang terlebih dahulu, sementara dia tinggal untuk menemani Grace. Keduanya menginap semalam lagi di semenanjung, lalu berangkat keesokan harinya.Malam itu, Grace merasa tidak tenang. Dia takut akan mendapatkan jawaban yang sama setelah menemukan ibunya. Bahw
Terlalu boros dan buang-buang uang jika harus membeli mobil baru.Grace berkata, "Aku sudah cek lewat ponsel, setiap hari ada bus jarak jauh menuju kota. Perjalanannya hanya enam jam. Buat apa kamu buang-buang uang untuk beli mobil? Toh, kamu masih harus mengendarainya sendiri.""Kalau naik bus, kita tinggal santai. Di sepanjang perjalanan juga ada tempat untuk istirahat. Ini jauh lebih baik daripada berkendara sendiri," tambah Grace lagi.Harry menyahut dengan canggung, "Tapi ... aku belum pernah naik bus seperti itu." Saat mereka pergi ke Gunung Hemali tempo hari, perusahaan menyewa bus pariwisata. Bus itu baru dan sangat bersih.Berbeda dengan bus umum yang ramai dan berisik. Belum lagi, ada toilet umum di dalam bus yang menguarkan aroma tidak sedap.Harry yang belum pernah naik bus umum merasa sedikit tidak nyaman. Namun, karena Grace bersikeras, dia terpaksa mengikutinya ke dalam bus.Begitu naik bus, mereka langsung bertemu seseorang yang menagih ongkos sambil membagikan air min
"Kenapa ada banyak polisi?" tanya Grace."Yang penting kamu nggak berbuat kriminal, 'kan? Ayo, kita turun dan makan," ajak Harry. Dia menggenggam tangan Grace dan membawanya turun.Semua orang di dalam bus sudah hampir turun. Namun, Grace menyadari pasangan tadi belum turun. Suara anak itu sudah berubah serak karena terus menangis. Saat ini dia terlihat terengah-engah, sepertinya karena kesakitan."Kalian nggak turun buat makan? Ada air panas di bawah, jadi kalian bisa membuat susu untuk anak kalian. Kurasa dia juga lapar," ucap Grace."Oh ... se ... sebentar lagi," sahut si istri dengan terbata-bata sambil melirik ke arah suaminya. Mereka berbisik-bisik sebentar, lalu akhirnya turun dari bus dengan enggan.Ketika Grace ingin membeli makanan, wanita tadi tiba-tiba memanggilnya dan bertanya, "Anu ... apa kamu bisa menggendong anakku sebentar? Suamiku pergi ke toilet. Aku ingin mengambil uang, tapi nggak leluasa karena menggendong anakku."Grace memandang ke arah suami wanita itu. Dia me
Grace pergi dengan kecewa. Tiba-tiba, terdengar suara benturan dari belakang. Begitu Grace menoleh, terlihat pintu kedai terbuka. Ada penggorengan beserta tepung dan sejenisnya yang dilemparkan dari dalam.Seorang pria yang berusia 20-an tahun melemparkan barang-barang sambil berujar dengan kasar, "Kalau kamu nggak kasih aku uang, jangan harap bisa buka kedai ini lagi! Memangnya kamu kerja keras cari uang bukan untukku? Kenapa kalau aku ambil sedikit uangmu?""Dasar bajingan! Istrimu sudah mau melahirkan, butuh banyak biaya. Kamu malah berjudi di luar! Sekalipun kamu menghancurkan kedai ini, aku juga nggak akan kasih kamu sepeser pun!" balas pemilik kedai."Dasar tua bangka! Kamu nggak mau kasih aku uangnya?" tanya pria itu. Dia meraih kerah baju pemilik kedai, lalu melemparkannya keluar dengan kasar bersama peralatan dapur.Grace melihat wajah pemilik kedai memar dan bengkak, tampak seperti telah dianiaya. Tidak lama setelah pemilik kedai dilempar keluar, tidak disangka seorang wanita
Harry segera menggendong Grace ke ranjang. Ada luka memar yang besar di pantat Grace. Grace juga merasakan sakit yang luar biasa di tulang ekornya. Harry mencarikan salep untuk Grace, lalu mengoleskannya secara merata."Pelan-pelan ... sakit sekali ...," rintih Grace. Dia kesakitan sampai air matanya menetes."Gimana kalau aku panggilkan dokter untuk periksa?" tanya Harry."Jangan. Memalukan sekali!" pekik Grace."Sudahlah. Kalau panggil dokter kemari, nggak ada peralatan juga di sini. Besok aku antar kamu ke rumah sakit untuk melakukan rontgen. Kita lihat tulangmu retak atau nggak," timpal Harry."Harry, apa kita sial? Kita sudah gagal dua kali!" ujar Grace dengan kesal."Mungkin Tuhan mau hukum aku karena melanggar janji," balas Harry."Tapi ... aku yang dapat hukumannya. Bukan kamu yang jatuh!" keluh Grace. "Tuhan tahu kamu menggodaku, jadi wajar kamu yang dihukum. Terakhir kali aku yang terluka, kali ini kamu yang terluka. Kita sudah impas," timpal Harry."Mulai sekarang, aku past
Harry berkata, "Aku nggak tahu gimana hidup tanpamu. Jadi, janji padaku jangan pernah meninggalkanku. Kamu harus berada di tempat yang bisa aku jangkau dan lihat, oke?""Harry ...." Hati Grace tersentuh saat mendengar ucapan Harry. Hidungnya terasa perih. Dia hampir menangis."Kamu bisa jangan tiba-tiba katakan sesuatu yang sentimental nggak? Aku nggak bisa kendalikan perasaanku ...," keluh Grace."Aku tiba-tiba merasa gadis kecilku sudah dewasa dan makin hebat. Aku juga mau menjadi lebih baik agar pantas untukmu," balas Harry dengan lembut.Mendengar ini, Grace merasa sangat terharu. Di seluruh dunia, hanya Harry yang begitu memuji dirinya. Harry merasa Grace makin baik, bahkan merasa dirinya tidak pantas untuk Grace. Harry memberikan Grace kepercayaan diri seakan-akan terlahir kembali.Jika bukan karena Harry, tidak akan ada Grace yang sekarang. Tanpa Grace, tidak akan ada Harry yang sekarang. Jadi, mereka memang ditakdirkan bersama!Grace terbawa perasaan. Dia melepaskan pelukan Har
"Menurutmu, kenapa dia sangat menggemaskan? Dia sangat cantik saat marah, bersikap manja, dan percaya diri," tanya Harry."Um ...." Juan merasa frustrasi. Bisakah dia menolak menyaksikan kemesraan Harry dan Grace?....Setelah malam ini, Grace seperti orang yang berbeda. Dia tidak rakus dan menonton drama lagi. Hannah mengajaknya bermain gim saat malam, tetapi Grace menolaknya dengan tegas. Kesehariannya makin sibuk, entah mencoba resep baru di dapur atau mengerjakan tugas kuliahnya.Grace juga tidak meminta Harry membantunya memilih soal-soal latihan. Dia sudah tahu materi mana yang sesuai untuknya. Kali ini, dia benar-benar berencana untuk mengikuti ujian sertifikasi akuntansi, bukan sekadar bicara.Grace mulai belajar setiap pagi dan malam. Peningkatan nilainya memang sedikit, tetapi masih bisa terlihat ada kemajuan.Harry sangat tidak tega. Dia ingin Grace menjadi diri sendiri dengan bahagia tanpa harus melakukan segalanya dengan sempurna. Sayangnya, Grace malah menolak.Grace dudu
"Hah?" Grace menatap Harry dengan heran. "Harry, sejak kapan kamu pintar bicara omong kosong? Kamu bilang mencintaimu adalah sikap yang baik?"Harry berseru, "Kesatuan antara suami istri dan kerukunan keluarga nggak patut dijunjung tinggi?""Hah?" Grace tidak bisa berkata-kata."Jadi, mencintaiku bukan norma budaya dan nggak perlu dipertahankan?" tanya Harry.Grace terdiam. Dia menjadi jengkel karena tidak bisa membantah. Dia berkata, "Aku nggak bisa menang debat denganmu.""Aku berkata apa adanya, tentu saja kamu nggak bisa menang," ucap Harry sambil tersenyum. Dia menarik selembar tisu untuk mengelap mulut Grace.Grace sudah makan banyak di malam hari, tetapi sistem pencernaannya sangat bagus sehingga dia lapar lagi sekarang. Begitu Grace selesai makan, tak disangka bos membawakan seporsi pangsit goreng lagi. Bos tersenyum saat berkata, "Ini sisa hari ini, aku sudah mau tutup toko. Isinya sawi, enak banget. Coba kalian makan.""Bisnismu bisa bangkrut kalau jualan begini!" seru Grace
Grace membuka aplikasi itu karena penasaran. Periode menstruasi yang tercatat di aplikasi itu sangat familier. Bukankah ... itu periode menstruasinya? Selain banyak atau sedikit jumlah darah, yang lain tercatat lengkap. Ada juga catatan tentang pola makan dan tidur, suasana hati, dan intentitas olahraga.Grace ceroboh. Dia sering kali lupa dengan siklus mentruasinya. Namun, entah mengapa, selalu ada pembalut dalam tas Grace ketika akan datang bulan. Grace mengira itu sisa dari persediaan sebelumnya yang belum habis terpakai. Jika dipikirkan lagi sekarang, jangan-jangan Harry yang menyiapkannya?Grace bertanya, "Kamu ... kamu catat semua?""Sejak kamu tiba-tiba datang bulan saat pergi ke taman hiburan waktu itu, aku selalu catat. Aplikasi ini praktis banget. Aku akan suruh Grup J.C investasi lain kali," jawab Harry.Grace tidak bisa berkata-kata. Orang kaya memang berbeda. Investasi hanya masalah sepele baginya. Grace mengecek ponsel Harry sekilas dan mengembalikannya, tetapi tidak Har
Tak lama kemudian, mereka tiba di Kedai Pangsit Maman. Bisnisnya sangat ramai, bahkan masih ada antrean di larut malam. Orang yang mengantre di depan mengatakan toko itu akan buka sampai jam setengah satu subuh, barulah mulai ditutup.Grace takjub atas keramaian toko itu. Dia bertanya, "Harry, bisa nggak aku buka toko makanan juga nanti?""Kamu hanya bisa jadi staf. Ada ujian untuk bisa jadi bos," jawab Harry.Grace menyahut, "Oke. Aku pasti lulus."Sesaat kemudian, sudah giliran mereka. Bos memiliki kesan yang mendalam terhadap Harry. Hanya Harry yang memakai setelan jas rapi. Dilihat dari gerak-geriknya, Harry jelas bukan orang biasa. Harry memiliki aura yang mulia dan menonjol di antara yang lain, sulit untuk dilupakan."Kamu datang lagi?" sapa bos dengan sopan dan ramah. Dia adalah seorang pria paruh baya.Harry menjawab, "Ya, bawa pacarku ke sini. Dia suka sekali dengan pangsit goreng kalian.""Benar, benar. Pangsit gorengmu enak banget. Kulitnya tipis, dagingnya banyak. Luarnya g
"Sepertinya ... memang begitu," ucap Grace. Grace berusaha keras mengingat kembali, memang seperti itu. "Lalu ... kali ini gimana? Kalian berpelukan tadi!" kata Grace dengan jengkel."Aku tahu kamu sedang sembunyi. Aku tunggu kamu ambil tindakan. Mana tahu kamu membiarkanku tunggu begitu lama. Aku hampir pingsan karena parfumnya," ujar Harry dengan ekspresi polos sambil menggelengkan kepala.Grace bertanya, "Kamu tahu aku akan ambil tindakan?""Kalau nggak, awas kamu habis pulang," kata Harry dengan nada dingin. Berbeda dengan sikap yang lembut tadi, Harry mengernyit dan mata rampingnya menjadi lebih gelap. "Aku tahu kamu nggak peka. Kalau kamu masih nggak ambil tindakan di saat ini, kamu bukan peka, tapi nggak cinta aku. Menurutmu, kamu pantas mati nggak?" ucap Harry dengan suara dingin dan tegas yang mengguncang hati orang.Benar .... Bagaimana mungkin Grace tidak mengambil tindakan? Harry adalah pria yang dia putuskan untuk menghabiskan waktu bersama selama sisa hidup. Sekalipun
Grace meneguk segelas air lemon tanpa sungkan."Lemonnya segar, baru diperas oleh pelayan tadi. Bisa isi ulang terus," kata Harry dengan suara lembut. Grace-lah yang memberitahunya bahwa minuman gratis juga bisa terasa lezat. Dulu, Harry yang angkuh tidak pernah memperhatikan hal-hal kecil seperti itu. Sekarang, karena Grace, Harry merasa ada banyak hal yang dapat memicu rasa kebahagiaan.Usai minum, Grace menoleh pada Harry dengan marah. Setelah menuntaskan masalah dengan Sherline, sekarang giliran pria bajingan ini.Grace berucap, "Harry, aku kira aku sudah memahamimu dengan sangat baik setelah sekian lama kita bersama. Tapi, sekarang aku baru sadar aku terlalu naif."Grace melanjutkan, "Kalau kamu nggak suka aku atau ingin mencari wanita lain di luar, kamu bisa beri tahu aku. Nggak perlu pura-pura marah dan bilang akan menungguku dua tahun. Kamu nggak merasa kamu munafik? Sudah beri janji, tapi nggak ditepati. Mending nggak usah beri janji!"Grace meneruskan, "Malam ini, kita bicar