"Kamu rasa sikapku ini keterlaluan? Aku cuma mengajarimu cara menjadi orang yang baik. Kamu nggak seharusnya melampaui batasmu atau berkhayal terlalu jauh!" ucap Lyla.Kalimat ini terdengar sangat familier. Bukankah ini kalimat yang dilontarkan Cheria kepada Grace? Beraninya Lyla mengembalikan kalimat itu kepadanya! Sungguh penghinaan besar!Ekspresi Cheria tampak pucat dan masam. Lyla berkata lagi, "Menurut senioritas, kamu seharusnya memanggilku bibi, 'kan? Jadi, nggak salah kalau aku menasihatimu seperti itu.""Kamu terus mengatakan Grace nggak pantas untuk Kak Harry. Tapi, coba becermin dulu. Dengan moralmu yang seperti itu, memangnya kamu pantas untuk kakakku? Kamu ingin menjadi bagian dari Keluarga Prayogo? Jangan mimpi deh!""Lyla, kamu benar-benar keterlaluan! Kamu cuma anak adopsi Keluarga Prayogo! Kasarnya, kamu ini nggak ada bedanya dengan anjing peliharaan mereka!" hardik Cheria."Tapi, kamu ketakutan sampai gemetaran karena ditegur olehku. Kalau aku anjing, kamu apa dong?"
"Terima kasih, Lyla!" Grace yang merasa terharu sontak memeluk Lyla, bahkan mengecup pipinya."Sudah, sudah. Kalau Kak Harry melihatnya, dia bisa cemburu." Lyla merasa dirinya sangat dewasa selama ini. Bagaimanapun, dia telah menjalani pelatihan selama bertahun-tahun. Sikapnya yang kekanak-kanakan telah hilang. Namun, ketika bersama Grace, dia merasa jiwa mudanya kembali membara."Lyla, kamu dan Hannah benar-benar mirip," ujar Grace."Kenapa bicara begitu?" tanya Lyla."Hannah juga pemarah sepertimu. Tapi, dia sangat baik dan keren," sahut Grace."Mungkin dia seperti aku yang berusia 21 tahun. Setelah usianya 26 tahun, dia akan makin dewasa," ucap Lyla.Lima tahun sudah cukup untuk mengasah seseorang menjadi makin tajam. Hannah adalah Lyla yang berusia 21 tahun, begitu juga sebaliknya. Jadi, Hannah tidak mungkin bisa menang dari Lyla.....Harry turun dari lantai atas. Setelah mengetahui apa yang terjadi, dia mengucapkan terima kasih kepada Jimmy dan Felicia."Nggak usah berterima kasi
"Tadi memang sedih, tapi ada Paman Jimmy, Bibi Felicia, dan Lyla yang membantuku," sahut Grace."Baguslah kalau begitu. Aku paling takut kamu sedih. Meskipun aku menekan Keluarga Tedja untuk membalas dendam, hatimu telanjur terluka. Keluarga Tedja memang makin keterlaluan.""Tapi, ini acara nikah Keluarga Prayogo. Aku belum bisa melakukan apa pun. Setelah acara berakhir, mereka harus diberi pelajaran." Harry memicingkan matanya yang suram. Amarah mulai meliputi hatinya. Cheria benar-benar tidak tahu diri. Wanita ini mengira Harry akan diam begitu saja?"Hais, aku nggak berani makan banyak lagi lain kali. Kalau kebanyakan, nanti aku ditertawakan lagi," keluh Grace.Padahal, ini yang paling dipentingkan Grace. Setiap acara ada banyak makanan lezat. Namun, para wanita itu malah tidak tahu cara menikmati makanan. Mereka membiarkan makanan yang disajikan dingin begitu saja.Di dunia Grace, menghamburkan makanan adalah dosa besar. Dulu Grace tidak peduli pada citranya karena memang tidak ada
Karena ciuman tadi, suara Grace menjadi agak manja dan memikat. Harry mengepalkan tangan sambil menyahut, "Ya, aku pergi cuci wajah dulu."Kemudian, Harry langsung pergi ke kamar mandi. Grace merasa agak kesal. Harry lagi-lagi tidak melakukan apa pun padanya.Ketika Grace menunggu Harry, Viktor tiba-tiba meneleponnya. Ternyata Viktor mencarinya di aula. Grace bertanya, "Ayah, ada apa?""Kakakmu nggak mengizinkanmu jadi pendamping pengantin, tapi kamu tetap harus menemaniku berjalan masuk. Hari ini nggak ada reporter, tapi semua yang datang adalah tokoh terkemuka. Kita nggak mungkin menunjukkan kalau keluarga kita nggak harmonis. Orang-orang akan mentertawakan kita nanti," jelas Viktor.Grace merasa lucu mendengarnya. Mereka memang tidak akur. Sejak kecil, Greta selalu menindas Grace dan ayahnya tidak pernah membelanya. Akan tetapi, sekarang ayahnya malah membuat permintaan seperti itu hanya untuk menjaga martabat keluarga."Ya sudah, aku pergi ke ruang rias," sahut Grace.Setelah pangg
Grace duduk di samping, tetapi Viktor tidak memperhatikannya sejak tadi. Tatapan Viktor hanya tertuju pada Greta, seolah-olah hanya Greta putrinya. Bagaimana dengan Grace? Siapa dia?Hati Grace terasa sakit. Dia mengira dia sudah terbiasa dengan situasi ini, tetapi ternyata tidak. Grace telah tinggal di rumah Keluarga Lugiman selama bertahun-tahun dan tahu dirinya tidak dibutuhkan. Namun, sekarang dia baru menyadari bahwa dirinya bukan hanya tidak dibutuhkan, tetapi juga tidak dianggap.Grace merasa getir, tetapi tidak bisa menangis. Dia mengepalkan tangannya dengan erat hingga kuku menusuk telapak tangannya.Setelah ketiga orang itu selesai berbasa-basi, Viktor baru melirik Grace dan berkata, "Rupanya kamu sudah sampai. Kudengar kamu berselisih dengan cucu Keluarga Tedja tadi. Lain kali diam saja kalau bisa. Jangan menyinggung orang. Paham?""Bukan salahku, dia yang ...." Grace belum selesai berbicara, tetapi Viktor sudah menyela, "Aku nggak peduli salah siapa. Keluarga Lugiman dan Ke
"Kamu .... Paman, lihat putrimu. Entah apa yang dia katakan. Kalau orang luar tahu, mereka akan mengira Keluarga Lugiman nggak mendidiknya dengan baik!" ucap Wony.Begitu mendengarnya, ekspresi Viktor menjadi masam. Faktanya, Viktor memang agak takut pada kekuasaan Harry dan suami istri Keluarga Adhitama yang bersikap tidak masuk akal itu.Kini, sebagai kepala keluarga dan seorang ayah, Viktor merasa terprovokasi karena perkataan Grace. Dia merasa dirinya harus mengambil tindakan. Sekalipun Harry mempeributkan masalah ini, Viktor merasa dirinya berhak mendidik putrinya sendiri."Grace!" bentak Viktor sambil menggebrak meja rias hingga terdengar suara benturan yang kuat.Jantung Grace sontak berdetak kencang. Dia menatap Viktor dan bertanya, "Ayah, memangnya yang kukatakan salah? Dia cuma orang luar, apa haknya ikut campur urusan keluarga kita? Memangnya orang tuanya nggak mengajarinya hal sesimpel ini?""Kamu masih berani menyalahkan orang lain? Sepertinya kamu ingin memberontak ya!" V
Bagaimana mungkin tubuh kurus Grace bisa menahan pukulan sekuat itu? Dia terjatuh hingga lututnya membentur lantai. Dia mencoba untuk bangkit, tetapi tidak punya tenaga.Viktor benar-benar memukulnya! Kenapa? Grace mendongak. Matanya memerah, tetapi air matanya tidak bisa menetes. Kini, dia tidak menaruh harapan apa pun lagi pada hubungan keluarga."Kamu tanya kenapa aku begitu pilih kasih? Karena kamu hanya bisa membuatku malu! Cuma Greta kebanggaanku! Sekalipun kamu disokong Harry dan Keluarga Adhitama, aku tetap membencimu!" teriak Viktor.Malu? Kata ini bagaikan pisau yang menikam hati Grace. Berdarah dan sulit diobati. Ternyata dirinya adalah aib di mata Keluarga Lugiman.Orang-orang ini meremehkannya, tetapi Grace tahu dirinya tidak boleh meremehkan diri sendiri. Orang-orang ini membencinya, tetapi Grace harus mencintai diri sendiri!Grace menarik napas dalam-dalam, mengumpulkan kekuatan untuk berdiri. Dia berucap, "Ayah, aku sudah mengerti. Aku cuma aib Keluarga Lugiman. Itu art
Tashia tidak ingin Grace mempermalukan Keluarga Lugiman. Dia langsung menarik lengan Grace, lalu diam-diam mencubitnya.Grace yang kesakitan pun mengernyit dengan kuat. Wajahnya menjadi agak pucat. Tadi dia dipukul Viktor, sekarang dia terjatuh.Tashia bahkan tidak menghiburnya dan langsung menceramahinya. Grace hanya bisa menggertakkan gigi untuk menahan emosinya.Kemudian, Grace menoleh dan mendapati Wony menatapnya sambil tersenyum, seolah-olah semua itu bukan perbuatannya.Wony bertanya dengan angkuh, "Ngapain kamu menatapku? Kamu mau melahapku ya?"Viktor menoleh dan menegur dengan kesal, "Kamu rasa ini kurang memalukan ya? Tashia, bawa dia pergi."Tashia segera membawa Grace pergi. Sementara itu, di barisan paling depan, duduk para tamu VIP, yaitu Keluarga Prayogo.Karena jarak mereka agak jauh, Harry tidak tahu apa yang terjadi. Dia hanya melihat calon istrinya terjatuh dan orang-orang mentertawakannya.Harry mengepalkan tangannya dengan erat, menahan diri untuk tidak bertindak
Aryan berucap, "Harry, katakan sejujurnya. Aku nggak percaya kamu melakukan itu! Kalau kamu memang ingin membuat Frandy impoten, kenapa kamu harus tunggu sampai sekarang? Pasti bukan kamu.""Hasil penyelidikanku nggak menemukan jejak campur tanganmu. Pelakunya pasti orang lain! Aku tahu semua orang mencurigaimu. Tapi, kalau kamu jujur padaku, aku pasti akan memercayaimu.""Kamu putraku, jadi aku yang paling memahamimu. Biarpun kamu ingin membalaskan dendam Titus, kamu nggak mungkin sekejam itu. Kalau membunuh bisa menyelesaikan masalah, Steven pasti sudah lama mati. Kamu bukan orang seperti itu!" tambah Aryan."Ya, aku berbeda dengan Kak Steven," ucap Harry dengan dingin."Memang bukan aku, tapi aku tahu dan nggak bisa menghentikannya. Jadi, anggap saja aku pelakunya. Apa pun bisa kulakukan untuk membalaskan dendam Kak Titus. Aku janji nggak akan membunuh. Kematian adalah hukuman yang terlalu ringan. Aku mau mereka hidup dan membayar dosa-dosa mereka secara perlahan!""Kak Steven masih
Kakak beradik itu saling menatap dengan tajam. Atmosfer di sekitar seketika berubah mencekam.Meski bersembunyi di tangga, Grace pun bisa merasakan ketegangan di udara. Jantungnya mulai berdebar kencang.Terakhir kali ke sini, Steven begitu angkuh. Seolah-olah dia yakin Harry sudah berada dalam genggamannya.Hanya dalam waktu singkat, kekuatan keduanya sudah berimbang. Kini, Harry bahkan sedikit lebih unggul. Siapa yang akan menang dan kalah sudah bisa terlihat jelas.Hanya saja, Grace kebingungan. Benarkah Harry yang mencelakai Frandy?Mata Steven berkilat tajam saat mendengar kata-kata Harry. Dia menyipitkan matanya dan berucap dengan dingin, "Jangan sembarang fitnah! Aku nggak tahu apa yang kamu bicarakan. Jangan pikir kamu bisa menyalahkanku atas kecelakaan yang menimpamu dan Titus!""Bukti yang kupunya memang nggak lengkap, tapi aku yakin kamu pelakunya. Itu sebabnya aku nggak bisa berbuat banyak padamu. Sama seperti situasimu sekarang. Kalaupun kamu tahu aku yang mencelakai Frand
Juan tidak tahu Alan adalah Jimmy. Dia hanya bergidik melihat tindakan Alan. Semua orang yang diincar Alan pasti tidak punya kesempatan untuk menyelamatkan diri lagi.Mendengar laporan Juan, Harry menyipitkan matanya. Dia mengepalkan tangannya dengan erat. Ternyata Jimmy menepati janjinya dan langsung bertindak kejam.Jimmy tahu Harry membenci Steven. Namun, Harry tidak bisa menghabisi Steven karena memikirkan Aryan. Jadi, Jimmy yang membantu Harry untuk menjadi orang jahat.Awalnya, Harry tidak ingin mendesak Steven dengan cara yang begitu kejam. Jadi, dia mengutus Juan untuk mengikuti Jimmy. Ternyata, Harry tetap gagal menghentikan Jimmy.Jimmy ingin mendesak Harry untuk bertindak kejam. Harry berucap, "Kamu nggak usah urus masalah ini lagi. Aku tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya."Kemudian, Harry mengakhiri panggilan telepon. Jika tidak bisa mundur lagi, Harry akan melanjutkannya.Sementara itu, Grace memotong buah untuk Harry. Biasanya Harry harus bekerja saat malam hari, di
Grace memandang Harry dengan ekspresi kagum. Harry tersenyum, dia benar-benar tidak berdaya menghadapi Grace. Harry berkata, "Sudah malam, saatnya kita pulang. Tempat ini agak jauh dari tempat parkir, biar aku gendong kamu."Harry berjongkok di depan Grace. Sementara itu, Grace juga tidak sungkan lagi. Dia langsung naik ke punggung Harry.Sekarang hampir pukul 12 malam. Suasana di pasar malam lebih tenang. Grace melihat bayangan mereka berdua di bawah cahaya lampu jalan dan tertawa."Kenapa kamu tertawa?" tanya Harry.Grace menyahut, "Tiba-tiba aku merasa kamu nggak seperti pria berusia 29 tahun. Kamu seperti ... anak muda yang lagi pacaran.""Oh, ya? Aku nggak merasa begitu," timpal Harry.Grace membalas, "Aku merasa kamu yang berusia 29 tahun dan aku yang berusia 19 tahun sangat cocok. Kariermu sangat sukses dan kamu sangat dewasa, nggak seperti anak muda yang bertindak gegabah. Kamu juga sangat berprinsip.""Aku baru berusia 19 tahun dan ini masa-masa yang paling indah. Aku masih sa
Hannah meneruskan, "Aku sudah melupakan semua masalah yang menyedihkan itu, kamu juga harus melupakannya. Kamu nggak berutang padaku, aku yang terus mempersulitmu. Aku sudah dewasa, nggak perlu dilindungi kamu lagi. Nantinya pasti ada yang melindungiku."Hannah menambahkan, "Kamu simpan saja perhatianmu untuk orang lain. Aku nggak butuh!"Hannah berusaha menahan air matanya dan mengungkapkan semua kata-kata yang sudah disiapkannya untuk waktu yang lama. Ternyata, rasanya begitu lega setelah memutuskan untuk melepaskan seseorang.Robin berbalik setelah mendengar perkataan Hannah dan tersenyum. Dia tidak melontarkan sepatah kata pun. Robin hanya mengangguk, ekspresinya terlihat lembut.Hannah tahu Robin hanya menunjukkan perhatiannya sebagai seorang kakak. Hannah juga menerimanya. Dia tidak menyesal karena sudah melakukan apa yang dia inginkan. Hannah akan melanjutkan hidupnya dan menemukan pria yang mencintainya."Hati-hati di jalan," pesan Hannah sambil melambaikan tangannya. Dia menga
Pemilik kedai tahu Harry memikirkan kepentingan anaknya. Jadi, dia pun setuju. Harry menemukan anak pemilik kedai, lalu menyerahkannya kepada pihak kepolisian.Saat dipenjara, anak pemilik kedai memarahi Harry suka mencampuri urusan orang lain. Dia juga memaki ayahnya yang bersikap kejam terhadap anak kandung sendiri.Harry berpesan, "Robin, tolong beri tahu temanmu di kantor polisi untuk beri dia pelajaran. Aku nggak senang dengar omongannya tadi."Robin menyahut, "Oke. Harry yang marah baru kelihatan normal."Harry bertanya, "Menurutmu, butuh berapa lama untuk mengubah sifat seseorang?"Robin menjawab, "Untuk orang yang parah begini, setidaknya butuh waktu lebih dari 1 tahun."Harry menimpali, "Kalau begitu, 3 tahun saja. Setiap perbuatan ada konsekuensinya. Aku juga nggak pernah bersikap lunak saat membantu orang."Robin mengangguk, orang yang kecanduan judi selama bertahun-tahun seperti ini harus diawasi untuk waktu yang lama agar tidak berulah lagi."Oh iya, aku sudah mau pergi,"
Grace menyahut, "Nggak. Aku cuma lewat dan bantu antar mereka ke rumah sakit.""Terima kasih, Bu Grace. Kalau bukan karena kamu, takutnya aku dan anakku ...," ucap menantu pemilik kedai. Sebelum menyelesaikan ucapannya, air matanya mengalir.Grace menghibur, "Jangan menangis, wanita yang baru melahirkan nggak boleh menangis. Nanti aku juga ikut menangis. Dengarkan nasihatku, aku bawa Harry lihat anakmu. Aku akan beri tahu kamu paras anakmu setelah kembali."Bayi menantu pemilik kedai lahir prematur, jadi langsung dimasukkan ke inkubator. Grace membawa Harry untuk melihat bayi itu. Ternyata bayinya berjenis kelamin laki-laki. Dia sangat kecil dan wajahnya berkerut."Apa semua bayi yang baru lahir begitu jelek?" komentar Grace dengan ekspresi sedih.Harry bertanya, "Kenapa di bokongnya ada lebam?"Grace menjawab, "Konon orang mati yang nggak mau bereinkarnasi akan ditendang oleh Dewa Akhirat untuk turun ke dunia fana. Kamu juga punya tanda seperti itu waktu baru lahir."Harry menanggapi
"Lagi pula, nanti dia juga akan kemari saat nggak bisa menemukanmu. Aku nggak akan khawatir lagi," ucap Robin sambil tersenyum. Dia hendak membawa pemilik kedai untuk diobati, tetapi pemilik kedai menolak.Alasannya karena pemilik kedai tidak punya uang dan tidak ingin meninggalkan kamar bersalin. Keluarga menantunya sangat jauh. Sejak hamil sampai sekarang, keluarganya tidak sempat datang berkunjung.Istri pemilik kedai sudah lama meninggal. Hanya tersisa dia sendiri yang menjaga menantunya. Jika menantunya selesai melahirkan dan tidak melihatnya di sana, dia pasti akan sangat sedih.Grace merasa bahwa pemilik kedai adalah ayah mertua yang baik. Dia sangat peduli pada menantunya. Hal ini membuat Grace teringat pada Aryan. Grace merasa sangat beruntung memiliki ayah mertua yang baik."Bos, kamu dan putramu ...," tanya Grace dengan hati-hati."Hais." Begitu mendengar ini, pemilik kedai menghela napas panjang. Dia memukul dadanya sambil mengentakkan kaki. Ekspresinya terlihat sangat meny
Grace pergi dengan kecewa. Tiba-tiba, terdengar suara benturan dari belakang. Begitu Grace menoleh, terlihat pintu kedai terbuka. Ada penggorengan beserta tepung dan sejenisnya yang dilemparkan dari dalam.Seorang pria yang berusia 20-an tahun melemparkan barang-barang sambil berujar dengan kasar, "Kalau kamu nggak kasih aku uang, jangan harap bisa buka kedai ini lagi! Memangnya kamu kerja keras cari uang bukan untukku? Kenapa kalau aku ambil sedikit uangmu?""Dasar bajingan! Istrimu sudah mau melahirkan, butuh banyak biaya. Kamu malah berjudi di luar! Sekalipun kamu menghancurkan kedai ini, aku juga nggak akan kasih kamu sepeser pun!" balas pemilik kedai."Dasar tua bangka! Kamu nggak mau kasih aku uangnya?" tanya pria itu. Dia meraih kerah baju pemilik kedai, lalu melemparkannya keluar dengan kasar bersama peralatan dapur.Grace melihat wajah pemilik kedai memar dan bengkak, tampak seperti telah dianiaya. Tidak lama setelah pemilik kedai dilempar keluar, tidak disangka seorang wanita