Malam harinya, Grace menunggu sekitar 20 menit. Pada akhirnya, terdengar suara klakson yang familier.Grace bergegas berlari untuk membuka pintu. Alhasil, yang dilihatnya bukan hanya Harry dan Juan, tetapi juga ada Cheria.Juan tampak memapah Harry yang mabuk, sedangkan Cheria yang berada di belakang tampak mengernyit. Grace pun merasa heran, kenapa Cheria ada di sini?Saat ini, Cheria sedang gusar. Demi memikat Harry, dia diam-diam mengambil cap kakeknya dan kontrak berharga itu. Kemudian, dia menaruh obat di minuman Harry supaya bisa tidur dengannya. Dengan demikian, dia baru bisa mendesak Harry untuk menikahinya.Tanpa diduga, Harry sangat licik. Dia menyuruh Juan berjaga di luar dan menerobos masuk jika ada sesuatu yang mencurigakan. Cheria pun tidak bisa menciptakan suasana romantis.Setelah minum beberapa gelas, kesadaran Harry akhirnya melemah karena obat bius dan obat perangsang yang ditaruh Cheria. Cheria hanya perlu menunggu supaya rencananya berhasil.Cheria memapah Harry ke
"Apa katamu?" Begitu mendengar ucapan Grace, Cheria langsung memelototinya dengan murka."Kamu nggak ngerti bahasa manusia? Coba kamu tanyakan pada orang-orang di rumah ini, siapa bos di sini? Aku, Harry, atau wanita murahan yang terus mencoba merayu tunangan orang?" ujar Grace.Begitu ucapan ini dilontarkan, para pelayan di belakang berkata dengan serempak, "Tentu saja Nona Grace."Mereka bisa melihat bagaimana Harry memanjakan Grace selama ini. Harry yang tidak pernah turun ke dapur sampai masak demi Grace.Selain itu, Grace tidak pernah bersikap angkuh. Dia bahkan begitu sopan saat berbicara dengan para pelayan. Jadi, bagaimana mungkin para pelayan ini tidak menyukai Grace? Mereka tidak ingin ada wanita lain yang menggantikan Grace.Begitu mendengarnya, wajah Cheria pun memerah. Sebelum ini, Grace terlihat sangat lemah. Lantas, kenapa wanita ini tiba-tiba menjadi begitu berani sekarang?Cheria mengernyit dengan heran. Kemudian, dia terkekeh-kekeh dan berkata, "Kamu nggak takut orang
Grace buru-buru melarikan diri. Untungnya, para pelayan itu maju dengan gesit. Segera, Cheria berhasil ditahan oleh mereka."Le ... lepaskan aku! Beraninya kalian menghalangiku! Aku Nona Besar Keluarga Tedja!" pekik Cheria."Kami nggak tahu identitasmu, tapi kami tahu Nona Grace adalah majikan kami. Kalau kamu berani macam-macam padanya, jangan salahkan kami bertindak lancang!" ancam para pelayan itu."Terima kasih, kalian akan kuberi bonus nanti," ujar Grace yang merasa terharu. Ternyata, berteman memang penting. Sekarang bukan saatnya untuk bersikap pelit. Dia harus menghadiahi para pelayan itu.Ketika melihat hubungan Grace dan para pelayan yang begitu dekat, Cheria gusar hingga sekujur tubuhnya gemetaran. Wajahnya pun memerah seperti buah tomat."Tu ... tunggu saja pembalasanku nanti!" ancam Cheria setelah melepaskan diri dari cengkeram para pelayan itu.Grace tentu tidak takut. Dia bahkan berucap, "Cheria, kamu bilang aku nggak sopan karena nggak memberimu teh. Tapi, bukannya kamu
"Antar dia ke luar," ujar Grace dengan dingin. Dengan demikian, para pelayan mengantar Cheria pergi.Ketika berjalan ke luar, Cheria tampak agak bingung. Dia merasa dirinya baru saja bermimpi. Jika itu bukan mimpi, bagaimana mungkin Grace tiba-tiba menjadi begitu kuat? Bagaimana bisa Nona Besar Keluarga Tedja ditindas oleh wanita rendahan seperti Grace? Benar, Ini pasti mimpi!Setelah Cheria pergi, para pelayan menatap Grace dengan sorot mata penuh kekaguman."Nona, tadi kamu keren sekali! Aku memberimu jempol!""Ya! Aku masih sempat mencemaskanmu tadi. Soalnya kamu nggak pernah memperlihatkan sisi galakmu! Aku nggak nyangka kamu begitu hebat!""Hais, ini karena aku berteman terlalu lama dengan Hannah. Aku jadi terpengaruh olehnya. Kalian yakin aku terlihat keren tadi?" tanya Grace."Ya, ya. Gimana bisa kamu bersikap begitu tenang tadi?""Oh, aku kebanyakan menonton drama kostum. Para wanita di istana selalu bersikap seperti ini. Kalian coba nonton saja! Eh, aku jadi lupa pada Harry. M
Rudi menatap langit-langit, lalu menatap lantai dan menjelaskan dengan canggung, "Itu perintah Tuan Aryan. Aku nggak mungkin membantahnya. Alis Harry makin berkerut mendengarnya. Pantas saja, hasratnya meningkat akhir-akhir ini. Setiap kali bersentuhan dengan Grace, tubuhnya akan langsung bereaksi. Ternyata kedua pria tua ini yang mencelakainya!"Hentikan obat sialan itu!" bentak Harry."Ya, ya. Kalau begitu, aku keluar dulu." Rudi tidak mungkin berani berlama-lama di kamar ini. Itu sebabnya, dia langsung melarikan diri.Seketika, Harry merasa sangat kesepian. Dia memiliki wanita cantik, tetapi harus menahan diri sampai seperti ini!....Grace berguling-guling di ranjangnya. Dia merasa ranjang ini sangat kosong sehingga membuatnya merasa gelisah.Tengah malam, Grace akhirnya tertidur. Namun, tidurnya tidak terlalu lelap. Tiba-tiba, Grace merasakan napas panas seseorang mendekatinya. Sebelum Harry naik ke ranjang, Grace sudah membuka mata dan melihat wajah familier itu.Dengan tersenyum
Grace merasa sangat memalukan. Tidak masalah jika hanya menyombongkan diri di depan para wanita. Namun, jika melakukannya di depan Harry, bukannya dia akan terkesan seperti wanita tak berpendidikan?"Ternyata kamu hebat juga ya?" goda Harry. Grace menunduk tanpa berbicara. Wajahnya tampak memerah."Tuan, kamu nggak tahu betapa masamnya wajah wanita itu waktu Nona Grace bilang 'dasar kepo'!""Benar! Nona Grace memang keren!""Pasti Hannah yang mengajarimu, 'kan?" tanya Harry."Ya, ajaran Hannah memang nggak perlu diragukan lagi!" sahut Grace dengan penuh keyakinan."Besok akhir pekan. Kamu mau ngapain? Aku akan menemanimu sebagai hadiahnya," ujar Harry."Hah? Aku mendapat hadiah karena melawan Cheria?" tanya Grace dengan heran."Kamu melawan pelakor dan melindungiku, tentu harus diberi hadiah!" timpal Harry.Hadiah yang diinginkan Grace tentu adalah makanan. Dia memutuskan untuk pergi ke supermarket besok, lalu pulang dan masak bersama Harry. Dunia akan serasa milik berdua!Harry pun me
"Tadi aku lihat di pintu masuk supermarket, ada diskon 30% untuk sayuran hijau. Grace, kamu ini ada-ada saja. Nggak masalah kalau di rumah sendiri, tapi sekarang kamu sudah bersama Pak Harry. Kamu bukan cuma buat malu keluarga sendiri, tapi juga Pak Harry," ujar Greta."Memalukan sekali." Yuli menutup hidungnya sambil menatap Grace, seolah-olah melihat sampah. Tatapannya dipenuhi kejijikan.Grace kurang pintar berdebat. Namun, dia tidak akan pernah melupakan ajaran Hannah. Sesudah mengumpulkan keberanian, Grace berkata dengan tidak acuh, "Dasar kepo.""Apa katamu?" Yuli sontak membelalakkan mata, tidak percaya Grace melontarkan kata seperti itu padanya. Kemudian, dia membentak, "Ulangi lagi kata-katamu!""Dasar kepo! Suka-suka aku mau beli sayur apa. Lagian, aku bukan menghamburkan uangmu. Urus saja suami, anak, dan menantumu. Ngapain kamu ikut campur urusanku? Menyebalkan sekali!" seru Grace.Seketika, Grace merasa berdebat adalah hal yang sangat menyenangkan. Sekujur tubuhnya terasa
Saat mendengar hal ini, Harry memicingkan matanya yang kelam dan bengis. Yuli merasa ketakutan. Akan tetapi, dia menduga bahwa Harry tidak akan berani berbuat apa pun padanya. Hanya saja, tatapannya ini ... sungguh menakutkan."Sudah sepantasnya kalau Kak Yuli mau mendidik calon menantu keluarga kita. Tapi, semuanya harus dilakukan pelan-pelan." Harry melepaskan tangan Yuli.Yuli mengerutkan keningnya dan bertanya dengan kebingungan, "Apa maksudmu?""Kalau Kakak mau beri pelajaran pada istriku karena telah menyinggung menantumu, aku nggak bisa bilang apa-apa. Tapi, menantumu juga sudah menyinggung istriku. Ini berarti dia sudah menyinggung orang yang lebih senior darinya. Kalau istriku mau menghukum menantumu, itu juga wajar, 'kan?""Ini ...." Yuli terdiam karena perkataan Harry.Mata Grace langsung berbinar mendengar ucapan Harry. Kenapa dia sendiri tidak kepikiran akan hal ini? Memang Harry lebih cerdik! Tidak sia-sia dia telah membaca buku terkenal selama bertahun-tahun!Grace langs
Grace pergi dengan kecewa. Tiba-tiba, terdengar suara benturan dari belakang. Begitu Grace menoleh, terlihat pintu kedai terbuka. Ada penggorengan beserta tepung dan sejenisnya yang dilemparkan dari dalam.Seorang pria yang berusia 20-an tahun melemparkan barang-barang sambil berujar dengan kasar, "Kalau kamu nggak kasih aku uang, jangan harap bisa buka kedai ini lagi! Memangnya kamu kerja keras cari uang bukan untukku? Kenapa kalau aku ambil sedikit uangmu?""Dasar bajingan! Istrimu sudah mau melahirkan, butuh banyak biaya. Kamu malah berjudi di luar! Sekalipun kamu menghancurkan kedai ini, aku juga nggak akan kasih kamu sepeser pun!" balas pemilik kedai."Dasar tua bangka! Kamu nggak mau kasih aku uangnya?" tanya pria itu. Dia meraih kerah baju pemilik kedai, lalu melemparkannya keluar dengan kasar bersama peralatan dapur.Grace melihat wajah pemilik kedai memar dan bengkak, tampak seperti telah dianiaya. Tidak lama setelah pemilik kedai dilempar keluar, tidak disangka seorang wanita
Harry segera menggendong Grace ke ranjang. Ada luka memar yang besar di pantat Grace. Grace juga merasakan sakit yang luar biasa di tulang ekornya. Harry mencarikan salep untuk Grace, lalu mengoleskannya secara merata."Pelan-pelan ... sakit sekali ...," rintih Grace. Dia kesakitan sampai air matanya menetes."Gimana kalau aku panggilkan dokter untuk periksa?" tanya Harry."Jangan. Memalukan sekali!" pekik Grace."Sudahlah. Kalau panggil dokter kemari, nggak ada peralatan juga di sini. Besok aku antar kamu ke rumah sakit untuk melakukan rontgen. Kita lihat tulangmu retak atau nggak," timpal Harry."Harry, apa kita sial? Kita sudah gagal dua kali!" ujar Grace dengan kesal."Mungkin Tuhan mau hukum aku karena melanggar janji," balas Harry."Tapi ... aku yang dapat hukumannya. Bukan kamu yang jatuh!" keluh Grace. "Tuhan tahu kamu menggodaku, jadi wajar kamu yang dihukum. Terakhir kali aku yang terluka, kali ini kamu yang terluka. Kita sudah impas," timpal Harry."Mulai sekarang, aku past
Harry berkata, "Aku nggak tahu gimana hidup tanpamu. Jadi, janji padaku jangan pernah meninggalkanku. Kamu harus berada di tempat yang bisa aku jangkau dan lihat, oke?""Harry ...." Hati Grace tersentuh saat mendengar ucapan Harry. Hidungnya terasa perih. Dia hampir menangis."Kamu bisa jangan tiba-tiba katakan sesuatu yang sentimental nggak? Aku nggak bisa kendalikan perasaanku ...," keluh Grace."Aku tiba-tiba merasa gadis kecilku sudah dewasa dan makin hebat. Aku juga mau menjadi lebih baik agar pantas untukmu," balas Harry dengan lembut.Mendengar ini, Grace merasa sangat terharu. Di seluruh dunia, hanya Harry yang begitu memuji dirinya. Harry merasa Grace makin baik, bahkan merasa dirinya tidak pantas untuk Grace. Harry memberikan Grace kepercayaan diri seakan-akan terlahir kembali.Jika bukan karena Harry, tidak akan ada Grace yang sekarang. Tanpa Grace, tidak akan ada Harry yang sekarang. Jadi, mereka memang ditakdirkan bersama!Grace terbawa perasaan. Dia melepaskan pelukan Har
"Menurutmu, kenapa dia sangat menggemaskan? Dia sangat cantik saat marah, bersikap manja, dan percaya diri," tanya Harry."Um ...." Juan merasa frustrasi. Bisakah dia menolak menyaksikan kemesraan Harry dan Grace?....Setelah malam ini, Grace seperti orang yang berbeda. Dia tidak rakus dan menonton drama lagi. Hannah mengajaknya bermain gim saat malam, tetapi Grace menolaknya dengan tegas. Kesehariannya makin sibuk, entah mencoba resep baru di dapur atau mengerjakan tugas kuliahnya.Grace juga tidak meminta Harry membantunya memilih soal-soal latihan. Dia sudah tahu materi mana yang sesuai untuknya. Kali ini, dia benar-benar berencana untuk mengikuti ujian sertifikasi akuntansi, bukan sekadar bicara.Grace mulai belajar setiap pagi dan malam. Peningkatan nilainya memang sedikit, tetapi masih bisa terlihat ada kemajuan.Harry sangat tidak tega. Dia ingin Grace menjadi diri sendiri dengan bahagia tanpa harus melakukan segalanya dengan sempurna. Sayangnya, Grace malah menolak.Grace dudu
"Hah?" Grace menatap Harry dengan heran. "Harry, sejak kapan kamu pintar bicara omong kosong? Kamu bilang mencintaimu adalah sikap yang baik?"Harry berseru, "Kesatuan antara suami istri dan kerukunan keluarga nggak patut dijunjung tinggi?""Hah?" Grace tidak bisa berkata-kata."Jadi, mencintaiku bukan norma budaya dan nggak perlu dipertahankan?" tanya Harry.Grace terdiam. Dia menjadi jengkel karena tidak bisa membantah. Dia berkata, "Aku nggak bisa menang debat denganmu.""Aku berkata apa adanya, tentu saja kamu nggak bisa menang," ucap Harry sambil tersenyum. Dia menarik selembar tisu untuk mengelap mulut Grace.Grace sudah makan banyak di malam hari, tetapi sistem pencernaannya sangat bagus sehingga dia lapar lagi sekarang. Begitu Grace selesai makan, tak disangka bos membawakan seporsi pangsit goreng lagi. Bos tersenyum saat berkata, "Ini sisa hari ini, aku sudah mau tutup toko. Isinya sawi, enak banget. Coba kalian makan.""Bisnismu bisa bangkrut kalau jualan begini!" seru Grace
Grace membuka aplikasi itu karena penasaran. Periode menstruasi yang tercatat di aplikasi itu sangat familier. Bukankah ... itu periode menstruasinya? Selain banyak atau sedikit jumlah darah, yang lain tercatat lengkap. Ada juga catatan tentang pola makan dan tidur, suasana hati, dan intentitas olahraga.Grace ceroboh. Dia sering kali lupa dengan siklus mentruasinya. Namun, entah mengapa, selalu ada pembalut dalam tas Grace ketika akan datang bulan. Grace mengira itu sisa dari persediaan sebelumnya yang belum habis terpakai. Jika dipikirkan lagi sekarang, jangan-jangan Harry yang menyiapkannya?Grace bertanya, "Kamu ... kamu catat semua?""Sejak kamu tiba-tiba datang bulan saat pergi ke taman hiburan waktu itu, aku selalu catat. Aplikasi ini praktis banget. Aku akan suruh Grup J.C investasi lain kali," jawab Harry.Grace tidak bisa berkata-kata. Orang kaya memang berbeda. Investasi hanya masalah sepele baginya. Grace mengecek ponsel Harry sekilas dan mengembalikannya, tetapi tidak Har
Tak lama kemudian, mereka tiba di Kedai Pangsit Maman. Bisnisnya sangat ramai, bahkan masih ada antrean di larut malam. Orang yang mengantre di depan mengatakan toko itu akan buka sampai jam setengah satu subuh, barulah mulai ditutup.Grace takjub atas keramaian toko itu. Dia bertanya, "Harry, bisa nggak aku buka toko makanan juga nanti?""Kamu hanya bisa jadi staf. Ada ujian untuk bisa jadi bos," jawab Harry.Grace menyahut, "Oke. Aku pasti lulus."Sesaat kemudian, sudah giliran mereka. Bos memiliki kesan yang mendalam terhadap Harry. Hanya Harry yang memakai setelan jas rapi. Dilihat dari gerak-geriknya, Harry jelas bukan orang biasa. Harry memiliki aura yang mulia dan menonjol di antara yang lain, sulit untuk dilupakan."Kamu datang lagi?" sapa bos dengan sopan dan ramah. Dia adalah seorang pria paruh baya.Harry menjawab, "Ya, bawa pacarku ke sini. Dia suka sekali dengan pangsit goreng kalian.""Benar, benar. Pangsit gorengmu enak banget. Kulitnya tipis, dagingnya banyak. Luarnya g
"Sepertinya ... memang begitu," ucap Grace. Grace berusaha keras mengingat kembali, memang seperti itu. "Lalu ... kali ini gimana? Kalian berpelukan tadi!" kata Grace dengan jengkel."Aku tahu kamu sedang sembunyi. Aku tunggu kamu ambil tindakan. Mana tahu kamu membiarkanku tunggu begitu lama. Aku hampir pingsan karena parfumnya," ujar Harry dengan ekspresi polos sambil menggelengkan kepala.Grace bertanya, "Kamu tahu aku akan ambil tindakan?""Kalau nggak, awas kamu habis pulang," kata Harry dengan nada dingin. Berbeda dengan sikap yang lembut tadi, Harry mengernyit dan mata rampingnya menjadi lebih gelap. "Aku tahu kamu nggak peka. Kalau kamu masih nggak ambil tindakan di saat ini, kamu bukan peka, tapi nggak cinta aku. Menurutmu, kamu pantas mati nggak?" ucap Harry dengan suara dingin dan tegas yang mengguncang hati orang.Benar .... Bagaimana mungkin Grace tidak mengambil tindakan? Harry adalah pria yang dia putuskan untuk menghabiskan waktu bersama selama sisa hidup. Sekalipun
Grace meneguk segelas air lemon tanpa sungkan."Lemonnya segar, baru diperas oleh pelayan tadi. Bisa isi ulang terus," kata Harry dengan suara lembut. Grace-lah yang memberitahunya bahwa minuman gratis juga bisa terasa lezat. Dulu, Harry yang angkuh tidak pernah memperhatikan hal-hal kecil seperti itu. Sekarang, karena Grace, Harry merasa ada banyak hal yang dapat memicu rasa kebahagiaan.Usai minum, Grace menoleh pada Harry dengan marah. Setelah menuntaskan masalah dengan Sherline, sekarang giliran pria bajingan ini.Grace berucap, "Harry, aku kira aku sudah memahamimu dengan sangat baik setelah sekian lama kita bersama. Tapi, sekarang aku baru sadar aku terlalu naif."Grace melanjutkan, "Kalau kamu nggak suka aku atau ingin mencari wanita lain di luar, kamu bisa beri tahu aku. Nggak perlu pura-pura marah dan bilang akan menungguku dua tahun. Kamu nggak merasa kamu munafik? Sudah beri janji, tapi nggak ditepati. Mending nggak usah beri janji!"Grace meneruskan, "Malam ini, kita bicar