"Apa katamu?" Begitu mendengar ucapan Grace, Cheria langsung memelototinya dengan murka."Kamu nggak ngerti bahasa manusia? Coba kamu tanyakan pada orang-orang di rumah ini, siapa bos di sini? Aku, Harry, atau wanita murahan yang terus mencoba merayu tunangan orang?" ujar Grace.Begitu ucapan ini dilontarkan, para pelayan di belakang berkata dengan serempak, "Tentu saja Nona Grace."Mereka bisa melihat bagaimana Harry memanjakan Grace selama ini. Harry yang tidak pernah turun ke dapur sampai masak demi Grace.Selain itu, Grace tidak pernah bersikap angkuh. Dia bahkan begitu sopan saat berbicara dengan para pelayan. Jadi, bagaimana mungkin para pelayan ini tidak menyukai Grace? Mereka tidak ingin ada wanita lain yang menggantikan Grace.Begitu mendengarnya, wajah Cheria pun memerah. Sebelum ini, Grace terlihat sangat lemah. Lantas, kenapa wanita ini tiba-tiba menjadi begitu berani sekarang?Cheria mengernyit dengan heran. Kemudian, dia terkekeh-kekeh dan berkata, "Kamu nggak takut orang
Grace buru-buru melarikan diri. Untungnya, para pelayan itu maju dengan gesit. Segera, Cheria berhasil ditahan oleh mereka."Le ... lepaskan aku! Beraninya kalian menghalangiku! Aku Nona Besar Keluarga Tedja!" pekik Cheria."Kami nggak tahu identitasmu, tapi kami tahu Nona Grace adalah majikan kami. Kalau kamu berani macam-macam padanya, jangan salahkan kami bertindak lancang!" ancam para pelayan itu."Terima kasih, kalian akan kuberi bonus nanti," ujar Grace yang merasa terharu. Ternyata, berteman memang penting. Sekarang bukan saatnya untuk bersikap pelit. Dia harus menghadiahi para pelayan itu.Ketika melihat hubungan Grace dan para pelayan yang begitu dekat, Cheria gusar hingga sekujur tubuhnya gemetaran. Wajahnya pun memerah seperti buah tomat."Tu ... tunggu saja pembalasanku nanti!" ancam Cheria setelah melepaskan diri dari cengkeram para pelayan itu.Grace tentu tidak takut. Dia bahkan berucap, "Cheria, kamu bilang aku nggak sopan karena nggak memberimu teh. Tapi, bukannya kamu
"Antar dia ke luar," ujar Grace dengan dingin. Dengan demikian, para pelayan mengantar Cheria pergi.Ketika berjalan ke luar, Cheria tampak agak bingung. Dia merasa dirinya baru saja bermimpi. Jika itu bukan mimpi, bagaimana mungkin Grace tiba-tiba menjadi begitu kuat? Bagaimana bisa Nona Besar Keluarga Tedja ditindas oleh wanita rendahan seperti Grace? Benar, Ini pasti mimpi!Setelah Cheria pergi, para pelayan menatap Grace dengan sorot mata penuh kekaguman."Nona, tadi kamu keren sekali! Aku memberimu jempol!""Ya! Aku masih sempat mencemaskanmu tadi. Soalnya kamu nggak pernah memperlihatkan sisi galakmu! Aku nggak nyangka kamu begitu hebat!""Hais, ini karena aku berteman terlalu lama dengan Hannah. Aku jadi terpengaruh olehnya. Kalian yakin aku terlihat keren tadi?" tanya Grace."Ya, ya. Gimana bisa kamu bersikap begitu tenang tadi?""Oh, aku kebanyakan menonton drama kostum. Para wanita di istana selalu bersikap seperti ini. Kalian coba nonton saja! Eh, aku jadi lupa pada Harry. M
Rudi menatap langit-langit, lalu menatap lantai dan menjelaskan dengan canggung, "Itu perintah Tuan Aryan. Aku nggak mungkin membantahnya. Alis Harry makin berkerut mendengarnya. Pantas saja, hasratnya meningkat akhir-akhir ini. Setiap kali bersentuhan dengan Grace, tubuhnya akan langsung bereaksi. Ternyata kedua pria tua ini yang mencelakainya!"Hentikan obat sialan itu!" bentak Harry."Ya, ya. Kalau begitu, aku keluar dulu." Rudi tidak mungkin berani berlama-lama di kamar ini. Itu sebabnya, dia langsung melarikan diri.Seketika, Harry merasa sangat kesepian. Dia memiliki wanita cantik, tetapi harus menahan diri sampai seperti ini!....Grace berguling-guling di ranjangnya. Dia merasa ranjang ini sangat kosong sehingga membuatnya merasa gelisah.Tengah malam, Grace akhirnya tertidur. Namun, tidurnya tidak terlalu lelap. Tiba-tiba, Grace merasakan napas panas seseorang mendekatinya. Sebelum Harry naik ke ranjang, Grace sudah membuka mata dan melihat wajah familier itu.Dengan tersenyum
Grace merasa sangat memalukan. Tidak masalah jika hanya menyombongkan diri di depan para wanita. Namun, jika melakukannya di depan Harry, bukannya dia akan terkesan seperti wanita tak berpendidikan?"Ternyata kamu hebat juga ya?" goda Harry. Grace menunduk tanpa berbicara. Wajahnya tampak memerah."Tuan, kamu nggak tahu betapa masamnya wajah wanita itu waktu Nona Grace bilang 'dasar kepo'!""Benar! Nona Grace memang keren!""Pasti Hannah yang mengajarimu, 'kan?" tanya Harry."Ya, ajaran Hannah memang nggak perlu diragukan lagi!" sahut Grace dengan penuh keyakinan."Besok akhir pekan. Kamu mau ngapain? Aku akan menemanimu sebagai hadiahnya," ujar Harry."Hah? Aku mendapat hadiah karena melawan Cheria?" tanya Grace dengan heran."Kamu melawan pelakor dan melindungiku, tentu harus diberi hadiah!" timpal Harry.Hadiah yang diinginkan Grace tentu adalah makanan. Dia memutuskan untuk pergi ke supermarket besok, lalu pulang dan masak bersama Harry. Dunia akan serasa milik berdua!Harry pun me
"Tadi aku lihat di pintu masuk supermarket, ada diskon 30% untuk sayuran hijau. Grace, kamu ini ada-ada saja. Nggak masalah kalau di rumah sendiri, tapi sekarang kamu sudah bersama Pak Harry. Kamu bukan cuma buat malu keluarga sendiri, tapi juga Pak Harry," ujar Greta."Memalukan sekali." Yuli menutup hidungnya sambil menatap Grace, seolah-olah melihat sampah. Tatapannya dipenuhi kejijikan.Grace kurang pintar berdebat. Namun, dia tidak akan pernah melupakan ajaran Hannah. Sesudah mengumpulkan keberanian, Grace berkata dengan tidak acuh, "Dasar kepo.""Apa katamu?" Yuli sontak membelalakkan mata, tidak percaya Grace melontarkan kata seperti itu padanya. Kemudian, dia membentak, "Ulangi lagi kata-katamu!""Dasar kepo! Suka-suka aku mau beli sayur apa. Lagian, aku bukan menghamburkan uangmu. Urus saja suami, anak, dan menantumu. Ngapain kamu ikut campur urusanku? Menyebalkan sekali!" seru Grace.Seketika, Grace merasa berdebat adalah hal yang sangat menyenangkan. Sekujur tubuhnya terasa
Saat mendengar hal ini, Harry memicingkan matanya yang kelam dan bengis. Yuli merasa ketakutan. Akan tetapi, dia menduga bahwa Harry tidak akan berani berbuat apa pun padanya. Hanya saja, tatapannya ini ... sungguh menakutkan."Sudah sepantasnya kalau Kak Yuli mau mendidik calon menantu keluarga kita. Tapi, semuanya harus dilakukan pelan-pelan." Harry melepaskan tangan Yuli.Yuli mengerutkan keningnya dan bertanya dengan kebingungan, "Apa maksudmu?""Kalau Kakak mau beri pelajaran pada istriku karena telah menyinggung menantumu, aku nggak bisa bilang apa-apa. Tapi, menantumu juga sudah menyinggung istriku. Ini berarti dia sudah menyinggung orang yang lebih senior darinya. Kalau istriku mau menghukum menantumu, itu juga wajar, 'kan?""Ini ...." Yuli terdiam karena perkataan Harry.Mata Grace langsung berbinar mendengar ucapan Harry. Kenapa dia sendiri tidak kepikiran akan hal ini? Memang Harry lebih cerdik! Tidak sia-sia dia telah membaca buku terkenal selama bertahun-tahun!Grace langs
Grace merasa dirinya seolah-olah hampir meleleh karena kelembutan Harry. Sepulangnya ke rumah, Grace terus mengeluh lapar dan ingin menyantap makanan enak. Awalnya mereka sudah sepakat untuk masak bersama. Namun pada akhirnya, Harry sendiri yang memasak semuanya.Grace melihat resep yang dicari Harry dari internet. Penampilan dan semua takarannya sama persis. Hasil masakan Harry tidak ada bedanya dengan gambar di resep tersebut.Dalam sekejap, telah terhidang tiga lauk dan satu sup di atas meja. Sup yang dimasak adalah sup iga dengan berbagai bahan obat herbal di dalamnya. Sup ini telah dididihkan selama sejam lebih. Saat sudah hampir matang, Harry baru memasukkan sedikit sayuran ke dalamnya.Begitu tutup panci dibuka, langsung tercium wangi masakan yang menggugah selera. Grace menggosokkan tangannya sambil melihat Harry dengan tatapan kagum.Tunangannya ini bukan hanya jago berbisnis, tapi juga pandai memasak. Pria seperti ini sepertinya cuma ada satu-satunya di dunia ini. Grace meras
Juan tidak tahu Alan adalah Jimmy. Dia hanya bergidik melihat tindakan Alan. Semua orang yang diincar Alan pasti tidak punya kesempatan untuk menyelamatkan diri lagi.Mendengar laporan Juan, Harry menyipitkan matanya. Dia mengepalkan tangannya dengan erat. Ternyata Jimmy menepati janjinya dan langsung bertindak kejam.Jimmy tahu Harry membenci Steven. Namun, Harry tidak bisa menghabisi Steven karena memikirkan Aryan. Jadi, Jimmy yang membantu Harry untuk menjadi orang jahat.Awalnya, Harry tidak ingin mendesak Steven dengan cara yang begitu kejam. Jadi, dia mengutus Juan untuk mengikuti Jimmy. Ternyata, Harry tetap gagal menghentikan Jimmy.Jimmy ingin mendesak Harry untuk bertindak kejam. Harry berucap, "Kamu nggak usah urus masalah ini lagi. Aku tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya."Kemudian, Harry mengakhiri panggilan telepon. Jika tidak bisa mundur lagi, Harry akan melanjutkannya.Sementara itu, Grace memotong buah untuk Harry. Biasanya Harry harus bekerja saat malam hari, di
Grace memandang Harry dengan ekspresi kagum. Harry tersenyum, dia benar-benar tidak berdaya menghadapi Grace. Harry berkata, "Sudah malam, saatnya kita pulang. Tempat ini agak jauh dari tempat parkir, biar aku gendong kamu."Harry berjongkok di depan Grace. Sementara itu, Grace juga tidak sungkan lagi. Dia langsung naik ke punggung Harry.Sekarang hampir pukul 12 malam. Suasana di pasar malam lebih tenang. Grace melihat bayangan mereka berdua di bawah cahaya lampu jalan dan tertawa."Kenapa kamu tertawa?" tanya Harry.Grace menyahut, "Tiba-tiba aku merasa kamu nggak seperti pria berusia 29 tahun. Kamu seperti ... anak muda yang lagi pacaran.""Oh, ya? Aku nggak merasa begitu," timpal Harry.Grace membalas, "Aku merasa kamu yang berusia 29 tahun dan aku yang berusia 19 tahun sangat cocok. Kariermu sangat sukses dan kamu sangat dewasa, nggak seperti anak muda yang bertindak gegabah. Kamu juga sangat berprinsip.""Aku baru berusia 19 tahun dan ini masa-masa yang paling indah. Aku masih sa
Hannah meneruskan, "Aku sudah melupakan semua masalah yang menyedihkan itu, kamu juga harus melupakannya. Kamu nggak berutang padaku, aku yang terus mempersulitmu. Aku sudah dewasa, nggak perlu dilindungi kamu lagi. Nantinya pasti ada yang melindungiku."Hannah menambahkan, "Kamu simpan saja perhatianmu untuk orang lain. Aku nggak butuh!"Hannah berusaha menahan air matanya dan mengungkapkan semua kata-kata yang sudah disiapkannya untuk waktu yang lama. Ternyata, rasanya begitu lega setelah memutuskan untuk melepaskan seseorang.Robin berbalik setelah mendengar perkataan Hannah dan tersenyum. Dia tidak melontarkan sepatah kata pun. Robin hanya mengangguk, ekspresinya terlihat lembut.Hannah tahu Robin hanya menunjukkan perhatiannya sebagai seorang kakak. Hannah juga menerimanya. Dia tidak menyesal karena sudah melakukan apa yang dia inginkan. Hannah akan melanjutkan hidupnya dan menemukan pria yang mencintainya."Hati-hati di jalan," pesan Hannah sambil melambaikan tangannya. Dia menga
Pemilik kedai tahu Harry memikirkan kepentingan anaknya. Jadi, dia pun setuju. Harry menemukan anak pemilik kedai, lalu menyerahkannya kepada pihak kepolisian.Saat dipenjara, anak pemilik kedai memarahi Harry suka mencampuri urusan orang lain. Dia juga memaki ayahnya yang bersikap kejam terhadap anak kandung sendiri.Harry berpesan, "Robin, tolong beri tahu temanmu di kantor polisi untuk beri dia pelajaran. Aku nggak senang dengar omongannya tadi."Robin menyahut, "Oke. Harry yang marah baru kelihatan normal."Harry bertanya, "Menurutmu, butuh berapa lama untuk mengubah sifat seseorang?"Robin menjawab, "Untuk orang yang parah begini, setidaknya butuh waktu lebih dari 1 tahun."Harry menimpali, "Kalau begitu, 3 tahun saja. Setiap perbuatan ada konsekuensinya. Aku juga nggak pernah bersikap lunak saat membantu orang."Robin mengangguk, orang yang kecanduan judi selama bertahun-tahun seperti ini harus diawasi untuk waktu yang lama agar tidak berulah lagi."Oh iya, aku sudah mau pergi,"
Grace menyahut, "Nggak. Aku cuma lewat dan bantu antar mereka ke rumah sakit.""Terima kasih, Bu Grace. Kalau bukan karena kamu, takutnya aku dan anakku ...," ucap menantu pemilik kedai. Sebelum menyelesaikan ucapannya, air matanya mengalir.Grace menghibur, "Jangan menangis, wanita yang baru melahirkan nggak boleh menangis. Nanti aku juga ikut menangis. Dengarkan nasihatku, aku bawa Harry lihat anakmu. Aku akan beri tahu kamu paras anakmu setelah kembali."Bayi menantu pemilik kedai lahir prematur, jadi langsung dimasukkan ke inkubator. Grace membawa Harry untuk melihat bayi itu. Ternyata bayinya berjenis kelamin laki-laki. Dia sangat kecil dan wajahnya berkerut."Apa semua bayi yang baru lahir begitu jelek?" komentar Grace dengan ekspresi sedih.Harry bertanya, "Kenapa di bokongnya ada lebam?"Grace menjawab, "Konon orang mati yang nggak mau bereinkarnasi akan ditendang oleh Dewa Akhirat untuk turun ke dunia fana. Kamu juga punya tanda seperti itu waktu baru lahir."Harry menanggapi
"Lagi pula, nanti dia juga akan kemari saat nggak bisa menemukanmu. Aku nggak akan khawatir lagi," ucap Robin sambil tersenyum. Dia hendak membawa pemilik kedai untuk diobati, tetapi pemilik kedai menolak.Alasannya karena pemilik kedai tidak punya uang dan tidak ingin meninggalkan kamar bersalin. Keluarga menantunya sangat jauh. Sejak hamil sampai sekarang, keluarganya tidak sempat datang berkunjung.Istri pemilik kedai sudah lama meninggal. Hanya tersisa dia sendiri yang menjaga menantunya. Jika menantunya selesai melahirkan dan tidak melihatnya di sana, dia pasti akan sangat sedih.Grace merasa bahwa pemilik kedai adalah ayah mertua yang baik. Dia sangat peduli pada menantunya. Hal ini membuat Grace teringat pada Aryan. Grace merasa sangat beruntung memiliki ayah mertua yang baik."Bos, kamu dan putramu ...," tanya Grace dengan hati-hati."Hais." Begitu mendengar ini, pemilik kedai menghela napas panjang. Dia memukul dadanya sambil mengentakkan kaki. Ekspresinya terlihat sangat meny
Grace pergi dengan kecewa. Tiba-tiba, terdengar suara benturan dari belakang. Begitu Grace menoleh, terlihat pintu kedai terbuka. Ada penggorengan beserta tepung dan sejenisnya yang dilemparkan dari dalam.Seorang pria yang berusia 20-an tahun melemparkan barang-barang sambil berujar dengan kasar, "Kalau kamu nggak kasih aku uang, jangan harap bisa buka kedai ini lagi! Memangnya kamu kerja keras cari uang bukan untukku? Kenapa kalau aku ambil sedikit uangmu?""Dasar bajingan! Istrimu sudah mau melahirkan, butuh banyak biaya. Kamu malah berjudi di luar! Sekalipun kamu menghancurkan kedai ini, aku juga nggak akan kasih kamu sepeser pun!" balas pemilik kedai."Dasar tua bangka! Kamu nggak mau kasih aku uangnya?" tanya pria itu. Dia meraih kerah baju pemilik kedai, lalu melemparkannya keluar dengan kasar bersama peralatan dapur.Grace melihat wajah pemilik kedai memar dan bengkak, tampak seperti telah dianiaya. Tidak lama setelah pemilik kedai dilempar keluar, tidak disangka seorang wanita
Harry segera menggendong Grace ke ranjang. Ada luka memar yang besar di pantat Grace. Grace juga merasakan sakit yang luar biasa di tulang ekornya. Harry mencarikan salep untuk Grace, lalu mengoleskannya secara merata."Pelan-pelan ... sakit sekali ...," rintih Grace. Dia kesakitan sampai air matanya menetes."Gimana kalau aku panggilkan dokter untuk periksa?" tanya Harry."Jangan. Memalukan sekali!" pekik Grace."Sudahlah. Kalau panggil dokter kemari, nggak ada peralatan juga di sini. Besok aku antar kamu ke rumah sakit untuk melakukan rontgen. Kita lihat tulangmu retak atau nggak," timpal Harry."Harry, apa kita sial? Kita sudah gagal dua kali!" ujar Grace dengan kesal."Mungkin Tuhan mau hukum aku karena melanggar janji," balas Harry."Tapi ... aku yang dapat hukumannya. Bukan kamu yang jatuh!" keluh Grace. "Tuhan tahu kamu menggodaku, jadi wajar kamu yang dihukum. Terakhir kali aku yang terluka, kali ini kamu yang terluka. Kita sudah impas," timpal Harry."Mulai sekarang, aku past
Harry berkata, "Aku nggak tahu gimana hidup tanpamu. Jadi, janji padaku jangan pernah meninggalkanku. Kamu harus berada di tempat yang bisa aku jangkau dan lihat, oke?""Harry ...." Hati Grace tersentuh saat mendengar ucapan Harry. Hidungnya terasa perih. Dia hampir menangis."Kamu bisa jangan tiba-tiba katakan sesuatu yang sentimental nggak? Aku nggak bisa kendalikan perasaanku ...," keluh Grace."Aku tiba-tiba merasa gadis kecilku sudah dewasa dan makin hebat. Aku juga mau menjadi lebih baik agar pantas untukmu," balas Harry dengan lembut.Mendengar ini, Grace merasa sangat terharu. Di seluruh dunia, hanya Harry yang begitu memuji dirinya. Harry merasa Grace makin baik, bahkan merasa dirinya tidak pantas untuk Grace. Harry memberikan Grace kepercayaan diri seakan-akan terlahir kembali.Jika bukan karena Harry, tidak akan ada Grace yang sekarang. Tanpa Grace, tidak akan ada Harry yang sekarang. Jadi, mereka memang ditakdirkan bersama!Grace terbawa perasaan. Dia melepaskan pelukan Har