Saat mendengar hal ini, Harry memicingkan matanya yang kelam dan bengis. Yuli merasa ketakutan. Akan tetapi, dia menduga bahwa Harry tidak akan berani berbuat apa pun padanya. Hanya saja, tatapannya ini ... sungguh menakutkan."Sudah sepantasnya kalau Kak Yuli mau mendidik calon menantu keluarga kita. Tapi, semuanya harus dilakukan pelan-pelan." Harry melepaskan tangan Yuli.Yuli mengerutkan keningnya dan bertanya dengan kebingungan, "Apa maksudmu?""Kalau Kakak mau beri pelajaran pada istriku karena telah menyinggung menantumu, aku nggak bisa bilang apa-apa. Tapi, menantumu juga sudah menyinggung istriku. Ini berarti dia sudah menyinggung orang yang lebih senior darinya. Kalau istriku mau menghukum menantumu, itu juga wajar, 'kan?""Ini ...." Yuli terdiam karena perkataan Harry.Mata Grace langsung berbinar mendengar ucapan Harry. Kenapa dia sendiri tidak kepikiran akan hal ini? Memang Harry lebih cerdik! Tidak sia-sia dia telah membaca buku terkenal selama bertahun-tahun!Grace langs
Grace merasa dirinya seolah-olah hampir meleleh karena kelembutan Harry. Sepulangnya ke rumah, Grace terus mengeluh lapar dan ingin menyantap makanan enak. Awalnya mereka sudah sepakat untuk masak bersama. Namun pada akhirnya, Harry sendiri yang memasak semuanya.Grace melihat resep yang dicari Harry dari internet. Penampilan dan semua takarannya sama persis. Hasil masakan Harry tidak ada bedanya dengan gambar di resep tersebut.Dalam sekejap, telah terhidang tiga lauk dan satu sup di atas meja. Sup yang dimasak adalah sup iga dengan berbagai bahan obat herbal di dalamnya. Sup ini telah dididihkan selama sejam lebih. Saat sudah hampir matang, Harry baru memasukkan sedikit sayuran ke dalamnya.Begitu tutup panci dibuka, langsung tercium wangi masakan yang menggugah selera. Grace menggosokkan tangannya sambil melihat Harry dengan tatapan kagum.Tunangannya ini bukan hanya jago berbisnis, tapi juga pandai memasak. Pria seperti ini sepertinya cuma ada satu-satunya di dunia ini. Grace meras
"Cih, buat emosi saja ...."Mendengar ucapannya ini, Hannah langsung naik pitam. Dia ingin berdebat dengan pramuniaga itu, tapi dicegah oleh Grace. "Jangan marah-marah!""Lebih baik aku makan kotoran daripada harus menerima penghinaan seperti ini!" Hannah menunjuk dua potong pakaian dengan asal-asalan sambil berkata dengan marah, "Ambil ukuran paling kecil dan bungkus. Nggak perlu kucoba bajunya!""Hannah, kamu sudah gila ya?" tanya Grace. Baju yang dipilihnya itu harganya di atas miliaran. Sikap impulsif ... memang benar-benar iblis!Pramuniaga itu sangat terkejut mendengar hal tersebut. Sikapnya langsung berubah. Dia segera mengenakan sarung tangan putih untuk mengambil dan membungkus barang-barang tersebut."Bu, total belanjaan Anda 9,6 miliar. Mau dibayar dengan kartu kredit?" tanya pramuniaga itu."Apa katamu?" Hannah tertegun sejenak. Dia tidak punya uang sebanyak itu di kartunya, paling banyak hanya dua miliar."Totalnya 9,6 miliar," ujar pramuniaga itu mengulangi perkataannya.
Mendengar perkataannya, Harry tak kuasa menahan tawa. Istrinya ini benar-benar menggemaskan. Bisa-bisanya dia menggunakan kalimat seperti itu untuk menjelaskan bahwa dia ingin berfoya-foya."Bukannya sudah kuberi kartu hitamku padamu? Pakai saja sesuka hatimu. Aku senang kamu bisa menggunakan uangku," jawab Harry."Kalau begitu aku mau belanja yang boros, lho!""Kamu mau beli tokonya sekalipun aku nggak keberatan. Rapatku sudah mau selesai. Kamu di mana sekarang? Mau makan siang sama-sama?" tanya Harry."Aku sedang di Mal Dwidaya. Ada yang menyinggungku, jadi aku mau membalasnya. Sudah dulu ya, aku mau belanja. Dadah!" Grace tidak lupa ada hal penting yang harus dilakukan, jadi dia cepat-cepat menutup telepon.Di sisi lain, Harry yang mendengar bahwa istrinya ditindas orang, langsung mengernyitkan dahinya dengan kejam. Besar sekali nyali orang itu mengganggu istrinya!Harry memutar kembali kursinya menghadap depan dan berkata, "Apa ada hal penting lain yang perlu dilaporkan?""Tidak ..
"Apa ...." Mendengar hal ini, Grace terkejut hingga membelalakkan mata. Sebaliknya, Hannah malah lebih tenang. Dia langsung mengulurkan tangan untuk menyadarkan Grace yang sedang terkejut.Dengan suara pelan, dia berbisik pada Grace, "Bisa nggak kamu jangan seheboh ini? Tunanganmu sedang membelamu. Kalaupun kamu ini memang orang kampungan, setidaknya harus pura-pura jadi orang kaya sekarang. Paham?""Ya ...," jawab Grace dengan gemetaran. Dia memang tidak pernah menghadapi situasi sebesar ini sebelumnya. Jadi saat mendengar perkataan manajer tadi, Grace tak kuasa menahan keterkejutannya. Apa permintaan maaf orang kaya memang begitu murah hati?Dulu, Grace mengira Edgar yang membayar biaya pengobatan sebesar satu miliar sudah dianggap kaya raya. Tak disangka, manajer ini malah lebih berlebihan lagi! Tatapan Grace jadi berbinar-binar saat melihat manajer itu. Ingin sekali rasanya dia memeluk manajer itu sekarang!"Tahan ... air liurmu sudah mau netes!" tegur Hannah."Oh ... oh ...." Grac
Tak disangka, manajer itu malah memilih sebuah baju lagi dan membungkusnya. "Ini adalah sedikit tanda terima kasih dari toko kami. Meski nggak sebanding dengan pakaian yang Anda kenakan sekarang, Anda bisa memakainya sehari-hari."Mendengar hal itu, Grace hampir saja jatuh pingsan karena kaget. Pakaian yang dipilih manajer itu adalah yang paling mahal dan dipajang di manekin. Namun, manajer ini malah menyuruhnya untuk memakai pakaian ini sehari-hari?Grace bahkan tidak berani menerimanya. Sebaliknya, malah Hannah yang membantunya menerima pakaian itu. Grace menelan ludahnya dengan gugup, lalu bertanya dengan hati-hati, "Memangnya ... pakaianku ini mahal sekali ya?""Tentu saja, setidaknya puluhan miliar ....""Tunggu dulu, aku mau pingsan ...," balas Grace. Baru kali ini Grace mengalami kejutan hingga hampir pingsan. Untungnya, Harry langsung sigap memeluknya.Harry langsung menoleh pada manajer itu dan berkata dengan marah, "Kenapa banyak omong sekali kamu ini?""Aku ...." Manajer itu
"Kalau kamu nggak mau boros, biar aku saja yang boros. Kamu nggak perlu tahu berapa harga barangnya. Kamu hanya perlu tahu seberapa cantiknya kamu memakai semua barang-barang ini dan seberapa senangnya aku melihatnya saja."Ucapan Harry membuat Grace luluh. Rayuan ini memang terdengar indah, tetapi ... Grace tetap tidak rela menghabiskan uang itu.Grace melepaskan gigitannya, lalu bertanya sambil melihat bekas gigitan itu, "Sakit nggak?""Nggak. Ditusuk pakai pisau pun nggak akan sakit.""Bohong, mana mungkin nggak sakit? Kamu ini tahunya cuma menipuku!" protes Grace sambil mengerucutkan bibirnya. Namun, tangannya tetap saja memijat bekas luka itu agar rasa sakitnya cepat menghilang."Apa semua pakaian, perhiasan, dan krim perawatan yang kamu sediakan untukku itu barang mahal?" tanya Grace."Lumayan.""Huhu ... kukira semua itu bukan barang mahal. Padahal kelihatannya seperti barang yang dibeli dari internet .... Kalau begitu, gaun yang kupakai saat pesta Greta waktu itu juga bukan bar
"Harry, aku lapar," kata Grace sambil mengelus perutnya dengan wajah memelas. Di perusahaan telah disediakan dapur khusus untuk menyiapkan makanan presdir. Tak lama kemudian, Juan telah datang untuk mengantarkan makanan.Mungkin karena terlalu lapar, Grace juga tidak memedulikan sikapnya lagi saat makan. Namun, Harry memang menyukai sifatnya yang terus terang ini dan merasa dia tidak suka berpura-pura."Telur kukus ini semuanya untukmu," ujar Harry."Wah, asyik!""Daging rebus ini juga untukmu.""Hore!""Sayap ayam. Makan yang banyak, lagi pula kamu nggak bisa gemuk.""Ya, ya!""Minum supnya untuk penambah darah dan stamina.""Enak sekali!"Mereka terus menyantap makanan dengan suasana seperti ini. Juan yang berdiri di samping mereka, merasa bosnya ini seperti sedang ... memberi makan peliharaan!Grace tidak pilih-pilih makanan dan ciri khasnya adalah nafsu makannya yang besar. Awalnya Juan merasa heran saat mempersiapkan tiga piring nasi. Dalam hatinya bertanya-tanya, sejak kapan bosn
Grace pergi dengan kecewa. Tiba-tiba, terdengar suara benturan dari belakang. Begitu Grace menoleh, terlihat pintu kedai terbuka. Ada penggorengan beserta tepung dan sejenisnya yang dilemparkan dari dalam.Seorang pria yang berusia 20-an tahun melemparkan barang-barang sambil berujar dengan kasar, "Kalau kamu nggak kasih aku uang, jangan harap bisa buka kedai ini lagi! Memangnya kamu kerja keras cari uang bukan untukku? Kenapa kalau aku ambil sedikit uangmu?""Dasar bajingan! Istrimu sudah mau melahirkan, butuh banyak biaya. Kamu malah berjudi di luar! Sekalipun kamu menghancurkan kedai ini, aku juga nggak akan kasih kamu sepeser pun!" balas pemilik kedai."Dasar tua bangka! Kamu nggak mau kasih aku uangnya?" tanya pria itu. Dia meraih kerah baju pemilik kedai, lalu melemparkannya keluar dengan kasar bersama peralatan dapur.Grace melihat wajah pemilik kedai memar dan bengkak, tampak seperti telah dianiaya. Tidak lama setelah pemilik kedai dilempar keluar, tidak disangka seorang wanita
Harry segera menggendong Grace ke ranjang. Ada luka memar yang besar di pantat Grace. Grace juga merasakan sakit yang luar biasa di tulang ekornya. Harry mencarikan salep untuk Grace, lalu mengoleskannya secara merata."Pelan-pelan ... sakit sekali ...," rintih Grace. Dia kesakitan sampai air matanya menetes."Gimana kalau aku panggilkan dokter untuk periksa?" tanya Harry."Jangan. Memalukan sekali!" pekik Grace."Sudahlah. Kalau panggil dokter kemari, nggak ada peralatan juga di sini. Besok aku antar kamu ke rumah sakit untuk melakukan rontgen. Kita lihat tulangmu retak atau nggak," timpal Harry."Harry, apa kita sial? Kita sudah gagal dua kali!" ujar Grace dengan kesal."Mungkin Tuhan mau hukum aku karena melanggar janji," balas Harry."Tapi ... aku yang dapat hukumannya. Bukan kamu yang jatuh!" keluh Grace. "Tuhan tahu kamu menggodaku, jadi wajar kamu yang dihukum. Terakhir kali aku yang terluka, kali ini kamu yang terluka. Kita sudah impas," timpal Harry."Mulai sekarang, aku past
Harry berkata, "Aku nggak tahu gimana hidup tanpamu. Jadi, janji padaku jangan pernah meninggalkanku. Kamu harus berada di tempat yang bisa aku jangkau dan lihat, oke?""Harry ...." Hati Grace tersentuh saat mendengar ucapan Harry. Hidungnya terasa perih. Dia hampir menangis."Kamu bisa jangan tiba-tiba katakan sesuatu yang sentimental nggak? Aku nggak bisa kendalikan perasaanku ...," keluh Grace."Aku tiba-tiba merasa gadis kecilku sudah dewasa dan makin hebat. Aku juga mau menjadi lebih baik agar pantas untukmu," balas Harry dengan lembut.Mendengar ini, Grace merasa sangat terharu. Di seluruh dunia, hanya Harry yang begitu memuji dirinya. Harry merasa Grace makin baik, bahkan merasa dirinya tidak pantas untuk Grace. Harry memberikan Grace kepercayaan diri seakan-akan terlahir kembali.Jika bukan karena Harry, tidak akan ada Grace yang sekarang. Tanpa Grace, tidak akan ada Harry yang sekarang. Jadi, mereka memang ditakdirkan bersama!Grace terbawa perasaan. Dia melepaskan pelukan Har
"Menurutmu, kenapa dia sangat menggemaskan? Dia sangat cantik saat marah, bersikap manja, dan percaya diri," tanya Harry."Um ...." Juan merasa frustrasi. Bisakah dia menolak menyaksikan kemesraan Harry dan Grace?....Setelah malam ini, Grace seperti orang yang berbeda. Dia tidak rakus dan menonton drama lagi. Hannah mengajaknya bermain gim saat malam, tetapi Grace menolaknya dengan tegas. Kesehariannya makin sibuk, entah mencoba resep baru di dapur atau mengerjakan tugas kuliahnya.Grace juga tidak meminta Harry membantunya memilih soal-soal latihan. Dia sudah tahu materi mana yang sesuai untuknya. Kali ini, dia benar-benar berencana untuk mengikuti ujian sertifikasi akuntansi, bukan sekadar bicara.Grace mulai belajar setiap pagi dan malam. Peningkatan nilainya memang sedikit, tetapi masih bisa terlihat ada kemajuan.Harry sangat tidak tega. Dia ingin Grace menjadi diri sendiri dengan bahagia tanpa harus melakukan segalanya dengan sempurna. Sayangnya, Grace malah menolak.Grace dudu
"Hah?" Grace menatap Harry dengan heran. "Harry, sejak kapan kamu pintar bicara omong kosong? Kamu bilang mencintaimu adalah sikap yang baik?"Harry berseru, "Kesatuan antara suami istri dan kerukunan keluarga nggak patut dijunjung tinggi?""Hah?" Grace tidak bisa berkata-kata."Jadi, mencintaiku bukan norma budaya dan nggak perlu dipertahankan?" tanya Harry.Grace terdiam. Dia menjadi jengkel karena tidak bisa membantah. Dia berkata, "Aku nggak bisa menang debat denganmu.""Aku berkata apa adanya, tentu saja kamu nggak bisa menang," ucap Harry sambil tersenyum. Dia menarik selembar tisu untuk mengelap mulut Grace.Grace sudah makan banyak di malam hari, tetapi sistem pencernaannya sangat bagus sehingga dia lapar lagi sekarang. Begitu Grace selesai makan, tak disangka bos membawakan seporsi pangsit goreng lagi. Bos tersenyum saat berkata, "Ini sisa hari ini, aku sudah mau tutup toko. Isinya sawi, enak banget. Coba kalian makan.""Bisnismu bisa bangkrut kalau jualan begini!" seru Grace
Grace membuka aplikasi itu karena penasaran. Periode menstruasi yang tercatat di aplikasi itu sangat familier. Bukankah ... itu periode menstruasinya? Selain banyak atau sedikit jumlah darah, yang lain tercatat lengkap. Ada juga catatan tentang pola makan dan tidur, suasana hati, dan intentitas olahraga.Grace ceroboh. Dia sering kali lupa dengan siklus mentruasinya. Namun, entah mengapa, selalu ada pembalut dalam tas Grace ketika akan datang bulan. Grace mengira itu sisa dari persediaan sebelumnya yang belum habis terpakai. Jika dipikirkan lagi sekarang, jangan-jangan Harry yang menyiapkannya?Grace bertanya, "Kamu ... kamu catat semua?""Sejak kamu tiba-tiba datang bulan saat pergi ke taman hiburan waktu itu, aku selalu catat. Aplikasi ini praktis banget. Aku akan suruh Grup J.C investasi lain kali," jawab Harry.Grace tidak bisa berkata-kata. Orang kaya memang berbeda. Investasi hanya masalah sepele baginya. Grace mengecek ponsel Harry sekilas dan mengembalikannya, tetapi tidak Har
Tak lama kemudian, mereka tiba di Kedai Pangsit Maman. Bisnisnya sangat ramai, bahkan masih ada antrean di larut malam. Orang yang mengantre di depan mengatakan toko itu akan buka sampai jam setengah satu subuh, barulah mulai ditutup.Grace takjub atas keramaian toko itu. Dia bertanya, "Harry, bisa nggak aku buka toko makanan juga nanti?""Kamu hanya bisa jadi staf. Ada ujian untuk bisa jadi bos," jawab Harry.Grace menyahut, "Oke. Aku pasti lulus."Sesaat kemudian, sudah giliran mereka. Bos memiliki kesan yang mendalam terhadap Harry. Hanya Harry yang memakai setelan jas rapi. Dilihat dari gerak-geriknya, Harry jelas bukan orang biasa. Harry memiliki aura yang mulia dan menonjol di antara yang lain, sulit untuk dilupakan."Kamu datang lagi?" sapa bos dengan sopan dan ramah. Dia adalah seorang pria paruh baya.Harry menjawab, "Ya, bawa pacarku ke sini. Dia suka sekali dengan pangsit goreng kalian.""Benar, benar. Pangsit gorengmu enak banget. Kulitnya tipis, dagingnya banyak. Luarnya g
"Sepertinya ... memang begitu," ucap Grace. Grace berusaha keras mengingat kembali, memang seperti itu. "Lalu ... kali ini gimana? Kalian berpelukan tadi!" kata Grace dengan jengkel."Aku tahu kamu sedang sembunyi. Aku tunggu kamu ambil tindakan. Mana tahu kamu membiarkanku tunggu begitu lama. Aku hampir pingsan karena parfumnya," ujar Harry dengan ekspresi polos sambil menggelengkan kepala.Grace bertanya, "Kamu tahu aku akan ambil tindakan?""Kalau nggak, awas kamu habis pulang," kata Harry dengan nada dingin. Berbeda dengan sikap yang lembut tadi, Harry mengernyit dan mata rampingnya menjadi lebih gelap. "Aku tahu kamu nggak peka. Kalau kamu masih nggak ambil tindakan di saat ini, kamu bukan peka, tapi nggak cinta aku. Menurutmu, kamu pantas mati nggak?" ucap Harry dengan suara dingin dan tegas yang mengguncang hati orang.Benar .... Bagaimana mungkin Grace tidak mengambil tindakan? Harry adalah pria yang dia putuskan untuk menghabiskan waktu bersama selama sisa hidup. Sekalipun
Grace meneguk segelas air lemon tanpa sungkan."Lemonnya segar, baru diperas oleh pelayan tadi. Bisa isi ulang terus," kata Harry dengan suara lembut. Grace-lah yang memberitahunya bahwa minuman gratis juga bisa terasa lezat. Dulu, Harry yang angkuh tidak pernah memperhatikan hal-hal kecil seperti itu. Sekarang, karena Grace, Harry merasa ada banyak hal yang dapat memicu rasa kebahagiaan.Usai minum, Grace menoleh pada Harry dengan marah. Setelah menuntaskan masalah dengan Sherline, sekarang giliran pria bajingan ini.Grace berucap, "Harry, aku kira aku sudah memahamimu dengan sangat baik setelah sekian lama kita bersama. Tapi, sekarang aku baru sadar aku terlalu naif."Grace melanjutkan, "Kalau kamu nggak suka aku atau ingin mencari wanita lain di luar, kamu bisa beri tahu aku. Nggak perlu pura-pura marah dan bilang akan menungguku dua tahun. Kamu nggak merasa kamu munafik? Sudah beri janji, tapi nggak ditepati. Mending nggak usah beri janji!"Grace meneruskan, "Malam ini, kita bicar