Share

Empat Puluh Enam

Penulis: Riri Afsana
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-01 09:30:20
Rayyan berlari menyusuri lorong rumah sakit dengan jantung berdetak tak karuan, menanyakan keberadaan istrinya pada resepsionis dengan raut gusar. Pria itu menjadi pusat perhatian dengan wajah dan penampilannya yang begitu kalut. Rayyan kembali berlari saat perawat menyebutkan dimana istrinya berada.

Lagi-lagi pria itu menggeram gelisah saat mengetahui jika Atisha berada di ruang operasi. Sependek pengetahuannya bahwa kandungan istrinya baru berusia enam bulan atau mungkin baru menginjak usia 7 bulan, apa yang terjadi pada istri dan anaknya, ia tak mampu membayangkannya. Pria itu menarik rambutnya kuat dan mendesah frustrasi, dingin sejak tadi sudah menjalar diseluruh tubuhnya. Nafasnya menderu dengan sesak.

Di depan ruangan berpintu hermetic itu, tampak ada beberapa orang yang sedang berdiri, dua diantaranya perempuan muda yang mengenakan seragam medis, seorang pria yang sedang duduk di ujung kursi panjang, hanya seorang yang ia kenali. Sahabat istrinya, Rina yang sedang berdiri sam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nia
selamat menyesal rayyan
goodnovel comment avatar
Idha Komangg Aiiyu
atisha berhak bahagia .... penyesalan emang selalu datang terlambat ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Empat Puluh Tujuh

    Atisha membuka matanya setelah akhirnya sempat ketiduran akibat kelelahan. Perempuan itu lalu menatap pada Rayyan, ternyata pria itu masih berkeras untuk menemaninya. Ia hanya berpindah ke sofa, agar dirinya dapat istirahat tanpa terusik dengan keberadaannya. "Kamu bisa pulang Ray," pinta Atisha pada suaminya yang tengah duduk di sofa sambil mengetikkan sesuatu pada iPad-nya. Pria itu mendesah, lalu menggeleng pelan."Sayang, kamu sudah bangun?" Rayyan mendekati istrinya sambil tersenyum lembut, ia lega istrinya telah tertidur pulas selama beberapa jam. "Kamu boleh minta apapun Tisha, tapi jangan minta aku pergi, aku menyesal dulu sering ninggalin kamu, aku janji nggak akan ngulangin lagi." Pria itu berucap dengan nada memelas, mendekat kearahnya. Atisha mencoba duduk, dengan sigap pria itu membantunya, diakhiri dengan kecupan lembut di kening istrinya. Membuat perempuan itu menatapn protes padanya."Kamu makan dulu ya sayang, setelah ini kita jengukin Asha. Tadi aku dari sana, Alha

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03
  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Empat Puluh Delapan

    Atisha berjalan mendahului Rayyan, akhirnya ia kembali di rumah peninggalan omanya. Semenjak menikah, ia hanya sesekali bertandang dan singgah ke Rumah yang telah menjadi saksi bisu hidupnya sejak dua puluh lima tahun lalu, dan sekarang, ia benar-benar kembali untuk pulang. Untungnya ia belum menyewakan beberapa kamar di dalam rumahnya seperti rencana yang sempat ia pikirkan beberapa waktu lalu. "Terima kasih sudah mengantarku pulang." Keduanya tengah berdiri di teras depan, Atisha mencoba meraih tasnya yang berada di tangan pria yang sedang mengamati rumah sederhana itu. Perempuan itu kemudian membuka pintu dan meletakkan tasnya di dalam rumah dengan berdiri menghalangi di depan pintu."Aku serius dengan ucapanku di mobil tadi, cukup sampai disini Ray. Mulai hari ini Kita jalani hidup masing-masing," sambung Atisha membuat Rayyan menatapnya dengan pandangan yang sulit di artikan. Pria itu memasukkan tangannya ke saku celana, seakan kegusarannya berada disana dan hendak ia tutupi."Ak

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Empat Puluh Sembilan

    Rayyan terus mengamati perempuan yang tengah meletakkan bayinya di depan dada dibalik kain gendongan dan mengelusnya dengan sayang, sesekali perempuan itu tersenyum hangat sambil menunduk mencium puncak kepala si kecil. Rayyan bisa merasakan desir hangat yang menyelubungi dadanya. Kebahagiaan yang tidak bisa ia tukarkan dengan apapun. Setelah kesempatan yang istrinya berikan, perempuan itu masih terkesan menghindari berinteraksi dengannya. Sehingga ia tak memiliki kesempatan untuk mendekati perempuan itu. Namun, setelah lima minggu putrinya dirawat, akhirnya kemarin bayi kecilnya dapat pulang bersama mereka dan sejak itu ia dapat melihat istrinya terlihat lebih hidup, dengan sinar matanya yang selalu menghangatkan sanubari. Meski sorot itu hanya untuk Asha, bukan dirinya. Tapi setidaknya ia punya alasan untuk terus berduaan dengan perempuannya untuk menjaga bayi mereka. Rayyan mengetuk daun pintu yang terbuka, membuat istrinya yang sedang berdiri di tengah kamar menoleh kearahnya, pere

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09
  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Lima Puluh

    "Atisha mana Bi," Tanya Rayyan pada wanita setengah baya yang berdiri di sisi tempat tidur bayinya. Rayyan melonggarkan dasi dan menatap putrinya yang tengah terlelap."Si neng lagi keluar Pak, sudah setengah jam lalu." perempuan itu menatap jam dinding. Rayyan mengernyit sebelum mengerjap, menghentikan aktivitas melepas dasinya."Kemana? Naik apa?" "Kurang tau si neng kemana, tapi perginya naik motor. Neng Tisha pergi setelah baca surat itu." Rayyan meraih selembar surat yang dimaksud di atas nakas, surat panggilan saksi pada persidangan kasus Jerome untuk pekan depan. Tiba-tiba kekhawatirannya mencuat di dada. Segera pria itu menghubungi sang istri namun handphone perempuan itu malah tertinggal di atas tempat tidur."Haikal, Lo ngawasin istri gue kan. Dimana Atisha sekarang?" Rayyan menelpon sambil berjalan keluar dengan tergesa-gesa."Sorry Bos, anak buah gue tadi lengah. Nggak memperhatikan kalau istri si bos keluar, sekarang say—." "Gue gaji kalian bukan untuk bilang sorry, bego

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-12
  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Lima Puluh Satu

    Ia tak pernah menyangka akan berada disini, ikut dalam proses peradilan yang membuatnya terus merutuki kejahatan yang telah merenggut nyawa almarhum suaminya, manusia yang begitu ia kasihi melebihi dirinya sendiri. Atisha duduk di hadapan majelis hakim, disebelah kanan meja hakim ia dapat melirik beberapa jaksa penuntut umum, namun disebelah kiri Atisha sama sekali tidak sudi melirik sedikit pun terdakwa dan penasehat hukumnya. Ia tak ingin lagi melihat wajah laki-laki keji itu. "Saudari Atisha Namira, apa benar anda pernah menjalin hubungan pacaran dengan terdakwa?" Tanya salah seorang hakim perempuan dihadapannya."Benar... dulu saat awal hingga akhir masa SMA. Dan hubungan itu berakhir sejak kami memutuskan kuliah di tempat yang berbeda, saya di Jakarta dan dia di Inggris," jika ada penyesalan terbesarnya, itu adalah kenyataan ini. Ia benar-benar malu mengakuinya."Bagaimana intensitas komunikasi anda dengan terdakwa setelah itu?" "Tidak ada komunikasi sama sekali hingga menjelang

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Lima Puluh Dua

    Malam harinya, Rayyan ikut membaringkan tubuhnya di sisi sang istri, meski Atisha lebih banyak diam setelah mengikuti persidangan hari ini, serta sore harinya ia malah menyerahkan kado terakhir dari Raffan padanya. Rayyan masih merutuki dirinya akan hal itu, saat istrinya justru semakin uring-uringan, makan seadanya dan lebih memilih bungkam. Ia bahkan hanya mendengar suara istrinya kala bersenandung lirih saat menidurkan putri mereka sebelum meletakkannya di boks bayi setengah jam lalu. Rayyan memperhatikan istrinya yang sibuk menatap plafon kamarnya. Pria itu dapat merasakan kekalutan istrinya saat ini. Perlahan ia menepis jarak, lalu memeluk istrinya dalam diam. Sesekali ia mengecup puncak kepala perempuan itu sambil berbisik lembut, mencoba menyalurkan ketenangan. "Jangan sedih Mami Asha." Atisha menoleh, menatapnya dengan nanar."Ray, bisa nggak kamu kembali saja ke kamar kamu?" Pinta Atisha, saat Rayyan masih memeluknya."Hmm..." Rayyan hanya bergumam, mengabaikan protes istr

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-21
  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Lima Puluh Tiga

    Pagi hari, Atisha sibuk di dapur menyiapkan bekal untuk sang putri yang sudah masuk PAUD. Sementara Bibi menyiapkan sarapan. Tidak lama kemudian setelah makanan tersaji di meja, serta bekal Asha yang telah di tata menarik, putrinya muncul dengan seragam yang sudah rapi melekat di tubuh mungilnya, disusul dengan pengasuhnya yang membawa bando lalu memasangkannya pada Ashana. “Mami…” gadis itu berlari sambil merentangkan tangan kearahnya. “Sayang.” Atisha segera melepaskan apronnya sebelum meraih tubuh mungil sang putri dan menggendongnya. “Sarapan dulu nak,” Atisha mendudukkan putrinya di depan meja makan. “Gabung disini aja Ver,” ucap Atisha saat pengasuh Asha memilih masuk ke dalam. Perempuan itu tidak menyuapi Asha, karena sejak kecil Asha memang di didik untuk dibiasakan mandiri mulai dari hal kecil seperti makan sendiri tanpa di suapi, merapikan tempat tidur, merapikan barang-barangnya setelah belajar maupun bermain dan selalu diajarkan untuk meminta tolong jika dihadapkan deng

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Lima Puluh Empat

    Malam harinya, pemuda itu baru pulang kerja saat mendapati apartemennya diterobos oleh seseorang. Pria itu menggeleng, melihat sosok yang sedang terpaku dalam cahaya remang-remang, penerangan ruang tamunya hanya bersumber dari TV. Bahkan seluruh penjuru ruangan lain apartemen itu, masih gelap. "Kenapa lagi Lo?" Tanya Bram mendapati Rayyan duduk termenung, menyalakan tv sambil melamun. Rayyan hanya menggeleng sambil menghembuskan nafas jengah."Apa nggak capek hidup kayak gini? Yah, gue tau Lo bahagia punya putri cantik dan menggemaskan, tapi kebahagiaan itu nggak cukup. Lo berubah drastis dan nggak lagi main cewek karena Lo takut karma berlaku. Bagaimanapun Lo punya anak cewek juga. Tapi tetap aja, Lo butuh sosok perempuan yang bisa melengkapi hidup Lo, dan gue tebak istri Lo bukan orangnya. Mending Lo nikah lagi deh Ray, jangan ngekang diri Lo sekeras ini." Bram berujar sambil meletakkan tas kerjanya, lalu duduk di samping teman karibnya melirik Rayyan dengan prihatin. Meski Rayyan t

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-26

Bab terbaru

  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Ekstra Part

    Pria itu menyeka setetes air mata di pipi yang tak betah di pelupuknya. Genggaman hangatnya ditangan sang istri tak ia lepas sejak satu setengah jam yang lalu. Atisha masih terlelap pulas. Sesekali pria itu mengelus punggung tangan istrinya yang agak bengkak. Flebitis akibat bekas jarum infus, sehingga pemasangan infus di pindahkan di tangan lainnya. Pria itu terpejam, sudah banyak untaian kata maaf ia ucapkan pada sang istri. Ternyata, tak mampu menebus dosa dan mengeringkan penyesalan atas perbuatannya di masa lalu. Ia pernah teramat menyakiti sang istri secara brutal. Sakit istrinya kali ini diluar kuasanya. Ia benar-benar tak berniat menyakiti istrinya lagi. Meski secara tidak langsung ada andilnya pada sakit sang istri. Kehamilan istrinya cukup lemah, perempuannya tak jarang mengalami kram perut hingga bercak darah akhir-akhir ini. Belum lagi morning sicknes yang membuat istrinya kian pucat sejak trimester awal hingga trimester kedua ini. Rayyan mengecup tangan perempuan itu. B

  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Lima Puluh Delapan

    Saat membuka mata dan mengerjap, Atisha mendapati suaminya tersenyum lembut padanya. Pria itu menyelipkan anak rambut yang menutupi sebagian wajah istrinya. "Mas." Atisha menatap lekat suaminya, kembali mengingat percakapan mereka sebelum ia jatuh tertidur. Ia Lalu menghembuskan napas dan memeluk sang suami mencari posisi nyaman. "Kok udah bangun sih, padahal tidur baru tiga puluh menit." Rayyan mengangkat tangannya yang bebas dan melirik jam tangannya. "Nggak nyaman yah tidurnya? Pindah di kasur aja yuk." Ajak Rayyan, Atisha hanya menggeleng."Udah jam berapa?" "Jam lima lewat." Rayyan mendekap hangat istrinya, pipinya menempel di kepala istrinya. Pria itu memejamkan mata sambil tersenyum tak dapat membendung keharuannya dengan kemajuan pesat dalam hubungan mereka setelah sekian lama. Mengungkapkan hal yang selama ini mereka pendam bertahun-tahun memang tidak mudah, bagai mengangkat bongkahan batu yang telah lama tertimbun. Namun sepadan dengan kelegaan yang kini mereka hirup ber

  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Lima Puluh Tujuh

    "Kamu nggak ngerti, kamu nggak ingat sama aku yang pernah ngejar-ngejar kamu saat SMA." Atisha menatap suaminya dengan serius, ia sama sekali tak tahu maksud suaminya."Kamu mah, dulu hanya melihat Jerome. Mengabaikan cowok lain yang sedang berusaha dekat sama kamu, padahal aku baru tahu suka dan cinta sama cewek itu apa, kompleks banget karena langsung mengecap sakitnya patah hati..." Rayyan berucap sambil menyentuh pelipisnya, tampak menerawang. Ternyata pengalaman buruk itu masih membuat hatinya meradang kala mengingatnya."Aku cowok yang pernah berkompetisi dengan kamu di salah-satu olimpiade mewakili SMA Gantara. Kamu ingat nggak? Cowok yang selalu berusaha ngedeketin kamu, nungguin kamu setiap pulang sekolah bahkan nekat nerobos masuk di sekolah kamu demi bisa kenal dekat dengan kamu, tapi selalu di cuekin dan kamu anggap nggak kasat mata. Terakhir di taman depan perpustakaan umum, waktu itu aku coba deketin kamu lagi dan jujur tentang perasaan aku, tapi malah nggak digubris pad

  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Lima Puluh Enam

    "Asha, kok udah bangun jam segini?" Tanya Raisa saat menatap siapa yang berada di depan pintu kamarnya menjelang subuh seperti ini, Asha berdiri di depan pintu kamarnya mendongak menatap wajah sang nenek dengan sorot berkaca-kaca sambil memeluk boneka koala kesayangannya."Cucu Oma kenapa, jam segini kok sudah bangun?" Mendengar pertanyaan keheranan Omanya membuat gadis kecil itu menitihkan air matanya."Mami nggak ada," lirihnya dengan bibir bergetar, Raisa segera menggendong cucunya yang langsung terisak di dekapannya. "Didinya Asha juga belum pulang ya?" Tanya Raisa yang dijawab Asha dengan gelengan kepala, semalam putranya itu belum pulang saat ia masuk kamar dan tertidur. "Asha jangan nangis. Sayang..." Raisa berujar khawatir saat cucunya menangis sesegukan. Selama ini, cucu kesayangannya itu jarang menangis seperti ini, ia lalu menoleh kearah Ghifari yang masih tertidur."Memang maminya kemana?" Tanyanya mengelus lembut punggung cucunya. Ia benar-benar bingung saat tiba-tiba cu

  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Lima Puluh Lima

    Atisha ditemani dua orang koas baru di stase obgyn yang tengah mengobrol dengannya mendiskusikan kondisi pasien kepadanya, teramat serius sampai tidak melihat dokter Kikan yang hendak ke poli, berpapasan dengannya andai perempuan itu tidak menyapanya lebih dulu. "Selamat pagi." "Pagi, dokter Kikan..." jawab Atisha dengan senyum ramah. "Udah lepas jaga kan, papanya Asha di depan nungguin tuh," ujarnya, sambil tersenyum."Oh iya dok, makasih infonya yah. Padahal tadi mau sarapan bareng mereka dulu di kafetaria sebelum balik. Maaf, lain kali ya..." Atisha menoleh pada dua dokter muda di sisinya. "Iyya dok, nggak papa," jawabnya berbarengan. Atisha lalu pamit sebelum meninggalkan mereka. Rayyan menjemputnya adalah suatu hal yang langka sebenarnya, jadi ia tak ingin membuat pria itu menungguinya terlalu lama."Hai," Rayyan tersenyum kearah Atisha yang menghampirinya. Perempuan itu menghela nafas lirih, sebelum balas tersenyum. "Assalamualaikum," ucapannya sebelum meraih punggung tangan

  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Lima Puluh Empat

    Malam harinya, pemuda itu baru pulang kerja saat mendapati apartemennya diterobos oleh seseorang. Pria itu menggeleng, melihat sosok yang sedang terpaku dalam cahaya remang-remang, penerangan ruang tamunya hanya bersumber dari TV. Bahkan seluruh penjuru ruangan lain apartemen itu, masih gelap. "Kenapa lagi Lo?" Tanya Bram mendapati Rayyan duduk termenung, menyalakan tv sambil melamun. Rayyan hanya menggeleng sambil menghembuskan nafas jengah."Apa nggak capek hidup kayak gini? Yah, gue tau Lo bahagia punya putri cantik dan menggemaskan, tapi kebahagiaan itu nggak cukup. Lo berubah drastis dan nggak lagi main cewek karena Lo takut karma berlaku. Bagaimanapun Lo punya anak cewek juga. Tapi tetap aja, Lo butuh sosok perempuan yang bisa melengkapi hidup Lo, dan gue tebak istri Lo bukan orangnya. Mending Lo nikah lagi deh Ray, jangan ngekang diri Lo sekeras ini." Bram berujar sambil meletakkan tas kerjanya, lalu duduk di samping teman karibnya melirik Rayyan dengan prihatin. Meski Rayyan t

  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Lima Puluh Tiga

    Pagi hari, Atisha sibuk di dapur menyiapkan bekal untuk sang putri yang sudah masuk PAUD. Sementara Bibi menyiapkan sarapan. Tidak lama kemudian setelah makanan tersaji di meja, serta bekal Asha yang telah di tata menarik, putrinya muncul dengan seragam yang sudah rapi melekat di tubuh mungilnya, disusul dengan pengasuhnya yang membawa bando lalu memasangkannya pada Ashana. “Mami…” gadis itu berlari sambil merentangkan tangan kearahnya. “Sayang.” Atisha segera melepaskan apronnya sebelum meraih tubuh mungil sang putri dan menggendongnya. “Sarapan dulu nak,” Atisha mendudukkan putrinya di depan meja makan. “Gabung disini aja Ver,” ucap Atisha saat pengasuh Asha memilih masuk ke dalam. Perempuan itu tidak menyuapi Asha, karena sejak kecil Asha memang di didik untuk dibiasakan mandiri mulai dari hal kecil seperti makan sendiri tanpa di suapi, merapikan tempat tidur, merapikan barang-barangnya setelah belajar maupun bermain dan selalu diajarkan untuk meminta tolong jika dihadapkan deng

  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Lima Puluh Dua

    Malam harinya, Rayyan ikut membaringkan tubuhnya di sisi sang istri, meski Atisha lebih banyak diam setelah mengikuti persidangan hari ini, serta sore harinya ia malah menyerahkan kado terakhir dari Raffan padanya. Rayyan masih merutuki dirinya akan hal itu, saat istrinya justru semakin uring-uringan, makan seadanya dan lebih memilih bungkam. Ia bahkan hanya mendengar suara istrinya kala bersenandung lirih saat menidurkan putri mereka sebelum meletakkannya di boks bayi setengah jam lalu. Rayyan memperhatikan istrinya yang sibuk menatap plafon kamarnya. Pria itu dapat merasakan kekalutan istrinya saat ini. Perlahan ia menepis jarak, lalu memeluk istrinya dalam diam. Sesekali ia mengecup puncak kepala perempuan itu sambil berbisik lembut, mencoba menyalurkan ketenangan. "Jangan sedih Mami Asha." Atisha menoleh, menatapnya dengan nanar."Ray, bisa nggak kamu kembali saja ke kamar kamu?" Pinta Atisha, saat Rayyan masih memeluknya."Hmm..." Rayyan hanya bergumam, mengabaikan protes istr

  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Lima Puluh Satu

    Ia tak pernah menyangka akan berada disini, ikut dalam proses peradilan yang membuatnya terus merutuki kejahatan yang telah merenggut nyawa almarhum suaminya, manusia yang begitu ia kasihi melebihi dirinya sendiri. Atisha duduk di hadapan majelis hakim, disebelah kanan meja hakim ia dapat melirik beberapa jaksa penuntut umum, namun disebelah kiri Atisha sama sekali tidak sudi melirik sedikit pun terdakwa dan penasehat hukumnya. Ia tak ingin lagi melihat wajah laki-laki keji itu. "Saudari Atisha Namira, apa benar anda pernah menjalin hubungan pacaran dengan terdakwa?" Tanya salah seorang hakim perempuan dihadapannya."Benar... dulu saat awal hingga akhir masa SMA. Dan hubungan itu berakhir sejak kami memutuskan kuliah di tempat yang berbeda, saya di Jakarta dan dia di Inggris," jika ada penyesalan terbesarnya, itu adalah kenyataan ini. Ia benar-benar malu mengakuinya."Bagaimana intensitas komunikasi anda dengan terdakwa setelah itu?" "Tidak ada komunikasi sama sekali hingga menjelang

DMCA.com Protection Status