Share

Rayuan Para Pangeran

Author: Strawberry
last update Last Updated: 2025-03-04 11:21:01
Arcelia berjalan pelan di taman istana yang diterangi cahaya bulan pucat. Angin malam berhembus lembut, membawa aroma bunga malam yang merekah di sekelilingnya. Langkahnya terhenti ketika ia merasakan sebuah kehadiran yang familiar, aura yang dingin namun menggoda.

"Ratu yang anggun, mengapa berjalan sendirian di malam seperti ini? Tidakkah kau takut ada makhluk yang ingin mencuri kecantikanmu?" Suara dalam itu menggema di telinganya, diiringi dengan desir angin yang seolah berbisik di antara dedaunan.

Arcelia menoleh dan mendapati Pangeran Lucien berdiri di bawah bayangan pohon besar, sorot matanya tajam namun penuh ketertarikan. Wajahnya yang sempurna dalam cahaya bulan terlihat lebih mempesona dari biasanya. Ada senyum tipis di bibirnya, senyum yang seakan menyimpan banyak rahasia.

"Aku tidak takut, Pangeran Lucien. Lagipula, siapa yang berani menyentuh Ratu Iblis?" balas Arcelia dengan nada menggoda, namun dalam hatinya, ada debaran halus yang mulai ia rasakan.

Lucien melangkah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Cemburu

    "Ratu." Suara itu sarat dengan wibawa dan kekuasaan, menggema di sepanjang koridor.Arcelia bahkan tidak perlu menoleh untuk mengetahui siapa pemilik suara itu. Suara bariton yang begitu berkarisma, membuat udara seolah berhenti bergetar. Hanya ada satu orang yang bisa memanggilnya dengan nada sekaku itu, penuh klaim dan kepemilikan. Kaisar. Lucien yang berada di sisinya menegang sejenak, lalu dengan gerakan santai yang disengaja, ia berbalik, menampilkan senyum tenangnya seperti biasanya. "Kaisar, betapa beruntungnya kita bisa bertemu di sini," ucapnya dengan nada manis yang terdengar menggoda. Arcelia, yang semula masih menikmati obrolannya dengan Lucien, tiba-tiba merasa tubuhnya menggigil sedikit. Bukan karena dingin, melainkan karena tatapan Kaisar yang kini tertuju padanya. Mata merah gelapnya bersinar tajam, menyorot dengan intensitas yang membuat Arcelia merasa seakan-akan ia sedang dipenjara oleh kehadiran Kaisar sendiri.Jika manusia saja saat cemburu bisa sangat mengerika

    Last Updated : 2025-03-04
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Pangeran dan Intrik

    Di bawah cahaya rembulan yang menerangi langit kerajaan iblis, Pangeran Kael berdiri tegap di hadapan Arcelia. Angin malam berhembus lembut, menggoyangkan helaian rambutnya yang keemasan, menciptakan kontras yang luar biasa dengan matanya yang berkilat penuh tekad. Arcelia menatapnya dengan kebingungan, merasa ada sesuatu yang berbeda malam ini. Biasanya, Kael adalah sosok yang penuh canda, pria yang suka menggoda dengan senyum nakalnya. Namun kali ini, aura yang ia pancarkan begitu serius dan mendalam. "Ratu Arcelia," suara baritonnya mengalun, menggetarkan hati Arcelia tanpa ia sadari. "Ada apa, Kael?" Arcelia bertanya dengan suara pelan, matanya mencari jawaban dalam tatapan Pangeran Naga itu. Kael melangkah mendekat, mendekatkan tubuhnya yang tinggi dan kokoh. Kedua tangannya mengepal seolah ia sedang berusaha menahan sesuatu yang selama ini terpendam. "Kau adalah pasangan takdirku," ucapnya, tanpa ragu sedikit pun. Jantung Arcelia seakan berhenti berdetak sejenak. Kata-kata

    Last Updated : 2025-03-06
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Purnama Api

    Langkah Arcelia melambat ketika suara para pelayan terdengar dari balik dinding aula utama. Mereka membicarakan tentang Purnama Api yang akan datang malam ini—perayaan sakral yang hanya terjadi sekali dalam seratus tahun. Arcelia memicingkan mata, mendengarkan dengan hati-hati, hingga namanya disebut.“…Ratu harus memimpin ritus pembersihan,” bisik salah satu pelayan perempuan.“Ya, dan katanya Purnama Api ini sangat penting bagi kekuatan kerajaan iblis. Kalau sampai gagal, bisa membawa petaka…” sahut pelayan lainnya, suaranya hampir gemetar.Arcelia langsung mengalihkan langkah, tidak jadi menuju taman seperti rencananya. Ia menuju ruang singgasana, tempat Kaisar biasanya menyendiri saat senja menjelang.Pintu berat berukir itu terbuka tanpa harus disentuh. Kaisar, duduk di atas singgasananya yang menjulang, memandang lurus ke arahnya begitu Arcelia masuk.Arcelia memasuki aula itu dengan langkah tergesa-gesa, mirip seorang anak kecil yang sedang menuntut janji dari Ayahnya.“Aku ingi

    Last Updated : 2025-04-15
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Bisik Malam

    Angin malam mengusap lembut tirai tipis yang menari di jendela terbuka kamar kerajaan. Sisa cahaya merah dari Purnama Api masih menggantung di langit, menciptakan semburat kemerahan yang samar di lantai batu hitam yang dingin. Udara masih mengandung sisa aroma wewangian ritual, campuran bunga dan sesuatu yang nyaris tak terjelaskan… seperti roh lama yang baru saja dilepaskan.Arcelia duduk di tepi ranjang besar yang berkanopi, rambutnya masih basah dan terurai, beberapa helai menempel di kulit lehernya yang pucat. Ia mengenakan jubah tipis yang diberikan pelayan, namun tubuhnya masih terasa hangat oleh air ritual. Bukan hanya tubuhnya—jiwanya juga. Ada semacam keheningan dalam dirinya, tetapi bukan yang kosong. Lebih seperti... keheningan setelah badai.Kaisar berdiri tak jauh darinya, diam dalam bayang-bayang ruangan, masih mengenakan jubah ritualnya yang kini sedikit basah oleh embun malam. Sorot matanya menatap Arcelia lama, seakan mempelajari sesuatu yang baru dalam diri perempuan

    Last Updated : 2025-04-15
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Keraguan

    Malam kembali menyelimuti istana. Setelah kejadian pagi itu, Arcelia menarik diri. Ia tidak kembali ke kamarnya bersama Kaisar, melainkan berjalan sendirian menyusuri lorong-lorong sunyi menuju ruang bawah tanah istana—tempat yang jarang dikunjungi, bahkan oleh para iblis sendiri. Ada bisikan dalam dirinya yang membawanya ke sana. Bisikan yang tidak berasal dari luar... tapi dari dalam dirinya sendiri.Langkahnya berhenti di hadapan dinding batu yang terlihat biasa, namun entah bagaimana, Arcelia tahu ada sesuatu di baliknya. Ia menyentuh permukaan kasar itu, dan seketika, retakan cahaya keperakan muncul, membentuk pola rumit yang berputar dan menyala, seolah merespon sentuhan yang telah ditunggu selama berabad-abad.Dengan suara berat, dinding itu terbelah. Udara di baliknya terasa jauh lebih tua... lebih kuno. Di dalam ruangan yang tersembunyi itu, ada lingkaran sihir tak dikenal, berbeda dari semua yang pernah Arcelia lihat di dunia iblis. Dan di tengahnya—sebuah cermin besar, deng

    Last Updated : 2025-04-16
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Hanyut Dalam Semu

    Cahaya lilin menggoyang di dinding, mengukir bayangan panjang di antara rak-rak buku tua. Arcelia duduk bersila di lantai, gulungan kitab terbuka di hadapannya, namun matanya tidak membaca. Tangan gemetar pelan, sementara pikirannya berputar di luar kendali. Bayangan wajah Sylas hadir kembali—tatapan matanya saat mengatakan, “Aku hanya ingin kau bebas memilih.” Kalimat itu menghantam lebih dalam dari yang ia sadari. Walaupun ragunya lebih besar. Arcelia menarik napas, mengingat kejadian beberapa hari lalu, saat ia nyaris jatuh dari balkon istana akibat gangguan energi liar dari dalam dirinya sendiri. Semua iblis hanya menatap... kecuali Sylas. Sylas yang melesat lebih cepat dari penjaga mana pun, memeluknya erat dalam lompatan terbalik, dan jatuh bersamanya sambil memutar tubuh agar Arcelia mendarat di atas tubuhnya, bukan lantai batu. “Kalau kau mati, siapa yang akan memberiku alasan untuk tetap melawan Kaisar?” katanya sambil menahan luka di punggungnya, masih sempat tersenyum k

    Last Updated : 2025-04-16
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Cinta Kaisar Iblis

    Seketika setelah tubuh Arcelia luruh dalam pelukan Sylas, udara di sekeliling pecah oleh cahaya merah keemasan. Waktu seperti membeku. Angin berhenti berhembus. Bunga-bunga ilusi terbakar dalam sekejap dan runtuh menjadi abu. Dalam satu kilatan cahaya, sosok Azrael muncul—mata menyala menyimpan badai, jubahnya mengepul seperti kabut neraka yang murka. Tanpa suara, tanpa ancaman. Tapi atmosfer hancur dalam kehadirannya. Sylas terlempar ke belakang sebelum sempat berkata apapun, dan tubuh Arcelia melayang ke dalam pelukan Azrael. Dengan satu tangan, ia menahan kepala Arcelia agar bersandar di dadanya, sementara tangan lainnya membungkus pinggangnya, menyalurkan sihir perlindungan yang nyaris menyerupai doa. “Arcelia... Ratuku...” bisiknya, lebih lirih dari biasanya. Suara itu pecah. Lain dari Azrael yang agung dan tak tergoyahkan. Arcelia bisa mendengarkan suara itu penuh sarat akan rasa khawatir dan ketakutan, seorang penguasa seperti Azrael yang tidak kenal rasa takut merasa keta

    Last Updated : 2025-04-17
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Pertentangan Azrael dan Sylas

    Lorong Rahasia di Istana Bayangan – Malam Hari Lorong itu dipenuhi dinding hitam berurat merah tua, seperti akar hidup yang berdenyut perlahan. Obor magis membakar biru redup, menciptakan bayangan panjang yang menari di batu-batu tua. Lucien melangkah pelan, mengikuti aroma samar lavender bercampur asap sihir. Di ujung lorong, sebuah ruangan terbuka, dipenuhi permadani tua dan rak-rak berisi gulungan sejarah yang tidak pernah dibaca lagi. Di tengah ruangan, seorang wanita duduk di singgasananya sendiri—bukan dari emas, tapi dari akar dan kristal yang hidup. Kulitnya pucat kehijauan, rambutnya keperakan dengan sulur hitam halus, dan matanya berkilau seperti mata elf kuno. “Sylas.” Suara wanita itu dalam, rendah, tapi menggoda. Bukan seperti ibu—lebih seperti seorang ratu yang bicara pada pion favoritnya. Sylas mengerutkan alis. “Kenapa kau memanggilku ke tempat ini, Duquesa?” Duquesa adalah pelindung Sylas, selama ini Sylas mengenalnya sebagai seseorang yang merawat dan menjaganya

    Last Updated : 2025-04-17

Latest chapter

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Cemburu dan Rindu

    Ruangan pribadi Ratu Arcelia dibalut tenang. Lampu-lampu kristal sihir menyala lembut, dan tirai-tirai merah tua melambai pelan tertiup angin malam. Namun, di balik ketenangan itu, satu sosok duduk gelisah di atas tempat tidur berkanopi hitam—Arcelia.Dengan rambut dikuncir separuh dan mengenakan jubah tidur berbahan halus warna pirus, ia tampak seperti gadis muda yang seharusnya memikirkan pesta dansa… bukan selir baru suaminya.“Dia... dia pasti sekarang sedang... ya ampun.” Arcelia memeluk bantal, wajahnya setengah terkubur dalam bulu halus.“Apa, Yang Mulia?” tanya Lira, dayang pribadi Arcelia yang paling setia—dan juga paling banyak komentar.Arcelia menoleh cepat. “Jangan sok polos. Kamu tahu yang kumaksud.” pipi Arcelia mengembung.Lira pura-pura tidak mengerti. “Oh, maksud Paduka adalah—”“—jangan lanjutkan!” sergah Arcelia, melempar bantal ke arahnya. Dia menutup kedua telinganya sendiri “Ugh! Aku nggak tahu kenapa ini menggangguku banget. Aku yang menyetujuinya, aku yang mem

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Keputusan

    Aula Singgasana diterangi oleh cahaya kristal darah yang bergelayut di langit-langit, seperti bintang yang membeku. Suara dentang lonceng keempat menandai berkumpulnya seluruh anggota Dewan Penasehat, bangsawan istana, dan makhluk-makhluk penting kerajaan iblis. Di singgasana hitam megah bertatahkan oniks dan batu obsidian, Azrael duduk dengan Arcelia di sisi kirinya—anggun, lembut, dan tampak tenang meski jiwanya berkecamuk.Dua pengawal membimbing Aeralis memasuki aula. Ia tampak mengenakan gaun tipis berwarna ungu gelap dengan belahan rendah di punggung, menandakan posisi barunya sebagai calon selir. Langkahnya lembut, nyaris seperti melayang, namun gerakannya tetap membawa kesan lemah yang menyentuh—seolah tubuhnya benar-benar masih dalam proses pemulihan.Azrael bangkit, suara beratnya mengisi seluruh ruangan.“Dengan restu Ratu Iblis, dan pertimbangan dari Dewan Penasehat, serta keadaan yang luar biasa… kami, Kaisar Dunia Kegelapan, menyetujui permintaan Aeralis, peri malam yang

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Tipu Daya Aeralis

    Aula kristal hitam tempat Dewan Penasehat berkumpul dipenuhi keheningan penuh tekanan. Pilar-pilar tinggi menjulang, dihiasi ukiran iblis purba yang seolah mengawasi setiap gerak mereka. Di hadapan tujuh kursi utama, Kaisar Azrael duduk anggun dengan jubah gelapnya, Arcelia di sisi kirinya, dan Aeralis berdiri anggun di belakang mereka—masih tampak lemah namun tak kehilangan aura indahnya.Salah satu penasihat utama, Tuan Garthom, seorang iblis tua bermata satu dan bertanduk ganda, mengangguk ringan saat semua telah duduk.“Tuanku Kaisar, perihal permintaan wanita bernama Aeralis untuk menjadi selir…” suaranya dalam dan berat, “…kami telah meninjau permintaan tersebut dan mempertimbangkan banyak hal.”Seorang penasihat lain menyambung, “Saat ini istana kekaisaran dalam keadaan labil karena potensi ancaman internal. Menambahkan seorang selir, apalagi bukan dari kalangan bangsawan iblis, akan menimbulkan kecemburuan dan kegelisahan dari faksi lain.”Mendengar penjelasan gamblang dewan p

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Menjadi Selir

    Istana tampak jauh lebih hangat dalam beberapa hari terakhir. Bukan karena musim semi yang mulai menyentuh taman-taman, melainkan karena kehadiran seorang tamu yang tak biasa—Aeralis, sang “Peri Penjaga Batas” yang kini menjadi pusat perhatian banyak mata, termasuk sang Ratu dan Kaisar.Aeralis dirawat di salah satu paviliun khusus, sayap barat istana, tempat para tamu agung biasanya menginap. Tabib istana menyebut lukanya parah, namun bukan sesuatu yang tak bisa disembuhkan. Hanya saja, energi magis dalam tubuhnya terguncang hebat akibat konfrontasi dengan makhluk bayangan malam itu.Padahal dengan sengaja juga dia meracuni dirinya agar tampak lemah dan tidak berdaya.Pagi itu, Arcelia datang sendiri ke paviliun tempat Aeralis dirawat. Ia membawa bunga malam yang baru dipetik dari taman, disusun dalam vas kristal kecil.“Untukmu,” ucap Arcelia sambil tersenyum lembut, meletakkan vas itu di samping tempat tidur Aeralis.Aeralis yang duduk di ranjang, mengenakan gaun lembut warna biru l

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Aeralis Peri Penggoda Yang Terluka

    “Perang?” Suara Arcelia nyaris tak terdengar, seperti embusan napas yang tercampur antara ketakutan dan kebingungan.Lucien menatapnya—sorot matanya serius, tanpa bayangan canda yang biasa ia sembunyikan di balik sarkasme atau sindiran tajamnya. “Bukan perang yang diumumkan dengan genderang atau sihir. Tapi perang diam-diam... yang dimulai dari dalam. Dimulai dari kepercayaan yang dihancurkan. Dari hasrat tersembunyi dan ambisi yang ditanam dalam diam.”Arcelia menunduk, tatapannya jatuh ke tangan sendiri yang masih gemetar. “Dan aku adalah... alasan perang itu?”Lucien merendah, berlutut agar sejajar dengan wajahnya. “Kamu adalah pusat dari badai, Arcelia. Tapi bukan karena kamu lemah atau berbahaya. Tapi karena kau satu-satunya hal yang tidak bisa mereka kendalikan. Kamu istimewa!”Arcelia mengerjapkan mata, menahan emosi yang mulai membasahi sudut pelupuknya. “Aku hanya ingin memahami dunia ini, dunia kalian para iblis yang kami kenal sangat mengerikan... Aku tidak pernah ingin jad

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   030

    Di tempat tersembunyi di taman malam istana, Sylas duduk sendiri, memandangi langit neraka yang berwarna kelam. Satu lengkungan angin meniup rambut peraknya. Mata hijaunya memandangi langit yang kosong, tapi pikirannya penuh. Nyalinya tiba-tiba menciut, dia masih optimis sudah berhasil mengadu domba saudara-saudaranya tapi dia cemas….Semua pangeran mulai menghindarinya. Tidak ada lagi undangan makan malam. Tidak ada lagi kabar strategi. Bahkan, Lucien—yang biasanya ramah kepada semua—tidak lagi tersenyum padanya.“Aku membuat mereka saling curiga. Tapi aku lupa... bahwa aku akan jadi pusat kecurigaan itu juga,” pikirnya.Tangannya menggenggam kalung kecil—liontin pemberian ibunya, Marovielle yang dulu diberikan diam-diam. Dalam diam, wajah Arcelia terlintas di pikirannya.“Kalau saja… kau tahu apa yang aku lakukan demi memutuskanmu dari Azrael...”Tapi batinnya juga mulai meragukan langkah-langkahnya.Apakah ini benar-benar strategi… atau hanya rasa sakit hati yang dibungkus ambisi?

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   029

    Malam itu terasa lebih dingin dari biasanya. Setelah kejadian ledakan sihir di kamar Kaisar, Arcelia masih duduk di sisi tempat tidur, menatap Azrael yang kini tertidur dengan napas berat. Tubuh Suaminya yang perkasa itu tampak melemah, meski hanya sesaat.Tapi bukan itu yang membuat Arcelia gelisah.Ia menatap tangannya sendiri—tangan yang digenggam erat oleh Azrael sebelum tertidur. Sejak kejadian itu, kulitnya terasa seperti berdenyut. Hangat, seolah ada sesuatu yang beresonansi dari dalam dirinya.Arcelia menggenggam kain gaunnya. “Azrael tak pernah gagal mengendalikan sihirnya…” bisiknya pada diri sendiri. “Tapi tadi… saat aku khawatir… saat aku takut kehilangannya…”Matanya menatap kosong ke arah perapian. Api menari pelan, tapi di balik nyalanya ada sesuatu yang berubah. Perasaan asing. Seolah alam pun bereaksi pada emosinya.‘Apa mungkin... ini ada hubungannya denganku?’Langkahnya pelan mendekati kaca jendela. Dari bayangan kaca, ia melihat dirinya sendiri—dan pantulan itu tid

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Lidah Api 2

    “Menculik ratu Arcelia malam ini? Bodoh! Setelah yang kamu lakukan beberapa pekan lalu, apa kamu pikir mudah mendekatinya?” Gertak Marovielle. “Sudah! Kamu memang terlalu dini untuk diberikan kepercayaan, membuat strategy begini saja tidak mampu! Kamu mirip Ayahmu!” umpat Marovielle kesal.“Ayahku? Kaisar?” Sylas menatap Marovielle ragu.“Bodoh! Kamu pikir kamu anak Azrael, ayahmu juga dari kaum Elf! Azrael yang membunuh Ayahmu!” Jelas Marovielle membuat Sylas tertegun dan mematung sesaat. “Bagaimana bisa? Bagaimana bisa aku bukan anak Kaisar?”“Dulu…aku masuk ke istana ini bukan karena suka rela, aku datang karena aku mencari Ayahmu.” Marovielle menjedah ceritanya, “Ayahmu adalah sepupu dari Azrael, seharusnya dia yang berada di singgasana namun, karena sebuah kesalahan kecil dia diasingkan. Tapi, itu tak membuatku menyerah. Saat itu karena keistimewaanku aku diangkat menjadi selir kehormatan, tapi tidak lama karena sebelum kaisar menyentuhku aku sudah ketahuan hamil” Marovielle meny

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Lidah Api

    Kediaman Jenderal Kaelthor berdiri megah di sisi timur istana, terpisah dari kediaman para pangeran lain. Dinding-dinding batu dihiasi ukiran naga dan lambang kekuatan. Suara dentang besi, senjata yang diasah, dan teriakan prajurit dalam latihan terdengar bahkan dari jauh.Sylas berdiri di depan gerbang, diam memperhatikan. Ia tahu, Kaelthor bukan sekadar pangeran. Ia adalah naga dalam wujud manusia—berdarah panas, cerdas, dan tak pernah menyembunyikan ambisinya. Tapi justru itu yang membuatnya menjadi target Sylas.Karena orang seperti Kaelthor, jika bisa dijadikan sekutu, bisa menjadi tombak pemecah singgasana Kaisar.Ia melangkah masuk, disambut prajurit bertubuh besar yang langsung mengenalinya.“Pangeran Sylas,” kata mereka, setengah bingung, setengah waspada. Tapi tidak berani menolak. Mereka tahu siapa Sylas—meski sering diremehkan, ia tetaplah mereka kenal sebagai pangeran, putra Kaisar Azrael.Sylas dibawa ke aula latihan pribadi. Di tengah ruangan yang luas, Kaelthor berdiri

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status