Home / Fantasi / Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya / Menikahi Kaisar dan 9 Putranya

Share

Menikahi Kaisar dan 9 Putranya

Author: Strawberry
last update Huling Na-update: 2025-02-27 07:39:19

Perayaan pernikahan berlangsung dengan meriah.

Langit di atas mereka dipenuhi cahaya merah dan emas, seakan bintang-bintang pun ikut berpesta. Di sekeliling altar pernikahan, para bangsawan dunia iblis berkumpul, berpakaian indah dan penuh kemewahan, menonton dengan penuh takjub.

Arcelia berdiri di samping Kaisar Azrael, tangannya masih terasa lemas, jantungnya berdetak cepat saat upacara sakral dimulai.

Sumpah suci diucapkan.

Gema mantra kuno memenuhi udara.

Kain merah panjang membelit pergelangan tangan mereka berdua, mengikat takdir mereka dalam satu janji abadi.

Dan akhirnya, tibalah saatnya penutup pernikahan.

Ciuman Kaisar.

Arcelia bahkan belum sempat menarik napas ketika pria itu membungkuk, satu tangannya mencengkeram pinggangnya dengan lebih kuat, dan bibir panasnya menekan bibirnya dengan penuh kepemilikan.

Arcelia membelalakkan mata.

Dia… tidak pernah dicium sebelumnya.

Tidak tahu bagaimana caranya.

Sensasi panas langsung menjalar dari bibir ke seluruh tubuhnya. Napasnya tercekat, jari-jarinya mengepal, tapi tubuhnya tidak bisa melawan.

Ciuman Kaisar Azrael tidak lembut.

Bukan ciuman yang mencari persetujuan, bukan ciuman yang sekadar menyentuh.

Ini adalah ciuman seorang pemangsa.

Menuntut. Mengklaim.

Arcelia hampir terjatuh jika saja tangannya tidak segera bertumpu pada dada kekar Kaisar. Ia bisa merasakan otot-otot di balik pakaian sutra hitamnya, tubuh pria itu hangat dan kokoh, seakan terbentuk dari api dan baja.

Lalu, jemari besar Kaisar Azrael meremas pinggangnya.

Gemasss.

Arcelia mendesah lirih, tanpa sadar, lenguhan halus keluar dari bibirnya yang masih terkunci dalam ciuman.

Dan itu membuat Kaisar semakin buas.

Bibirnya menekan lebih dalam, mendominasi setiap inci bibir Arcelia, seakan ingin memastikan bahwa gadis itu tidak akan pernah bisa melupakan momen ini.

Arcelia kehilangan keseimbangan, tubuhnya semakin terhimpit dalam dekapan pria itu.

Dia tidak tahu harus melakukan apa.

Haruskah dia membalas?

Ataukah dia harus menarik diri?

Tapi tubuhnya menolak bergerak, seolah-olah hatinya sudah pasrah pada kenyataan ini.

Kaisar Azrael adalah miliknya.

Dan ia adalah milik Kaisar Azrael.

Sorak-sorai meledak di sekeliling mereka, menandakan akhir dari upacara suci ini.

Namun, Arcelia nyaris tidak mendengarnya.

Karena di saat itu, hanya ada satu hal yang memenuhi dunianya.

Ciuman Kaisar yang panas.

---

Arcelia tidak pernah terpikirkan bakal terjebak dalam pernikahan yang tak terduga ini.

Pernikahan yang mengikatnya dengan Kaisar Iblis.

Namun, keheningan tiba-tiba menyusup di telinganya ketika seorang wanita berpakaian sutra merah tua melangkah maju. Wajahnya tenang, matanya penuh penghormatan saat dia menundukkan kepala kepada Kaisar Azrael sebelum beralih menatap Arcelia.

Dengan suara lembut namun tegas, wanita itu berkata,

"Yang Mulia Permaisuri, dengan selesainya upacara ini, Anda kini telah menjadi bagian dari garis keturunan Kaisar Azrael. Sebagai permaisuri utama, tugas Anda adalah membawa darah baru bagi keturunan kerajaan."

Arcelia mengerjap.

Darah baru?

Wanita itu melanjutkan dengan ekspresi yang tak tergoyahkan. "Anda harus bersedia melahirkan penerus dari Kaisar Azrael dan kesembilan putranya."

Dunia Arcelia berhenti berputar.

Dia tidak salah dengar, bukan?

Kesembilan putranya?

Arcelia merasa seluruh tubuhnya membeku, bahkan lebih dingin dari saat dia terkunci di ruang bawah tanah keluarganya. Seketika, jantungnya berdetak begitu kencang hingga seolah akan meledak.

Dia menikahi Kaisar Azrael.

Tapi ternyata, bukan hanya dia.

Arcelia menatap sekelilingnya, matanya bergerak liar mencari kepastian. Di antara para bangsawan, kini ia menyadari keberadaan sembilan pria berdiri tegap, mengenakan jubah hitam dengan hiasan emas yang menunjukkan status mereka.

Mereka semua… putra Kaisar Azrael.

Mereka semua… suaminya?

Arcelia merasa sesak. Dia tidak paham bahwa apa yang dimaksud oleh wanita itu adalah simbol kesetiaan terhadap Kaisar dan semua pewarisnya.

Tangannya yang dingin tanpa sadar meremas sutra merah yang membalut tubuhnya, mencoba menemukan pegangan di tengah pusaran keterkejutan yang menyergapnya.

"Ti-Tidak mungkin…" Suaranya hampir tidak terdengar.

Namun, seolah menyadari gejolak dalam dirinya, lengannya yang masih terjebak dalam genggaman Kaisar Azrael ditarik lebih dekat.

Genggaman itu erat, posesif, seolah ingin memastikan Arcelia tidak akan pergi kemana-mana.

Napas hangat pria itu menyentuh pucuk kepalanya, dan dengan suara dalam yang bergetar bagai petir di kejauhan, Kaisar Azrael berkata,

"Kau bukan sekadar permaisuriku, Arcelia." Suara itu rendah, dalam, penuh otoritas.

Arcelia tidak berani mengangkat wajahnya, tapi dia bisa merasakan tatapan tajam Kaisar yang menusuk ke dalam jiwanya.

"Kau adalah satu-satunya permaisuri utama," lanjutnya. "Di antara sekian banyak wanita yang telah mencoba mengikat takdir dengan darah kerajaan ini, hanya kau yang dipilih oleh para leluhur. Kau adalah takdir kami, dan takdir tidak bisa dihindari."

Arcelia gemetar.

Dia ingin menyangkal.

Ingin menolak dan berteriak bahwa semua ini tidak masuk akal.

Namun, apakah ada gunanya?

Dari kecil, dia sudah hidup dalam penderitaan.

Disiksa, dikurung, dijadikan kambing hitam atas kemalangan keluarganya.

Dan sekarang, dia berada di dunia yang sama sekali berbeda—bukan lagi seorang gadis yang dipandang hina, tapi seorang permaisuri yang nasibnya terikat pada Kaisar Iblis dan kesembilan putranya.

Arcelia mencoba bernapas perlahan.

Dapatkah dia… menerima semua ini?

Dapatkah dia menjalani kehidupan baru ini, terlepas dari segala hal yang telah dia alami?

Namun sebelum pikirannya semakin dalam, sebuah tangan lain menyentuh pundaknya.

Arcelia tersentak, mendongak, dan bertemu dengan sepasang mata tajam yang berbeda dari Kaisar Azrael. Mata yang lebih muda, tapi tetap memiliki aura mengintimidasi yang sama.

Salah satu dari sembilan putra Kaisar menatapnya.

Tatapannya sulit ditebak.

Arcelia tidak tahu apakah itu ketertarikan, pengakuan, atau justru… penolakan.

Namun yang pasti, mulai saat ini, takdirnya telah berubah.

Dan tidak ada jalan untuk kembali.

---

Yang pertama muncul adalah sesosok naga hitam pekat, sisiknya berkilauan di bawah cahaya obor. Matanya keemasan, memancarkan keangkuhan dan kebuasan. Nafasnya berhembuskan kabut tipis, seakan api bergejolak dalam tubuhnya, siap melalap siapa saja yang mendekat.

Di sebelahnya, seekor serigala raksasa berbulu perak berdiri gagah. Sorot matanya tajam, penuh kewaspadaan seperti seorang pemburu ulung. Gigi-gigi tajamnya berkilat di bawah cahaya, sementara tubuhnya kokoh dengan otot-otot yang tegang, seakan siap menerkam kapan saja.

Kemudian, bayangan tinggi dengan sepasang tanduk melengkung muncul. Seorang iblis bertubuh besar dengan kulit sehitam arang dan mata merah menyala, ekspresinya datar, dingin, seakan tidak mengenal belas kasihan.

Sosok berikutnya adalah elf berkulit pucat dengan aura mistis. Rambutnya panjang, telinga runcingnya menyembul dari helaian perak. Matanya biru kehijauan, seperti hutan purba yang menyimpan ribuan rahasia.

Di sisinya, seorang pria bertubuh besar dengan kulit kehijauan berdiri dengan angkuh—seorang orc. Otot-ototnya begitu masif, tubuhnya bagaikan tembok yang tak tergoyahkan. Taring panjang mencuat dari bibirnya, memberikan kesan brutal dan tak tertandingi dalam pertempuran.

Lalu ada goblin dengan mata kuning bersinar, tubuhnya lebih kecil dibanding yang lain, namun aura yang dipancarkannya tidak kalah menakutkan. Ada sesuatu yang licik dalam caranya tersenyum, seakan ia bisa membaca setiap ketakutan yang tersembunyi di hati orang lain.

Dua sosok lainnya muncul—seorang pria berkulit gelap dengan ekor panjang dan mata reptilian, jelas merupakan darah dari kaum naga. Di sampingnya, sosok bayangan tanpa bentuk yang terus berubah, seakan tidak memiliki wujud tetap, hanya sepasang mata ungu yang bercahaya di tengah kegelapan. Vampire.

Dan yang terakhir—seekor burung raksasa dengan sayap api.

Arcelia tidak bisa bergerak.

Mereka bukan manusia. Mereka adalah monster.

Monster-monster yang hidup dalam cerita rakyat dunia lamanya, legenda menakutkan yang sering diperingatkan orang-orang agar dijauhi.

Sekarang, mereka berdiri di hadapannya.

Dan mereka… adalah suaminya?

Tubuh Arcelia bergetar tanpa bisa dikendalikan. Ini terlalu gila, terlalu mustahil.

Tapi sebelum pikirannya dapat menyusun kalimat untuk menolak, angin dingin berhembus.

Sembilan sosok itu mulai berubah.

Dari tubuh besar mereka, cahaya hitam berpendar, berputar seperti pusaran energi yang menyerap segala kehangatan di ruangan. Perlahan, wujud mereka meredup, menyusut… dan kemudian, berdiri di sana bukan lagi monster, melainkan sembilan pria dengan pesona yang bisa membuat siapa pun menahan napas.

Sosok pertama—yang tadinya naga hitam—berubah menjadi pria tinggi dengan rambut gelap dan mata keemasan. Tubuhnya kekar, posturnya sempurna, dan ada bekas sisik samar yang masih terlihat di sisi lehernya, memberikan sentuhan eksotis yang mengerikan sekaligus memikat.

Di sebelahnya, si serigala perak kini menjadi pria berambut putih dengan mata biru tajam, auranya liar namun menawan, seolah setiap gerakannya adalah perpaduan antara kebrutalan dan kelembutan.

Pria bertanduk yang tadi begitu mengintimidasi kini tampak seperti seorang bangsawan dengan wajah tajam dan ekspresi dingin. Bahkan tanpa wujud iblisnya, ada sesuatu yang membuatnya tampak lebih berbahaya daripada yang lain.

Si elf tetap terlihat anggun dengan rambut panjang dan sorot mata yang seakan bisa menembus jiwa. Sedangkan orc yang begitu besar dalam wujud aslinya kini menjadi pria dengan tubuh atletis yang memancarkan dominasi alami, dengan rahang tegas dan bekas luka samar di pelipisnya.

Goblin yang tadi tampak menyeramkan berubah menjadi pria dengan senyum miring penuh kelicikan, seakan menyimpan seribu rencana di balik matanya yang berkilau.

Sementara pria berkulit reptilian memiliki kilatan tajam di matanya, menunjukkan naluri naga yang masih melekat dalam dirinya. Sosok bayangan yang tak berbentuk kini menjadi pria berambut hitam pekat, dengan tatapan ungu yang seperti memanggil kegelapan dari dunia lain.

Dan terakhir, sang burung api kini menjadi pria dengan rambut merah keemasan dan mata menyala, kulitnya sehangat bara api, seolah dia sendiri adalah matahari yang turun ke bumi.

Mereka semua begitu rupawan.

Mereka semua begitu sempurna.

Arcelia merasa tenggorokannya kering.

Dia bisa mendengar para pelayan menahan napas di belakangnya, beberapa bahkan berbisik kagum.

Sembilan pria ini—makhluk yang baru saja berwujud monster—sekarang berdiri di hadapannya sebagai sosok yang bisa membuat gadis mana pun menyerahkan diri tanpa perlawanan.

Namun, tidak ada yang bisa menghapus fakta bahwa mereka masih monster.

Dan mereka adalah suaminya.

Arcelia berusaha keras untuk bernapas dengan normal.

Tatapan mereka menyapu dirinya, beberapa menatap dengan dingin, beberapa dengan rasa ingin tahu, dan ada juga yang tersenyum seolah menikmati keterkejutannya.

Dan di tengah mereka, Kaisar Azrael tetap berdiri di sisinya, masih dengan genggaman erat di pinggangnya.

Dia tidak berkata apa-apa, tapi ekspresinya cukup untuk mengatakan satu hal:

Selamat datang di takdir barumu, Arcelia. 

Mata Arcelia masih membulat sempurna.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nindy Nilasari Putry
ceritanya menarik, bikin greget
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   9 Putra Kaisar Yang Gagah

    Ruang megah itu masih dipenuhi keheningan. Arcelia bisa merasakan jantungnya berdegup kencang, begitu keras hingga dia hampir yakin semua orang di ruangan ini bisa mendengarnya.Satu per satu, sembilan pangeran yang berdiri di hadapannya bergerak maju.Langkah mereka tenang, penuh percaya diri, seolah sudah terbiasa mengendalikan segalanya. Ada aura mengintimidasi yang begitu alami terpancar dari mereka, mengingatkan Arcelia bahwa meskipun mereka kini dalam wujud pria rupawan, mereka tetaplah monster. Mereka tidak sepenuhnya manusia.Dan sekarang mereka adalah suaminya. Tunggu, apa tidak salah? Tidak adakah yang bisa menjelaskan semua ini apa maksud dari ‘suami’ di sini? Arcelia menguatkan dirinya saat pangeran pertama mendekat. Dia adalah pria dengan mata keemasan dan rambut sehitam malam—dialah naga hitam tadi. Dengan gerakan anggun, dia meraih tangan Arcelia, membungkuk sedikit, dan menekan bibirnya pada punggung tangannya. Sentuhannya panas, membuat Arcelia nyaris tersentak.

    Huling Na-update : 2025-02-27
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Malam Pengantin

    Kamar pengantin itu gelap, hanya diterangi cahaya redup dari lilin yang terpasang di sekeliling ruangan. Di luar, malam di kerajaan iblis sangat sunyi, hanya terdengar desiran angin yang menerobos celah-celah istana batu tua yang sudah berusia ratusan ribuan tahun. Ruangan itu terasa berat, penuh dengan aura yang tak terjelaskan, seolah seluruh dunia luar tidak ada, hanya ada mereka berdua. Kaisar Azrael berdiri tegap di sisi ranjang besar, mengenakan jubah hitam yang berkilau di bawah cahaya lilin. Wajahnya, dingin dan tak terjamah, memandang Arcelia dengan tatapan yang penuh makna. Namun, di balik ekspresi itu, ada sesuatu yang tak terungkapkan, semacam keinginan yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang benar-benar memahami dunia iblis. Arcelia, dengan pakaian pengantin yang sederhana namun elegan, merasa seluruh tubuhnya tegang. Semua yang terjadi begitu cepat, terlalu cepat. Namun, ada sesuatu dalam dirinya yang membawanya untuk tetap bertahan. Naluri alaminya, yang selama ini

    Huling Na-update : 2025-02-27
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Doa Paman Liam

    Malam sudah lewat tengah, tapi rumah tua itu masih dihantui oleh bayangan gelap. Cahaya lampu minyak yang redup berkelip di sudut ruangan, menciptakan bayangan yang menari-nari di dinding yang penuh retakan. Udara dingin merayap masuk melalui celah-celah kayu yang rapuh, menguarkan aroma lembab dan apak yang sudah menjadi bagian dari tempat itu.Bibi Marla berjalan cepat di sepanjang lorong sempit yang dipenuhi debu. Wajahnya yang dipenuhi keriput terlihat semakin menegang saat matanya memandang pintu gudang yang setengah terbuka namun berantakan seperti habis ada badai besar yang menghantam.Dadanya naik-turun dalam kegelisahan, dan tangannya yang kasar menarik pintu dengan kasar, hingga engsel tua itu mengeluarkan bunyi derit yang menusuk telinga.Kosong. Melihat itu kebenciannya kepada Arcelia semakin menggunung, gara-gara Arcelia dia harus kehilangan dua anak gadisnya.Marla mengedarkan pandangan, seolah berharap bahwa keponakannya yang malang itu sedang bersembunyi di balik peti-p

    Huling Na-update : 2025-02-27
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Menjadi Ratu Iblis

    Kelopak mata Arcelia terbuka sepenuhnya, dan nafasnya sedikit tertahan saat ia menyadari dimana dirinya berada.Ia terbaring di atas ranjang besar dengan tirai sutra yang menjuntai lembut di sekelilingnya. Cahaya temaram lilin berpendar samar, menciptakan bayangan-bayangan halus di dinding berukir indah. Udara di ruangan itu terasa hangat, dipenuhi aroma samar dupa yang membuai.Namun yang paling mengejutkan bukanlah kemewahan ruangan itu.Melainkan tubuh pria yang tengah mendekapnya erat.Kaisar.Arcelia menelan ludahnya, jantungnya berdetak lebih cepat saat menyadari dirinya terjebak dalam pelukan pria itu—pria yang kini menjadi suaminya, Kaisar Azrael. ‘Oh tidak, begini rasanya dipeluk dengan penuh minat!’Dada bidangnya yang telanjang terasa begitu hangat di kulitnya, keras dan kuat, seakan tubuh itu terbuat dari batu. Nafasnya yang dalam dan teratur terdengar di dekat telinganya, menghembuskan udara hangat ke lehernya, membuatnya menggigil tanpa sebab.Jemari Arcelia tanpa sadar t

    Huling Na-update : 2025-02-27
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Jamuan Makan

    Aula perjamuan kerajaan iblis begitu megah, dengan langit-langit tinggi yang dihiasi ukiran kuno bercahaya merah samar. Cahaya dari ribuan lilin mengambang di udara memberikan sentuhan dramatis, sementara meja panjang di tengah ruangan dipenuhi hidangan mewah yang mengepulkan aroma menggoda. Para bangsawan dan anggota keluarga kerajaan telah duduk di tempat mereka masing-masing, mengenakan jubah hitam dan merah dengan sulaman emas yang melambangkan status mereka. Namun, tak satupun dari mereka lebih mencolok dibandingkan sembilan pangeran iblis yang duduk dengan anggun di tempat kehormatan mereka. Dan di antara mereka, sang Kaisar duduk di singgasana tertinggi, dengan tatapan tajam yang tak pernah lepas dari satu sosok—Arcelia.Arcelia sendiri masih menyesuaikan diri dengan segala perhatian yang tertuju padanya. Malam ini, ia mengenakan gaun hitam dengan aksen merah darah, membalut tubuhnya dengan sempurna tanpa kehilangan sentuhan anggun seorang ratu. Mahkota peraknya berkilauan di

    Huling Na-update : 2025-02-27
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Arcelia Si Ratu Iblis

    Arcelia menyentuh kelopak bunga yang terasa lebih lembut dari sutra, matanya berkilat dengan rasa ingin tahu. Dunia ini begitu asing, begitu berbeda… tetapi juga begitu menarik. Pernikahannya dengan Kaisar masih terasa seperti mimpi. Ia menikmati kebersamaan mereka di malam hari—saat Kaisar membawanya ke dalam kehangatan yang penuh gairah, membuatnya lupa bahwa di siang hari, hubungan mereka tidak lebih dari sebuah ikatan yang diatur oleh takdir. Dan justru karena itu, ia tidak mengerti kenapa Kaisar melarangnya untuk terlalu dekat dengan para pangeran.Sembilan pangeran itu lahir dari ibu yang berbeda, tapi tetap saja itu anak-anak kaisar. "Apa dia cemburu?" gumamnya pelan. Namun, saat itu juga, sebuah suara lembut namun dalam menyapa telinganya. "Apakah Ratu sedang memikirkan seseorang?. Arcelia tersentak dan menoleh cepat. Di sana, berdiri Kael, Pangeran Serigala. Pangeran itu mengenakan pakaian kasual yang lebih ringan dibandingkan jubah kerajaan yang biasa ia lihat. Rambut

    Huling Na-update : 2025-02-27
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Kaisar Yang Perkasa

    dan merah darah. Tubuhnya terasa berat, napasnya masih tersengal-sengal, dan pikirannya berputar seperti kabut yang belum menghilang sepenuhnya. Sisa-sisa kehangatan masih melekat di kulitnya, sensasi membara yang ditinggalkan Kaisar Azrael belum sepenuhnya pudar.Suara langkah Kaisar mendekat, mantap dan tanpa ragu. Arcelia merasakan sentuhan hangat dan kuat di pinggangnya sebelum tubuhnya terangkat dengan mudah ke dalam pelukan Kaisar. Ia terkejut, tapi tak memiliki tenaga untuk melawan. Dada telanjangnya yang keras terasa begitu dekat, memberikan kenyamanan sekaligus ketegangan dalam satu waktu.Arcelia hanya bisa menyandarkan kepalanya ke bahu Kaisar saat ia membawanya menuju ruangan lain yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Aroma lembut mawar dan rempah-rempah memenuhi udara, menenangkan saraf-saraf yang masih tegang.Di hadapannya terbentang sebuah kolam besar, berisi air berwarna keperakan yang berkilau di bawah cahaya redup. Kelopak mawar terapung di permukaannya, menciptaka

    Huling Na-update : 2025-03-02
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Ramalan Ratu Iblis

    Arcelia menyusuri lembaran buku dengan hati-hati. Cahaya lilin yang temaram menciptakan bayangan di dinding, membentuk sosok-sosok misterius yang seakan mengawasinya. Setiap halaman yang ia baca semakin menariknya ke dalam misteri yang lebih dalam.Matanya membelalak ketika ia menemukan sebuah buku tua yang berbeda dari yang lain. Sampulnya terbuat dari kulit hitam yang telah menua, dengan ukiran emas yang hampir memudar. Jelas, ini adalah buku kuno, mungkin lebih tua dari banyak sejarah yang ia ketahui di dunia manusia. Dengan hati-hati, ia membuka halaman pertama dan mendapati huruf-huruf yang ditulis dengan tinta merah tua—seakan darah yang membeku di atas kertas.Semakin ia membaca, semakin jantungnya berdetak lebih cepat.‘Ramalan Sang Ratu: Penyelamat atau Pemusnah?’Tangan Arcelia sedikit bergetar saat ia melanjutkan membaca. Isinya bukan hanya tentang keberuntungan atau kejayaan, melainkan juga tentang kehancuran.‘Ia akan datang dari dunia manusia, dengan darah yang bercampur

    Huling Na-update : 2025-03-02

Pinakabagong kabanata

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Pertentangan Azrael dan Lucien

    Lorong Rahasia di Istana Bayangan – Malam HariLorong itu dipenuhi dinding hitam berurat merah tua, seperti akar hidup yang berdenyut perlahan. Obor magis membakar biru redup, menciptakan bayangan panjang yang menari di batu-batu tua. Lucien melangkah pelan, mengikuti aroma samar lavender bercampur asap sihir.Di ujung lorong, sebuah ruangan terbuka, dipenuhi permadani tua dan rak-rak berisi gulungan sejarah yang tidak pernah dibaca lagi. Di tengah ruangan, seorang wanita duduk di singgasananya sendiri—bukan dari emas, tapi dari akar dan kristal yang hidup. Kulitnya pucat kehijauan, rambutnya keperakan dengan sulur hitam halus, dan matanya berkilau seperti mata elf kuno.“Lucien.”Suara wanita itu dalam, rendah, tapi menggoda. Bukan seperti ibu—lebih seperti seorang ratu yang bicara pada pion favoritnya.Lucien mengerutkan alis. “Kenapa kau memanggilku ke tempat ini, Duquesa?”Duquesa adalah pelindung Lucien, selama ini Lucien mengenalnya sebagai seseorang yang merawat dan menjaganya.

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Cinta Kaisar Iblis

    Seketika setelah tubuh Arcelia luruh dalam pelukan Lucien, udara di sekeliling pecah oleh cahaya merah keemasan. Waktu seperti membeku. Angin berhenti berhembus. Bunga-bunga ilusi terbakar dalam sekejap dan runtuh menjadi abu. Dalam satu kilatan cahaya, sosok Azrael muncul—mata menyala menyimpan badai, jubahnya mengepul seperti kabut neraka yang murka.Tanpa suara, tanpa ancaman. Tapi atmosfer hancur dalam kehadirannya.Lucien terlempar ke belakang sebelum sempat berkata apapun, dan tubuh Arcelia melayang ke dalam pelukan Azrael. Dengan satu tangan, ia menahan kepala Arcelia agar bersandar di dadanya, sementara tangan lainnya membungkus pinggangnya, menyalurkan sihir perlindungan yang nyaris menyerupai doa.“Arcelia... Ratuku...” bisiknya, lebih lirih dari biasanya. Suara itu pecah. Lain dari Azrael yang agung dan tak tergoyahkan.Arcelia bisa mendengarkan suara itu penuh sarat akan rasa khawatir dan ketakutan, seorang penguasa seperti Azrael yang tidak kenal rasa takut merasa ketaku

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Hanyut Dalam Semu

    Cahaya lilin menggoyang di dinding, mengukir bayangan panjang di antara rak-rak buku tua. Arcelia duduk bersila di lantai, gulungan kitab terbuka di hadapannya, namun matanya tidak membaca. Tangan gemetar pelan, sementara pikirannya berputar di luar kendali.Bayangan wajah Lucien hadir kembali—tatapan matanya saat mengatakan, “Aku hanya ingin kau bebas memilih.”Kalimat itu menghantam lebih dalam dari yang ia sadari.Arcelia menarik napas, mengingat kejadian beberapa hari lalu, saat ia nyaris jatuh dari balkon istana akibat gangguan energi liar dari dalam dirinya sendiri. Semua iblis hanya menatap... kecuali Lucien.Lucien yang melesat lebih cepat dari penjaga mana pun, memeluknya erat dalam lompatan terbalik, dan jatuh bersamanya sambil memutar tubuh agar Arcelia mendarat di atas tubuhnya, bukan lantai batu.“Kalau kau mati, siapa yang akan memberiku alasan untuk tetap melawan Ayah?” katanya sambil menahan luka di punggungnya, masih sempat tersenyum kecil.Lucien yang selalu datang t

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Keraguan

    Malam kembali menyelimuti istana. Setelah kejadian pagi itu, Arcelia menarik diri. Ia tidak kembali ke kamarnya bersama Kaisar, melainkan berjalan sendirian menyusuri lorong-lorong sunyi menuju ruang bawah tanah istana—tempat yang jarang dikunjungi, bahkan oleh para iblis sendiri. Ada bisikan dalam dirinya yang membawanya ke sana. Bisikan yang tidak berasal dari luar... tapi dari dalam dirinya sendiri.Langkahnya berhenti di hadapan dinding batu yang terlihat biasa, namun entah bagaimana, Arcelia tahu ada sesuatu di baliknya. Ia menyentuh permukaan kasar itu, dan seketika, retakan cahaya keperakan muncul, membentuk pola rumit yang berputar dan menyala, seolah merespon sentuhan yang telah ditunggu selama berabad-abad.Dengan suara berat, dinding itu terbelah. Udara di baliknya terasa jauh lebih tua... lebih kuno. Di dalam ruangan yang tersembunyi itu, ada lingkaran sihir tak dikenal, berbeda dari semua yang pernah Arcelia lihat di dunia iblis. Dan di tengahnya—sebuah cermin besar, deng

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Bisik Malam

    Angin malam mengusap lembut tirai tipis yang menari di jendela terbuka kamar kerajaan. Sisa cahaya merah dari Purnama Api masih menggantung di langit, menciptakan semburat kemerahan yang samar di lantai batu hitam yang dingin. Udara masih mengandung sisa aroma wewangian ritual, campuran bunga dan sesuatu yang nyaris tak terjelaskan… seperti roh lama yang baru saja dilepaskan.Arcelia duduk di tepi ranjang besar yang berkanopi, rambutnya masih basah dan terurai, beberapa helai menempel di kulit lehernya yang pucat. Ia mengenakan jubah tipis yang diberikan pelayan, namun tubuhnya masih terasa hangat oleh air ritual. Bukan hanya tubuhnya—jiwanya juga. Ada semacam keheningan dalam dirinya, tetapi bukan yang kosong. Lebih seperti... keheningan setelah badai.Kaisar berdiri tak jauh darinya, diam dalam bayang-bayang ruangan, masih mengenakan jubah ritualnya yang kini sedikit basah oleh embun malam. Sorot matanya menatap Arcelia lama, seakan mempelajari sesuatu yang baru dalam diri perempuan

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Purnama Api

    Langkah Arcelia melambat ketika suara para pelayan terdengar dari balik dinding aula utama. Mereka membicarakan tentang Purnama Api yang akan datang malam ini—perayaan sakral yang hanya terjadi sekali dalam seratus tahun. Arcelia memicingkan mata, mendengarkan dengan hati-hati, hingga namanya disebut.“…Ratu harus memimpin ritus pembersihan,” bisik salah satu pelayan perempuan.“Ya, dan katanya Purnama Api ini sangat penting bagi kekuatan kerajaan iblis. Kalau sampai gagal, bisa membawa petaka…” sahut pelayan lainnya, suaranya hampir gemetar.Arcelia langsung mengalihkan langkah, tidak jadi menuju taman seperti rencananya. Ia menuju ruang singgasana, tempat Kaisar biasanya menyendiri saat senja menjelang.Pintu berat berukir itu terbuka tanpa harus disentuh. Kaisar, duduk di atas singgasananya yang menjulang, memandang lurus ke arahnya begitu Arcelia masuk.Arcelia memasuki aula itu dengan langkah tergesa-gesa, mirip seorang anak kecil yang sedang menuntut janji dari Ayahnya.“Aku ing

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Pangeran dan Intrik

    Di bawah cahaya rembulan yang menerangi langit kerajaan iblis, Pangeran Kael berdiri tegap di hadapan Arcelia. Angin malam berhembus lembut, menggoyangkan helaian rambutnya yang keemasan, menciptakan kontras yang luar biasa dengan matanya yang berkilat penuh tekad.Arcelia menatapnya dengan kebingungan, merasa ada sesuatu yang berbeda malam ini. Biasanya, Kael adalah sosok yang penuh canda, pria yang suka menggoda dengan senyum nakalnya. Namun kali ini, aura yang ia pancarkan begitu serius dan mendalam."Ratu Arcelia," suara baritonnya mengalun, menggetarkan hati Arcelia tanpa ia sadari."Ada apa, Kael?" Arcelia bertanya dengan suara pelan, matanya mencari jawaban dalam tatapan Pangeran Naga itu.Kael melangkah mendekat, mendekatkan tubuhnya yang tinggi dan kokoh. Kedua tangannya mengepal seolah ia sedang berusaha menahan sesuatu yang selama ini terpendam."Kau adalah pasangan takdirku," ucapnya, tanpa ragu sedikit pun.Jantung Arcelia seakan berhenti berdetak sejenak. Kata-kata itu t

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Cemburu

    Suara itu sarat dengan wibawa dan kekuasaan, menggema di sepanjang koridor."Ratu."Arcelia bahkan tidak perlu menoleh untuk mengetahui siapa pemilik suara itu. Suara bariton yang begitu berkarisma, membuat udara seolah berhenti bergetar. Hanya ada satu orang yang bisa memanggilnya dengan nada sekaku itu, penuh klaim dan kepemilikan. Kaisar.Lucien yang berada di sisinya menegang sejenak, lalu dengan gerakan santai yang disengaja, ia berbalik, menampilkan senyum tenangnya seperti biasanya. "Kaisar, betapa beruntungnya kita bisa bertemu di sini," ucapnya dengan nada manis yang terdengar menggoda.Arcelia, yang semula masih menikmati obrolannya dengan Lucien, tiba-tiba merasa tubuhnya menggigil sedikit. Bukan karena dingin, melainkan karena tatapan Kaisar yang kini tertuju padanya. Mata merah gelapnya bersinar tajam, menyorot dengan intensitas yang membuat Arcelia merasa seakan-akan ia sedang dipenjara oleh kehadiran Kaisar sendiri.Tanpa berkata apa pun, Kaisar melangkah maju, aura ibli

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Rayuan Para Pangeran

    Arcelia berjalan pelan di taman istana yang diterangi cahaya bulan pucat. Angin malam berembus lembut, membawa aroma bunga malam yang merekah di sekelilingnya. Langkahnya terhenti ketika ia merasakan sebuah kehadiran yang familiar, aura yang dingin namun menggoda."Ratu yang anggun, mengapa berjalan sendirian di malam seperti ini? Tidakkah kau takut ada makhluk yang ingin mencuri kecantikanmu?" Suara dalam itu menggema di telinganya, diiringi dengan desir angin yang seolah berbisik di antara dedaunan.Arcelia menoleh dan mendapati Pangeran Lucien berdiri di bawah bayangan pohon besar, sorot matanya tajam namun penuh ketertarikan. Wajahnya yang sempurna dalam cahaya bulan terlihat lebih memesona dari biasanya. Ada senyum tipis di bibirnya, senyum yang seakan menyimpan banyak rahasia."Aku tidak takut, Pangeran Lucien. Lagipula, siapa yang berani menyentuh Ratu Iblis?" balas Arcelia dengan nada menggoda, namun dalam hatinya, ada debaran halus yang mulai ia rasakan.Lucien melangkah mende

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status