Share

Malam Pengantin

Author: Strawberry
last update Last Updated: 2025-02-27 08:33:01

Kamar pengantin itu gelap, hanya diterangi cahaya redup dari lilin yang terpasang di sekeliling ruangan. Di luar, malam di kerajaan iblis sangat sunyi, hanya terdengar desiran angin yang menerobos celah-celah istana batu tua yang sudah berusia ratusan ribuan tahun. Ruangan itu terasa berat, penuh dengan aura yang tak terjelaskan, seolah seluruh dunia luar tidak ada, hanya ada mereka berdua.

 Kaisar Azrael berdiri tegap di sisi ranjang besar, mengenakan jubah hitam yang berkilau di bawah cahaya lilin. Wajahnya, dingin dan tak terjamah, memandang Arcelia dengan tatapan yang penuh makna. Namun, di balik ekspresi itu, ada sesuatu yang tak terungkapkan, semacam keinginan yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang benar-benar memahami dunia iblis.

 Arcelia, dengan pakaian pengantin yang sederhana namun elegan, merasa seluruh tubuhnya tegang. Semua yang terjadi begitu cepat, terlalu cepat. Namun, ada sesuatu dalam dirinya yang membawanya untuk tetap bertahan. Naluri alaminya, yang selama ini ia tak sadari, mulai terbangun. Ketegangan di udara antara mereka terasa nyata, dan ia merasa bahwa malam ini adalah malam yang akan mengubah hidupnya selamanya.

 "Jangan takut," suara Azrael terdengar lembut, namun penuh otoritas, membelai udara di sekitar mereka. "Aku adalah takdirmu, Arcelia. Dan ini adalah takdir kita. Aku tidak akan menyakitimu"

 Arcelia menelan ludah, tubuhnya sedikit gemetar. Meski wajah Kaisar itu tetap dingin, sepasang mata peraknya menyimpan sesuatu yang lebih dalam—sebuah kehangatan yang begitu kuat, hampir membakar. Dalam sekejap, ia merasakan sesuatu yang asing namun menyentuh inti dirinya, sesuatu yang membuatnya merasa terhubung dengan dunia iblis.

 Azrael melangkah mendekat, mengangkat dagu Arcelia dengan telunjuknya yang dingin. Dia memandangnya, mencari sesuatu yang hanya bisa dilihat oleh seorang Kaisar iblis—sesuatu yang jauh melampaui fisik, sesuatu yang berada di dalam hati.

 "Saat ini, kamu bukan hanya wanita biasa," kata Azrael dengan suara rendah, namun ada sedikit kelembutan yang tidak ia tunjukkan kepada siapa pun. "Kamu adalah Ratu kami. Dan malam ini, aku ingin melihat apakah kamu memang diciptakan untuk kami."

 Arcelia merasakan debaran yang kuat di dadanya, seperti ada sesuatu yang sedang terbuka, mengalir bebas. Meski hatinya terombang-ambing, ia tahu bahwa ini adalah ujian terbesar dalam hidupnya. Namun, ada ketenangan yang mengalir dalam dirinya—sesuatu yang membuatnya bisa menghadapinya dengan keberanian yang baru ia temukan.

 Tanpa kata-kata lebih, Azrael menariknya lebih dekat. Suhu tubuh Kaisar itu jauh lebih panas daripada yang ia bayangkan—membakar setiap sentuhan, setiap tatapan. Arcelia bisa merasakan kontradiksi antara keteguhan dan kehangatan yang tidak bisa ia pahami sepenuhnya. Tangan Kaisar itu, yang sebelumnya terasa seperti es, kini menjadi api yang tak terbendung.

Kaisar Azrael membenamkan ciuman yang sangat panas dan bergairah di bibir Arcelia, ciuman itu sangat buas, lebih buas dari yang dia dapatkan saat ritual pernikahan tadi, dia benar-benar iblis.

 Dengan sangat kuat, sekali tarik semua pakaian sang Ratu terkoyak dan luruh berserakan di lantai. Sang Kaisar berkuasa penuh akan tubuh sang Ratu. Dia memberikan sentuhan dengan tangan, jari dan lidahnya di setiap inci tubuh sang Ratu.

Tubuh Sang Ratu bergetar hebat karena lidah sang Kaisar yang sangat kasar memberikan sensasi membakar, entah berapa kali dia harus membusungkan dada dan mengejang karena dorongan kuat di bawah perutnya yang memaksa keluar, sesuatu yang hangat, berdenyut dan membuat nafasnya terengah.

Tapi, Sang Kaisar belum puas.

Untungnya, meski Arcelia merasa kuwalahan, nalurinya berjalan dengan sendirinya, membuatnya tetap bergerak seiring Kaisar. Ada sebuah tarian alami, meski ia merasa dunia di sekelilingnya mengabur. Setiap sentuhan, setiap bisikan Kaisar terasa seperti api yang membakar sekaligus memberikan kekuatan baru. Arcelia merasa ada ikatan yang tumbuh, sesuatu yang lebih dari sekadar fisik, tetapi juga sesuatu yang jauh lebih dalam—sebuah koneksi yang mengalir melalui darah dan takdir mereka.

 Saat mereka berada dalam momen itu, Azrael berhenti sejenak, menatap Arcelia dengan penuh penilaian. "Kamu lebih dari yang aku duga," katanya dengan suara yang lebih lembut, penuh kekaguman. "Ratu kami, bukan hanya karena takdirmu. Tetapi karena keberanian dan kekuatanmu."

 Arcelia merasa dirinya dipenuhi dengan campuran emosi yang membingungkan—takut, terpesona, dan dihargai sekaligus. Dalam hening yang mengikutinya, ia tahu bahwa ini bukanlah akhir dari perjalanan mereka, tetapi awal dari sebuah cerita yang jauh lebih besar.

 Kaisar Azrael terus bergerak kasar di bawahnya sambil menghujam miliknya yang sangat penuh dan besar, Arcelia belum pernah melihat satupun milik pria tapi saat ini dia benar-benar bisa merasakan hal itu, dia hanya merasakan sakit di awal selebihnya hanya kenikmatan. Rasanya seperti terbang.

 Kaisar Azrael menatapnya, dan meskipun ia masih kaisar yang tidak mudah dipahami, ada sesuatu yang tak terucapkan di dalam hatinya—sebuah keyakinan bahwa, dalam diri Arcelia, ia telah menemukan lebih dari sekadar Ratu. Ia telah menemukan mitos yang hidup, dan mungkin, itu adalah takdir yang lebih besar dari apa pun yang pernah ia bayangkan.

 "Ratu kamu sangat hebat" decih sang kaisar membenamkan miliknya pada sang Ratu sekali lagi sehingga sang Ratu menjerit, bukan kesakitan tapi karena sangat enak. Tatapan mata sang Ratu sangat sayu.

 Dalam hati Arcelia membenarkan apa kata teman-temannya saat mandi si sungai lelaki yang dingin itu sangat panas saat di ranjang. Saat itu, Arcelia hanya gadis polos yang tidak paham apa maksudnya panas dan dingin yang mereka maksud.

 "Ah.....Kaisar....Kaisar, bisa lebih cepat...." Permintaan itu seperti perintah bagi Kaisar yang menikmati wajah dan seluruh kulit sang Ratu yang memerah, Kaisar Azrael masih bisa melihat dengan jelas di bawah temaram lilin yang menggantung di atas atap di sela-sela kelambu merah ranjang pengantinnya.

 Gerakan cepat sang Kaisar ternyata semakin menghentak dan keras membuat sang Ratu berteriak, sehingga para pengawal yang berada di depan gerbang kamar pun dapat mendengar betapa hebatnya sang Kaisar. Mereka panas dingin dibuatnya.

 "Ah,...Ratuku....."jerit Kaisar meneriakkan nama Ratu dengan kuat, semburan benih sang Kaisar dapat sang Ratu rasakan sangat hangat.

 Meski sudah bermain selama itu, Kaisar sangatlah kuat, dia tidak terjatuh lemas. Dia masih tetap dengan posisinya, lututnya bertumpu di ranjang di antara pangkal kaki Ratu dengan miliknya yang masih membenam.

 Di dalam sebuah buku, cerita yang pernah Arcelia baja seorang kaisar biasanya melakukan malam pertamanya dengan Ratunya hanya sebagai ritual setelah menyembur satu kali maka Kaisar akan meninggalkan Ratunya sendirian di kamar, lalu dimandikan para dayang. 

 Ternyata Kaisar ini beda, dia masih tidak beranjak, tangannya membelai paha sang Ratu yang masih sibuk mengatur nafasnya.

 "Kamu sangat cantik, Ratuku!" Puji sang Kaisar yang dingin.

 "Terima kasih, Yang Mulia!" Ucap sang Ratu yang kini nafasnya mulai teratur.

Kaisar menarik dirinya dengan barangnya yang masih tegak, Arcelia masih belum tahu harus bagaimana. Dia kecewa karena ternyata dia menginginkan Kaisar lagi.

 Seakan Kaisar dapat membaca kegelisahan Ratunya, dia menawari sesuatu yang membuat pipi sang Ratu merona.

 Kaisar duduk di tepi kasur, "duduklah di sini dan masukkan milikmu, kamu akan menyukainya" itu sebuah perintah yang memalukan tapi Arcelia melakukannya juga, dan benar kata Kaisar, nikmat yang dirasakannya berkali-kali lipat. "Bergeraklah, biarkan aku menikmati minumanku ini" ujarnya menikmati pucuk dada Arcilia yang mengacung sempurna.

 Arcelia tidak bisa menahan suaranya kembali, lebih keras dari yang tadi. Apalagi dengan permainan lidah sang Kaisar di dadanya juga gigi tajamnya yang menggigit kecil itu.

Kaisar memutar tubuh Arcelia hingga kini membelakangi sang Kaisar di sini jeritan kerasnya seperti memenuhi seluruh istana iblis, mereka tidak tahu sejak mendengarnya jeritan kenikmatan sang Ratu ada satu pangeran yang tiba-tiba saja terobsesi ingin memiliki sang ratu sendirian. Dia tidak akan rela berbagi dengan siapapun.

Dia membayangkan bahwa dirinya kini adalah kaisar. Karena hanya Kaisar yang dapat menikmati tubuh sang ratu tanpa batas, sedang mereka hanya di hari yang sudah ditentukan karena Ratu tetaplah hak mutlak Kaisar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Doa Paman Liam

    Malam sudah lewat tengah, tapi rumah tua itu masih dihantui oleh bayangan gelap. Cahaya lampu minyak yang redup berkelip di sudut ruangan, menciptakan bayangan yang menari-nari di dinding yang penuh retakan. Udara dingin merayap masuk melalui celah-celah kayu yang rapuh, menguarkan aroma lembab dan apak yang sudah menjadi bagian dari tempat itu.Bibi Marla berjalan cepat di sepanjang lorong sempit yang dipenuhi debu. Wajahnya yang dipenuhi keriput terlihat semakin menegang saat matanya memandang pintu gudang yang setengah terbuka namun berantakan seperti habis ada badai besar yang menghantam.Dadanya naik-turun dalam kegelisahan, dan tangannya yang kasar menarik pintu dengan kasar, hingga engsel tua itu mengeluarkan bunyi derit yang menusuk telinga.Kosong. Melihat itu kebenciannya kepada Arcelia semakin menggunung, gara-gara Arcelia dia harus kehilangan dua anak gadisnya.Marla mengedarkan pandangan, seolah berharap bahwa keponakannya yang malang itu sedang bersembunyi di balik peti-p

    Last Updated : 2025-02-27
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Menjadi Ratu Iblis

    Kelopak mata Arcelia terbuka sepenuhnya, dan nafasnya sedikit tertahan saat ia menyadari dimana dirinya berada.Ia terbaring di atas ranjang besar dengan tirai sutra yang menjuntai lembut di sekelilingnya. Cahaya temaram lilin berpendar samar, menciptakan bayangan-bayangan halus di dinding berukir indah. Udara di ruangan itu terasa hangat, dipenuhi aroma samar dupa yang membuai.Namun yang paling mengejutkan bukanlah kemewahan ruangan itu.Melainkan tubuh pria yang tengah mendekapnya erat.Kaisar.Arcelia menelan ludahnya, jantungnya berdetak lebih cepat saat menyadari dirinya terjebak dalam pelukan pria itu—pria yang kini menjadi suaminya, Kaisar Azrael. ‘Oh tidak, begini rasanya dipeluk dengan penuh minat!’Dada bidangnya yang telanjang terasa begitu hangat di kulitnya, keras dan kuat, seakan tubuh itu terbuat dari batu. Nafasnya yang dalam dan teratur terdengar di dekat telinganya, menghembuskan udara hangat ke lehernya, membuatnya menggigil tanpa sebab.Jemari Arcelia tanpa sadar t

    Last Updated : 2025-02-27
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Jamuan Makan

    Aula perjamuan kerajaan iblis begitu megah, dengan langit-langit tinggi yang dihiasi ukiran kuno bercahaya merah samar. Cahaya dari ribuan lilin mengambang di udara memberikan sentuhan dramatis, sementara meja panjang di tengah ruangan dipenuhi hidangan mewah yang mengepulkan aroma menggoda. Para bangsawan dan anggota keluarga kerajaan telah duduk di tempat mereka masing-masing, mengenakan jubah hitam dan merah dengan sulaman emas yang melambangkan status mereka. Namun, tak satupun dari mereka lebih mencolok dibandingkan sembilan pangeran iblis yang duduk dengan anggun di tempat kehormatan mereka. Dan di antara mereka, sang Kaisar duduk di singgasana tertinggi, dengan tatapan tajam yang tak pernah lepas dari satu sosok—Arcelia.Arcelia sendiri masih menyesuaikan diri dengan segala perhatian yang tertuju padanya. Malam ini, ia mengenakan gaun hitam dengan aksen merah darah, membalut tubuhnya dengan sempurna tanpa kehilangan sentuhan anggun seorang ratu. Mahkota peraknya berkilauan di

    Last Updated : 2025-02-27
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Arcelia Si Ratu Iblis

    Arcelia menyentuh kelopak bunga yang terasa lebih lembut dari sutra, matanya berkilat dengan rasa ingin tahu. Dunia ini begitu asing, begitu berbeda… tetapi juga begitu menarik. Pernikahannya dengan Kaisar masih terasa seperti mimpi. Ia menikmati kebersamaan mereka di malam hari—saat Kaisar membawanya ke dalam kehangatan yang penuh gairah, membuatnya lupa bahwa di siang hari, hubungan mereka tidak lebih dari sebuah ikatan yang diatur oleh takdir. Dan justru karena itu, ia tidak mengerti kenapa Kaisar melarangnya untuk terlalu dekat dengan para pangeran.Sembilan pangeran itu lahir dari ibu yang berbeda, tapi tetap saja itu anak-anak kaisar. "Apa dia cemburu?" gumamnya pelan. Namun, saat itu juga, sebuah suara lembut namun dalam menyapa telinganya. "Apakah Ratu sedang memikirkan seseorang?. Arcelia tersentak dan menoleh cepat. Di sana, berdiri Kael, Pangeran Serigala. Pangeran itu mengenakan pakaian kasual yang lebih ringan dibandingkan jubah kerajaan yang biasa ia lihat. Rambut

    Last Updated : 2025-02-27
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Kaisar Yang Perkasa

    dan merah darah. Tubuhnya terasa berat, napasnya masih tersengal-sengal, dan pikirannya berputar seperti kabut yang belum menghilang sepenuhnya. Sisa-sisa kehangatan masih melekat di kulitnya, sensasi membara yang ditinggalkan Kaisar Azrael belum sepenuhnya pudar.Suara langkah Kaisar mendekat, mantap dan tanpa ragu. Arcelia merasakan sentuhan hangat dan kuat di pinggangnya sebelum tubuhnya terangkat dengan mudah ke dalam pelukan Kaisar. Ia terkejut, tapi tak memiliki tenaga untuk melawan. Dada telanjangnya yang keras terasa begitu dekat, memberikan kenyamanan sekaligus ketegangan dalam satu waktu.Arcelia hanya bisa menyandarkan kepalanya ke bahu Kaisar saat ia membawanya menuju ruangan lain yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Aroma lembut mawar dan rempah-rempah memenuhi udara, menenangkan saraf-saraf yang masih tegang.Di hadapannya terbentang sebuah kolam besar, berisi air berwarna keperakan yang berkilau di bawah cahaya redup. Kelopak mawar terapung di permukaannya, menciptaka

    Last Updated : 2025-03-02
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Ramalan Ratu Iblis

    Arcelia menyusuri lembaran buku dengan hati-hati. Cahaya lilin yang temaram menciptakan bayangan di dinding, membentuk sosok-sosok misterius yang seakan mengawasinya. Setiap halaman yang ia baca semakin menariknya ke dalam misteri yang lebih dalam.Matanya membelalak ketika ia menemukan sebuah buku tua yang berbeda dari yang lain. Sampulnya terbuat dari kulit hitam yang telah menua, dengan ukiran emas yang hampir memudar. Jelas, ini adalah buku kuno, mungkin lebih tua dari banyak sejarah yang ia ketahui di dunia manusia. Dengan hati-hati, ia membuka halaman pertama dan mendapati huruf-huruf yang ditulis dengan tinta merah tua—seakan darah yang membeku di atas kertas.Semakin ia membaca, semakin jantungnya berdetak lebih cepat.‘Ramalan Sang Ratu: Penyelamat atau Pemusnah?’Tangan Arcelia sedikit bergetar saat ia melanjutkan membaca. Isinya bukan hanya tentang keberuntungan atau kejayaan, melainkan juga tentang kehancuran.‘Ia akan datang dari dunia manusia, dengan darah yang bercampur

    Last Updated : 2025-03-02
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Obsesi Para Pangeran

    Suasana di aula itu terasa lebih panas dari biasanya. Aula besar yang dipenuhi dengan ukiran hitam keperakan bersinar lembut dalam cahaya obor berwarna biru. Para pangeran duduk di sekeliling meja panjang dari batu obsidian, minuman berwarna merah gelap berputar dalam cawan mereka. Suasana tampak santai, namun ada ketegangan yang menggantung di udara.Pangeran Srigala, salah satu dari mereka yang paling liar dan berapi-api, bersandar dengan senyum penuh arti di wajahnya. Ia mengangkat cawannya, matanya berbinar dengan sesuatu yang berbahaya."Kalian semua sudah melihatnya, bukan? Ratu kita..." katanya dengan nada menggoda. "Cantik luar biasa. Wangi tubuhnya manis seperti bunga bulan, kulitnya sehalus sutra, dan tubuhnya... ah, sungguh sayang jika hanya satu pria yang bisa memilikinya."Beberapa pangeran tertawa pelan, saling bertukar pandang. Mereka tidak bisa menyangkal, Ratu yang baru memang memiliki daya tarik yang tidak bisa disangkal oleh siapa pun. Namun, mereka juga tahu siapa

    Last Updated : 2025-03-03
  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Tukang Intip

    Uap hangat dari pemandian masih menyelimuti permukaan air ketika Arcelia mengangkat wajahnya. Aroma bunga dan rempah khas istana iblis menguar, menciptakan suasana yang begitu tenang dan mendamaikan. Namun, ketenangan itu hanya berlangsung sesaat. Tatapan matanya menangkap sosok tegap yang melangkah mendekat dengan penuh wibawa.Kaisar.Arcelia sontak membatu, lalu dengan cepat naik ke permukaan, membuat air beriak mengikuti gerakannya yang tiba-tiba. Kulitnya yang bening berkilauan terkena cahaya lilin-lilin yang mengapung di permukaan air, menambah aura menakjubkan yang secara alami terpancar darinya. Napasnya sedikit memburu saat menatap Kaisar yang kini berdiri di tepi pemandian dengan sebuah jubah sutra hitam keperakan di tangannya.Tatapan matanya dalam dan penuh tuntutan, namun ada kehangatan yang tersembunyi di sana. Tanpa sepatah kata pun, ia mengulurkan jubah itu, seakan memberi perintah tanpa suara. Arcelia menggigit bibirnya, lalu meraih jubah itu dengan tangan yang masih b

    Last Updated : 2025-03-03

Latest chapter

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Pertentangan Azrael dan Lucien

    Lorong Rahasia di Istana Bayangan – Malam HariLorong itu dipenuhi dinding hitam berurat merah tua, seperti akar hidup yang berdenyut perlahan. Obor magis membakar biru redup, menciptakan bayangan panjang yang menari di batu-batu tua. Lucien melangkah pelan, mengikuti aroma samar lavender bercampur asap sihir.Di ujung lorong, sebuah ruangan terbuka, dipenuhi permadani tua dan rak-rak berisi gulungan sejarah yang tidak pernah dibaca lagi. Di tengah ruangan, seorang wanita duduk di singgasananya sendiri—bukan dari emas, tapi dari akar dan kristal yang hidup. Kulitnya pucat kehijauan, rambutnya keperakan dengan sulur hitam halus, dan matanya berkilau seperti mata elf kuno.“Lucien.”Suara wanita itu dalam, rendah, tapi menggoda. Bukan seperti ibu—lebih seperti seorang ratu yang bicara pada pion favoritnya.Lucien mengerutkan alis. “Kenapa kau memanggilku ke tempat ini, Duquesa?”Duquesa adalah pelindung Lucien, selama ini Lucien mengenalnya sebagai seseorang yang merawat dan menjaganya.

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Cinta Kaisar Iblis

    Seketika setelah tubuh Arcelia luruh dalam pelukan Lucien, udara di sekeliling pecah oleh cahaya merah keemasan. Waktu seperti membeku. Angin berhenti berhembus. Bunga-bunga ilusi terbakar dalam sekejap dan runtuh menjadi abu. Dalam satu kilatan cahaya, sosok Azrael muncul—mata menyala menyimpan badai, jubahnya mengepul seperti kabut neraka yang murka.Tanpa suara, tanpa ancaman. Tapi atmosfer hancur dalam kehadirannya.Lucien terlempar ke belakang sebelum sempat berkata apapun, dan tubuh Arcelia melayang ke dalam pelukan Azrael. Dengan satu tangan, ia menahan kepala Arcelia agar bersandar di dadanya, sementara tangan lainnya membungkus pinggangnya, menyalurkan sihir perlindungan yang nyaris menyerupai doa.“Arcelia... Ratuku...” bisiknya, lebih lirih dari biasanya. Suara itu pecah. Lain dari Azrael yang agung dan tak tergoyahkan.Arcelia bisa mendengarkan suara itu penuh sarat akan rasa khawatir dan ketakutan, seorang penguasa seperti Azrael yang tidak kenal rasa takut merasa ketaku

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Hanyut Dalam Semu

    Cahaya lilin menggoyang di dinding, mengukir bayangan panjang di antara rak-rak buku tua. Arcelia duduk bersila di lantai, gulungan kitab terbuka di hadapannya, namun matanya tidak membaca. Tangan gemetar pelan, sementara pikirannya berputar di luar kendali.Bayangan wajah Lucien hadir kembali—tatapan matanya saat mengatakan, “Aku hanya ingin kau bebas memilih.”Kalimat itu menghantam lebih dalam dari yang ia sadari.Arcelia menarik napas, mengingat kejadian beberapa hari lalu, saat ia nyaris jatuh dari balkon istana akibat gangguan energi liar dari dalam dirinya sendiri. Semua iblis hanya menatap... kecuali Lucien.Lucien yang melesat lebih cepat dari penjaga mana pun, memeluknya erat dalam lompatan terbalik, dan jatuh bersamanya sambil memutar tubuh agar Arcelia mendarat di atas tubuhnya, bukan lantai batu.“Kalau kau mati, siapa yang akan memberiku alasan untuk tetap melawan Ayah?” katanya sambil menahan luka di punggungnya, masih sempat tersenyum kecil.Lucien yang selalu datang t

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Keraguan

    Malam kembali menyelimuti istana. Setelah kejadian pagi itu, Arcelia menarik diri. Ia tidak kembali ke kamarnya bersama Kaisar, melainkan berjalan sendirian menyusuri lorong-lorong sunyi menuju ruang bawah tanah istana—tempat yang jarang dikunjungi, bahkan oleh para iblis sendiri. Ada bisikan dalam dirinya yang membawanya ke sana. Bisikan yang tidak berasal dari luar... tapi dari dalam dirinya sendiri.Langkahnya berhenti di hadapan dinding batu yang terlihat biasa, namun entah bagaimana, Arcelia tahu ada sesuatu di baliknya. Ia menyentuh permukaan kasar itu, dan seketika, retakan cahaya keperakan muncul, membentuk pola rumit yang berputar dan menyala, seolah merespon sentuhan yang telah ditunggu selama berabad-abad.Dengan suara berat, dinding itu terbelah. Udara di baliknya terasa jauh lebih tua... lebih kuno. Di dalam ruangan yang tersembunyi itu, ada lingkaran sihir tak dikenal, berbeda dari semua yang pernah Arcelia lihat di dunia iblis. Dan di tengahnya—sebuah cermin besar, deng

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Bisik Malam

    Angin malam mengusap lembut tirai tipis yang menari di jendela terbuka kamar kerajaan. Sisa cahaya merah dari Purnama Api masih menggantung di langit, menciptakan semburat kemerahan yang samar di lantai batu hitam yang dingin. Udara masih mengandung sisa aroma wewangian ritual, campuran bunga dan sesuatu yang nyaris tak terjelaskan… seperti roh lama yang baru saja dilepaskan.Arcelia duduk di tepi ranjang besar yang berkanopi, rambutnya masih basah dan terurai, beberapa helai menempel di kulit lehernya yang pucat. Ia mengenakan jubah tipis yang diberikan pelayan, namun tubuhnya masih terasa hangat oleh air ritual. Bukan hanya tubuhnya—jiwanya juga. Ada semacam keheningan dalam dirinya, tetapi bukan yang kosong. Lebih seperti... keheningan setelah badai.Kaisar berdiri tak jauh darinya, diam dalam bayang-bayang ruangan, masih mengenakan jubah ritualnya yang kini sedikit basah oleh embun malam. Sorot matanya menatap Arcelia lama, seakan mempelajari sesuatu yang baru dalam diri perempuan

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Purnama Api

    Langkah Arcelia melambat ketika suara para pelayan terdengar dari balik dinding aula utama. Mereka membicarakan tentang Purnama Api yang akan datang malam ini—perayaan sakral yang hanya terjadi sekali dalam seratus tahun. Arcelia memicingkan mata, mendengarkan dengan hati-hati, hingga namanya disebut.“…Ratu harus memimpin ritus pembersihan,” bisik salah satu pelayan perempuan.“Ya, dan katanya Purnama Api ini sangat penting bagi kekuatan kerajaan iblis. Kalau sampai gagal, bisa membawa petaka…” sahut pelayan lainnya, suaranya hampir gemetar.Arcelia langsung mengalihkan langkah, tidak jadi menuju taman seperti rencananya. Ia menuju ruang singgasana, tempat Kaisar biasanya menyendiri saat senja menjelang.Pintu berat berukir itu terbuka tanpa harus disentuh. Kaisar, duduk di atas singgasananya yang menjulang, memandang lurus ke arahnya begitu Arcelia masuk.Arcelia memasuki aula itu dengan langkah tergesa-gesa, mirip seorang anak kecil yang sedang menuntut janji dari Ayahnya.“Aku ing

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Pangeran dan Intrik

    Di bawah cahaya rembulan yang menerangi langit kerajaan iblis, Pangeran Kael berdiri tegap di hadapan Arcelia. Angin malam berhembus lembut, menggoyangkan helaian rambutnya yang keemasan, menciptakan kontras yang luar biasa dengan matanya yang berkilat penuh tekad.Arcelia menatapnya dengan kebingungan, merasa ada sesuatu yang berbeda malam ini. Biasanya, Kael adalah sosok yang penuh canda, pria yang suka menggoda dengan senyum nakalnya. Namun kali ini, aura yang ia pancarkan begitu serius dan mendalam."Ratu Arcelia," suara baritonnya mengalun, menggetarkan hati Arcelia tanpa ia sadari."Ada apa, Kael?" Arcelia bertanya dengan suara pelan, matanya mencari jawaban dalam tatapan Pangeran Naga itu.Kael melangkah mendekat, mendekatkan tubuhnya yang tinggi dan kokoh. Kedua tangannya mengepal seolah ia sedang berusaha menahan sesuatu yang selama ini terpendam."Kau adalah pasangan takdirku," ucapnya, tanpa ragu sedikit pun.Jantung Arcelia seakan berhenti berdetak sejenak. Kata-kata itu t

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Cemburu

    Suara itu sarat dengan wibawa dan kekuasaan, menggema di sepanjang koridor."Ratu."Arcelia bahkan tidak perlu menoleh untuk mengetahui siapa pemilik suara itu. Suara bariton yang begitu berkarisma, membuat udara seolah berhenti bergetar. Hanya ada satu orang yang bisa memanggilnya dengan nada sekaku itu, penuh klaim dan kepemilikan. Kaisar.Lucien yang berada di sisinya menegang sejenak, lalu dengan gerakan santai yang disengaja, ia berbalik, menampilkan senyum tenangnya seperti biasanya. "Kaisar, betapa beruntungnya kita bisa bertemu di sini," ucapnya dengan nada manis yang terdengar menggoda.Arcelia, yang semula masih menikmati obrolannya dengan Lucien, tiba-tiba merasa tubuhnya menggigil sedikit. Bukan karena dingin, melainkan karena tatapan Kaisar yang kini tertuju padanya. Mata merah gelapnya bersinar tajam, menyorot dengan intensitas yang membuat Arcelia merasa seakan-akan ia sedang dipenjara oleh kehadiran Kaisar sendiri.Tanpa berkata apa pun, Kaisar melangkah maju, aura ibli

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Rayuan Para Pangeran

    Arcelia berjalan pelan di taman istana yang diterangi cahaya bulan pucat. Angin malam berembus lembut, membawa aroma bunga malam yang merekah di sekelilingnya. Langkahnya terhenti ketika ia merasakan sebuah kehadiran yang familiar, aura yang dingin namun menggoda."Ratu yang anggun, mengapa berjalan sendirian di malam seperti ini? Tidakkah kau takut ada makhluk yang ingin mencuri kecantikanmu?" Suara dalam itu menggema di telinganya, diiringi dengan desir angin yang seolah berbisik di antara dedaunan.Arcelia menoleh dan mendapati Pangeran Lucien berdiri di bawah bayangan pohon besar, sorot matanya tajam namun penuh ketertarikan. Wajahnya yang sempurna dalam cahaya bulan terlihat lebih memesona dari biasanya. Ada senyum tipis di bibirnya, senyum yang seakan menyimpan banyak rahasia."Aku tidak takut, Pangeran Lucien. Lagipula, siapa yang berani menyentuh Ratu Iblis?" balas Arcelia dengan nada menggoda, namun dalam hatinya, ada debaran halus yang mulai ia rasakan.Lucien melangkah mende

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status