Share

Tingkah Nakal Halwa

Penulis: Arrafina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-05 18:59:23

Apakah kau belum bersedia memaafkanku?" tanya Izzan menoleh ke arahnya.

"Aku sudah memaafkanmu, jadi lebih baik kau menjauh dari kami," jawabnya sedikit ketus.

"Sepertinya aku tidak bisa melakukan itu karena kau..." Izzan menjeda kalimatnya ketika mendengar sang kekasih memanggilnya.

Melihat dokter Halwa mendekati mereka maka itu kesempatan bagi Inayah untuk menjauhi Izzan, perempuan itu langsung melangkah masuk.

"I'm sorry dear, aku tak bisa menepati janji," tandas Halwa seraya memohon maaf.

Sebagai permohanan maafnya, maka gadis cantik berambut panjang itu langsung menggandeng sang kekasih untuk pergi dari rumah sakit, "Jujur saja aku sangat bosan sekali karena harus menangani banyak pasien malam ini," gumamnya sambil bergelayut manja di pundak Izzan.

"Itulah tugasmu sebagai dokter, Wa. Jadi kau tak perlu protes."

"Iya, sayang, malam ini kita makan malam di apartemenku saja, bagaimana?" tanya Halwa menoleh ke arah Izzan.

"Terserah kau saja, tapi sepertinya aku tak akan menginap karena besok akan ada pertemuan di sekolahku," jawabnya sambil membukakan pintu mobil untuk Halwa.

Halwa menganggukkan kepalanya bertanda setuju, meski terkadang Izzan menginap di apartemen kekasihnya namun sebagai cucu dari Al Fattah Shidiq, dia tahu batasan-batasan yang tak akan merugikan Halwa.

Hubungan keluarga Halwa dan Izzan memang sudah dekat sejak dulu. Setiba di apartemen, Halwa membuka pintu apaetemen dan mempersilahkan sang kekasih untuk masuk ke dalam.

"Kok sepi?! Kenapa Tante Hilda?" tanya Izzan kepada Halwa.

"Mama sedang pergi ke luar negeri beberapa hari untuk mengurus bisnisnya," jawab Halwa sambil menyodorkan segelass air putih kepada kekasihnya.

"Kau tunggulah di sini, aku akan memasak makanan yang enak untukmu."

Izzan hanya mengangguk pelan, menghempaskan pantatnya di sofa sambil menatap layar ponselnya. Untuk sesaat kemudian, Izzan menghela napas beratnya, "Maafkan aku, Kak? Aku belum bisa menyampaikan pesanmu kepada perempuan itu."

Pria tampan itu menggeser layar ponselnya dengan pelan menatap sebuah foto seorang pria yang tampan, matanya tiba-tiba saja berlinang melihat foto tersebut.

"Makanan sudah siap, ayo ke dapur sekarang, Zan." Halwa berteriak memanggil Izzan namun pria itu tak juga menghampirinya hingga membuat Halwa nampak heran apakah kekasihnya itu tertidur sehingga dia pun memeriksanya.

"Zan, ayo kita makan," ajaknya memanggil Izzan namun pria itu tak juga meresponnya hingga membuat Halwa mulai kesal dan berteriak. "Izzan.."

"Oh, ada apa, Wa?" ucap Izzan menoleh ke arah kekasihnya.

"Apa sih yang kau pikirkan hingga kau tak mendengar panggilanku?" tanya Halwa kesal.

"Aku hanya merindukan Kakakku," jawabnya beranjak dari duduknnya.

Mendengar Izzan menyebut kakak membuat Halwa paham betul siapa orang yang dirindukan oleh kekasihnya itu. "Aku paham tapi kau juga harus melanjutkan hidupmu, tidak baik bukan berlarut dalam kesedihan."

"Mari kita makan," ajnya smabil menarik tangan Izzan.

Gadis cantik itu mendudukkan Izzan di kursi makan seraya meletakkan sebuah piring di mejanya, "Apakah sudah cukup?" tanya Halwa melirik Izzan yang sedang menumpahkan nasi ke piring.

"Cukup, aku tidak ingin menjadi gendut nantinya," gurau Izzan tersenyum.

Suasana nampak senyap ketika mereka berdua melahap makan malam tersebut, sudah etrbiasa di dalam dua keluarga itu tak boleh makan sambil berbicara, setelahnya barulah Izzan bangun dari duduknya namun tangan Halwa menghentikannya.

"Zan, apakah kau akan serius dengan hubungan kita ini?" tanya gadis itu sangat penasaran.

"Tentu saja, mana mungkin aku tidak serius padamu."

"Kalau begitu..." Halwa beranjak dari duduknya dan langsung mendekati kekasihnya sembari menghempaskan pantatnya duduk dipangkuan Izzan.

Sontak saja hal itu membuat Izzan langsung bangun dan mendorong tubuh Halwa. "Apa-apaan kau, Wa?" ucapnya menaikkan sedikit ritme nada suaranya.

"Bukankah sebentar lagi aku akan menjadi istrimu jadi sangat wajar bukan bila aku bermanja padamu."

"Hubungan kita ini masih sekadar sepasang kekasih dan aku tidak mau menodai cinta kita ini," jawabnya ketus.

Melihat Izzan hendak membalikkan tubuhnya membuat Halwa spontan menarik tangannya. "Kau mau ke mana, Zan? Aku masih ingin berdua denganmu."

"Maaf, Wa. Sebaiknya aku pulang saja, terima kasih untuk makan malamnya."

Halwa berlari melihaat Izzan begitu cepat berjalan, menghadang langkahnya sambil bertanya sesuatu hal, "Apakah kau kecewa padaku, Zan?"

"Sepertinya aku tak perlu menjawabnya karena kau sudah tahu pasti jawabannya namun harus kau ingat satu hal, jika sikapmu begini terus maka jangan salahkan aku bila aku akan menjaga jarak denganmu."

"Tapi, Zan. Aku ing--" Belum menyelesaikan kaa-katanya, Izzan langsung menutup pintu apartemen dengan kasar.

Halwa menarik napas kasarnya, sejujurnya hal itu dia lakukan karena dia merasa cemburu dengan perlakuan Izzan kepada Inayah, dia tidak rela bila Izzan berpaling darinya karena seorang janda beranak satu itu.

"Aku tidak bisa tinggal diam bila kau terus berdekatan dnegan Inayah itu."

Sementara Izzan yang tengah duduk di dalam mobil memukul setir mobilnya, dia tidak menyangka bila Halwa akan melakukan hal serendah itu. "Kenapa Halwa berubah sejak berada di sini?" tanyanya dalam hati.

Meski bukan gadis yang begitu alim namun Izzan tahu betul bahwa Halwa adalah gadis yang baik dan selalu saja sopan. Dia mengenal Halwa itu bukan satu atau dua tahun. Bahkan mereka saling mengenal puluhan tahun jadi hal ini sungguh membuat Izzan sangat heran dengan sikap gadis itu.

Melajukan mobilnya menuju jalan pulang, Al Fattah terlihat tengah berdiri di depan pintu seraya mondar-mandir. Izzan tahu betul bahwa sang kakek sedang menunggunya. Mwndengar suara mobil si pria paruh baya itu berdehaam keras dan melontarkan banyak pertanyaan kepada Izzan.

"Kau dari mana saja? Jam segini baru pulang," tanya sang kakek nampak khawatir.

"Aku dari rumah sakit menjenguk Athar lalu makan malam bersama Halwa, Kek." Izzann selalu berkata jujur kepada sang kakek karena beliau yang mengajarinya sejak kecil.

"Tidak baik makan malam berdua sampai larut malam seperti ini," ucapnya mengingatkan.

"Iya, Kek. Aku paham."

Izzan hendak masuk ke dalam namun langkahnya terhenti ketika mendengar kakeknya bertanya tentang kondisi Athar.

"Alhamdulillah anak itu sudah siuman, Kek."

"Syukurlah kalau begitu, jadi kau tak perlu mendekam di penjara karena hal itu."

"Meski aku tidak mendekam di penjara namun aku akan tetap bertanggung jawab kepada Athar dan Inayah, Kek."

Sontak saja kalimat yang teerlontar dari mulut cucunya itu membuat Al Fattah Shidiq bertanya, "Bertanggung jawab? Maksudnya?"

"Aku akan membantu mereka sampai Athar dinyatakan benar-benar sembuh."

Pria paruh baya itu bernapas lega setelah mendengar jawaban cucunya sambil mengelus dadanya karena dia telah berpikir yang tidak-tidak. Hal itu tersorot oleh Izzan hingga dia pun bertanya, "Memangnya apa yang Kakek pikirkan?"

"Kakek pikir kau akan menikahi perempuan itu."

"Jika itu memang diperlukan maka akan aku lakukan," jawabnya membuat si kakek terbelalak kaget.

Bab terkait

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Pertengkaran Sepasang Kekasih

    Sang kakek benar-benar terkejut mendengar itu hingga dia pun spontan bertanya, "Apa kau yakin akan siap menikahi seorang janda?" Izzan tersenyum geli, "Mana mungkin Inayah mau sama aku, Kek. Sekarang saja dia begitu ketus padaku, tetapi sebagai bentuk tanggung jawab seorang yang telah bersalah maka aku akan tetap memantau mereka dari jauh.""Sikapmu yang seperti ini mengingatkanku dengan kakakmu, andai saja dia masih..." Al Fattah Shidiq tak mampu melanjutkan kata-katanya, mata pria renta yang sudah beruban itu berlinang, seolah dia sedang mengingat sesuatu hal yang sedih. Tangan kekar Izzan menyentuh pundak kakeknya, "Aku tahu itu, Kek. Namun, ada sebuah tanggung jawab lain yang harus aku laksanakan karena aku sudah terlanjur janji padanya.""Apa maksudmu?"*** Inayah nampak menyunggingkan sebuah senyuamn tipisnya ketika dia melihat sang putera sudah mulai ceria lagi, meski harus menggunakan kursi roda namun terlihat jelas bahwa kondisi Athar semakin membaik. "Bu, kena

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-06
  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Belum Siap Menikah

    "Bukankah kenyataannya seperti itu? Awalnya dahulu aku yang ingin mengajakmu menikah namun kau masih melanjutkan studymu di luar negeri dan sekarang aku baru saja merintis yayasan kakekku, kau malah mau minta dinikahi, maaf untuk sekarang aku belum siap!" Sebenarnya Izzan sengaja mengatakan itu agar Halwa mengerti posisinya sekarang. Izzan juga ingin menepati janji dahulu sebelum dia menikah, tanpa ragu pria tampan itu melanjutkan langkahnya tanpa menoleh ke belakang meski Halwa terus saja memanggilnya. Sebelum meninggalkan rumah sakit itu, Izzan berkeinginan untuk melihat Athar terlebih dahulu. Bukan hanya sebagai bentuk tanggung jawabnya saja namun entah kenapa Izzan sangat menyukai anak itu, rasanya sehari tidak bertemu saja dia merindukannya. Langkahnya terhenti tatkala dia mengintip Athar dari jendela kamarnya, sepertinya anak itu sedang merajuk dan tidak mau minum obat membuat Izzan tak bisa menahan dirinya untuk menemuinya dan berjalan masuk."Selamat siang Iron man

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-07
  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Menemukan Sebuah Diari

    "Maaf menganggu! Bolehkah aku masuk?" tanya seorang gadis cantik yang mengenakan jas berwarna putih."Silahkan," jawab ibu Intan dan Inayah bersamaan. Setelah memeriksa kondisi Athar, dokter cantik itu pun mengatakannagar Athar tetap istirahat, "Jika kamu terus makan yang banyak dan minum obat rutin maka Athar bisa cepet sembuh, terus bisa bermain Iron man lagi ya sama pak guru.""Apakah Bu Dokter mengizinkan pak guru main bersamaku?" tanya Athar spontan."Boleh dong, asal Athar cepat sembuh ya," jawabnya sambil mengelus rambut Athar lembut. Halwa pun pergi dari ruangan Athar, tak lupa juga dia berpamitan dan bersikap ramah kepada Inayah dan juga ibunya. Mendengar percakapan Inayah tadi membuat Halwa masuk ke ruangannya langsung dan terduduk lemah, dia mengingat dirinya yang hanya memiliki ibu tunggal."Melihat Athar, aku teringat dengan mama." Awalnya Halwa begitu tak senang denagn Inayah namun mendengar kisah beliau yang hanya menjadi ibu tunggal membuat Halwa sedikit luluh. Juju

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-08
  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Athar Pingsan

    Ketika pintu berderit, sontak saja Izzan langsung menunjukkan diari tersebut. "Apakah ini milikmu?" tanya Izzan dengan tatapan dalam. Melihat cover diari itu berwarna biru tentu saja Inayah langsung menganggukkan kepalanya. Entah angin dari mana dan keberanian mana tiba-tiba saja Izzan langsung memeluk Inayah dengan erat."Akhirnya aku menemukanmu," ucapnya berulang kali. Spontan saja Inayah merasa risih dan tak nyaman dengan tindakan Izzan yang asal saja memeluknya. Dengan kasar perempuan itu langsung mendorong tubuh Izzan namun tenaga pria tampan itu begitu kuat membuat Inayah sulit melepaskan pelukan Izzan. Amarah perempuan berhijab itu mulai memuncak hingga dia mulai mengepalkan jemarinya kesal dan memukul bahu Izzan dengan keras."Apa yang kau lakukan?" teriak Inayah histeris. Baru sadar apa yang dilakukannya itu salah maka Izzan langsung melepaskan pelukannya, "Maafkan aku, Naya," ucapnya datar. Tatapan begitu dalam pun diarahkan kepada Inayah."Berani sekali kau mem

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Penyakit Serius

    Di situ dokter menjelaskan bahwa Athar memiliki gejala penyakit serius namun hal itu harus dipastikan dengan sebuah tes darah dan juga tes seluruh tubuhnya. Gejala awal terlihat sekali bahwa wajah anak begitu pucat, ada memard di sekitar tubuh tertentu."Semoga saja ini hanya gejala awal jadi bisa ditangani," ujarnya sambil melangkah pergi dari hadapan Inayah. Bagaikan kilat yang menyambar di siang bolong, perempuan itu terduduk lemah di kursi tunggu, "Ini tidak mungkin! Mana mungkin Athar mengalami penyakit serius," gumamnya meneteskan air mata. Sementara Izzan yang melihat itu langsung mendekati Inayah, "Semoga saja hal itu tak terjadi pada Athar," gumamnya sambilmenyentuh pundak Inayah lembut."Semoga saja," jawabnya pelan sambil menyeka air matanya. Ketika melihat Athar sudah siuman dari pingsannya, perawat memanggil Inayah karena anak itu terus saja menangis, "Athar kenapa menangis?" tanya Inayah menghampirinya dan duduk di sampingnya."Kepala Athar pusing sekali, Bu,

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10
  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Semua Terjadi Karena Kau

    Ada keheningan yang cukup lama tercipta setelah Inayah mengajukan pertanyaannya kepada Halwa. Halwa bingung harus menjelaskan segalanya dari mana sebab dia khawatir kalau Inayah akan terkejut saat mendengar sesuatu yang ingin dia katakan. Halwa tersenyum sopan. “Bisakah Anda ikut denganku ke ruanganku?” tanya Halwa.“Bisa, Dok,” jawab Inayah sambil menganggukkan kepalanya. Jantung Inayah berdegup dengan kencang seiring dengan kakinya yang melangkah menuju ke ruangan Halwa. Firasat seorang ibu tidak pernah ingkar. Dan saat ini, entah kenapa Inayah memiliki firasat jika hal buruk akan didengar olehnya. Berulang kali dia berusaha untuk mengenyahkan pikiran tersebut. Namun, semakin dia mencoba, dia justru semakin tidak bisa berpikir positif.“Silakan duduk, Inayah,” ucap Halwa, mempersilakan Inayah duduk di salah satu kursi di ruangannya. “Suster, bisakah kau ambilkan hasil CT Scan pasien yang bernama Athar?” Seorang perawat yang memang berada di ruangan dokter untuk membantu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-11
  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Rasanya Begitu Sulit

    “Athar sudah lama mengidap kanker. Tapi, karena tidak pernah melakukan medical check up sebelumnya jadi baru terdeteksi sekarang,” jelas Halwa menerangkan. Inayah spontan terdiam, tidak menyangka jika penyakit itu sudah lama diderita oleh Athar. Inayah menyandarkan tubuhnya dengan lemah di sandaran ranjang rumah sakit. Wanita itu memegangi pelipisnya yang terasa semakin pusing. Dadanya terasa begitu sesak sekali ketika dia mendengar penjelasan dari Halwa. Hatinya hancur berkeping-keping tatkala membayangkan penderitaan yang dirasakan oleh putranya. Tapi, kenapa dia baru tahu tentang hal ini sekarang? Itulah yang ada di pikirannya saat ini.“Jadi, Athar memang sudah lama mengidap leukimia?” tanya Izzan, untuk memastikan lagi. Ada perasaan lega yang menyelimuti hatinya sebab dia bukanlah penyebab penyakit Athar. Namun, ada juga kepedihan yang menguasai kepalanya tatkala membayangkan rasa sakit yang dialami oleh Athar. Anak sekecil itu tidak seharusnya mengidap penyakit parah sep

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-12
  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Perihal Kemoterapi

    “Inayah, aku ingin sekali membantu. Tapi, aku tahu kalau aku tidak akan bisa membantu karena aku bukanlah seorang dokter.” Izzan menghela napasnya. Dia ingin sekali membantu namun karena penyakit Athar sudah parah dia tidak tahu apakah dia bisa membantu atau tidak.“Tapi, Inayah ... Kalau kau butuh sesuatu, katakan saja padaku. Aku akan mengusahakannya.”"Aku tak butuh apa pun," jawabnya dengan tatapan sendu. Izzan menghela napas kasarnya melihat Inayah bersedih seperti itu, hal itu mulai mengingatkannya pada kejadian satu tahun lalu. "Seberat itukah ujian yang harus dihadapi," ucapnya dalam hati. Dia berniat ingin mengungkapkan dirinya di depan Inayah namun mendengar Halwa memanggil Inayah dan akan dilakukan kemoterapi maka menyuruh perempuan itu untuk bersiap, "Apakah Athar akan baik-baik saja, Dok?" tanya Inayah sangat khawatir. Halwa menghela napas beratnya, seolah dia bingung untuk menyampaikan hal tersebut namun harapan untuk bebas dari kanker semakin kecil. Walaupun

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13

Bab terbaru

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Akhir Yang Bahagia (End)

    Izzan mengusap wajahnya dengan frustrasi. “Halwa, apakah kau sudah kehilangan akal sehatmu?” tanya Izzan kalut.“Pilihanmu hanya satu, Zan. Kembali padaku atau aku akan mendorong Inayah,” jawab Halwa yang sudah kesetanan.Di saat yang sama, Jody dan Aldi sampai di jembatan itu. Mereka sengaja memarkirkan mobilnya agak jauh dari jembatan supaya tidak ada yang tahu tentang kedatangan mereka.“Astaga, apa yang sedang Halwa lakukan?” gumam Aldi sambil membelalakkan matanya.Posisi Halwa yang membelakangi Aldi dan Jody membuat mereka kesulitan untuk memahami apa yang terjadi. Hingga akhirnya mereka mendengar ancaman demi ancaman yang terlontar dari bibir tipis Halwa.“Kita harus menyelamatkan Inayah dari sana sebelum Halwa mendorongnya,” ucap Jody lirih supaya Halwa tidak mendengar.“Bagaimana caranya? Apakah kau tidak melihat jika Halwa mengikat Inayah di jembatan?” gerutu Aldi cemas.“Pasti ada caranya, Al. Selalu ada cara untuk menyelamatkan seseorang,” balas Jody dengan yakin.Sementa

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

    "Apa kau mendengar suara itu, Al?" tanya Alita ingin tahu."Iya, sepertinya suara itu berasal dari ruangan ini." Aldi menyentuh knop pintu dan ternyata pintunya terkunci. Pria brewok itu mencoba mengetuk pintu sambil bertanya, "Ada siapa di dalam?" Merasa tidak ada jawaban, dua orang itu pun memutar balik namun baru dua langkah memutar balik tiba-tiba terdengar kembali suara orang meminta tolong, dengan sigap Aldi langsung mengetuk pintu itu kembali dan bertanya, "Halo Ada siapa di dalam?" tanya Aldi ingin memastikan."Tolong!!" Terdengar ada jawaban yang meminta tolong akhirnya Aldi bergegas mendobrak pintu tersebut dan alangkah terkejutnya dua orang itu ketika mendapati Al Fattah Shidiq sedang tergeletak di anak tangga bagian bawah dengan posisi kursi roda menimpa tubuhnya."Astagfirullah, Kakek. Bagaimana bisa ini terjadi di mana Izzan dan Inayah?" tanya Alita dan Aldi bersamaan. Aldi dan Alita membantu pria tua itu untuk duduk kembali di atas kursi rodanya, "Izzan edang me

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Tipu Daya Daniel

    Dan segerombolan pria berseragam datang sembari menyodorkan sebuah pistol ke arah pria tadi. "Borgol dia sekarang," titah pria itu melirik dua orang pria di belakangnya."Kalian tidak akan bisa menangkapku!" serunya masih mengenakan sebuah masker yang menutupi wajahnya."Apa kau masih bermimpi?! Lekas bangun dari ilusimu karena kami sudah menangkapmu sekarang!" jawab seorang pria yang kini sedang berada di daun pintu dengan napas yang ngos-ngosan."Jody," sebut Izzan pelan. Inayah meminta Alita untuk mendekat ke arah Izzan, "Apa kau baik-baik saja, Zan?" tanya Inayah nampak khawatir."Apa kau mulai mengkhawatirkanku?" tanyanya dengan alis terangkat."Tentu saja, kau terluka seperti ini karena melindungiku dan kakek." Inayah menyentuh jemari Izzan dan membawanya untuk segera duduk di atas sofa, melirik sahabatnya untuk ikut membantu maka Alita pun langsung bergegas cepat. "Aku akan memanggil perawat," ucap Alita mengerti bahwa Inayah tidak ingin sampai terlambat mengobati Izzan.

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Terjadi Perkelahian

    Inayah sontak tertegun, jujur saja dia bingung untuk menjawab apa. Mengingat bagaimana Irsyad dulu pernah ditolak oleh kedua orang tuanya ketika ingin melamar Inayah. "Atas nama orang tuaku, aku memohon maaf.""Maaf untuk apa, Nay?" tanya pria tua itu tak mengerti."Mungkin penolakan orang tuaku beberapa tahun lalu telah menyakiti hati Kakek." Inayah tertunduk malu dan merasa bersalah, jika saja ibunya tidak menulis surat mana mungkin dia bisa tahu bahwa Irsyad pernah berbicara kepada orang tuanya perihal ingin melamar Inayah."Oh, masalah itu Kakek juga tidak terlalu ingat namun waktu itu Irsyad melarang Kakek untuk menemui orang tuamu." Izzan yang ada di ruangan tersebut sontak menatap Inayah, "Apa maksud ucapanmu itu, Nay?" tanya Izzan sangat penasaran, bukankah selama ini yang Izzan tahu bahwa kak Irsyad belum sempat untuk meminangnya, meski dia sudah menyiapkan semua perlengkapan lamaran."Jangan bilang kalau..." Izzan menelisik tajam ke arah Inayah. Seolah dia bisa menebak

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Ingin Meminang Inayah

    "Jalan satu-satunya adalah membawa beliau pergi ke Singapura untuk pengobatan." Dokter hanya berkata seperti itu namun hal tersebut sungguh sangat membubat Izzan bingung."Akan aku usahan, Dok." Izzan mengangguk pelan ndan akan berusaha untuk membujuk kakeknya agar mau melakukan pengobatan. Pria tampan itu kembali masuk ke dalam ruangana tersebut sambil melirik Al Fattah Shidiq yang nampak sangat akrab sekali dengan Inayah, membuat pria itu nampak tersenyum tipis. "Apakah Kakek sudah merasa baikan?" tanya Izzan melirik kakeknya."Alhamdulillah, lumayan membaik, Zan. Bisakah kau bawa Kakek pulang ke rumah?" ucapnya menoleh ke arah cucunya."Kakek kenapa mau pulang? Kondisi Kakek belum membaik sepenuhnya," imbuh Izzan menolak dengan pelan. Pria berlesung pipi itu mencoba untuk menjelaskan bahwa kakeknya harus dirawat di rumah sakit sampai tubuhnya sudah membaik. Izzan habis kata-kata meliha Al Fattah Shidiq selalu saja menolak dan bersikukuh untuk pulang. Melihat Izzan yang t

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Cerita Yang Sebenarnya

    "Bisakah kau berhenti membekapku?" ketus Alita tak senang. Gadis cantik itu menoleh ke arah Aldi sambil bertanya, "Memangnya apa yang terjadi?" Aldi mengedarkan sepasang bola matanya melihat ke penjuru arah lalu berjalan mendekati Alita, menarik tangan gadis itu untuk mendekatinya sambil berbisik dan mengatakan kejadian yang terjadi dan penyebab Inayah terluka."Apa? Dasara gadis licik!" ketusnya tak senang."Maka dari itu, sebelum Izzan pulang kita harus menjaga mereka dengan baik. Perhatikan dokter dan perawat yang masuk," imbuh Aldi mengingatkan Alita."Kau tenang saja ku paling ahli dalam memeriksa orang, memangnya Izan pergi ke mana?" tanya Alita ingin tahu."Izzan pergi memeriksa perusahaan I2 Group, ada sedikit masalah yang mendadak jadi dia pergi ke sana. Bila ada Izzan maka hal ini tidak akan terjadi, andai saja aku tidak menerima telpon maka hal seperti ini tak akan terjadi," tandasnya penuh sesal dan merasa bersalah. Alita menghela napas beratnya, dia tidak pernah t

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Rasa Penasaran Alita

    "Al, cepat selamatkan kakek," balasnya seraya ikut berteriak dan masih menarik kaki Halwa."Kalian tak akan bisa menyelamatkan pria tua itu," imbuh Halwa langsung mendorong Inayah lagi."Mau sekuat apa pun kau mendorongku, aku akan tetap kokoh dan aku tak akan membiarkanmu mencelakai kakek." Inayah sekuat tenaga memegang kaki Halwa agar gadis itu tak mengejar Aldi. Halwa berusaha menendang tubuh Inayah yang sudah terguling dan sepertinya kaki perempuan itu terluka namun dia menahan rasa sakit itu agar bisa menahan Halwa melihat segerombolan pria berseragam membuat Inayah tak mampu lagi untuk menahan Halwa."Tangkap gadis itu sekarang!" Salah satu pria itu langsuang menarik tangan Inayah dan membawanya untuk diperiksa."Kalian bawa dia ke kantor polisi sekarang!" teriak si ketua itu yang tak lain adalah Jody. Jody menggendong tubuh Inayah dan membawanya ke ruangan unit gawat darurat. "Dok, selamatkan Inayah." Jody nampak panik sekali melihat banyak sekali darah yang menetes dar

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Menyelamatkan Kakek

    Pria tua itu meminta Inayah untuk duduk berjongkok dan dia membisikkan sesuatu kepada Inayah, alangkah terkejutnya Inayah ketika mendengar hal tersebut. Dia benar-benar tidak menyangka bila hal tersebut akan menimpah Al Fattah Shidiq. "Baik, Kek. Ayo." Inayah mendorong kursi roda pria tua itu. Diiringi oleh Aldi yang membawa sebuah tas tengah dijinjingnya, pria brewok itu masih sibuk dengan headseat di telinganya namun sepasang bola matanya terus melihat sekeliling arah. Mengawasi bila saja ada hal buruk yang terjadi."Baiklah, aku akan mencari tempat dulu, di sini suaramu tidak terlalu jelas." Aldi menyentuh pundak Inayah seraya berkata, "Naya, aku terima telpon dulu ya.""Iya, aku akan menunggu di mobil ya." Inayah mengangguk pelan. Pria tua itu terus menoleh ke belakang sambil meminta Inayah untuk lewat jalan yang tak dipenuhi dengan banyak orang. "Lewat mana ya, Kek?" tanya Inayah tak paham."Kau ikuti instruksi kakek saja." Mereka hampir saja sampai di pertengahan jal

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Akhirnya Kakek Siuman

    "Tentu saja," jawab Aldi dan Inayah bersamaan."Baiklah, kalau begitu!" seru Izzan langsung berjalan mendekati sang kakek sambil emnyentuh jemari yang sudah sangat keriput dan semakin tua itu. "Kek, maafkan aku! Dengan sangat terpaska aku harus meninggalkan kakek dulu, perusahaan kak Irsyad dalam masalah. Aku titip kakek pada Inayah," bisiknya pelan. Untuk kedua kalinya, pria tampan dengan lesung pipi itu mengucapkan maaf pada sang kakek. Sangat berat bagi Izzan untuk meninggalkan sang kakek, jika saja itu perusahaannya maka dia tak akan pergi namun mengingat kerja keras sepupunya maka h itu harus dia lakukan."Al, aku titip kakekku dan Naya ya." Izzan menatap Aldi penuh harap."Iya, Zan. Aku akan menjaga mereka dengan baik kok." Inayah memandangi kepergiaan Izzan yang begitu sedih, ia tahu bahwa pria itu tak ingin pergi namun amanah mendiang Irsyad harus dilaksakannya. "Semoga saja kakek segera sadar ya, Al." Inayah duduk di samping sang kakek sambil memandangi wajah pria tua

DMCA.com Protection Status