Beranda / Romansa / Dinikahi Guru Tampan Putraku / Akhir Yang Bahagia (End)

Share

Akhir Yang Bahagia (End)

Penulis: Arrafina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Izzan mengusap wajahnya dengan frustrasi. “Halwa, apakah kau sudah kehilangan akal sehatmu?” tanya Izzan kalut.

“Pilihanmu hanya satu, Zan. Kembali padaku atau aku akan mendorong Inayah,” jawab Halwa yang sudah kesetanan.

Di saat yang sama, Jody dan Aldi sampai di jembatan itu. Mereka sengaja memarkirkan mobilnya agak jauh dari jembatan supaya tidak ada yang tahu tentang kedatangan mereka.

“Astaga, apa yang sedang Halwa lakukan?” gumam Aldi sambil membelalakkan matanya.

Posisi Halwa yang membelakangi Aldi dan Jody membuat mereka kesulitan untuk memahami apa yang terjadi. Hingga akhirnya mereka mendengar ancaman demi ancaman yang terlontar dari bibir tipis Halwa.

“Kita harus menyelamatkan Inayah dari sana sebelum Halwa mendorongnya,” ucap Jody lirih supaya Halwa tidak mendengar.

“Bagaimana caranya? Apakah kau tidak melihat jika Halwa mengikat Inayah di jembatan?” gerutu Aldi cemas.

“Pasti ada caranya, Al. Selalu ada cara untuk menyelamatkan seseorang,” balas Jody dengan yakin.

Sementa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Kecelakaan Hampir Merenggut Nyawa

    “Ibu, tadi aku diajari cara menggambar pemandangan yang indah oleh Bu Guru,” celoteh Athar kepada sang ibu yang menjemputnya di sekolah.Ibu Athar, Inayah, tersenyum lebar. “Benarkah?” Athar menganggukkan kepalanya dengan antusias.Inayah terkekeh. “Kalau begitu, nanti kamu harus mengajari ibu juga, ya?” tanya Inayah yang dibalas Athar dengan anggukan kepala. Siang itu, terik matahari membakar kulit wanita berhijab tersebut. Setelah mengambil alih tas punggung putranya dan meletakkannya di kaitan depan sepeda motornya, Inayah menyalakan mesin sepeda motornya. Wanita itu lantas menyuruh Athar untuk naik ke atas sepeda motor. Kalau mereka tidak buru-buru pulang, bisa-bisa panas matahari akan semakin menyengat nantinya. Ketika Athar baru saja naik ke atas sepeda motor, dari arah kanan sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi. Pengendara mobil yang saat itu sedang berusaha meraih ponselnya yang jatuh ke bawah jok mobil tak tahu jika di depannya ada sebuah sepeda motor yang

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Ada Yang Tidak Beres

    Izzan pun menjelaskan tentang bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi dan kenapa Athar bisa terluka parah. Sementara Halwa hanya bisa menyimak cerita Izzan sambil menutup mulutnya sebab dia merasa sangat terkejut dan tak percaya kalau Izzan bisa menyebabkan kecelakaan separah itu.“Aku benar-benar merasa bersalah dan ingin menjelaskan dan meminta maaf kepada wanita itu nanti setelah anaknya selesai dioperasi,” ujar Izzan, mengakhiri ceritanya. Halwa mengerutkan dahinya. “Izzan, apakah wanita itu tidak tahu kalau kau yang telah menyebabkan kecelakaan itu?” tanya Halwa penasaran.“Tidak. Tadi, kerumunan yang mengelilingi mereka sangatlah banyak sehingga tidak ada yang melihat saat aku baru turun dari mobil,” jawab Izzan. “Tapi, nanti aku akan tetap menjelaskan semuanya dan meminta maaf kepada korban kelalaianku.” Halwa yang tahu bagaimana wanita akan bereaksi terhadap seseorang yang telah mencelakai orang yang paling dia cintai pun sedikit ragu dengan keinginan Izzan untuk mem

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Perdebatan Sengit

    Karena tak mau perbincangan mereka didengar oleh banyak orang, Izzan pun menarik tangan Halwa dan membawa gadis itu menuju ke taman rumah sakit yang tidak terlalu ramai. Dia ingin Halwa menjelaskan tentang apa yang sebetulnya terjadi sebab semuanya terdengar tidak masuk akal di telinga Izzan.“Sekarang, aku ingin kau menjelaskan tentang apa maksud dari ucapanmu tadi,” ucap Izzan dengan tegas. Pria jangkung itu sedikit menunduk supaya bisa menatap mata Halwa yang jauh lebih pendek darinya.“Izzan, apakah kau menuduhku?” Izzan memejamkan matanya, lalu menarik napas seraya perlahan membuka matanya kembali. “Aku tidak menuduhmu, Halwa. Tapi, aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Yang tahu tentang masalah ini hanyalah dirimu. Jadi, kau pasti ada hubungannya dengan hal ini,” jawab Izzan.“Izzan, aku benar-benar—”“Jangan coba-coba untuk membohongi aku, Halwa,” ujar Izzan, memotong ucapan Halwa. “Berkatalah dengan jujur karena aku tidak suka berhubungan dengan seorang pembohong

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Ancaman Korban

    Izzan meneguk salivanya. Pria itu sontak saja bangkit berdiri dan berjalan menghampiri Inayah. Namun, ketika dia masih sejauh dua meter dari posisi Inayah saat ini, Inayah meminta Izzan untuk menghentikan langkahnya.“Stop! Aku tidak ingin kau mendekatiku,” ujar Inayah dengan air mata yang telah kembali bercucuran di pipinya. “Jawab saja pertanyaanku ... Apakah benar kalau kau adalah pelakunya?” Izzan mengangguk dengan lemah. “Iya, benar. Aku memang pelakunya. Aku yang sudah menyebabkan kecelakaan itu terjadi,” jawab Izzan tanpa peduli dengan nasihat kakeknya yang melarang dia untuk berkata jujur.“Kau ....” Inayah kehabisan kata-kata. Wanita itu hanya bisa menutup mulutnya dengan sebelah tangan untuk menahan isak tangisnya. Inayah tahu siapa Izzan, sebab Athar pernah bercerita tentang Izzan yang tak lain adalah pengurus di sekolahnya. Selama ini Athar selalu menceritakan bagaimana hebatnya dan baiknya Izzan. Namun, kejadian hari ini membuat Inayah berpikir kalau tidak ada

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku    Akhirnya Masa Kritis Terlewati

    Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, dan hari berganti minggu. Sudah hampir dua minggu Athar dirawat di ruang ICU namun belum ada tanda-tanda kapan anak kecil itu akan sembuh. Sehari paling tidak tiga puluh menit dokter mengizinkan Inayah untuk menemani Athar di ruang ICU untuk memberikan dukungan supaya anak itu mau membuka matanya.“Apa yang kau lakukan di sini? Bukankah aku sudah berkali-kali berkata kalau kau tidak perlu ke sini lagi,” tanya Inayah kepada Izzan yang baru saja datang ke ruang tunggu ICU sambil membawa dua kotak makanan.“Hatiku tidak akan pernah bisa tenang kalau Athar belum siuman,” jawab Izzan apa adanya. “Ayo, kita makan dulu. Aku tahu kalau kau pasti belum sarapan.”“Tidak perlu. Aku belum lapar,” tolak Inayah kemudian mengambil tempat untuk duduk.Kruk .... Baru saja Inayah menolak tawaran Izzan, perutnya justru bersuara menandakan kalau dia sedang lapar. Cacing-cacing di perut Inayah seolah ingin segera makan saat Inayah mende

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Perkataan Konyol Ibu Intan

    Mendengar itu Inayah membulatkan matanya dengan sempurna, dia tidak menyangka bila pak guru itu akan berkata seperti itu hingga membuat Inayah bingung untuk menjawab, "Aku rasa aku tak perlu berkata dua kali padamu," kilahnya melirik sinis ke arah Izzan. Namun, sebagai pria yang penuh tanggung jawab Izzzan berusaha menghentikan langkah Inayah. "Aku tak akan lupa tanggung jawabku jadi aku harap kau mau mengijinkanku bertemu dengan Izzan, mau bagaimana pun dia itu adalah muriku di sekolah." Inayah menghela napas kasarnya, dia tak tahu lagi apaa yang harus dia katakan agar Izzan mau mengerti karena pria itu sudah pasti sangat keras kepala, meskipun beberapa kali dia mengusuir Izzan. Dia selalu saja datang mengunjungi Athar, "Terserah kau saja." Melihat hal itu Halwa yang baru saja keluar dari ruang rawat anak berjalan menghampiri Izzan, "Zan, bolehkah kita bicara sebentar?" tanyanya menatap sang kekasih."Apa yang ingin kau bicarakan?" ucap Izzan balik bertanya."Mengapa kau

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Tingkah Nakal Halwa

    Apakah kau belum bersedia memaafkanku?" tanya Izzan menoleh ke arahnya."Aku sudah memaafkanmu, jadi lebih baik kau menjauh dari kami," jawabnya sedikit ketus."Sepertinya aku tidak bisa melakukan itu karena kau..." Izzan menjeda kalimatnya ketika mendengar sang kekasih memanggilnya. Melihat dokter Halwa mendekati mereka maka itu kesempatan bagi Inayah untuk menjauhi Izzan, perempuan itu langsung melangkah masuk. "I'm sorry dear, aku tak bisa menepati janji," tandas Halwa seraya memohon maaf. Sebagai permohanan maafnya, maka gadis cantik berambut panjang itu langsung menggandeng sang kekasih untuk pergi dari rumah sakit, "Jujur saja aku sangat bosan sekali karena harus menangani banyak pasien malam ini," gumamnya sambil bergelayut manja di pundak Izzan."Itulah tugasmu sebagai dokter, Wa. Jadi kau tak perlu protes.""Iya, sayang, malam ini kita makan malam di apartemenku saja, bagaimana?" tanya Halwa menoleh ke arah Izzan."Terserah kau saja, tapi sepertinya aku tak akan meng

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Pertengkaran Sepasang Kekasih

    Sang kakek benar-benar terkejut mendengar itu hingga dia pun spontan bertanya, "Apa kau yakin akan siap menikahi seorang janda?" Izzan tersenyum geli, "Mana mungkin Inayah mau sama aku, Kek. Sekarang saja dia begitu ketus padaku, tetapi sebagai bentuk tanggung jawab seorang yang telah bersalah maka aku akan tetap memantau mereka dari jauh.""Sikapmu yang seperti ini mengingatkanku dengan kakakmu, andai saja dia masih..." Al Fattah Shidiq tak mampu melanjutkan kata-katanya, mata pria renta yang sudah beruban itu berlinang, seolah dia sedang mengingat sesuatu hal yang sedih. Tangan kekar Izzan menyentuh pundak kakeknya, "Aku tahu itu, Kek. Namun, ada sebuah tanggung jawab lain yang harus aku laksanakan karena aku sudah terlanjur janji padanya.""Apa maksudmu?"*** Inayah nampak menyunggingkan sebuah senyuamn tipisnya ketika dia melihat sang putera sudah mulai ceria lagi, meski harus menggunakan kursi roda namun terlihat jelas bahwa kondisi Athar semakin membaik. "Bu, kena

Bab terbaru

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Akhir Yang Bahagia (End)

    Izzan mengusap wajahnya dengan frustrasi. “Halwa, apakah kau sudah kehilangan akal sehatmu?” tanya Izzan kalut.“Pilihanmu hanya satu, Zan. Kembali padaku atau aku akan mendorong Inayah,” jawab Halwa yang sudah kesetanan.Di saat yang sama, Jody dan Aldi sampai di jembatan itu. Mereka sengaja memarkirkan mobilnya agak jauh dari jembatan supaya tidak ada yang tahu tentang kedatangan mereka.“Astaga, apa yang sedang Halwa lakukan?” gumam Aldi sambil membelalakkan matanya.Posisi Halwa yang membelakangi Aldi dan Jody membuat mereka kesulitan untuk memahami apa yang terjadi. Hingga akhirnya mereka mendengar ancaman demi ancaman yang terlontar dari bibir tipis Halwa.“Kita harus menyelamatkan Inayah dari sana sebelum Halwa mendorongnya,” ucap Jody lirih supaya Halwa tidak mendengar.“Bagaimana caranya? Apakah kau tidak melihat jika Halwa mengikat Inayah di jembatan?” gerutu Aldi cemas.“Pasti ada caranya, Al. Selalu ada cara untuk menyelamatkan seseorang,” balas Jody dengan yakin.Sementa

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

    "Apa kau mendengar suara itu, Al?" tanya Alita ingin tahu."Iya, sepertinya suara itu berasal dari ruangan ini." Aldi menyentuh knop pintu dan ternyata pintunya terkunci. Pria brewok itu mencoba mengetuk pintu sambil bertanya, "Ada siapa di dalam?" Merasa tidak ada jawaban, dua orang itu pun memutar balik namun baru dua langkah memutar balik tiba-tiba terdengar kembali suara orang meminta tolong, dengan sigap Aldi langsung mengetuk pintu itu kembali dan bertanya, "Halo Ada siapa di dalam?" tanya Aldi ingin memastikan."Tolong!!" Terdengar ada jawaban yang meminta tolong akhirnya Aldi bergegas mendobrak pintu tersebut dan alangkah terkejutnya dua orang itu ketika mendapati Al Fattah Shidiq sedang tergeletak di anak tangga bagian bawah dengan posisi kursi roda menimpa tubuhnya."Astagfirullah, Kakek. Bagaimana bisa ini terjadi di mana Izzan dan Inayah?" tanya Alita dan Aldi bersamaan. Aldi dan Alita membantu pria tua itu untuk duduk kembali di atas kursi rodanya, "Izzan edang me

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Tipu Daya Daniel

    Dan segerombolan pria berseragam datang sembari menyodorkan sebuah pistol ke arah pria tadi. "Borgol dia sekarang," titah pria itu melirik dua orang pria di belakangnya."Kalian tidak akan bisa menangkapku!" serunya masih mengenakan sebuah masker yang menutupi wajahnya."Apa kau masih bermimpi?! Lekas bangun dari ilusimu karena kami sudah menangkapmu sekarang!" jawab seorang pria yang kini sedang berada di daun pintu dengan napas yang ngos-ngosan."Jody," sebut Izzan pelan. Inayah meminta Alita untuk mendekat ke arah Izzan, "Apa kau baik-baik saja, Zan?" tanya Inayah nampak khawatir."Apa kau mulai mengkhawatirkanku?" tanyanya dengan alis terangkat."Tentu saja, kau terluka seperti ini karena melindungiku dan kakek." Inayah menyentuh jemari Izzan dan membawanya untuk segera duduk di atas sofa, melirik sahabatnya untuk ikut membantu maka Alita pun langsung bergegas cepat. "Aku akan memanggil perawat," ucap Alita mengerti bahwa Inayah tidak ingin sampai terlambat mengobati Izzan.

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Terjadi Perkelahian

    Inayah sontak tertegun, jujur saja dia bingung untuk menjawab apa. Mengingat bagaimana Irsyad dulu pernah ditolak oleh kedua orang tuanya ketika ingin melamar Inayah. "Atas nama orang tuaku, aku memohon maaf.""Maaf untuk apa, Nay?" tanya pria tua itu tak mengerti."Mungkin penolakan orang tuaku beberapa tahun lalu telah menyakiti hati Kakek." Inayah tertunduk malu dan merasa bersalah, jika saja ibunya tidak menulis surat mana mungkin dia bisa tahu bahwa Irsyad pernah berbicara kepada orang tuanya perihal ingin melamar Inayah."Oh, masalah itu Kakek juga tidak terlalu ingat namun waktu itu Irsyad melarang Kakek untuk menemui orang tuamu." Izzan yang ada di ruangan tersebut sontak menatap Inayah, "Apa maksud ucapanmu itu, Nay?" tanya Izzan sangat penasaran, bukankah selama ini yang Izzan tahu bahwa kak Irsyad belum sempat untuk meminangnya, meski dia sudah menyiapkan semua perlengkapan lamaran."Jangan bilang kalau..." Izzan menelisik tajam ke arah Inayah. Seolah dia bisa menebak

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Ingin Meminang Inayah

    "Jalan satu-satunya adalah membawa beliau pergi ke Singapura untuk pengobatan." Dokter hanya berkata seperti itu namun hal tersebut sungguh sangat membubat Izzan bingung."Akan aku usahan, Dok." Izzan mengangguk pelan ndan akan berusaha untuk membujuk kakeknya agar mau melakukan pengobatan. Pria tampan itu kembali masuk ke dalam ruangana tersebut sambil melirik Al Fattah Shidiq yang nampak sangat akrab sekali dengan Inayah, membuat pria itu nampak tersenyum tipis. "Apakah Kakek sudah merasa baikan?" tanya Izzan melirik kakeknya."Alhamdulillah, lumayan membaik, Zan. Bisakah kau bawa Kakek pulang ke rumah?" ucapnya menoleh ke arah cucunya."Kakek kenapa mau pulang? Kondisi Kakek belum membaik sepenuhnya," imbuh Izzan menolak dengan pelan. Pria berlesung pipi itu mencoba untuk menjelaskan bahwa kakeknya harus dirawat di rumah sakit sampai tubuhnya sudah membaik. Izzan habis kata-kata meliha Al Fattah Shidiq selalu saja menolak dan bersikukuh untuk pulang. Melihat Izzan yang t

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Cerita Yang Sebenarnya

    "Bisakah kau berhenti membekapku?" ketus Alita tak senang. Gadis cantik itu menoleh ke arah Aldi sambil bertanya, "Memangnya apa yang terjadi?" Aldi mengedarkan sepasang bola matanya melihat ke penjuru arah lalu berjalan mendekati Alita, menarik tangan gadis itu untuk mendekatinya sambil berbisik dan mengatakan kejadian yang terjadi dan penyebab Inayah terluka."Apa? Dasara gadis licik!" ketusnya tak senang."Maka dari itu, sebelum Izzan pulang kita harus menjaga mereka dengan baik. Perhatikan dokter dan perawat yang masuk," imbuh Aldi mengingatkan Alita."Kau tenang saja ku paling ahli dalam memeriksa orang, memangnya Izan pergi ke mana?" tanya Alita ingin tahu."Izzan pergi memeriksa perusahaan I2 Group, ada sedikit masalah yang mendadak jadi dia pergi ke sana. Bila ada Izzan maka hal ini tidak akan terjadi, andai saja aku tidak menerima telpon maka hal seperti ini tak akan terjadi," tandasnya penuh sesal dan merasa bersalah. Alita menghela napas beratnya, dia tidak pernah t

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Rasa Penasaran Alita

    "Al, cepat selamatkan kakek," balasnya seraya ikut berteriak dan masih menarik kaki Halwa."Kalian tak akan bisa menyelamatkan pria tua itu," imbuh Halwa langsung mendorong Inayah lagi."Mau sekuat apa pun kau mendorongku, aku akan tetap kokoh dan aku tak akan membiarkanmu mencelakai kakek." Inayah sekuat tenaga memegang kaki Halwa agar gadis itu tak mengejar Aldi. Halwa berusaha menendang tubuh Inayah yang sudah terguling dan sepertinya kaki perempuan itu terluka namun dia menahan rasa sakit itu agar bisa menahan Halwa melihat segerombolan pria berseragam membuat Inayah tak mampu lagi untuk menahan Halwa."Tangkap gadis itu sekarang!" Salah satu pria itu langsuang menarik tangan Inayah dan membawanya untuk diperiksa."Kalian bawa dia ke kantor polisi sekarang!" teriak si ketua itu yang tak lain adalah Jody. Jody menggendong tubuh Inayah dan membawanya ke ruangan unit gawat darurat. "Dok, selamatkan Inayah." Jody nampak panik sekali melihat banyak sekali darah yang menetes dar

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Menyelamatkan Kakek

    Pria tua itu meminta Inayah untuk duduk berjongkok dan dia membisikkan sesuatu kepada Inayah, alangkah terkejutnya Inayah ketika mendengar hal tersebut. Dia benar-benar tidak menyangka bila hal tersebut akan menimpah Al Fattah Shidiq. "Baik, Kek. Ayo." Inayah mendorong kursi roda pria tua itu. Diiringi oleh Aldi yang membawa sebuah tas tengah dijinjingnya, pria brewok itu masih sibuk dengan headseat di telinganya namun sepasang bola matanya terus melihat sekeliling arah. Mengawasi bila saja ada hal buruk yang terjadi."Baiklah, aku akan mencari tempat dulu, di sini suaramu tidak terlalu jelas." Aldi menyentuh pundak Inayah seraya berkata, "Naya, aku terima telpon dulu ya.""Iya, aku akan menunggu di mobil ya." Inayah mengangguk pelan. Pria tua itu terus menoleh ke belakang sambil meminta Inayah untuk lewat jalan yang tak dipenuhi dengan banyak orang. "Lewat mana ya, Kek?" tanya Inayah tak paham."Kau ikuti instruksi kakek saja." Mereka hampir saja sampai di pertengahan jal

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Akhirnya Kakek Siuman

    "Tentu saja," jawab Aldi dan Inayah bersamaan."Baiklah, kalau begitu!" seru Izzan langsung berjalan mendekati sang kakek sambil emnyentuh jemari yang sudah sangat keriput dan semakin tua itu. "Kek, maafkan aku! Dengan sangat terpaska aku harus meninggalkan kakek dulu, perusahaan kak Irsyad dalam masalah. Aku titip kakek pada Inayah," bisiknya pelan. Untuk kedua kalinya, pria tampan dengan lesung pipi itu mengucapkan maaf pada sang kakek. Sangat berat bagi Izzan untuk meninggalkan sang kakek, jika saja itu perusahaannya maka dia tak akan pergi namun mengingat kerja keras sepupunya maka h itu harus dia lakukan."Al, aku titip kakekku dan Naya ya." Izzan menatap Aldi penuh harap."Iya, Zan. Aku akan menjaga mereka dengan baik kok." Inayah memandangi kepergiaan Izzan yang begitu sedih, ia tahu bahwa pria itu tak ingin pergi namun amanah mendiang Irsyad harus dilaksakannya. "Semoga saja kakek segera sadar ya, Al." Inayah duduk di samping sang kakek sambil memandangi wajah pria tua

DMCA.com Protection Status