Seorang pria tampan menatap gadis didepannya. Pria itu tampak begitu kesal, tapi yang ditatap justru acuh tak acuh seolah tidak pernah melakukan kesalahan apapun. Tidak jauh dari mereka berdiri, seorang pria paruh baya ikut menatap jengkel gadis itu.
"Ayah, pokoknya Aku tidak mau menikah dengannya!" Teriak Yasmin kesal. Yasmin adalah nama gadis itu.
Hari ini adalah hari pernikahan Yasmin dengan Raga, Pria yang menjadi dosen dikampusnya. Beberapa saat yang lalu Yasmin tertangkap basah oleh calon suaminya itu karena ingin kabur dari pernikahan mereka.
"Semuanya sudah terlambat, Yasmin. Hari ini adalah hari pernikahan kalian. Sudahlah jangan terlalu banyak protes, sekarang cepat ikut ayah!"
Yasmin menolak saat sang ayah ingin menarik tangannya. Gadis itu benar-benar tidak ingin menikah dengan dosen yang paling Ia benci dikampusnya. Yasmin tidak habis pikir kenapa ayahnya sangat ingin menjodohkannya dengan Raga yang jelas-jelas pria itu lebih tua darinya dan lebih parahnya dia juga sudah berstatus sebagai duda. Kenapa ayahnya tega menikahkan anak gadis satu-satunya dengan seorang duda? Saat Yasmin bertanya alasan kenapa ayahnya menjodohkannya dengan Raga, Ayahnya mengatakan agar Yasmin bisa berubah menjadi lebih baik. Astaga memangnya selama ini Yasmin tidak baik? Pikir gadis itu.
Terlihat helaan nafas yang keluar dari mulut ayah Yasmin. Pria paruh baya itu melepas genggaman tangannya pada tangan Yasmin. "Yasmin, Kamu sudah berjanji akan menuruti keinginan ayah, kan?" Tanyanya dengan nada yang sangat lembut.
"Tapi Yasmin tidak mau menikah dengannya, Yah. Kenapa sih ayah sangat ingin memaksaku untuk menikah dengannya? Kalau alasan ayah hanya agar aku tidak keluar malam lagi aku bisa merubah kebiasaanku itu tanpa harus menikah dengannya. Dan kalau ayah ingin nilai-nilaiku bagus, Aku juga akan belajar lebih giat lagi. Aku mohon batalkan pernikahan ini."
Melihat bagaimana Yasmin memohon pada ayahnya untuk membatalkan pernikahan itu didepannya membuat Raga cukup sakit hati. Sebegitu tidak suka kah gadis itu dengannya sampai-sampai memohon seperti itu agar pernikahan mereka dibatalkan?
"Kamu sudah sering berjanji seperti itu tapi kenyataannya apa? Kamu malah semakin liar. Kamu jadi sering keluar malam apalagi ke club malam bersama teman-temanmu. Nilaimu dikampus juga semakin anjlok. Kalau kamu seperti ini terus bagaimana kamu bisa lulus nantinya? Lagi pula Raga adalah pria yang baik, dia pasti bisa mengubah kebiasaan burukmu itu."
"Om, mungkin Yasmin masih butuh waktu untuk berfikir lagi. Apa pernikahan ini kita tunda dulu saja?" Sahut Raga yang sejak tadi hanya diam. Pria itu sengaja mengatakan itu berharap jika Yasmin akan berfikir jika dirinya tidak seburuk yang gadis itu pikirkan.
"Ditunda bagaimana maksudmu? Sudahlah kamu jangan ikut-ikut Yasmin membuatku pusing. Semuanya sudah dipersiapkan bahkan sudah banyak tamu undangan yang datang. Pokoknya aku tidak mau tahu, kalian harus menikah hari ini juga!" Seru ayah Yasmin. Pria paruh baya itu meninggalkan Yasmin dan Raga dengan perasaan kesalnya.
"Mas Raga, Jas nya sudah siap," Sahut salah satu stylist yang membantu mendadani Raga dan juga Yasmin.
Sambil tersenyum smirk, Raga berjalan pelan menghampiri gadis yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.
"Ngapain lo? Sana jauh-jauh dari gue!" Seru Yasmin.
"Galak banget sih. Jangan galak-galak gitu dong sama calon suami. Yasudah kamu benerin riasanmu ya, calon suamimu yang tampan ini mau siap-siap dulu. See you di gedung nanti, Sayang," Bisik Raga sambil tersenyum jahil sebelum kemudian mengikuti stylist nya tadi.
"Apa katanya, Sayang? Hueek mau muntah gue dengernya! Hiks kenapa sih takdir gue seburuk ini. Gue gamau nikah sama dosen nyebelin itu!!"
Yasmin sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Gadis itu harus mau menerima takdirnya untuk menikah dengan orang yang sangat ia benci. Yasmin sudah berusaha untuk kabur atau menggagalkan pernikahan itu tapi semua usahanya gagal.
,,,,,,,,,,,
Yasmin dan Raga saat ini sudah menjadi pusat perhatian semua tamu undangan dalam gedung mewah disalah satu hotel berbintang dibali. Acara pernikahan mereka sengaja diadakan di bali bukan jakarta sesuai keinginan Yasmin. Gadis itu hanya tidak ingin teman-temannya tahu jika dirinya menikah dengan dosen yang paling dia benci.
Menggunakan gaun mewah berwarna putih bersih dengan rambut yang disanggul rapi serta hiasan mahkota yang terpasang indah diatas kepala membuat Yasmin terlihat begitu cantik layaknya seorang Ratu. Disampingnya berdiri seorang pria tampan nan gagah dengan balutan tuxedo berwarna senada dengan gaun yang dia kenakan. Keduanya terlihat sangat cocok layaknya Raja dan Ratu. Beberapa menit yang lalu mereka baru saja mengucapkan janji suci pernikahan dan kini mereka telah sah menjadi sepasang suami Istri.
"Ekhem, mempelai pria dan wanita tidak ingin berciuman?" Tanya salah satu tamu undangan pada Yasmin dan Raga yang sejak tadi tampak begitu canggung.
Hampir saja Yasmin berteriak kaget setelah mendengar pertanyaan itu. Apalagi sang ayah juga ikut menanyakan hal yang sama. Oh astaga, berciuman dengan dosen nyebelin itu? Yang benar saja, Pikir Yasmin.
"Ayo dong ciuman, masa sudah sah menjadi suami Istri masih malu hanya ciuman saja," Teriak ibu Yasmin ikut mengompori.
Melihat Raga yang tampak mendekatkan dirinya kearahnya, Yasmin langsung menatap tajam Pria itu "Awas aja kalau lo berani nyium gue," Ancamnya pelan. Gadis itu tidak akan memberi ampun jika Raga berani menciumnya.
"Mau bagaimana lagi, ini bukan kemauanku. Mereka semua yang mau," Balas Raga ikut berbisik. dalam hati Pria itu sangat bersemangat ingin mewujudkan keinginan orang tua Yasmin dan tamu undangan lainnya untuk mencium Yasmin.
"Awas aja, gue bakal bikin lo nyesel kalau lo berani nyium gue."
Bukannya takut dengan ancaman Yasmin, Raga justru semakin memajukan wajahnya kearah Yasmin. Mengikis jarak hingga membuat keduanya bisa merasakan sapuan helaan nafas satu sama lain.
"Gue nggak main-main sama ancaman tadi. Lo bakal nyesel kalau berani nyium gue." Yasmin tampak tidak menyerah mengancam Raga jika Pria itu berani menciumnya.
Suara sorakan dari para tamu undangan yang meminta mereka berciuman semakin membuat Raga bersemangat. Sambil menyunggingkan senyum smirknya, pria itu membisikkan sesuatu tepat ditelinga Yasmin. "Maaf, bukannya aku tidak mau mengikuti katamu. Tapi aku hanya ingin mewujudkan keinginan mereka semua terlebih lagi orang tuamu."
Yasmin terlihat gelisah ketika Raga semakin memajukan wajahnya kearahnya. Beberapa meter dari tempatnya berdiri, ayah Yasmin tampak tersenyum menunggu adegan itu benar-benar terjadi. Tidak ada pilihan, Yasmin pun segera menutup matanya begitu jarak antara dirinya dengan Raga sudah sangat dekat.
Melihat gadis didepannya sudah menutup matanya, Raga tersenyum jahil. Pria itu langsung mendaratkan ciumannya tepat diatas kening Yasmin singkat. "Kenapa kamu menutup mata? Kali ini kening dulu, bibirnya nyusul nanti malam," Bisik nya pelan setelah melepas kecupannya dari kening Yasmin.
Sontak Yasmin langsung membuka matanya. Raga terlihat menahan tawanya melihat bagaimana raut wajah Yasmin yang memerah akibat rasa malunya. Pria itu yakin pasti Yasmin mengira jika dirinya ingin mencium bibir gadis itu.
"Sial, sepertinya dia mempermainkanku. Baiklah, aku juga akan mempermainkannya," Batin Yasmin. Tanpa diduga gadis itu langsung menarik tenguk Raga. Menempelkan bibirnya tepat diatas bibir pria itu hingga membuat semua tamu undangan termasuk kedua orang tua mereka bersorak histeris.
Melihat aksi Yasmin yang tampak begitu tiba-tiba, Raga menyunggingkan senyum smirknya. Pria itu menahan tengkuk Yasmin yang sudah ingin melepas tautan mereka. Kembali menempelkan bibirnya pada bibir ranum Yasmin sambil sedikit melumatnya.
"Rasanya sangat manis, aku suka," ucap Raga setelah melepas tautan bibir mereka.
Detik berikutnya dengan sekali gerakan Yasmin berhasil menginjak kaki Raga dengan sepatu heelsnya hingga membuat pria itu merintih kesakitan. Meskipun sakit, tapi Raga cukup senang karena pria itu berhasil mengambil ciuman pertama gadis yang saat ini sudah sah menjadi istrinya. Walaupun Yasmin termasuk gadis barbar yang suka pergi ke club malam, namun gadis itu tidak pernah berpacaran atau bahkan berciuman dengan pria manapun kecuali ayahnya. Itupun hanya sekedar cium pipi saja. Raga adalah pria pertama yang merebut first kiss Yasmin.
Yasmin pov.Aku menatap pintu kamar mandi yang ada di dalam kamarku, Ah lebih tepatnya kamarku bersama dosen nyebelin itu. Seharusnya aku menempati kamar yang sama dengan keenan, pria yang sangat aku sukai dan ingin aku nikahi sejak dulu. Tapi semua itu hanya tinggal mimpi saja karena sekarang aku sudah sah menjadi istri dosen menyebalkan itu."Raga buruan, gue juga mau mandi!" Teriakku sambil mengetuk pintu kamar mandi.Setelah itu aku melihat pintu kamar mandi yang terbuka, pria itu sudah selesai mandi tampaknya. Sangat terlihat jelas dari rambutnya yang masih basah akibat keramas."Raga, Raga. Aku ini suamimu, panggil yang benar," Omelnya padaku yang masih berdiri didepan pintu kamar mandi.Aku mendengus kesal, memangnya salah jika aku memanggilnya nama saja? Dia mau aku memanggil apa? Mas? Atau sayang? Hueek sampai kapanpun aku tidak akan sudi memanggilnya dengan
"Raga, Yasmin mana? Nggak ikut sarapan?" Tanya ibu Yasmin saat melihat Raga datang ke ruang makan sendirian."Yasmin sudah berangkat ke kampus tadi pagi, Bu. Katanya nggak mau berangkat bareng saya takut teman-temannya tahu kita sudah menikah," Jawab Raga sambil berusaha tersenyum ramah.Wanita paruh baya itu menatap senyum pria yang saat ini sudah menjadi menantunya. Dengan lembut dia mengusap pelan lengannya dan berkata "Maafin Yasmin, ya. Gadis itu pasti belum bisa menerima pernikahannya. Tapi ibu yakin suatu saat nanti Yasmin pasti mau menerimamu. Ibu harap kamu mau bersabar menghadapi sikapnya itu."Raga terlihat mengangguk menanggapi ucapan ibu mertuanya itu, dia sangat paham mungkin ibu mertuanya takut jika dia akan merasa sakit hati karena sikap Yasmin. "Ibu tidak perlu khawatir, saya sudah sangat hafal sifat Yasmin jadi saya tidak akan mengambil pusing apapun yang dia katakan.""Baguslah, ib
"Sumpah Keenan ganteng banget sih. Capek gue mikirinnya."Yasmin bersama Naomi dan beberapa teman mereka sedang berkumpul di kantin kampus. Sejak tadi gadis itu tidak berhenti memandang wajah tampan sang pujaan hati yang duduk beberapa meter didepannya bersama teman-temannya. Wajah tampan Keenan benar-benar mampu menghipnotis gadis itu, apalagi saat dia bertawa. Menambah kesan tampan berkali-kali lipat.Melihat sahabatnya dalam mode on bucin, Naomi hanya bisa menggelengkan kepalanya. Jika ditanya apa Naomi tidak mengagumi Keenan juga? Jawabannya adalah Iya. Hanya saja Naomi jauh lebih menyukai dosen tampannya, Raga dibanding Keenan. Bayangkan saja jika Naomi juga sangat menyukai Keenan, Mungkin sekarang dia dan Yasmin tidak akan pernah menjadi sahabat lagi.Ditengah kesibukan memandang wajah sang pujaan hatinya, Tiba-tiba Yasmin dikejutkan dengan suara teriakan salah satu mahasiswi yang entah siapa namanya dia tidak tahu
Yasmin povSudah hampir 1 jam aku menemani Naomi galau menangisi dosen nyebelin itu di kamar kost-annya. Sejak tadi aku sudah berusaha menangkannya tapi dia terus menangis dan mengeluarkan sumpah serapahnya pada perempuan yang ada difoto pernikahan yang tadi siang tersebar. Selama aku mengenal dan bersahabat dengan Naomi, ini pertama kalinya dia semarah ini."Sumpah kalau gue ketemu sama cewek itu, gue bakal jambak rambutnya sampai botak!!"Aku langsung menyentuh rambutku begitu mendengar ancaman Naomi itu. Oh astaga, bahkan belum apa-apa saja aku sudah bisa membayangkan betapa sakitnya itu. Terlebih lagi saat Naomi kembali bersuara tidak hanya akan menjambak perempuan yang ada didalam foto itu, dia juga akan menampar dan kalau perlu menghabisinya. Seketika aku langsung lemas, bahkan untuk menelan ludah saja rasanya sangat sulit. Sebegitu bucin kah Naomi pada dosen nyebelin itu sampai dia berubah seseram ini? Bagai
Mendudukkan dirinya di sudut kursi yang berada di club malam, Yasmin menatap beberapa temannya yang terlihat asik menggoyangkan tubuh mereka mengikuti alunan musik yang sedang diputar. Seperti biasa, jika sedang dalam suasana hati yang tidak baik, Yasmin akan pergi ke tempat itu bersama teman-temannya. Gadis itu masih merasa kesal dengan kejadian tadi siang, saat Raga hampir saja membongkar rahasia mereka didepan semua mahasiswa dan dosen. Saat sedang asik menyendiri, seorang temannya datang menghampirinya dan mengajaknya untuk bergabung namun gadis itu menolak dengan alasan sedang tidak mood. Hingga beberapa saat kemudian ponselnya bergetar, terlihat sebuah panggilan masuk dari Raga terpampang jelas di layar ponselnya. Awalnya mungkin Yasmin enggan mengangkatnya, tapi Raga terus menghubunginya. Karena sudah terlewat kesal, gadis itu akhirnya mengangkatnya. "Kenapa? Jangan ganggu gue, gue sibuk!" teriak Yasmin dalam sambungan telepon itu. "Kamu dimana? Kenapa
Tidak bosan-bosannya Yasmin memandangi wajah Keenan yang terlihat fokus menyimak penjelasan Raga yang saat ini sedang mengajar di depan kelas. Gadis itu bahkan lebih memilih menatap wajah tampan pria yang sangat ia sukai daripada menyimak penjelasan dari dosen yang sangat tidak ia sukai. Baginya Keenan adalah satu-satunya pusat yang menjadi perhatiannya.Raga sendiri sejak tadi sudah mengetahui jika gadis itu tidak menyimak penjelasannya sama sekali, tapi pria itu memilih diam dan membiarkannya berharap jika Yasmin akan kembali fokus pada pelajaran nantinya. Namun tampaknya dugaan Raga itu salah. Bukannya menyimak penjelasannya, Yasmin justru semakin lekat memandangi wajah Keenan sambil sesekali menyunggingkan senyum manisnya.Selama hampir 1 minggu menikah dengan Yasmin, Raga sama sekali tidak pernah mendapatkan senyum manis dari gadis itu tapi sekarang gadis itu justru malah memberikan senyum manisnya pada orang lain alih-alih pada suaminya sendiri. Karena merasa sud
Bak seorang detektif yang sedang mengintai targetnya, Yasmin dan Naomi terlihat mengikuti Keenan dan seorang gadis yang tengah berjalan melewati lorong kampus menuju ruang perpustakaan. Sesekali kedua gadis itu bersembunyi saat melihat Keenan dan gadis itu menghentikan langkahnya. Tampaknya Keenan mulai sadar jika sejak tadi ada yang mengikutinya. Buktinya saja sekarang, pria itu terlihat menghentikan langkahnya sambil menoleh kearah sekelilingnya."Kayaknya kita ketahuan deh, Yas. Udah lah langsung samperin aja deh ya daripada ngumpet-ngumpet gini kayak mau maling aja," ucap Naomi, membuat gadis itu langsung di tutup mulutnya oleh Yasmin."Keenan, lo cari siapa? Ayo," tanya gadis yang tadi bersama Keenan.Keenan diam sebentar, pria itu masih terlihat melihat sekeliling. Namun disana hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang "Sepertinya ada yang mengikuti kita," ujarnya membuat gadis tadi langsung ikut melihat sekeliling."Siapa? Perasaan lo aja kali,
Raga menatap Yasmin yang sedang menyatap makan malamnya dalam diam. Saat pria itu menghampirinya, tiba-tiba Yasmin menyudahi kegiatannya dengan sisa makanannya yang terlihat masih cukup banyak. Gadis itu bangkit hendak beranjak pergi ke kamarnya namun dengan cepat Raga menahan pergelangan tangannya "Mau kemana? Duduk dan habiskan makananmu."Yasmin melirik sekilas kearah tangannya yang saat ini ada pada genggaman Raga kemudian menariknya hingga genggaman itu berhasil terlepas "Gue udah nggak mood makan," balasnya dingin. Gadis itu berniat ingin melanjutkan langkahnya menuju kamar tapi lagi lagi Raga menahannya.Helaan nafas panjang terdengar keluar dari mulut Yasmin. Saat ini gadis itu sedang tidak ingin berdebat dengan pria yang sudah sah menjadi suaminya itu. Tenaganya sudah cukup habis setelah digunakan untuk menangisi kenyataan tentang Keenan yang sudah mempunyai kekasih."Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, duduk."Karena tidak ingin berdebat, Yas
Beberapa bulan kemudian...Seorang wanita cantik dengan mengenakan dress hitam selutut terlihat berjalan memasuki kawasan sebuah kampus. Tidak lupa wanita itu juga menggandeng seorang anak kecil yang tidak kalah cantik dengan dirinya. Yasmin bersama Leona baru saja sampai dikampus tempat Raga mengajar. Beberapa saat yang lalu sepulang menjemput Leona disekolahnya, Yasmin mendapat kabar dari Naomi jika Raga sedang bersama banyak mahasiswa baru, pria itu katanya sedang menanggapi semua godaan-godaan mahasiswa baru itu. Tanpa pikir panjang Yasmin pun langsung berputar arah menuju kampus. Tidak lupa wanita itu juga mengajak Leona agar semua orang tahu jika ternyata dosen yang mereka kagumi itu sudah mempunyai anak istri.“Ma, itu papa!” Seru Leona sambil menunjuk kearah Raga yang sedang duduk dikursi kantin dengan dikelilingi banyak mahasiswa baru.Sambil mengepalkan kedua tangannya kuat Yasmin menatap kesal kearah sang suami. Ternyata selama ini suaminya sering dekat dengan perempuan la
1 tahun kemudian... "Leona awas!!" Sebuah mobil melaju dengan cukup kencang kearah Leona yang sedang mendorong kereta bayi. Suara tabrakan yang cukup keras terdengar membuat semua orang yang berlalu lalang dijalan itu langsung menoleh dan berlarian kearah sumber suara. Dengan air mata yang sudah mengalir deras Yasmin berlari kearah kerumuanan itu. Tadinya wanita itu sedang membeli minuman untuk Leona yang katanya sedang haus. Karena tempat membeli minuman itu hanya berada disebrang jalan, akhirnya Yasmin meminta Leona untuk menunggu disamping mobil sambil menjaga adiknya yang merupakan anak kandung Yasmin yang sudah lahir 3 bulan yang lalu. Namun saat Yasmin hendak kembali ke mobil, ia melihat dari arah lain ada mobil yang melaju dengan sangat kencang kearah kedua anaknya. Yasmin yang melihat hal itu sudah ingin berlari namun sayangnya ia terlambat karena mobil itu sudah lebih dulu menabrak pembatas jalan didekat tempat Leona dan adiknya berada. "Anakku! Tolong minggir, aku harus m
Setelah menjelaskan semua kesalahpahaman yang terjadi, akhirnya hubungan Yasmin dan Raga kembali membaik. Yasmin sudah bisa menerima penjelasan Raga, wanita itu percaya jika suaminya tidak mungkin menghianatinya. Setelah semuanya kembali membaik, mereka akhirnya bisa melanjutkan hidup rumah tangga bersama."Raga, kamu yakin ingin melaporkan Devandra ke kantor polisi?" tanya Yasmin.Mendengar Yasmin memanggilnya dengan sebutan aku-kamu bukan lo-gue lagi membuat Raga cukup terkejut. Lantas pria itu langsung bertanya kenapa istrinya tiba-tiba mengubah panggilannya. "Kamu sudah tidak menggunakan panggilan lo-gue lagi?"Yasmin menyunggingkan senyum tipisnya, wanita itu mengangguk sebagai balasannya. "Aku merasa jika panggilan itu kurang pantas. Aku ingin merubah kebiasaanku. Sekarang aku ingin menjadi istri yang baik dan ibu yang baik untuk calon anak kita."Raga mengembangkan senyumnya lebar. Pria itu sangat senang mendengar apa yang baru saja Yasmin katakan. Rasanya sangat lega mendengar
"Bayu stop! Kamu mau membawa Leona kemana?!!"Suara tangisan Leona terdengar begitu keras saat Bayu memaksanya untuk ikut dengannya. Pria itu tiba-tiba mendatangi apartemen Devandra dan langsung membawa paksa Leona. Bayu ingin mengambil alih Leona karena Devandra tidak ingin kembali padanya. Karena tidak ingin anaknya ikut dengan Bayu, Devandra pun berusaha untuk menahannya. Wanita itu tidak rela anaknya ikut dengan pria yang sudah menyakiti anaknya selama ini."Kamu tidak berhak membawa Leona! Kembalikan Leona!!" teriak Devandra. Wanita itu sudah ingin menarik tangan Leona yang terus menangis namun dengan cepat Bayu mendorongnya."Kenapa aku tidak berhak? Leona anak kandungku. Aku berhak atas dirinya!!""Hiks aku tidak mau ikut om Bayu! Aku anak papa Laga bukan anak om Bayu," sahut Leona sambil menangis dan memberontak minta dilepaskan.Mendengar kalimat yang baru saja Leona katakan membuat Bayu marah. Pria itu langsung menatap ke arah gadis kecil itu. "Leona dengarkan aku, kamu buka
Saat ini Raga sedang berada dirumah sakit. Malam ini ia akan menginap disana untuk menemani Yasmin karena dokter menyarankan untuk Yasmin dirawat inap selama kurang lebih 2 hari kedepan sampai kondisi wanita itu dan janinnya baik-baik saja.Sejak tadi Yasmin hanya diam mengalihkan pandangannya dari Raga. Wanita itu masih enggan menatap atau berbicara dengan suaminya. Menyadari hal itu, Raga memilih diam karena dia tidak ingin membuat Yasmin marah dan akhirnya akan mempengaruhi kondisi kandungannya.Ngomong-ngomong kedua orang tua mereka belum mengetahui tentang kehamilan Yasmin. Yasmin masih belum ingin memberitahu orang tuanya tentang kehamilannya sedangkan Raga juga memutuskan untuk menyelesaikan masalahnya terlebih dulu sebelum memberitahu orang tuanya."Yasmin, aku minta maaf karena baru bisa datang sekarang. Tadi aku baru saja pergi ke rumah sakit untuk melakukan tes DNA dengan anakku."Mendengar kalimat yang baru saja Raga katakan membuat Yasmin langsung menoleh kearahnya. Kemar
"Papa, masih lama ya?" tanya Leona.Saat ini mereka berdua sedang berada disalah satu rumah sakit yang cukup terkenal. Beberapa saat yang lalu mereka baru saja menyelesaikan serangkaian tes untuk melakukan tes DNA. Pada akhirnya Raga memutuskan untuk melakukan tes DNA ulang tanpa sepengetahuan siapapun. Pria itu masih belum yakin jika Leona adalah anak kandungnya, maka dari itu dia memilih melakukan tes DNA ulang dirumah sakit yang lebih besar.Kali ini tidak hanya menggunakan sample rambut dan kuku saja, Raga juga melakukan tes DNA melalui sample darahnya dan Leona. Kata seorang dokter kenalannya, melakukan tes DNA menggunakan sample darah bisa memakan waktu yang lebih cepat untuk mendapatkan hasilnya dibanding menggunakan sample rambut atau kuku. Beruntung tadi Leona tidak merengek sama sekali saat diambil darahnya. Raga mengatakan pada anaknya itu jika sekarang dia ingin memeriksakan Leona agar Leona sehat karena kemarin sempat demam."Jadi berapa lama hasilnya akan keluar, dok? Ap
Dengan menggunakan pakaian serba hitam dan juga kacamata hitam serta masker, Naomi dan Rere sedang berada di depan sebuah bangunan apartemen yang cukup mewah. Sudah hampir 1 jam kedua orang itu berdiri disana guna menunggu seseorang. "Nom, lo yakin disini apartemennya? Kok nggak keluar-keluar sih? Capek gue nunggunya. Pulang aja yuk!" Rere sudah tidak kuat lagi menunggu disana. Sudah pegel, panas lagi. Kalau bukan karena solidaritas pertemanannya dengan Yasmin, dia tidak akan mau seperti ini.Kedua orang itu sedang menunggu Devandra keluar dari apartemennya. Rencananya mereka akan memantau dan mengikuti kemanapun wanita itu pergi guna mencari bukti apakah anak yang katanya adalah anak Raga itu benar anak kandung atau bukan karena Naomi sangat yakin jika itu bukan anak kandung Raga. Sebelumnya Naomi sudah meminta izin pada Raga untuk melakukan penyelidikan ini. Karena Raga juga mulai sedikit curiga, pria itupun mengizinkannya. Bahkan dia memberitahu dimana Devandra tinggal dan member
Naomi menatap Yasmin yang saat ini sedang memalingkan wajahnya darinya. Wanita itu sedang marah karena dirinya sudah memberitahu Raga tentang kehamilannya. Naomi sendiri sadar jika mungkin ia salah karena sudah lancang memberitahu privasi orang, tapi tujuannya melakukan hal itu baik. Dia hanya ingin hubungan Raga dan Yasmin kembali baik. Naomi tidak ingin sahabatnya itu terus-terusan bersedih. "Yasmin, gue minta maaf. Gue lakuin itu karena gue pengen hubungan lo sama pak Raga kembali baik. Gue nggak mau lo sedih terus, Yas."Sambil menghela nafasnya panjang Yasmin menoleh ke arah Naomi. Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap kesal ke arah sahabatnya. "Naomi, lo kan tahu keputusan gue buat cerai sama Raga itu udah bulat. Gue udah nggak mau lagi berhubungan sama dia. Tapi gara-gara lo ngasih tahu Raga kalau gue hamil itu bikin gue nggak bisa cerai sama dia. Dia bilang kita nggak akan bisa cerai karena gue lagi hamil," ucapnya dengan nada kesal."Justru itu bagu
Yasmin menatap tajam pria yang saat ini berdiri di depannya. Beberapa saat yang lalu ketika ia terbangun dari tidurnya, ia tidak melihat keberadaan Naomi. Yasmin pikir Naomi berada di kamar mandi, namun saat ia mengetuk pintu kamar mandi, pintu itu terbuka dan tidak ada siapapun didalam sana. Saat hendak mencari keluar, tiba-tiba wanita itu dikejutkan dengan kedatangan Raga yang sudah berdiri tepat didepan pintu kostan.Melihat kedatangan sang suami, Yasmin sudah ingin menutup kembali pintunya. Namun belum sempat pintu itu tertutup, Raga sudah lebih dulu menahanya. Pria itu langsung mendorong pintunya hingga membuat pintu itu kembali terbuka lebar. Melihat apa yang baru saja suaminya lakukan tentu saja membuat Yasmin semakin menatapnya tajam."Pergi," satu kata terdengar lirih keluar dari bibir Yasmin. "Yasmin..""GUE BILANG PERGI! GUE NGGAK MAU KETEMU SAMA LO!" Teriak Yasmin sekencang mungkin. Wanita itu sudah mengatakan tidak ingin melihat suaminya, tapi suaminya terus saja berusah