Tidak bosan-bosannya Yasmin memandangi wajah Keenan yang terlihat fokus menyimak penjelasan Raga yang saat ini sedang mengajar di depan kelas. Gadis itu bahkan lebih memilih menatap wajah tampan pria yang sangat ia sukai daripada menyimak penjelasan dari dosen yang sangat tidak ia sukai. Baginya Keenan adalah satu-satunya pusat yang menjadi perhatiannya.
Raga sendiri sejak tadi sudah mengetahui jika gadis itu tidak menyimak penjelasannya sama sekali, tapi pria itu memilih diam dan membiarkannya berharap jika Yasmin akan kembali fokus pada pelajaran nantinya. Namun tampaknya dugaan Raga itu salah. Bukannya menyimak penjelasannya, Yasmin justru semakin lekat memandangi wajah Keenan sambil sesekali menyunggingkan senyum manisnya.
Selama hampir 1 minggu menikah dengan Yasmin, Raga sama sekali tidak pernah mendapatkan senyum manis dari gadis itu tapi sekarang gadis itu justru malah memberikan senyum manisnya pada orang lain alih-alih pada suaminya sendiri. Karena merasa sudah tidak bisa membiarkannya, akhirnya Raga pun bertindak.
"Yasmin, apa kamu mendengar apa yang saya jelaskan?" tanya Raga yang hanya dibalas anggukan oleh Yasmin. Oh bahkan gadis itu mengangguk tanpa menoleh sedikitpun. Pandangannya masih tertuju pada objek yang sejak tadi menjadi pusat perhatiannya.
Mendapat respon seperti itu dari Yasmin membuat Raga tidak lagi bisa menahan amarahnya. Dengan langkah besarnya ia berjalan menghampiri Yasmin. Pria itu berdiri disamping meja Yasmin sambil melipat kedua tangannya didepan dada. Lihatlah, bahkan saat dosennya sudah berdiri disampingnya, Yasmin masih belum sadar. Gadis itu masih fokus memandangi wajah tampan sang pujaan hati.
Keenan yang awalnya tidak tahu jika sedang dipandang oleh gadis disampingnya pun akhirnya menoleh. Pria itu hanya menoleh sekilas ke arah Yasmin sebelum kemudian kembali fokus ke depan kelas. Sempat mendapat lirikan dari Keenan membuat Yasmin semakin menyunggingkan senyum manisnya "Ya ampun Keenan baru aja ngelirik gue? Astaga baru dilirik seperkian detik aja dada gue udah disko gini apalagi di tatap lama."
"Bagus ya pemandangannya?" tanya Raga.
Yasmin hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya.
"Sebegitu tampankah dia sampai kamu memandangnya seperti itu?" tanya Raga lagi untuk kedua kalinya.
Lagi, untuk kedua kalinya juga Yasmin mengangguk tanpa menoleh sedikitpun. Gadis itu masih setia menatap wajah tampan sang pujaan hati "Sangat tampan. Bahkan ketampanannya mampu menyilaukan hatiku," ucapnya sambil tersenyum malu.
Mendengar jawaban yang baru saja Yasmin katakan membuat Raga harus mati-matian menahan emosinya. Bukan hanya memandang pria lain didepan suaminya, gadis itu bahkan juga memuji pria lain didepannya. Dengan sisa kesabarannya, Raga menggebrak meja Yasmin hingga membuat gadis itu terkejut dan langsung tersadar dari fokusnya.
"Bagus ya, bukannya menyimak penjelasan dosen malah asik memandangi orang lain. Yasmin Claresta Wijaya!! Maju kedepan dan berdiri di depan kelas!!" teriak Raga dengan nada kesalnya.
"Apa? Kenapa saya harus maju ke depan kelas? Memangnya apa salah saya?" tanya Yasmin yang belum menyadari kesalahannya.
"Kamu masih bertanya apa salahmu? Baiklah akan saya beritahu apa kesalahanmu. Kamu mengabaikan penjelasan saya dan malah sibuk memandangi orang disebelahmu. Kamu ini niat belajar atau tidak?"
"Memangnya salah ya pak kalau saya memandangi orang? Orang yang saya pandang sangat tampan, jadi wajar dong saya memilih memandanginya daripada menyimak penjelasan bapak yang sangat membosankan itu?" jawab Yasmin. Oh lihatlah betapa beraninya gadis itu mengatakan hal itu pada dosennya. Bahkan teman-temannya saja terlihat terkejut dengan perkataannya itu. Tidak terkecuali Naomi yang duduk di belakangnya.
"YASMIN CLARESTA WIAJAYA!!! KELUAR KELAS SEKARANG JUGA!!!!" suara teriakan yang cukup keras pun akhirnya menggema di dalam kelas itu. Sepertinya kesabaran Raga sudah benar-benar habis. Gadis itu sudah tidak lagi bisa diajak berbicara secara baik-baik.
Beberapa mahasiswa yang berada di dalam kelas tampak kaget dengan suara teriakan Raga yang terdengar begitu keras. Selama mengajar, ini pertama kalinya pria itu berteriak dan semarah ini pada mahasiswa nya dan itu semua karena ulah Yasmin.
"Kenapa diam? Cepat keluar dari kelas saya!!"
Yasmin terlihat menatap kesal ke arah pria yang baru saja meneriaki dan mengusirnya. Dengan kasar gadis itu bangkit dari duduknya kemudian melangkahkan kakinya keluar kelas tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
"Gila si Yasmin berani banget bikin pak Raga sampai semarah itu," batin beberapa mahasiswa yang melihat bagaimana beraninya Yasmin pada dosen mereka.
,,,,,,,,,, "Gila lo Yas, bisa-bisa nya lo berani ngelawan pak Ragi tadi. Lo nggak takut di keluarin dari daftar calon istrinya apa?"Uhuk! Uhuk!
Yasmin yang tadinya sibuk dengan kegiatan makan baksonya seketika tersedak setelah mendengar apa yang baru saja Naomi tanyakan. Naomi yang panik melihat sahabatnya tersedak itupun langsung menyodorkan jus jeruknya pada gadis itu. "Pelan-pelan dong makan nya, kayak dikejar hantu aja."
Setelah merasa membaik, Yasmin langsung melayangkan tatapan tajamnya ke arah Naomi "Ini gara-gara lo! Lagian lo ngapain sih tanya-tanya kayak gitu? Jadi kesedak kan gue!" marahnya pada Naomi.
"Hehe ya sorry, kan gue cuma nanya. Tapi pertanyaan gue tadi penting sih. Lo udah berani ngelawan pak Raga, memangnya lo mau dikeluarin dari daftar calon istri? Secara banyak banget mahasiswi yang ngantri jadi calon istrinya."
"Cihh tanpa ngantri juga gue udah jadi istrinya," batin Yasmin.
Memang benar kan? Tanpa mengantri Yasmin sudah berhasil menjadi istri Raga. Tapi bukan berarti gadis itu senang karena sudah menjadi istri Raga. Kalau saja boleh ditukar, mungkin Yasmin mau menukar Raga dengan orang lain apalagi dengan Keenan.
"Dih siapa juga yang mau jadi calon istrinya. Mendingan gue jadi calon istri Keenan yang jelas-jelas ganteng, pinter, baik lagi. Nggak kayak dosen nyebelin itu yang sukanya marah-marah nggak jelas. Akh pokoknya gue harus bikin perhitungan. Gue nggak terima di teriakin kayak tadi. Dia pikir gue nggak malu apa?"
"Ya kalau menurut gue sih pak Raga nggak sepenuhnya salah. Ini salah lo juga sih, udah tahu pak Raga lagi ngejelasin materi, lo malah sibuk pandangin wajah Keenan. Wajar kalau dia marah."
Dengan tatapan malasnya Yasmin menatap Naomi. Lagi-lagi sahabatnya itu lebih membela dosen nyebelin itu dibanding dia yang jelas-jelas sahabatnya. "Mentang-mentang suka dibelain terus," sindirnya.
"Nggak ngaca mbak? Lo juga kan, mentang-mentang suka Keenan langsung deh yang ada di otaknya cuma Kenaan, Keenan dan Keenan."
"Lo kok kesannya jadi belain dosen nyebelin itu sih? Lo ini sahabat gue bukan sih?!
Sambil tersenyum Naomi mengangkat tangannya membuat simbol peace "Hehe sorry, Yas. Eh itu bukannya Keenan ya? Sama siapa tuh?" serunya kemudian saat melihat Keenan berjalan keluar kantin bersama seorang gadis yang sama sekali tidak pernah Yasmin lihat sebelumnya.
Sontak Yasmin langsung menoleh ke arah tunjuk Naomi. Benar saja, Keenan terlihat berjalan keluar kantin bersama seorang wanita cantik yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Karena penasaran, Yasmin pun akhirnya langsung menyusulnya.
"Yasmin!! Kebiasaan deh kalau udah menyangkut Keenan pasti gue dilupain," gerutu Naomi sambil menyusul sahabatnya itu mengikuti Keenan.
Bak seorang detektif yang sedang mengintai targetnya, Yasmin dan Naomi terlihat mengikuti Keenan dan seorang gadis yang tengah berjalan melewati lorong kampus menuju ruang perpustakaan. Sesekali kedua gadis itu bersembunyi saat melihat Keenan dan gadis itu menghentikan langkahnya. Tampaknya Keenan mulai sadar jika sejak tadi ada yang mengikutinya. Buktinya saja sekarang, pria itu terlihat menghentikan langkahnya sambil menoleh kearah sekelilingnya."Kayaknya kita ketahuan deh, Yas. Udah lah langsung samperin aja deh ya daripada ngumpet-ngumpet gini kayak mau maling aja," ucap Naomi, membuat gadis itu langsung di tutup mulutnya oleh Yasmin."Keenan, lo cari siapa? Ayo," tanya gadis yang tadi bersama Keenan.Keenan diam sebentar, pria itu masih terlihat melihat sekeliling. Namun disana hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang "Sepertinya ada yang mengikuti kita," ujarnya membuat gadis tadi langsung ikut melihat sekeliling."Siapa? Perasaan lo aja kali,
Raga menatap Yasmin yang sedang menyatap makan malamnya dalam diam. Saat pria itu menghampirinya, tiba-tiba Yasmin menyudahi kegiatannya dengan sisa makanannya yang terlihat masih cukup banyak. Gadis itu bangkit hendak beranjak pergi ke kamarnya namun dengan cepat Raga menahan pergelangan tangannya "Mau kemana? Duduk dan habiskan makananmu."Yasmin melirik sekilas kearah tangannya yang saat ini ada pada genggaman Raga kemudian menariknya hingga genggaman itu berhasil terlepas "Gue udah nggak mood makan," balasnya dingin. Gadis itu berniat ingin melanjutkan langkahnya menuju kamar tapi lagi lagi Raga menahannya.Helaan nafas panjang terdengar keluar dari mulut Yasmin. Saat ini gadis itu sedang tidak ingin berdebat dengan pria yang sudah sah menjadi suaminya itu. Tenaganya sudah cukup habis setelah digunakan untuk menangisi kenyataan tentang Keenan yang sudah mempunyai kekasih."Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, duduk."Karena tidak ingin berdebat, Yas
Raga berjalan keluar rumah hendak berangkat ke kampus untuk mengajar, didepan pintu dia melihat Yasmin yang masih berdiri di teras sambil mengadahkan tangannya, mengecek apakah hujannya masih turun atau tidak. Hujan memang sudah turun sejak tadi subuh hingga sekarang.Dengan senyum tipisnya Raga menghampiri gadis itu dan berdiri tepat di sampingnya "Mau bareng nggak?" tanyanya berhasil membuat Yasmin langsung menoleh ke arahnya.Yasmin tidak menjawab pertanyaan Raga itu, dia memilih diam karena masih marah dengan kejadian semalam. Saat Raga memaksanya menandatangi surat perjanjian yang pria itu buat. Karena tidak mendapat respon dari Yasmin, akhirnya Raga pun kembali melayangkan pertanyaan yang sama untuk kedua kalinya. Namun lagi-lagi Yasmin hanya diam enggan menjawabnya.Karena sudah 2x bertanya dan tidak mendapat respon, pada akhirnya Raga memutuskan untuk kembali melanjutkan langkahnya menuju mobil. "Yakin nggak mau bareng? Jam 8 nanti kamu ada kelasku
"Kenapa cewek itu bisa pindah ke kelas gue? Lo sengaja ya mindahin dia biar bisa deket-deket sama Keenan terus? Lo sengaja kan bikin gue susah deketin Keenan?"Baru beberapa menit setelah selesai mengajar, Raga sudah mendapat omelan dari istri kecilnya. Tadi selesai mengajar di kelas Yasmin, pria itu mendapat pesan dari Yasmin yang memintanya untuk ketemuan di belakang gedung kampus. Raga pikir ada apa tumben gadis itu ingin mengajaknya bertemu, ternyata sesampainya disana pria itu langsung mendapat omelan dari gadis itu."Siapa yang kamu maksud? Gladys?"Mendengar nama gadis yang sangat dia benci disebut membuat Yasmin semakin kesal. "Memangnya adalagi cewek lain yang pindah ke kelas gue hari ini?"Sebuah senyuman mengembang di bibir Raga, pria itu sudah menduga jika pasti Yasmin akan marah setelah mengetahui kepindahan Gladys ke kelasnya. Sambil menyunggingkan senyum jahilnya, Raga memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana bahan kain yang saat ini
Mengalahkan berita dating idol yang biasanya terungkap setelah menjalani hubungan backstreet dari penggemarnya, hari ini kampus dihebohkan dengan sebuah berita dan foto saat kemarin Raga berjalan beriringan dengan Gladys di koridor kampus. Beberapa orang yang melihat foto itu berspekulasi jika kedua orang itu memang dekat. Bahkan tidak banyak dari mereka yang menuduh Gladys sebagai perempuan murahan karena yang mereka tahu Gladys adalah kekasih Keenan tapi gadis itu justru terlihat dekat dengan dosen idaman itu.Terlihat beberapa kali Gladys mendapat tatapan sinis dari teman kampusnya, bahkan tidak sedikit dari mereka yang terang-terangan menyindirnya saat gadis itu baru saja datang bersama Keenan. Melihat sikap aneh dari teman-teman kampusnya itu, Keenan yang sama sekali belum mengetahui berita itupun langsung menghampiri mereka. Pria itu bahkan terlihat marah saat mendengar ada salah satu perempuan yang menyindir Gladys dengan sebutan perempuan murahan."Apa ma
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Yasmin belum pulang sampai saat ini. Raga yang sejak tadi berjalan mondar mandir didepan pintu rumahnya dibuat geram dengan tingkah gadis itu. Bagaimana tidak, Yasmin sudah menandatangani surat perjanjian aturan-aturan yang harus ditaatinya. Didalam peraturan itu, Yasmin tidak boleh pulang lebih dari jam 10 malam tapi lihat sekarang, gadis itu justru berani melanggar aturan yang sudah dia tandatangi sendiri."Anak itu benar-benar ya. Lihat saja, kalau dalam 10 menit kedepan dia belum pulang juga, aku akan memberinya hukuman yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan."Tepat 10 menit setelah Raga mengatakan hal itu, ternyata Yasmin belum juga pulang. Hingga saat pria itu berniat menghubungi kembali nomor Yasmin, ternyata Yasmin sudah lebih dulu menghubunginya. Tanpa pikir panjang Raga pun langsung mengangkatnya, pria itu langsung mengeluarkan semua omelannya sebelum Yasmin sempat berbicara. "Yasmin, kamu dimana? Kenapa sangat berisik, k
Kampus kembali dihebohkan dengan beredarnya foto Raga dan Gladys yang tengah tidur bersama. Didalam foto itu terlihat Raga bertelanjang dada dengan Gladys yang tertidur pulas disampingnya dengan posisi memeluknya. Foto itu sontak membuat mereka menjadi target perbincangan hangat diseluruh kampus, bahkan sampai tersebar diluar kampus. Ada yang menyayangkan hal itu, mereka semua terutama pada mahasiswi dan beberapa dosen wanita tidak menyangka jika pria yang selama ini mereka idam-idamkan berbuat hal seperti itu."Gladys! Dasar cewek murahan! Nggak cukup lo udah punya Keenan, sekarang masih aja godain pak Raga?!!" teriak salah satu mahasiswi yang datang menghampiri Gladys dikelasnya bersama beberapa mahasiswi lainnya."Munafik banget sih lo! Nggak nyangka gue lo se murahan itu. Waktu itu lo bilang nggak ada hubungan apapun sama pak Raga, tapi kenyataannya apa? Lo malah tidur sama pak Raga!! Pasti lo kan yang godain pak Raga? Nggak mungkin pak Raga mau sama lo kalau lo aja nggak godain.
Suara teriakan beberapa mahasiswa terdengar begitu keras bersamaan dengan tersungkurnya tubuh Raga akibat mendapat pukulan yang tiba-tiba dilayangkan Keenan. Beberapa saat yang lalu, selesai menjalani turnamen basket dikampus lain, Keenan mendapat kabar dari salah satu temannya tentang beredarnya foto Gladys dan Raga. Saat itu juga Keenan langsung kembali ke kampus, sesampainya dikampus ia berpapasan dengan Gladys yang berlari keluar area kampus sambil menangis. Keenan sangat tahu apa penyebab sepupunya itu menangis, dengan sorot mata penuh amarah Keenan langsung membawa Gladys mencari keberadaan Raga. Begitu menemukan keberadaan dosen mereka itu, tanpa aba-aba Keenan langsung melayangkan pukulannya tepat pada wajah tampan sang dosen."Brengsek!! Pak Raga memang brengsek!!" Tidak puas hanya memukul sekali, Keenan menarik kerah kemeja dosennya itu sebelum kemudian kembali melayangkan pukulannya berkali-kali hingga membuat wajah tampan Raga babak belur. Raga yang awalnya tidak ingin me
Beberapa bulan kemudian...Seorang wanita cantik dengan mengenakan dress hitam selutut terlihat berjalan memasuki kawasan sebuah kampus. Tidak lupa wanita itu juga menggandeng seorang anak kecil yang tidak kalah cantik dengan dirinya. Yasmin bersama Leona baru saja sampai dikampus tempat Raga mengajar. Beberapa saat yang lalu sepulang menjemput Leona disekolahnya, Yasmin mendapat kabar dari Naomi jika Raga sedang bersama banyak mahasiswa baru, pria itu katanya sedang menanggapi semua godaan-godaan mahasiswa baru itu. Tanpa pikir panjang Yasmin pun langsung berputar arah menuju kampus. Tidak lupa wanita itu juga mengajak Leona agar semua orang tahu jika ternyata dosen yang mereka kagumi itu sudah mempunyai anak istri.“Ma, itu papa!” Seru Leona sambil menunjuk kearah Raga yang sedang duduk dikursi kantin dengan dikelilingi banyak mahasiswa baru.Sambil mengepalkan kedua tangannya kuat Yasmin menatap kesal kearah sang suami. Ternyata selama ini suaminya sering dekat dengan perempuan la
1 tahun kemudian... "Leona awas!!" Sebuah mobil melaju dengan cukup kencang kearah Leona yang sedang mendorong kereta bayi. Suara tabrakan yang cukup keras terdengar membuat semua orang yang berlalu lalang dijalan itu langsung menoleh dan berlarian kearah sumber suara. Dengan air mata yang sudah mengalir deras Yasmin berlari kearah kerumuanan itu. Tadinya wanita itu sedang membeli minuman untuk Leona yang katanya sedang haus. Karena tempat membeli minuman itu hanya berada disebrang jalan, akhirnya Yasmin meminta Leona untuk menunggu disamping mobil sambil menjaga adiknya yang merupakan anak kandung Yasmin yang sudah lahir 3 bulan yang lalu. Namun saat Yasmin hendak kembali ke mobil, ia melihat dari arah lain ada mobil yang melaju dengan sangat kencang kearah kedua anaknya. Yasmin yang melihat hal itu sudah ingin berlari namun sayangnya ia terlambat karena mobil itu sudah lebih dulu menabrak pembatas jalan didekat tempat Leona dan adiknya berada. "Anakku! Tolong minggir, aku harus m
Setelah menjelaskan semua kesalahpahaman yang terjadi, akhirnya hubungan Yasmin dan Raga kembali membaik. Yasmin sudah bisa menerima penjelasan Raga, wanita itu percaya jika suaminya tidak mungkin menghianatinya. Setelah semuanya kembali membaik, mereka akhirnya bisa melanjutkan hidup rumah tangga bersama."Raga, kamu yakin ingin melaporkan Devandra ke kantor polisi?" tanya Yasmin.Mendengar Yasmin memanggilnya dengan sebutan aku-kamu bukan lo-gue lagi membuat Raga cukup terkejut. Lantas pria itu langsung bertanya kenapa istrinya tiba-tiba mengubah panggilannya. "Kamu sudah tidak menggunakan panggilan lo-gue lagi?"Yasmin menyunggingkan senyum tipisnya, wanita itu mengangguk sebagai balasannya. "Aku merasa jika panggilan itu kurang pantas. Aku ingin merubah kebiasaanku. Sekarang aku ingin menjadi istri yang baik dan ibu yang baik untuk calon anak kita."Raga mengembangkan senyumnya lebar. Pria itu sangat senang mendengar apa yang baru saja Yasmin katakan. Rasanya sangat lega mendengar
"Bayu stop! Kamu mau membawa Leona kemana?!!"Suara tangisan Leona terdengar begitu keras saat Bayu memaksanya untuk ikut dengannya. Pria itu tiba-tiba mendatangi apartemen Devandra dan langsung membawa paksa Leona. Bayu ingin mengambil alih Leona karena Devandra tidak ingin kembali padanya. Karena tidak ingin anaknya ikut dengan Bayu, Devandra pun berusaha untuk menahannya. Wanita itu tidak rela anaknya ikut dengan pria yang sudah menyakiti anaknya selama ini."Kamu tidak berhak membawa Leona! Kembalikan Leona!!" teriak Devandra. Wanita itu sudah ingin menarik tangan Leona yang terus menangis namun dengan cepat Bayu mendorongnya."Kenapa aku tidak berhak? Leona anak kandungku. Aku berhak atas dirinya!!""Hiks aku tidak mau ikut om Bayu! Aku anak papa Laga bukan anak om Bayu," sahut Leona sambil menangis dan memberontak minta dilepaskan.Mendengar kalimat yang baru saja Leona katakan membuat Bayu marah. Pria itu langsung menatap ke arah gadis kecil itu. "Leona dengarkan aku, kamu buka
Saat ini Raga sedang berada dirumah sakit. Malam ini ia akan menginap disana untuk menemani Yasmin karena dokter menyarankan untuk Yasmin dirawat inap selama kurang lebih 2 hari kedepan sampai kondisi wanita itu dan janinnya baik-baik saja.Sejak tadi Yasmin hanya diam mengalihkan pandangannya dari Raga. Wanita itu masih enggan menatap atau berbicara dengan suaminya. Menyadari hal itu, Raga memilih diam karena dia tidak ingin membuat Yasmin marah dan akhirnya akan mempengaruhi kondisi kandungannya.Ngomong-ngomong kedua orang tua mereka belum mengetahui tentang kehamilan Yasmin. Yasmin masih belum ingin memberitahu orang tuanya tentang kehamilannya sedangkan Raga juga memutuskan untuk menyelesaikan masalahnya terlebih dulu sebelum memberitahu orang tuanya."Yasmin, aku minta maaf karena baru bisa datang sekarang. Tadi aku baru saja pergi ke rumah sakit untuk melakukan tes DNA dengan anakku."Mendengar kalimat yang baru saja Raga katakan membuat Yasmin langsung menoleh kearahnya. Kemar
"Papa, masih lama ya?" tanya Leona.Saat ini mereka berdua sedang berada disalah satu rumah sakit yang cukup terkenal. Beberapa saat yang lalu mereka baru saja menyelesaikan serangkaian tes untuk melakukan tes DNA. Pada akhirnya Raga memutuskan untuk melakukan tes DNA ulang tanpa sepengetahuan siapapun. Pria itu masih belum yakin jika Leona adalah anak kandungnya, maka dari itu dia memilih melakukan tes DNA ulang dirumah sakit yang lebih besar.Kali ini tidak hanya menggunakan sample rambut dan kuku saja, Raga juga melakukan tes DNA melalui sample darahnya dan Leona. Kata seorang dokter kenalannya, melakukan tes DNA menggunakan sample darah bisa memakan waktu yang lebih cepat untuk mendapatkan hasilnya dibanding menggunakan sample rambut atau kuku. Beruntung tadi Leona tidak merengek sama sekali saat diambil darahnya. Raga mengatakan pada anaknya itu jika sekarang dia ingin memeriksakan Leona agar Leona sehat karena kemarin sempat demam."Jadi berapa lama hasilnya akan keluar, dok? Ap
Dengan menggunakan pakaian serba hitam dan juga kacamata hitam serta masker, Naomi dan Rere sedang berada di depan sebuah bangunan apartemen yang cukup mewah. Sudah hampir 1 jam kedua orang itu berdiri disana guna menunggu seseorang. "Nom, lo yakin disini apartemennya? Kok nggak keluar-keluar sih? Capek gue nunggunya. Pulang aja yuk!" Rere sudah tidak kuat lagi menunggu disana. Sudah pegel, panas lagi. Kalau bukan karena solidaritas pertemanannya dengan Yasmin, dia tidak akan mau seperti ini.Kedua orang itu sedang menunggu Devandra keluar dari apartemennya. Rencananya mereka akan memantau dan mengikuti kemanapun wanita itu pergi guna mencari bukti apakah anak yang katanya adalah anak Raga itu benar anak kandung atau bukan karena Naomi sangat yakin jika itu bukan anak kandung Raga. Sebelumnya Naomi sudah meminta izin pada Raga untuk melakukan penyelidikan ini. Karena Raga juga mulai sedikit curiga, pria itupun mengizinkannya. Bahkan dia memberitahu dimana Devandra tinggal dan member
Naomi menatap Yasmin yang saat ini sedang memalingkan wajahnya darinya. Wanita itu sedang marah karena dirinya sudah memberitahu Raga tentang kehamilannya. Naomi sendiri sadar jika mungkin ia salah karena sudah lancang memberitahu privasi orang, tapi tujuannya melakukan hal itu baik. Dia hanya ingin hubungan Raga dan Yasmin kembali baik. Naomi tidak ingin sahabatnya itu terus-terusan bersedih. "Yasmin, gue minta maaf. Gue lakuin itu karena gue pengen hubungan lo sama pak Raga kembali baik. Gue nggak mau lo sedih terus, Yas."Sambil menghela nafasnya panjang Yasmin menoleh ke arah Naomi. Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap kesal ke arah sahabatnya. "Naomi, lo kan tahu keputusan gue buat cerai sama Raga itu udah bulat. Gue udah nggak mau lagi berhubungan sama dia. Tapi gara-gara lo ngasih tahu Raga kalau gue hamil itu bikin gue nggak bisa cerai sama dia. Dia bilang kita nggak akan bisa cerai karena gue lagi hamil," ucapnya dengan nada kesal."Justru itu bagu
Yasmin menatap tajam pria yang saat ini berdiri di depannya. Beberapa saat yang lalu ketika ia terbangun dari tidurnya, ia tidak melihat keberadaan Naomi. Yasmin pikir Naomi berada di kamar mandi, namun saat ia mengetuk pintu kamar mandi, pintu itu terbuka dan tidak ada siapapun didalam sana. Saat hendak mencari keluar, tiba-tiba wanita itu dikejutkan dengan kedatangan Raga yang sudah berdiri tepat didepan pintu kostan.Melihat kedatangan sang suami, Yasmin sudah ingin menutup kembali pintunya. Namun belum sempat pintu itu tertutup, Raga sudah lebih dulu menahanya. Pria itu langsung mendorong pintunya hingga membuat pintu itu kembali terbuka lebar. Melihat apa yang baru saja suaminya lakukan tentu saja membuat Yasmin semakin menatapnya tajam."Pergi," satu kata terdengar lirih keluar dari bibir Yasmin. "Yasmin..""GUE BILANG PERGI! GUE NGGAK MAU KETEMU SAMA LO!" Teriak Yasmin sekencang mungkin. Wanita itu sudah mengatakan tidak ingin melihat suaminya, tapi suaminya terus saja berusah