"Raga, Yasmin mana? Nggak ikut sarapan?" Tanya ibu Yasmin saat melihat Raga datang ke ruang makan sendirian.
"Yasmin sudah berangkat ke kampus tadi pagi, Bu. Katanya nggak mau berangkat bareng saya takut teman-temannya tahu kita sudah menikah," Jawab Raga sambil berusaha tersenyum ramah.
Wanita paruh baya itu menatap senyum pria yang saat ini sudah menjadi menantunya. Dengan lembut dia mengusap pelan lengannya dan berkata "Maafin Yasmin, ya. Gadis itu pasti belum bisa menerima pernikahannya. Tapi ibu yakin suatu saat nanti Yasmin pasti mau menerimamu. Ibu harap kamu mau bersabar menghadapi sikapnya itu."
Raga terlihat mengangguk menanggapi ucapan ibu mertuanya itu, dia sangat paham mungkin ibu mertuanya takut jika dia akan merasa sakit hati karena sikap Yasmin. "Ibu tidak perlu khawatir, saya sudah sangat hafal sifat Yasmin jadi saya tidak akan mengambil pusing apapun yang dia katakan."
"Baguslah, ibu tidak salah memilihmu sebagai menantu. Kamu mau berangkat ke kampus? Ibu titip sarapan untuk Yasmin ya. Gadis itu punya sakit magh, ibu takut magh nya kambuh kalau tidak sarapan."
Malam setelah acara pernikahan selesai kemarin, Yasmin dan keluarganya langsung kembali ke jakarta. Gadis itu ingin langsung pulang dengan alasan keesokan paginya ada tes di kampusnya jadi dia tidak ingin absen. Awalnya kedua orang tua nya meminta Yasmin untuk izin dulu, toh selama ini Yasmin juga suka membolos tapi gadis itu kekeh ingin tetap pulang ke jakarta. Berkat bantuan Raga yang berbicara dengan orang tua Yasmin, akhirnya mereka pun setuju untuk langsung pulang. Itulah alasan kenapa semalam kedua orang tua Yasmin menginap dirumah baru Raga dan Yasmin.
***
Dikampus Yasmin langsung melepas rindu dengan teman-temannya yang sudah 3 hari tidak bertemu dengannya. Gadis itu sangat rindu dengan sahabatnya, Naomi. Dan tentu saja juga rindu pada gebetannya, Keenan Argantha. 3 hari tidak melihat wajah tampan Keenan membuat hidup Yasmin serasa sangat hampa.
"Lo, tahu nggak."
"Nggak! Kan lo belum bilang," Sahut Yasmin memotong pertanyaan Naomi.
"Makanya diem dulu. Lo harus tahu banget sih ini. Selama lo izin kemarin, Keenan deket sama Siska."
Pekikan keras Yasmin langsung terdengar sangat keras didalam kelasnya, membuat beberapa teman sekelasnya langsung menoleh kearahnya. "Apa sih, Yas. Brisik tahu nggak!!" Protes salah satu temannya.
Yasmin hanya menoleh sekilas kearah temannya itu tanpa memperdulikan protesannnya. Gadis itu kembali fokus pada Naomi, melanjutkan kegiatan ghibah serunya. "Siska cabe-cabean itu? Wah nggak bener nih, gue harus labrak tuh cewek centil. Berani banget deketin my crush disaat gue nggak ada."
"Siapa yang mau kamu labrak?"
Yasmin dan Naomi langsung mendongak bersamaan. Raga Ravindra Malik, pria itu saat ini sudah berdiri tegak didepan meja mereka. Beberapa mahasiswi yang berada didalam kelas itupun berteriak histeris melihat kedatangan dosen pujaan mereka. Bahkan Naomi pun hampir tidak bisa berkata-kata melihat pria tampan itu berdiri tepat didepannya.
"Saya tanya sekali lagi, siapa yang mau kamu labrak Yasmin Putri Wijaya?" Pertanyaan itu kembali keluar dari bibir Raga untuk kedua kalinya.
Sambil mendengus kesal, Yasmin menatap sekilas kearah teman-teman sekelasnya dan juga Naomi yang tampak terkagum-kagum dengan kedatangan dosennya itu sebelum kemudian membalas tatapan Raga. "Bukan urusan lo."
Jawaban Yasmin berhasil membuat Raga menyunggingkan senyum sinis nya. Tanpa mengatakan apapun, Raga langsung menarik tangan Yasmin. Membawanya keluar dari kelas hingga membuat keributan mahasiswi yang iri dengan Yasmin.
"Mau dong ditarik juga tangannya sama kayak Yasmin," Gumam Naomi dengan pandangan mata yang masih tertuju pada pintu kelasnya.
***
Raga terus menarik tangan Yasmin melewati lorong gedung kampus menuju ruangannya. Sepanjang perjalanan semua mahasiswa yang melihat mereka pun tampak berbisik-bisik menanyakan apa yang sudah terjadi sampai Yasmin dibawa oleh dosen tampan itu.
Begitu sampai di ruangannya, Raga langsung menutup pintu dan menguncinya. Pria itu mendudukan Yasmin disalah satu sofa yang ada disana. "Diam disini!" Perintah Raga saat Yasmin hendak berdiri.
Yasmin menatap Raga yang berjalan menuju meja kerjanya. Pria itu terlihat mengambil sebuah kotak makan dari dalam paperbag kemudian membawanya kearah Yasmin. "Makan, kamu tadi belum sarapan kan? Tadi ibu menitipkan ini untukmu. Ibu bilang kamu punya sakit magh jadi ibu takut magh mu kambuh karena tidak sarapan."
Gadis itu hanya melihat sekilas kearah kotak makan itu tanpa berniat menyentuhnya sama sekali. "Om!"
"Jangan memanggilku dengan sebutan itu. Aku bukan om-om," Sahut Raga sebelum Yasmin menyelesaikan ucapannya.
"Lo mau dipanggil apa?"
"Terserah pokoknya jangan om."
"Baiklah. Om Raga, dengarkan ini baik-baik," Raga sudah ingin melayangkan protesannya namun Yasmin lebih dulu meletakkan jari telunjuknya didepan bibir pria itu seolah mengatakan agar pria itu diam.
Sambil melipat kedua tangannya didepan dada, Yasmin menatap kesal kearah pria didepannya. "Lo ngapain sih narik-narik tangan gue tadi? Lo lihat nggak tindakan lo tadi bikin semua orang natap kearah kita?"
"Memangnya kenapa? Wajar kan kalau aku menarik tanganmu? Aku mau menarik tanganmu, menggenggam tanganmu, menciummu atau bahkan menidurimu itu tidak jadi masalah. Kamu lupa kalau kita ini sudah meni-, Aduh Yasmin sakit!!" Pekik Raga saat tiba-tiba Yasmin menginjak kakinya.
"Pelankan suara lo, lo mau semua orang denger? Gue nggak mau tahu ya pokoknya gue gamau semua orang tahu kalau kita sudah menikah!"
"Kenapa?"
"Kenapa? Ya lo pikir aja sendiri. Dari awal gue nggak mau dan nggak suka sama lo. Kita nikah hanya karena dasar perjodohan. Dan ingat juga, lo ini inceran hampir semua mahasiswi jadi gue nggak mau ambil resiko kalau mereka tahu kita udah nikah!"
Raga terlihat menyunggingkan senyum smirknya setelah mendengar jawaban Yasmin. Pria itu yakin bukan hanya itu alasan Yasmin tidak ingin pernikahan mereka ketahuan. "Kamu yakin hanya karena itu kamu tidak ingin pernikahan kita diketahui semua orang? Aku yakin pasti ada alasan lain."
Kini giliran Yasmin yang tampak menyunggingkan senyum smirknya. Gadis itu tidak menyangka dosen nyebelin itu tahu jika masih ada alasan lain yang membuatnya tidak ingin pernikahan mereka diketahui banyak orang.
"Lo bener, ada satu alasan lagi kenapa gue nggak mau pernikahan ini ketahuan. Alasannya adalah karena gue nggak mau orang yang gue suka tahu tentang perjodohan sialan ini."
"Perjodohan sialan?" Raga tersenyum miris. Yasmin menganggap pernikahan mereka adalah perjodohan sialan?. "Katakan, siapa yang kamu suka?"
"Itu bukan urusan lo dan lo nggak perlu tahu."
"Apa itu Keenan?" Tebak Raga. Diam-diam pria itu sudah mengawasi Yasmin sejak awal. Pria itu tahu jika selama ini diam-diam Yasmin menyukai Keenan, Mahasiswa yang terkenal karena ketampanan dan kecerdasannya.
Sejak awal Raga sudah mengetahui tentang perjodohannya dengan Yasmin lebih dulu. Bahkan pria itu lah yang memohon pada ayah Yasmin agar menikahkan Yasmin dengannya. Karena latar belakang Raga yang sangat bagus serta hubungan kedua orang tua mereka yang sangat dekat membuat kedua orang tua Yasmin langsung menerimanya. Sebelum perjodohan itu dilakukan, Raga juga sudah lebih dulu mengawasi Yasmin. Bahkan pria itu rela melamar pekerjaan sebagai dosen dikampus tempat Yasmin kuliah.
"Kamu pikir Keenan suka sama gadis bodoh sepertimu?"
Mendengar dirinya disebut dengan kata gadis bodoh membuat Yasmin langsung menatap tajam kearah Raga. Gadis itu sangat marah dan tidak terima dengan panggilan itu.
"Tidak hanya tampan, Keenan adalah pria yang sangat cerdas. Dia juga sangat memilih dalam hal mencari pasangan. Kamu yakin Keenan suka sama kamu yang bodoh ini? Aku saranin kalau kamu mau Keenan melirikmu, setidaknya kamu harus pintar. Minimal masuk 10 besar lah. Apa kamu sanggup?"
Gebrakan meja terdengar begitu keras. Yasmin yang menjadi pelaku penggerakan itu semakin tajam menatap dosen didepannya "Apa maksud ucapan lo? Lo pikir gue sebodoh itu?!! Cihh lo berkata seolah kenal dekat dengan Keenan. Lo pikir Keenan pria seperti itu? Keenan adalah pria baik, tidak seperti lo! Dosen nyebelin dan mesum!!"
Raga tersenyum tipis sambil menaikan kedua bahunya "Baiklah, silahkan coba saja dekati Keenan. Kalau kamu berhasil maka aku akan menuruti semua keinginanmu."
"Deal!! Lihat saja, gue pasti bisa mendekati Keenan. Dan lo harus bersiap menuruti semua yang gue inginkan!!" Balas Yasmin sebelum kemudian melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Raga.
Raga hanya diam sambil tersenyum sinis menatap kepergian Yasmin. Tampaknya pria itu berhasil terpancing dengan ucapan Yasmin sampai dia tega mengeluarkan kata-kata jahatnya tadi. "Yasmin, Yasmin. Kamu pikir kamu bisa menang dariku? Tidak semudah itu sayang."
"Sumpah Keenan ganteng banget sih. Capek gue mikirinnya."Yasmin bersama Naomi dan beberapa teman mereka sedang berkumpul di kantin kampus. Sejak tadi gadis itu tidak berhenti memandang wajah tampan sang pujaan hati yang duduk beberapa meter didepannya bersama teman-temannya. Wajah tampan Keenan benar-benar mampu menghipnotis gadis itu, apalagi saat dia bertawa. Menambah kesan tampan berkali-kali lipat.Melihat sahabatnya dalam mode on bucin, Naomi hanya bisa menggelengkan kepalanya. Jika ditanya apa Naomi tidak mengagumi Keenan juga? Jawabannya adalah Iya. Hanya saja Naomi jauh lebih menyukai dosen tampannya, Raga dibanding Keenan. Bayangkan saja jika Naomi juga sangat menyukai Keenan, Mungkin sekarang dia dan Yasmin tidak akan pernah menjadi sahabat lagi.Ditengah kesibukan memandang wajah sang pujaan hatinya, Tiba-tiba Yasmin dikejutkan dengan suara teriakan salah satu mahasiswi yang entah siapa namanya dia tidak tahu
Yasmin povSudah hampir 1 jam aku menemani Naomi galau menangisi dosen nyebelin itu di kamar kost-annya. Sejak tadi aku sudah berusaha menangkannya tapi dia terus menangis dan mengeluarkan sumpah serapahnya pada perempuan yang ada difoto pernikahan yang tadi siang tersebar. Selama aku mengenal dan bersahabat dengan Naomi, ini pertama kalinya dia semarah ini."Sumpah kalau gue ketemu sama cewek itu, gue bakal jambak rambutnya sampai botak!!"Aku langsung menyentuh rambutku begitu mendengar ancaman Naomi itu. Oh astaga, bahkan belum apa-apa saja aku sudah bisa membayangkan betapa sakitnya itu. Terlebih lagi saat Naomi kembali bersuara tidak hanya akan menjambak perempuan yang ada didalam foto itu, dia juga akan menampar dan kalau perlu menghabisinya. Seketika aku langsung lemas, bahkan untuk menelan ludah saja rasanya sangat sulit. Sebegitu bucin kah Naomi pada dosen nyebelin itu sampai dia berubah seseram ini? Bagai
Mendudukkan dirinya di sudut kursi yang berada di club malam, Yasmin menatap beberapa temannya yang terlihat asik menggoyangkan tubuh mereka mengikuti alunan musik yang sedang diputar. Seperti biasa, jika sedang dalam suasana hati yang tidak baik, Yasmin akan pergi ke tempat itu bersama teman-temannya. Gadis itu masih merasa kesal dengan kejadian tadi siang, saat Raga hampir saja membongkar rahasia mereka didepan semua mahasiswa dan dosen. Saat sedang asik menyendiri, seorang temannya datang menghampirinya dan mengajaknya untuk bergabung namun gadis itu menolak dengan alasan sedang tidak mood. Hingga beberapa saat kemudian ponselnya bergetar, terlihat sebuah panggilan masuk dari Raga terpampang jelas di layar ponselnya. Awalnya mungkin Yasmin enggan mengangkatnya, tapi Raga terus menghubunginya. Karena sudah terlewat kesal, gadis itu akhirnya mengangkatnya. "Kenapa? Jangan ganggu gue, gue sibuk!" teriak Yasmin dalam sambungan telepon itu. "Kamu dimana? Kenapa
Tidak bosan-bosannya Yasmin memandangi wajah Keenan yang terlihat fokus menyimak penjelasan Raga yang saat ini sedang mengajar di depan kelas. Gadis itu bahkan lebih memilih menatap wajah tampan pria yang sangat ia sukai daripada menyimak penjelasan dari dosen yang sangat tidak ia sukai. Baginya Keenan adalah satu-satunya pusat yang menjadi perhatiannya.Raga sendiri sejak tadi sudah mengetahui jika gadis itu tidak menyimak penjelasannya sama sekali, tapi pria itu memilih diam dan membiarkannya berharap jika Yasmin akan kembali fokus pada pelajaran nantinya. Namun tampaknya dugaan Raga itu salah. Bukannya menyimak penjelasannya, Yasmin justru semakin lekat memandangi wajah Keenan sambil sesekali menyunggingkan senyum manisnya.Selama hampir 1 minggu menikah dengan Yasmin, Raga sama sekali tidak pernah mendapatkan senyum manis dari gadis itu tapi sekarang gadis itu justru malah memberikan senyum manisnya pada orang lain alih-alih pada suaminya sendiri. Karena merasa sud
Bak seorang detektif yang sedang mengintai targetnya, Yasmin dan Naomi terlihat mengikuti Keenan dan seorang gadis yang tengah berjalan melewati lorong kampus menuju ruang perpustakaan. Sesekali kedua gadis itu bersembunyi saat melihat Keenan dan gadis itu menghentikan langkahnya. Tampaknya Keenan mulai sadar jika sejak tadi ada yang mengikutinya. Buktinya saja sekarang, pria itu terlihat menghentikan langkahnya sambil menoleh kearah sekelilingnya."Kayaknya kita ketahuan deh, Yas. Udah lah langsung samperin aja deh ya daripada ngumpet-ngumpet gini kayak mau maling aja," ucap Naomi, membuat gadis itu langsung di tutup mulutnya oleh Yasmin."Keenan, lo cari siapa? Ayo," tanya gadis yang tadi bersama Keenan.Keenan diam sebentar, pria itu masih terlihat melihat sekeliling. Namun disana hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang "Sepertinya ada yang mengikuti kita," ujarnya membuat gadis tadi langsung ikut melihat sekeliling."Siapa? Perasaan lo aja kali,
Raga menatap Yasmin yang sedang menyatap makan malamnya dalam diam. Saat pria itu menghampirinya, tiba-tiba Yasmin menyudahi kegiatannya dengan sisa makanannya yang terlihat masih cukup banyak. Gadis itu bangkit hendak beranjak pergi ke kamarnya namun dengan cepat Raga menahan pergelangan tangannya "Mau kemana? Duduk dan habiskan makananmu."Yasmin melirik sekilas kearah tangannya yang saat ini ada pada genggaman Raga kemudian menariknya hingga genggaman itu berhasil terlepas "Gue udah nggak mood makan," balasnya dingin. Gadis itu berniat ingin melanjutkan langkahnya menuju kamar tapi lagi lagi Raga menahannya.Helaan nafas panjang terdengar keluar dari mulut Yasmin. Saat ini gadis itu sedang tidak ingin berdebat dengan pria yang sudah sah menjadi suaminya itu. Tenaganya sudah cukup habis setelah digunakan untuk menangisi kenyataan tentang Keenan yang sudah mempunyai kekasih."Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, duduk."Karena tidak ingin berdebat, Yas
Raga berjalan keluar rumah hendak berangkat ke kampus untuk mengajar, didepan pintu dia melihat Yasmin yang masih berdiri di teras sambil mengadahkan tangannya, mengecek apakah hujannya masih turun atau tidak. Hujan memang sudah turun sejak tadi subuh hingga sekarang.Dengan senyum tipisnya Raga menghampiri gadis itu dan berdiri tepat di sampingnya "Mau bareng nggak?" tanyanya berhasil membuat Yasmin langsung menoleh ke arahnya.Yasmin tidak menjawab pertanyaan Raga itu, dia memilih diam karena masih marah dengan kejadian semalam. Saat Raga memaksanya menandatangi surat perjanjian yang pria itu buat. Karena tidak mendapat respon dari Yasmin, akhirnya Raga pun kembali melayangkan pertanyaan yang sama untuk kedua kalinya. Namun lagi-lagi Yasmin hanya diam enggan menjawabnya.Karena sudah 2x bertanya dan tidak mendapat respon, pada akhirnya Raga memutuskan untuk kembali melanjutkan langkahnya menuju mobil. "Yakin nggak mau bareng? Jam 8 nanti kamu ada kelasku
"Kenapa cewek itu bisa pindah ke kelas gue? Lo sengaja ya mindahin dia biar bisa deket-deket sama Keenan terus? Lo sengaja kan bikin gue susah deketin Keenan?"Baru beberapa menit setelah selesai mengajar, Raga sudah mendapat omelan dari istri kecilnya. Tadi selesai mengajar di kelas Yasmin, pria itu mendapat pesan dari Yasmin yang memintanya untuk ketemuan di belakang gedung kampus. Raga pikir ada apa tumben gadis itu ingin mengajaknya bertemu, ternyata sesampainya disana pria itu langsung mendapat omelan dari gadis itu."Siapa yang kamu maksud? Gladys?"Mendengar nama gadis yang sangat dia benci disebut membuat Yasmin semakin kesal. "Memangnya adalagi cewek lain yang pindah ke kelas gue hari ini?"Sebuah senyuman mengembang di bibir Raga, pria itu sudah menduga jika pasti Yasmin akan marah setelah mengetahui kepindahan Gladys ke kelasnya. Sambil menyunggingkan senyum jahilnya, Raga memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana bahan kain yang saat ini
Beberapa bulan kemudian...Seorang wanita cantik dengan mengenakan dress hitam selutut terlihat berjalan memasuki kawasan sebuah kampus. Tidak lupa wanita itu juga menggandeng seorang anak kecil yang tidak kalah cantik dengan dirinya. Yasmin bersama Leona baru saja sampai dikampus tempat Raga mengajar. Beberapa saat yang lalu sepulang menjemput Leona disekolahnya, Yasmin mendapat kabar dari Naomi jika Raga sedang bersama banyak mahasiswa baru, pria itu katanya sedang menanggapi semua godaan-godaan mahasiswa baru itu. Tanpa pikir panjang Yasmin pun langsung berputar arah menuju kampus. Tidak lupa wanita itu juga mengajak Leona agar semua orang tahu jika ternyata dosen yang mereka kagumi itu sudah mempunyai anak istri.“Ma, itu papa!” Seru Leona sambil menunjuk kearah Raga yang sedang duduk dikursi kantin dengan dikelilingi banyak mahasiswa baru.Sambil mengepalkan kedua tangannya kuat Yasmin menatap kesal kearah sang suami. Ternyata selama ini suaminya sering dekat dengan perempuan la
1 tahun kemudian... "Leona awas!!" Sebuah mobil melaju dengan cukup kencang kearah Leona yang sedang mendorong kereta bayi. Suara tabrakan yang cukup keras terdengar membuat semua orang yang berlalu lalang dijalan itu langsung menoleh dan berlarian kearah sumber suara. Dengan air mata yang sudah mengalir deras Yasmin berlari kearah kerumuanan itu. Tadinya wanita itu sedang membeli minuman untuk Leona yang katanya sedang haus. Karena tempat membeli minuman itu hanya berada disebrang jalan, akhirnya Yasmin meminta Leona untuk menunggu disamping mobil sambil menjaga adiknya yang merupakan anak kandung Yasmin yang sudah lahir 3 bulan yang lalu. Namun saat Yasmin hendak kembali ke mobil, ia melihat dari arah lain ada mobil yang melaju dengan sangat kencang kearah kedua anaknya. Yasmin yang melihat hal itu sudah ingin berlari namun sayangnya ia terlambat karena mobil itu sudah lebih dulu menabrak pembatas jalan didekat tempat Leona dan adiknya berada. "Anakku! Tolong minggir, aku harus m
Setelah menjelaskan semua kesalahpahaman yang terjadi, akhirnya hubungan Yasmin dan Raga kembali membaik. Yasmin sudah bisa menerima penjelasan Raga, wanita itu percaya jika suaminya tidak mungkin menghianatinya. Setelah semuanya kembali membaik, mereka akhirnya bisa melanjutkan hidup rumah tangga bersama."Raga, kamu yakin ingin melaporkan Devandra ke kantor polisi?" tanya Yasmin.Mendengar Yasmin memanggilnya dengan sebutan aku-kamu bukan lo-gue lagi membuat Raga cukup terkejut. Lantas pria itu langsung bertanya kenapa istrinya tiba-tiba mengubah panggilannya. "Kamu sudah tidak menggunakan panggilan lo-gue lagi?"Yasmin menyunggingkan senyum tipisnya, wanita itu mengangguk sebagai balasannya. "Aku merasa jika panggilan itu kurang pantas. Aku ingin merubah kebiasaanku. Sekarang aku ingin menjadi istri yang baik dan ibu yang baik untuk calon anak kita."Raga mengembangkan senyumnya lebar. Pria itu sangat senang mendengar apa yang baru saja Yasmin katakan. Rasanya sangat lega mendengar
"Bayu stop! Kamu mau membawa Leona kemana?!!"Suara tangisan Leona terdengar begitu keras saat Bayu memaksanya untuk ikut dengannya. Pria itu tiba-tiba mendatangi apartemen Devandra dan langsung membawa paksa Leona. Bayu ingin mengambil alih Leona karena Devandra tidak ingin kembali padanya. Karena tidak ingin anaknya ikut dengan Bayu, Devandra pun berusaha untuk menahannya. Wanita itu tidak rela anaknya ikut dengan pria yang sudah menyakiti anaknya selama ini."Kamu tidak berhak membawa Leona! Kembalikan Leona!!" teriak Devandra. Wanita itu sudah ingin menarik tangan Leona yang terus menangis namun dengan cepat Bayu mendorongnya."Kenapa aku tidak berhak? Leona anak kandungku. Aku berhak atas dirinya!!""Hiks aku tidak mau ikut om Bayu! Aku anak papa Laga bukan anak om Bayu," sahut Leona sambil menangis dan memberontak minta dilepaskan.Mendengar kalimat yang baru saja Leona katakan membuat Bayu marah. Pria itu langsung menatap ke arah gadis kecil itu. "Leona dengarkan aku, kamu buka
Saat ini Raga sedang berada dirumah sakit. Malam ini ia akan menginap disana untuk menemani Yasmin karena dokter menyarankan untuk Yasmin dirawat inap selama kurang lebih 2 hari kedepan sampai kondisi wanita itu dan janinnya baik-baik saja.Sejak tadi Yasmin hanya diam mengalihkan pandangannya dari Raga. Wanita itu masih enggan menatap atau berbicara dengan suaminya. Menyadari hal itu, Raga memilih diam karena dia tidak ingin membuat Yasmin marah dan akhirnya akan mempengaruhi kondisi kandungannya.Ngomong-ngomong kedua orang tua mereka belum mengetahui tentang kehamilan Yasmin. Yasmin masih belum ingin memberitahu orang tuanya tentang kehamilannya sedangkan Raga juga memutuskan untuk menyelesaikan masalahnya terlebih dulu sebelum memberitahu orang tuanya."Yasmin, aku minta maaf karena baru bisa datang sekarang. Tadi aku baru saja pergi ke rumah sakit untuk melakukan tes DNA dengan anakku."Mendengar kalimat yang baru saja Raga katakan membuat Yasmin langsung menoleh kearahnya. Kemar
"Papa, masih lama ya?" tanya Leona.Saat ini mereka berdua sedang berada disalah satu rumah sakit yang cukup terkenal. Beberapa saat yang lalu mereka baru saja menyelesaikan serangkaian tes untuk melakukan tes DNA. Pada akhirnya Raga memutuskan untuk melakukan tes DNA ulang tanpa sepengetahuan siapapun. Pria itu masih belum yakin jika Leona adalah anak kandungnya, maka dari itu dia memilih melakukan tes DNA ulang dirumah sakit yang lebih besar.Kali ini tidak hanya menggunakan sample rambut dan kuku saja, Raga juga melakukan tes DNA melalui sample darahnya dan Leona. Kata seorang dokter kenalannya, melakukan tes DNA menggunakan sample darah bisa memakan waktu yang lebih cepat untuk mendapatkan hasilnya dibanding menggunakan sample rambut atau kuku. Beruntung tadi Leona tidak merengek sama sekali saat diambil darahnya. Raga mengatakan pada anaknya itu jika sekarang dia ingin memeriksakan Leona agar Leona sehat karena kemarin sempat demam."Jadi berapa lama hasilnya akan keluar, dok? Ap
Dengan menggunakan pakaian serba hitam dan juga kacamata hitam serta masker, Naomi dan Rere sedang berada di depan sebuah bangunan apartemen yang cukup mewah. Sudah hampir 1 jam kedua orang itu berdiri disana guna menunggu seseorang. "Nom, lo yakin disini apartemennya? Kok nggak keluar-keluar sih? Capek gue nunggunya. Pulang aja yuk!" Rere sudah tidak kuat lagi menunggu disana. Sudah pegel, panas lagi. Kalau bukan karena solidaritas pertemanannya dengan Yasmin, dia tidak akan mau seperti ini.Kedua orang itu sedang menunggu Devandra keluar dari apartemennya. Rencananya mereka akan memantau dan mengikuti kemanapun wanita itu pergi guna mencari bukti apakah anak yang katanya adalah anak Raga itu benar anak kandung atau bukan karena Naomi sangat yakin jika itu bukan anak kandung Raga. Sebelumnya Naomi sudah meminta izin pada Raga untuk melakukan penyelidikan ini. Karena Raga juga mulai sedikit curiga, pria itupun mengizinkannya. Bahkan dia memberitahu dimana Devandra tinggal dan member
Naomi menatap Yasmin yang saat ini sedang memalingkan wajahnya darinya. Wanita itu sedang marah karena dirinya sudah memberitahu Raga tentang kehamilannya. Naomi sendiri sadar jika mungkin ia salah karena sudah lancang memberitahu privasi orang, tapi tujuannya melakukan hal itu baik. Dia hanya ingin hubungan Raga dan Yasmin kembali baik. Naomi tidak ingin sahabatnya itu terus-terusan bersedih. "Yasmin, gue minta maaf. Gue lakuin itu karena gue pengen hubungan lo sama pak Raga kembali baik. Gue nggak mau lo sedih terus, Yas."Sambil menghela nafasnya panjang Yasmin menoleh ke arah Naomi. Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap kesal ke arah sahabatnya. "Naomi, lo kan tahu keputusan gue buat cerai sama Raga itu udah bulat. Gue udah nggak mau lagi berhubungan sama dia. Tapi gara-gara lo ngasih tahu Raga kalau gue hamil itu bikin gue nggak bisa cerai sama dia. Dia bilang kita nggak akan bisa cerai karena gue lagi hamil," ucapnya dengan nada kesal."Justru itu bagu
Yasmin menatap tajam pria yang saat ini berdiri di depannya. Beberapa saat yang lalu ketika ia terbangun dari tidurnya, ia tidak melihat keberadaan Naomi. Yasmin pikir Naomi berada di kamar mandi, namun saat ia mengetuk pintu kamar mandi, pintu itu terbuka dan tidak ada siapapun didalam sana. Saat hendak mencari keluar, tiba-tiba wanita itu dikejutkan dengan kedatangan Raga yang sudah berdiri tepat didepan pintu kostan.Melihat kedatangan sang suami, Yasmin sudah ingin menutup kembali pintunya. Namun belum sempat pintu itu tertutup, Raga sudah lebih dulu menahanya. Pria itu langsung mendorong pintunya hingga membuat pintu itu kembali terbuka lebar. Melihat apa yang baru saja suaminya lakukan tentu saja membuat Yasmin semakin menatapnya tajam."Pergi," satu kata terdengar lirih keluar dari bibir Yasmin. "Yasmin..""GUE BILANG PERGI! GUE NGGAK MAU KETEMU SAMA LO!" Teriak Yasmin sekencang mungkin. Wanita itu sudah mengatakan tidak ingin melihat suaminya, tapi suaminya terus saja berusah