Share

Ibu sambung?

Penulis: AkaraLangitBiru
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-20 05:13:26

Kedua mata Rama menatap tak sopan kearah sang majikan. Bagaimana tidak, majikannya itu kali ini nampak begitu kerepotan saat memasuki ruang kerjanya.

Si kembar yang masih merengek di pangkuan Adrian membuat Rama melihatnya dengan iba. Duda dua anak itu sungguh benar-benar terlihat berantakan malam ini.

"Pak, kok si kembar di bawa? Sudah malam loh" ucap Rama heran dengan cepat mengambil alih Ratu kepangkuannya. Sementara Raja masih saja asik di punggung Adrian.

"Saya mau ajak anak-anak keluar kota. Ibu sudah gak mau lagi ngurus mereka Ram" curhat Adrian dengan menidurkan Raja di sofa ruangan kerjanya.

"Hemm ... Bapak berantem ya sama ibu?" tebak Rama. Adrian mengangguk mantap, sepertinya Rama memang sudah benar-benar mengerti dirinya.

"Begitulah Ram,namanya juga ngurus dua cucu. Mana mungkin ibu terus-terusan sabar menghadapi mereka, apalagi di tahun ketiga ini mereka lagi aktif-aktifnya" Adrian menceritakan semua perasaannya pada Rama. Bagi Adrian, Rama bukan hanya sekedar tangan kanannya saja melainkan juga sebagai tempat curhatnya. 

Meski Rama lebih muda darinya, tapi pemikiran Rama yang dewasa sungguh membuat dirinya nyaman untuk dijadikan tempat berkeluh-kesah.

"Tapi maaf nih ya pak. Namanya juga seorang ibu, selelah-lelahnya ia mengurus dua anak pasti hatinya tidak akan pernah membenci. Ibu, bapak marah mungkin karena kecapean aja. Udahlah pak, jangan di ambil hati" 

"Tapi Ram, ibu gak biasanya kaya gitu. Kemarahan ibu kali ini benar-benar kelewatan, bukan hanya ibu saja yang capek tapi juga saya, Ram! Sudah di pusingkan dengan masalah pekerjaan eh malah di tambah beban dengan keluhan-keluhan anak-anak di rumah. Di rumah bukannya istirahat malam tambah stres" ucap Adrian menggebu-gebu. Sesak rasanya mengingat penderitaan yang ia alami tahun ini begitu sungguh berat.

"Bapak minum dulu gih, tenangin hatinya. Biar Raja sama Ratu Rama yang urus. Semua berkas yang harus di tandatangani telah Rama siapkan di atas meja" ucap Rama mengalihkan pembicaraan. Untuk kali ini, dirinya sungguh tak siap mendengarkan curhatan pilu bosnya itu. Bukan apa, ia hanya saja takut jika yang di alami bosnya sekarang menjadi mimpi buruknya di masa depan. Ah, membayangkannya saja sudah membuat dirinya bergidik ngeri.

"Baiklah, tolong jagain mereka ya Ram. Biar saya fokus untuk menghafal presentasi buat besok," pinta Adrian seraya berjalan menuju meja kerjanya.

"Baik pak,"

Setelah menyelesaikan semua berkas yang harus Adrian tandatangani kini dengan sangat terpaksa si kembar ia bangunkan. Agar bisa bersiap untuk pergi keluar kota malam ini juga.

"Apa bapak yakin mau membawa mereka?"  tanya Rama. Kedua bola matanya tak lepas menatap Raja dan Ratu yang kini tengah siap menaiki mobil fajero sport milik Adrian.

"Saya yakin, lagi pula disana juga ada om Darius dan tante Murni yang bersedia menampung mereka Ram. Kamu gak usah khawatir, projek besar kita akan berhasil" ucap Adrian meyakinkan.

Rama mengangguk, membukakan pintu mobil untuk Adrian serta si kembar yang begitu terlihat gembira saat menaiki mobil tersebut.

"Om kita mau kemana? Mau jemput ibu ya?" dengan polosnya si kecil Ratu bertanya pada Rama. 

"Emm ..." nampak cukup lama Rama berpikir. Hatinya mencelos saat mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir mungilnya.

"Ah Om jawabnya lama, ayo Om cepetan jalan. Nanti ibu di sana kedinginan," timpal Raja.

Lagi, hatinya tersayat pilu. Perih, sesak, Adrian rasakan. Entah sampai kapan ia harus menyembunyikan rahasia ini dari kedua anaknya, ia sungguh tak tega jika harus memberikan kenyataan pahit pada kedua anak kembarnya itu.

"Jalan aja Ram, gak usah dengarin mereka" ucap Adrian datar. Rama mengangguk, ia mulai menyalakan mesin mobilnya dan segera menancapkan gas keluar dari kota yang telah lama ini ia tempati. 

"Om nanti kalau udah dekat, kita turun di mini market dulu ya" pinta Raja dengan menoel punggung Rama dari belakang.

"Mau ngapain sayang? Kan Om Rama sudah siapkan banyak cemilan di belakang?" 

"Ih Om, Raja mau beliin eskrim buat mamah. Biar nanti mamah senang ketemu aku dan ratu" 

Entah siapa yang mengajari Raja seperti itu yang jelas kini Rama dan Adrian saling tatap. Tak habis pikir dengan pemikiran anak yang baru saja menginjak usia tiga tahun tersebut. Benar-benar di luar nalar.

"Iya sayang, nanti ya. Nanti biar Ayah yang suruh om Rama buat berhenti di mini market" 

"Janji ya ayah?" pinta Raja. Adrian mengangguk pilu.

"Iya sayang, ayah janji. Bobo lagi ya, perjalanan kita masih jauh. Tuh Ratu aja udah bobo, bobo ya. Sini, biar ayah kelonin" kembali Adrian meminta Raja untuk tidur di pangkuannya. Raja mengangguk dengan senang hati dirinya duduk di pangkuan sang Ayah. Kembali berceloteh ria hingga tertidur pulas di pangkuannya.

"Pak?" panggil Rama ketika suasana sudah benar-benar hening. Dirinya menatap sang majikan yang masih tetap terjaga dari kaca mobil.

"Iya Ram, kenapa?" tanya Adrian. 

"Apa bapak tidak ada niatan untuk mencari ibu sambung bagi mereka?" Begitu hati-hati Rama bertanya, takut jika pertanyaan yang ia lontarkan menyinggung perasaannya.

"Kamu ini Ram, persis seperti ibuku saja" kekeh Adrian yang mampu membuat Rama bernapas lega akan pertanyaan yang ia lontarkan pada Adrian tak begitu menyinggung perasaannya.

"Maaf pak jika pertanyaan saya lancang" ucap Rama tak enak hati.

"Tidak Ram, gak usah tegang gitu. Saya ngerti kok, lagi pula pria mana coba yang tahan melihat drama keluarga seperti ini? Haha" ucap Adrian tertawa sumbang. Lebih tepanya ia menertawakan kehidupannya yang begitu berat akhir-akhir ini. Tanpa Zahra, dirinya bukanlah apa-apa.

"Lantas, kenapa bapak masih saja bertahan dengan segala drama keluarga ini? Apa bapak tidak ingin memiliki pendamping hidup kembali? Merasakan kebahagian dengan keluarga utuh, seperti kebanyakan? Apa bapak tidak menginginkan itu? Setidaknya demi si kembar pak" kembali Rama bertanya, kali ini dirinya tak lagi merasakan canggung apalagi menatap dari kaca mobil Adrian merespon pertanyaan darinya dengan senyum ramah.

"Semua demi cinta saya pada mendiang Zahra, Ram. Untuk saat ini saya masih bisa bertahan deminya tapi entah sampai kapan. Memang ada sih niatan untuk kembali membina rumah tangga, tapi saya tidak ingin buru-buru, saya ingin benar-benar mencari perempuan yang bisa menerima saya dan anak saya apa adanya. Saya ingin mencari perempuan yang mampu menerima masalalu saya, serta rasa cinta saya yang tidak akan pernah pudar pada mendiang Zahra dengan tulus"

Rama mengangguk, kini ia paham. Dari nada bicara Adrian yang bergetar, menandakan rasa kehilangan itu masih menjadi luka terbesar dalam hidupnya. Cinta yang besar memang tidak akan bisa digantikan oleh seseorang, meski penggantinya tulus mencintai sebab rasa cinta itu akan ia simpan dilubuk hatinya terdalam tanpa mengubur semua kenangannya meski telah di gantikan oleh orang baru. 

Bab terkait

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Pertemuan tak di sengaja

    Kadang pertemuan yang tidak disengaja bisa menjadi awal dari pertemanan atau pun awal dari permusuhan🍃🍃🍃Alunan lagi crisye yang berjudul "Badai pasti berlalu" mengalun lembut siang ini di sebuah cafe ternama dengan beberapa pengunjung mulai saling berdatangan untuk menikmati makan siang.Tak terkecuali dengan sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta, keduanya nampak begitu menikmati alunan musik yang diputar serta menu hidangan yang tersedia di cafe ini."Sayang cobain deh, asli ini enak banget, seger! Pasti selama di canada kamu gak pernah nemuin makanan penutup yang kaya gini" sangat antusiasnya Anna kala menyodorkan makanan penutup miliknya. Sebuah hidangan khas indonesia banget namun di kemas semodern mungkin, apalagi kalau bukan es doger dengan berbagai macam toping yang di hidangkan."Masa sih, sini Mas coba" ujar Mario melahap suapan es doger dari tangan Anna."Enakan sayang?" tanya Anna, bibir tipisnya merekah sempu

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-20
  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Penyuka anak kecil

    Surga bagiku, ketika engkau teramat menyayangi anak kecil sama sepertiku. Tenyata aku tak salah memilihmu sebagai calon imamku, engkau suami idaman. Penyuka anak kecil, jika anak orang saja kamu sayangi apa jadinya jika dengan anak kita? Pasti lebih menyayangi bukan!👟👟👟Anna tak henti-hentinya tersenyum hangat saat Mariolah yang begitu telaten membersihkan luka di lutut anak kecil yang tak sengaja ia tubruk tadi."Perih ya sayang, maaf ya. Om benar-benar gak sengaja" ungkap Mario, tangannya mengelus lembut puncak kepala Raja dengan begitu hangat.Raja menggeleng keras, ditatapnya Mario dengan lekat. "Tidak Om, Raja kuat. Ayah bilang anak lelaki itu gak boleh cengeng"Mario mengangguk, menahan tawa. Mengacak rambut Raja dengan lembut. "Pintar sekali kamu nak""Katanya gak boleh cengeng, tapi tadi malah nangis" seru Rama."Kaget tadi Om," Raja mengeles dengan delikan sebal ke arah Rama yang sontak membuat Anna dan Mario

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-24
  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Cowok kaku

    Usai pertemuannya dengan pemilik rumah sakit terbesar di kota Surabaya, kini Adrian memutuskan untuk menemui kedua anak mereka yang saat ini masih di jaga oleh orang asing.Sungguh, ia benar-benar sangat marah saat Rama mengatakan jika si kembar tidaklah di kunci dalam mobil melainkan di titipkan pada sahabat SMAnya tadi.Rasa khawatirnya kini kian membesar kala mengingat jika Rama dan sahabatnya itu baru saja bertemu kembali setelah enam tahun lamanya tak jumpa. Bagaiman Rama bisa yakin jika sahabatnya itu orang baik-baik sementara dirinya baru bertemu dengannya kembali, apa dia lupa jika sikap seseorang itu bisa berubah-ubah setiap waktunya."Maaf pak, tapi saya sungguh gak tega jika harus meninggalkan mereka dalam mobil. Saya takut terjadi apa-apa pada mereka" berkali-kali Rama berusaha menjelaskan dengan gerak kaki di buat secepat mungkin untuk berjalan menyusul Adrian yang selangkah lebih cepat darinya."Sudah saya katakan Ram, mereka akan baik-baik

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-25
  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Budak dunia

    Jangan pernah menjadi budak dunia, yang tidak pernah memikirkan urusan akhirat.🍃🍃🍃Brak!Di tutupnya dengan keras pintu mobil saat Adrian bersama kedua anaknya telah memasuki mobil tersebut. Wajah Adrian begitu ditekuk sempurna membuat Rama yang hendak protes akan kekagetannya akibat ulah Adrian kini mengurungnkan niatnya dan membiarkan bos besarnya itu untuk tenang terlebih dulu."Jalan!" perintah Adrian. Rama mengangguk, ia mulai menancapkan gas meski ia tak tau arah tujuan mereka saat ini akan kemana."Kita gak usah pulang ke hotel, tapi ke rumah om Darius" ucap Adrian kembali memecahkan keheningan di antara keduanya sedangkan si kembar kini tengah asik pada dunianya masing-masing."Baik pak," jawab Rama. Ia jelas tahu alamat rumah Om Darius, paman dari bosnya itu sebab sudah hampir kesekian kalinya Adrian mengajak Rama untuk ikut menemui pamannya itu.Tak butuh waktu lama, mobil pazero hitam itu telah terparkir rapi

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-26
  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Kesal

    Mario nampak mengerinyitkan dahinya kala melihat wajah Anna yang sedari tadi tertekuk kesal."Kamu kenapa yang, ih kok kaya kesal gitu?" tanya Mario hati-hati takut kekasihnya itu lebih kesal lagi.Anna menoleh, diletakannya ponsel di atas meja kerjanya. "Aku tuh masih sebal, kesal!" geram Anna.Mario hanya mengangguk, menunggu kekasihnya itu untuk bercerita. Ya, tanpa Mario minta Anna akan bercerita setiap keluh kesah padanya hanya karena satu pertanyaan saja yang Mario lontarkan padanya."Tau gak, tadi ayahnya si kembar tuh marah-marah gak jelas. Banting pintu segala lagi, gimana aku gak kesal Mas" cerita Anna bersungut-sungut."Mung-" baru saja Mario hendak berbicara namun Anna dengan cepat memotongnya sehingga membuat Mario terpaksa mengatupkan kedua bibirnya kembali."Kok bisa ya sahabat Mas itu tahan punya bos kaya dia" heran Anna."Jadi gara-gara ini, mas dicuekin?" tanya Mario. Ditatapnya wajah Anna dengan lekat, hampir

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-09
  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Penyakitnya kembali?

    Seminggu berlalu ...Hari ini Anna seperti kembali menuliskan alur hidupnya sendiri. Untuk setahun kedepan ia akan kembali melewati hidupnya dengan begitu banyak kesepian yang mungkin akan melibatkan air mata kerinduan.Masa depannya telah kembali ia terawang, menerka-nerka apa yang akan terjadi nantinya. Ah, rupanya ia tak sadar jika takdir hidupnya hanya Allah lah yang berkuasa.Terduduk memandang langit malam kini ia lakukan sebagai bentuk pengenangan atas kepergian Mario ke Bandung untuk beberapa bulan kedepan."Jika rindu, pandanglanglah langit malam. Aku akan hadir dalam kesunyian malam, menjadi bentangan langit yang luas sebagai penampung gemerlapnya cahaya bintang dan purnama dan aku akan menjadikan kamu sebagai awan yang begitu setia menemaniku" ujar Mario sebelum kepergiannya seminggu yang lalu.Anna tersenyum, mengingat perlakuan manis Mario yang tak berubah sedari dulu. Romantis dan begitu humoris."Aku akan menjadi awan yang sel

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-10
  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Sibuk?

    Masih sepagi ini namun langit Surabaya sudah dilanda mendung tak terkira, mungkin sebentar lagi hujan akan turun membasahi bumi dengan membawa segala ingatan tentang orang-orang dimasa lalu setiap anak manusia."Ayah bangun, ayo kita solat subuh" kedua tangan mungil milik Raja kini tengah berusaha menyibakkan selimut di tubuh Ayahnya. Berusaha keras ia membangunkan Rian dengan berbagai cara dilakukan, salah satunya menarik selimut pada tubuh Adrian dan Ratu, adik kembarnya bertugas untuk memainkan telinga Adrian serta membisikan kata-kata padanya."Hemmm," gumam Adrian, berusaha membuka kedua matanya yang terasa berat."Ih ayah ayo bangun, subuhnya nanti kelewat lagi. Mamah udah nungguin pasti," seru Ratu di telinga Adrian. Mendengar kata Mamah membuat Adrian seketika membuka kedua matanya, buru-buru ia bangun menghadap Ratu yang menatapnya tak berkedip."Siapa yang nungguin kita sayang?" tanya Adrian memastikan kembali jika ia tadi mendengar kata mamah y

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-14
  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Kabar pilu

    Adrian menatap lekat punggung putra kesayangannya dengan sendu, naik turunnya bahu sang putra membuat hatinya merasa menyesal. Sekejam inikah ia padanya selama ini? Tapi ini juga demi kebaikannya, inilah cara mendidik Adrian pada sikembar selama ini."Berbalik, hadap ayah sini" titah Adrian dingin. Raja tersentak, buru-buru ia menyeka air matanya dan menuruti perintah Adrian."Tahu kesalahan kamu apa?" tanyanya dengan melipat kedua tangan di dada.Raja mengangguk lemah, masih dengan menunduk."Coba sebutkan" perintahnya."Abang usilin adek, gak nurut apa kata ayah dan abang yang menjadi penyebab adek menumpahkan secangkir wedang jahe hingga berkas-berkas ayah basah" akunya Raja menatap sekilas Adrian dengan ketakutan."Mau ulangi lagi?" tanya Adrian setengah berjongkok, menatap tajam putranya."Tidak ayah, Raja menyesal" geleng Raja berusaha menghindari tatapan tajam tersebut."Bagus, apa yang harus kamu lakukan setelah ini?" t

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-20

Bab terbaru

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Epilog

    Suara kumandang adzan subuh terdengar saling bersahutan dibeberapa mesjid yang tak jauh dari kediaman rumah megah tiga lantai itu yang mereka sebut dengan mansion itu berdiri paling mewah disekitaran perumahan warga. Didalamnya, gemericik suara air keran berjatuhan membelah kesunyian. Nampak, seorang wanita yang sudah mengenakan mukena berwarna putih itu bersandar di ambang pintu. Menatap remang-remang cahaya dihadapannya, menunggu kehadiran sang suami yang sepertinya tengah berwudhu.Seorang pria dewasa, berkoko putih lengkap dengan sarung hitamnya keluar dari kamar mandi dengan pandangan menunduk membuat rambutnya yang basah terkena air wudhu itu menetes. Tangannya cukup sibuk menurunkan lengan baju kokonya yang tersingkap. Matanya memindai kearah lemari, hendak mencari kopiah yang akan dikenakannya untuk shalat subuh hari ini. Setelah menemukannya, ia kenakan rapih kopiah ke kepalanya dengan sedikit menunduk, ia mendongak. Lantas terperanjat kaget saat melihat siluet berwarna puti

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Dibikahi CEO berstatus duda

    "Assalamualaikum, bu. Saya MUA yang dipesan bapak Adrian, bolehkah saya masuk"Anna menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba mengalihkan pikirannya dari kebingungannya. "Waalaikumsalam," jawabnya akhirnya, sambil membuka pintu untuk MUA yang datang.Seorang wanita muda dengan riasan wajah profesional dan perlengkapan lengkap memasuki kamar. "Selamat pagi, Bu Anna. Kita akan mulai dengan riasan dan hijab stylish. Bapak Adrian sudah memesan semua perlengkapan yang dibutuhkan."Anna mengangguk, berusaha tenang. "Silakan, mari kita mulai."Selama proses riasan, hai Anna mulai tidak enak pasalnya riasan yang sedang MUA itu lakukan padanya seperi riasan untuk seorang pengantin dan itu membuat Anna terus-menerus memikirkan apa yang akan terjadi. Masa iya Anna akan menjadi pengantin lagi? Ia kan hanya mengajukan syarat agar Adrian melakukan ijab kabul saja didepan orang tua dan saksi. Udah itu aja, bukan meminta mengadakan pesta besar-besaran. Saat MUA menyelesaikan riasan dan Anna berdiri di

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Dibuat secara berlebihan

    Seminggu telah berlalu, Adrian kini masih berada di kediamannya Anna. Ia masih dalam proses penyembuhan, dan dalam seminggu ini Adrian hanya tidur sendiri di ranjang besar milik istrinya itu. Sementara Anna memilih untuk tidur disofa yang lumayan besar disudut kamarnya. Cukup nyamanlah untuk dipakai tidur. Seperti malam ini, Anna baru saja memasuki kamarnya dan terkejut saat menoleh pada Adrian yang kini tengah merebahkan tubuhnya disofa yang biasa Anna tempati sembari menonton beberapa siaran berita seputaran bisnis minggu ini. "Awas," usir Anna dengan cepat. Adrian mendongak, "mau tidur sekarang?" tanyanya bangkit dari pembaringan. Anna mengangguk, berjalan mengambil bantal dan selimut didalam lemari. "Jangan tidur dulu ya, mas mau ngobrol." pinta Adrian lembut. Anna mendengus sebal, ia meletakan bantal yang dibawanya keatas sofa. "Ngapain? Udah malam, aku ngantuk" tolak Anna halus.Anna malah merebahkan tubuhnya diatas sofa, padahal Adrian masih duduk disana.Adrian melihat ra

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Rujuk?

    Anna duduk di tepi tempat tidur, menatap hujan yang terus menerpa jendela kamar. Suasana di luar yang dingin dan suram mencerminkan perasaannya saat ini. Suara tetesan hujan yang monoton dan gelegar petir membuat suasana hatinya semakin berat. Ia merasa terombang-ambing antara harapan dan ketidakpastian.Hujan ini seolah memberikan penekanan pada kebingungan dan rasa sakit yang ia rasakan. Hujan diluar nampaknya mulai agak mereda, membuat Anna bangkit untuk membuka jendela sekedar untuk menghirup udara pagi ini. Ia harap bau basah tanahnya yang menguar akan mampu menenangkan pikirannya dan berharap Adrian segera pergi dari rumahnya setelah ia menolak untuk bertemu dengannya.Jujur saja, Anna masih merasakan sakit hati atas perbuatan Adrian padanya tapi ia juga merindukananya namun logika Anna kali ini sedang berjalan, ia tidak akan luluh begitu saja saat ibunya bilang jika Adrian tidak memberikan surat yang Anna maksud melainkan Adrian datang ingin memperbaiki hubungan mereka. Jujur s

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Harus Berjuang lebih keras lagi

    Sesubuh ini, hujan deras sudah melanda kota Surabaya. Sesekali petir menyambar bumi, dan Anna kini tengah memanfaatkan keadaan, seusai shalat subuh ia masih setia duduk diatas sejadah dengan menengadah berdoa sebanyak mungkin. Anna percaya, salah satu waktu mustajabnya doa ialah diwaktu hujan turun, dan Anna yakin Allah akan mendengar segala keluh kesah serta doa-doa dirinya.Anna memejamkan matanya, membiarkan suara hujan dan petir mengisi kesunyian sekelilingnya. Dalam kegelapan pagi itu, pikirannya melayang jauh, menelusuri berbagai harapan dan impian yang belum terwujud. Ia berdoa untuk kesehatan orang-orang tercintanya, untuk ketenangan dalam hidupnya, dan untuk petunjuk yang jelas dalam menghadapi jalan hidup yang penuh ketidakpastian, terutama untuk keutuhan rumahtangganya. Anna harap, Adrian tidak sungguh-sungguh dengan perceraian itu. Tak lama setelah ia berdoa, samar-samar ia mendengar bell rumah berbunyi. Entah siapa yang bertamu sepagi ini. Anna membuka matanya perlahan d

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Titik balik dalam gelap

    Setelah kepergian Aruni beberapa menit yang lalu, Adrian masih setia menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya dengan kepala yang menengadah, menatap langit-langit. Ia bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang. Ucapan Aruni seperti perintah baginya, namun apakah harus secepat ini? Bahkan Adrian belum memiliki persiapan untuk bertemu dengan Anna beserta mertuanya. Tiba-tiba tubuh Adrian bergidik ngeri saat mengingat wajah ayah mertuanya yang terlihat begitu tegas nan berwibawa. Ia begitu malu, jika harus menghadap Dirgantara malam itu juga. Entahlah, nyali Adrian selalu menciut jika dirinya tau sudah melakukan kesalahan. Ah, memikirkan hal itu membuat kepalanya pening. Lebih baik ia sekarang bergegas pulang, menemui anak-anaknya. Rindu sekali ia bercanda dengan mereka. Ia pun bergegas pulang, mengendarai mobilnya sendiri tanpa ditemani Rama. Sengaja beberapa minggu ini Adrian membiarkan Rama untuk menjaga Aruni, menemani adik kesayangannya itu agar traumanya cepat sembuh. Seper

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Bawa dia kembali

    1 bulan kemudian ...Tepat satu bulan pertengkaran itu, rupanya Anna benar-benar pergi dari kehidupan Adrian dan kedua anaknya. Dengan terpaksa Anna tidak menuruti permintaan Raja kala itu, Anna benar-benar sakit mengingat Adrian mengajaknya bercerai kala itu. Padahal secara logika, Anna tidak salah dalam hal apa pun justru Anna hanya membantu agar emosi Adrian tidak menambah permasalahan kala itu. Namun, Adriaj terlalu emosi, ia mengartikan semua pembelaan dan kalimat penenangnya hanya untuk Mario, demi kebaikan mantan pacarnya itu.Dan sudah satu bulan ini hidup Adrian dan anak-anaknya begitu menyedihkan. Raja tak ingin berbicara dengannya sampai saat ini bahkan ia memilih untuk tinggal di pesantren al-anwar bersama jiddah dan jaddunnya sebelum Adrian membawa Anna kembali. Sementara Ratu, sampai sekaran putri kecilnya itu begitu murung, bahkan sering sakit-sakitan menggumamkan nama Anna sebagai bunda kesayangannya.Sudah berkali-kali Melati dan Darius menasehati agar Adrian menemui

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Bunda jangan pergi

    "Bunda kenapa? Kok matanya bengkak, nangis ya?" kira-kira begitulah Ratu bertanya ketika menemui bundanya yang tengah melamun sendirian menghadap jendela kamar mereka. Anna tersenyum tipis, ia menyambut hangat putri Adrian yang semakin hari semakin cantik dan menggemaskan."Bunda ih katanya dirumah nenek, tapi pas kita kesana gak ada" kesal Raja yang tiba-tiba datang ke kamar mereka. Wajah tampannya menyiratkan kekesalan. Anna menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan kekuatan untuk menjelaskan."maaf ya, tiba-tiba kepala bunda pusing. Makannya bunda pulang duluan darisana, oh iya padahal disana masih ada ayah kalian loh kenapa malah buru-buru pulang?"Ratu dan Raja saling bertukar pandang, tampak bingung sekaligus khawatir. Raja yang biasanya tegas kini menunjukkan sisi lembutnya ketika melihat ekspresi Anna."Bunda pusing kenapa? Udah minum obat atau mau abang ambilkan sesuatu buat bunda?" tanyanya Raja dengan penuh khawatir dan perhatian, ia mendekat kearah Anna dan mengulu

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Cerai?

    Aruni terduduk dan termenung di kamarnya sejak sejam yang lalu. Meratapi nasibnya sekarang ini. Apakah ia akan sanggup menjalani hidup setelah ini? Apakah ia akan sanggup mengurus bayi tidak berdosa diperutnya itu? Entahlah, Aruni hilang arah. Dia marah, terluka, kecewa. Kalau saja malam itu ia tidak menolong Mario, mungkin sekarang Aruni akan baik-baik saja atau bahkan ia sudah berada di Surabaya menyusul pria yang dicintainya. "ARGHHHH!" teriakan amarah dari dalam kamar itu terdengar begitu memilukan, Melati dan Anna berusaha untuk mencoba memasuki kamar Aruni kembali namun tidak bisa. Sejam yang lalu, Aruni mengusir keduanya saat dokter Tia menyarankan agar Aruni dibawa kerumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Namun, Aruni menolak. Ia sudah tau hasilnya dan ia yang merasakannya, bahkan gelagat dokter Tia yang mencurigakan itu membuatnya gampang ditebak. Brak ... Prang ...Suara barang pecah dan berjatuhan membuat Melati dan Aruni panik, keduanya memutuskan untuk menghubung

DMCA.com Protection Status