Share

Kabar pilu

Penulis: AkaraLangitBiru
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Adrian menatap lekat punggung putra kesayangannya dengan sendu, naik turunnya bahu sang putra membuat hatinya merasa menyesal. Sekejam inikah ia padanya selama ini? Tapi ini juga demi kebaikannya, inilah cara mendidik Adrian pada sikembar selama ini.

"Berbalik, hadap ayah sini" titah Adrian dingin. Raja tersentak, buru-buru ia menyeka air matanya dan menuruti perintah Adrian.

"Tahu kesalahan kamu apa?" tanyanya dengan melipat kedua tangan di dada.

Raja mengangguk lemah, masih dengan menunduk.

"Coba sebutkan" perintahnya.

"Abang usilin adek, gak nurut apa kata ayah dan abang yang menjadi penyebab adek menumpahkan secangkir wedang jahe hingga berkas-berkas ayah basah" akunya Raja menatap sekilas Adrian dengan ketakutan.

"Mau ulangi lagi?" tanya Adrian setengah berjongkok, menatap tajam putranya.

"Tidak ayah, Raja menyesal" geleng Raja berusaha menghindari tatapan tajam tersebut.

"Bagus, apa yang harus kamu lakukan setelah ini?" t

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Penderitaan

    Tubuh terpaku seorang Adrian kini kembali normal saat kedua pria setengah ,paruhbaya itu kembali memasuki kamar Anna."Apa dia sudah tidur?" tanya Darius pada Ajeng yang senantiasa menemani Anna. disampingnya."Sudah Mas," jawab Ajeng mendongak kearahnya."Baiklah, Rian bisa kamu bantu om sekarang?" tanya Darius menatap sang keponakan itu penuh harap."Bantu apa Om?" Adrian bertanya sembari mendekat kearah Darius."Tolong kamu gendong dia kemobil, kita akan membawanya kerumah sakit" titah Darius membuat Adrian tercengang."Saya Om?" Adrian bertanya memastikan jika perintah Darius itu benar untuknya."Iya kamulah Ri, kuatkan?""Tapi Om, diakan bukan-""Jangan protes, kamu masih muda pasti kuat. Apa kamu tega membiarkan sahabt Om ini mengendong putrinya dari lantai dua ke halaman rumah denga kondisi begini bahkan dia sudah tua sama seperti Om, apa kamu tega?" potong Darius begitu cepat sebelum Adria menolak dengan berbagai

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Kurang perhatian

    Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, Raja telah bersiap dengan pakaian tidurnya sementara Ratu masih duduk termenung melihat jam dinding."Kamu ngapain ngelihatin jam dinding kaya gitu dek?" tanya Raja duduk disebelahnya.Ratu menghela napas gusar, menoleh sekilas pada sang kakak. "Kok ayah belum pulang ya? Ratu jadi khawatir deh,""Ayahkan kerja, tadi Oma bilang Ayah akan pulang larut" jawab Raja.Kedua tangan Ratu pun kini ia gunakan untuk menopang dagunya. "Ayah jahat! Ratu gak suka!"Raja terkaget saat Ratu berbicara dengan nada tinggi seperti barusan."Kok Ratu ngomongnya gitu, ayahkan kerja untuk kita. Gak boleh ngomong gitu ah, abang gak suka. Biasakan ayah juga gitu" protes Raja. Ratu menoleh dengan mengerucutkan bibirnya."Habis Ayah gak ada waktu buat kita, Ratu tau kok Ayah juga bohong tentang ibu. Ayah selalu mengulur-ulurkan waktu untuk ketemu ibu, padahal Ratu udah kangen banget sama ibu""Kalau itu

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Penghibur

    Adrian mencoba memelankan langkahnya saat tak sengaja mendengar suara lucu yang tak asing dari sebuah ruangan yang pernah ia masuki.Tepat saat di depan pintu ruangan tersebut Adrian berhenti diikuti Rama dibelakangnya.Matanya menyipit, menyusuri sebuah celah yang terbuka di ruangan tersebut."Kenapa berhenti bos?"tanya Rama bingung. Ia mencoba mengikuti arah pandang majikannya."Hemm pantesan, sikembar ada disini rupanya. Ayo bos kalau gitu kita masuk sekarang, biar gak capek naik turun lift keruanganya si Om" cerocos Rama hendak membuka knop pintu namun dengan segera Adrian mencegah."Siapa suruh kamu buka pintu ini? Kita belum tau pasti didalam ada siapa saja, ayo telepon bunda. Tanyakan sikembar dimana" suruhnya menyeret Rama segera menjauh dari ruangan tersebut. Rama pun berdecak, merogoh sakunya dalam dan mengeluarkan alat komunikasi yang tak pernah jauh darinya.Sembari menunggu Rama menghubungi tante Murni. Ia pun kembali melihat ke

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Bucin

    Seminggu kemudian, kondisi Anna sudah membaik bahkan ia pun diperbolehkan untuk pulang. Dan seminggu itu pula, Mario tidak pernah menghubunginya bahkan membalas satu pesan saja pun rasanya Mario sudah tak mampu.Semilir angin disore hari membuat Anna terhanyut dalam dekapan rindu, senja yang selalu menjadi saksi pun kini telah memudar di gantikan dengan sang rembulan yang datang dengan gelapnya.Anna terpaku, melihat ponsel yang masih saja tidak ada notif dari sang kekasih hati."Haruskah aku memudarkan kepercayaan?" Tanyanya dalam hati.Tak lama setelah mengucapkan hal itu, ponsel pun berdering menampakan sesosok nama indah yang selalu ditunggu kabarnya.Dengan semangat, anna segera menggeser tombol berwarna biru itu keatas."Sayang, aku kangen ..." serunya tanpa basa-basi.Mendengar hal itu, Mario tertawa disebrang sana. Ia pun berucap demikian."Bahkan Mas jauh lebih rindu dibanding kamu" selorohnya. Anna terdiam, pipi berse

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Pemikiran bocah yang kelewat dewasa

    "Omah, Ratu tadi gak sengaja lihat tante Anna di taman lagi nangis loh. Kok gak ikut makan bareng kita sih?" celoteh Ratu dengan antusias di sela-sela makan malam. Ya malam ini, keluarga Darius tengah berada dikediaman sahabatnya. Siapalagi kalau bukan Dirgantara, sengaja mereka mengundangnya hanya sebagai ucapan syukur mereka karena Anna telah diperbolehkan pulang. Sayangnya, Anna tak bisa berbaur dengan dua keluarga tersebut. Ia lebih memilih untuk berdiam diri di taman, merenungi nasibnya yang entah bakalan seperti apa nantinya. Sungguh, ia tak bisa membayangkan. "Ih, Ratu ngintip. Gak baik loh, kata ayah juga anak kecil gak boleh ikut campur orang dewasa" tegur Raja disampingnya. Kedua mata Ratu menatap tajam. Ia tak suka jika Raja menegurnya di depan banyak orang apalagi didepan orang asing. Sungguh Ratu tak suka. "Abang juga kenapa tegur Ratu didepan banyak orang? Kan kata ayah gak boleh kaya gitu, itu sama saja abang merendahkan Ratu" protesnya Ratu, disimpannya kembali m

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Canggung

    Aroma sambal balado dengan di dampingi beberapa lalapan begitu menggiurkan lidah. Adrian menghirup dalam aroma sambal balado yang sudah tersaji di meja makan tersebut. seketika cacing-cacing diperutnya memberontak, menginginkan untuk segera diberi makan namun melihat Anna yang tengah mencuci tangan tak jauh dari tempatnya membuat Adrian terpaksa menunda makannya. Suasana canggung menyelimuti keduanya, tak ada percakapan sama sekali yang terlontar dari mulut Adrian atau pun Anna. Mereka malah sama-sama kebingungan hendak mengambil makanan apa sementara lauk-pauk yang tersaji masih begitu tersisa banyak di meja. Anna menelan salivanya susah payah saat tiba-tiba tangannya tak sengaja menyentuh tangan Adrian yang sudah terulur duluan hendak mengambil ayam. "Astagfirullah," buru-buru Adrian menarik tangannya menjauh dari Anna dengar beberapa kali mengucapkan istigfar. Melihat reaksi Adrian yang menurut Anna begitu berlebihan, menjadikan dirinya merasa tersinggung. Anna pikir reaksi A

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   permintaan si kembar

    Untuk anak apa sih yang enggak? Orangtua mana pun pasti akan mengabulkan permintaan anaknya jika mereka mampu. Selagi itu baik kenapa tidak? Yang paling penting anak senang. ***Adzan subuh sudah berkumandang sejak setengah jam yang lalu, gelapnya malam rupanya perlahan tergantikan dengan mentari pagi. Adrian serta si kembar pun rupanya sudah kembali kerumah Murni. Pagi ini, terlihat Adrian tengah menikmati udara segar dihalaman rumah Murni dengan ditemani secangkir kopi sementara kedua anaknya sedang bersiap memakai kaos olahraga menunggu Darius untuk melakukan olahraga bersama. "Gak ngantor, Ian?" Darius bertanya menghampiri dengan kedua tangannya yang masing-masing menggandeng tangan si kembar. Adrian mendongak, secangkir kopi yang hendak ia minum kembali diletakannya di meja. "Libur Om, hari ini Rian mau istirahat dulu. Kan weekend, masa iya terus-terusan kerja. Ian kan bukan robot," jawabnya Rian dengan cengengesan. Darius mengangguk paham, lalu kembali meneruskan jalanny

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   apa harus membuka hati?

    Untuk orang yang masih hidup dengan masalalu itu rasanya akan sulit untuk membuka hati, menerima orang baru dalam hidupnya. Sebagian orang memilih untuk hidup berdampingan dengan massa lalu bukan karena ia trauma melainkan ada kenangan yang mendalam tercipta dan sulit untuk dilupakan. ***Adrian menatap menu makan siang dimeja dengan tak berselera, jika ia tau paginya akan terasa menyedihkan lebih baik ia memilih untuk berkutat dengan pekerjaan saja di kantor namun lagi-lagi niatnya ingin qulity team dengan si kembar membuat ia terpaksa mengambil libur seperti karyawannya yang lain. Tangan Adrian mulai memainkan sendok dengan menatap makanan tak berselera seolah makanan yang disajikan bundanya itu tidak berarti apa-apa untuknya. Jenuh dengan tingkahnya sendiri membuatnya terpaksa mengeluarkan ponsel dari saku celananya, beberapa detik kemudian ia sudah mulai disibukan dengan puluhan email yang masuk untuk ia periksa segera."Ekhem, kamu kalau mau main ponsel jangan disini. Ini temp

Bab terbaru

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Epilog

    Suara kumandang adzan subuh terdengar saling bersahutan dibeberapa mesjid yang tak jauh dari kediaman rumah megah tiga lantai itu yang mereka sebut dengan mansion itu berdiri paling mewah disekitaran perumahan warga. Didalamnya, gemericik suara air keran berjatuhan membelah kesunyian. Nampak, seorang wanita yang sudah mengenakan mukena berwarna putih itu bersandar di ambang pintu. Menatap remang-remang cahaya dihadapannya, menunggu kehadiran sang suami yang sepertinya tengah berwudhu.Seorang pria dewasa, berkoko putih lengkap dengan sarung hitamnya keluar dari kamar mandi dengan pandangan menunduk membuat rambutnya yang basah terkena air wudhu itu menetes. Tangannya cukup sibuk menurunkan lengan baju kokonya yang tersingkap. Matanya memindai kearah lemari, hendak mencari kopiah yang akan dikenakannya untuk shalat subuh hari ini. Setelah menemukannya, ia kenakan rapih kopiah ke kepalanya dengan sedikit menunduk, ia mendongak. Lantas terperanjat kaget saat melihat siluet berwarna puti

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Dibikahi CEO berstatus duda

    "Assalamualaikum, bu. Saya MUA yang dipesan bapak Adrian, bolehkah saya masuk"Anna menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba mengalihkan pikirannya dari kebingungannya. "Waalaikumsalam," jawabnya akhirnya, sambil membuka pintu untuk MUA yang datang.Seorang wanita muda dengan riasan wajah profesional dan perlengkapan lengkap memasuki kamar. "Selamat pagi, Bu Anna. Kita akan mulai dengan riasan dan hijab stylish. Bapak Adrian sudah memesan semua perlengkapan yang dibutuhkan."Anna mengangguk, berusaha tenang. "Silakan, mari kita mulai."Selama proses riasan, hai Anna mulai tidak enak pasalnya riasan yang sedang MUA itu lakukan padanya seperi riasan untuk seorang pengantin dan itu membuat Anna terus-menerus memikirkan apa yang akan terjadi. Masa iya Anna akan menjadi pengantin lagi? Ia kan hanya mengajukan syarat agar Adrian melakukan ijab kabul saja didepan orang tua dan saksi. Udah itu aja, bukan meminta mengadakan pesta besar-besaran. Saat MUA menyelesaikan riasan dan Anna berdiri di

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Dibuat secara berlebihan

    Seminggu telah berlalu, Adrian kini masih berada di kediamannya Anna. Ia masih dalam proses penyembuhan, dan dalam seminggu ini Adrian hanya tidur sendiri di ranjang besar milik istrinya itu. Sementara Anna memilih untuk tidur disofa yang lumayan besar disudut kamarnya. Cukup nyamanlah untuk dipakai tidur. Seperti malam ini, Anna baru saja memasuki kamarnya dan terkejut saat menoleh pada Adrian yang kini tengah merebahkan tubuhnya disofa yang biasa Anna tempati sembari menonton beberapa siaran berita seputaran bisnis minggu ini. "Awas," usir Anna dengan cepat. Adrian mendongak, "mau tidur sekarang?" tanyanya bangkit dari pembaringan. Anna mengangguk, berjalan mengambil bantal dan selimut didalam lemari. "Jangan tidur dulu ya, mas mau ngobrol." pinta Adrian lembut. Anna mendengus sebal, ia meletakan bantal yang dibawanya keatas sofa. "Ngapain? Udah malam, aku ngantuk" tolak Anna halus.Anna malah merebahkan tubuhnya diatas sofa, padahal Adrian masih duduk disana.Adrian melihat ra

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Rujuk?

    Anna duduk di tepi tempat tidur, menatap hujan yang terus menerpa jendela kamar. Suasana di luar yang dingin dan suram mencerminkan perasaannya saat ini. Suara tetesan hujan yang monoton dan gelegar petir membuat suasana hatinya semakin berat. Ia merasa terombang-ambing antara harapan dan ketidakpastian.Hujan ini seolah memberikan penekanan pada kebingungan dan rasa sakit yang ia rasakan. Hujan diluar nampaknya mulai agak mereda, membuat Anna bangkit untuk membuka jendela sekedar untuk menghirup udara pagi ini. Ia harap bau basah tanahnya yang menguar akan mampu menenangkan pikirannya dan berharap Adrian segera pergi dari rumahnya setelah ia menolak untuk bertemu dengannya.Jujur saja, Anna masih merasakan sakit hati atas perbuatan Adrian padanya tapi ia juga merindukananya namun logika Anna kali ini sedang berjalan, ia tidak akan luluh begitu saja saat ibunya bilang jika Adrian tidak memberikan surat yang Anna maksud melainkan Adrian datang ingin memperbaiki hubungan mereka. Jujur s

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Harus Berjuang lebih keras lagi

    Sesubuh ini, hujan deras sudah melanda kota Surabaya. Sesekali petir menyambar bumi, dan Anna kini tengah memanfaatkan keadaan, seusai shalat subuh ia masih setia duduk diatas sejadah dengan menengadah berdoa sebanyak mungkin. Anna percaya, salah satu waktu mustajabnya doa ialah diwaktu hujan turun, dan Anna yakin Allah akan mendengar segala keluh kesah serta doa-doa dirinya.Anna memejamkan matanya, membiarkan suara hujan dan petir mengisi kesunyian sekelilingnya. Dalam kegelapan pagi itu, pikirannya melayang jauh, menelusuri berbagai harapan dan impian yang belum terwujud. Ia berdoa untuk kesehatan orang-orang tercintanya, untuk ketenangan dalam hidupnya, dan untuk petunjuk yang jelas dalam menghadapi jalan hidup yang penuh ketidakpastian, terutama untuk keutuhan rumahtangganya. Anna harap, Adrian tidak sungguh-sungguh dengan perceraian itu. Tak lama setelah ia berdoa, samar-samar ia mendengar bell rumah berbunyi. Entah siapa yang bertamu sepagi ini. Anna membuka matanya perlahan d

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Titik balik dalam gelap

    Setelah kepergian Aruni beberapa menit yang lalu, Adrian masih setia menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya dengan kepala yang menengadah, menatap langit-langit. Ia bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang. Ucapan Aruni seperti perintah baginya, namun apakah harus secepat ini? Bahkan Adrian belum memiliki persiapan untuk bertemu dengan Anna beserta mertuanya. Tiba-tiba tubuh Adrian bergidik ngeri saat mengingat wajah ayah mertuanya yang terlihat begitu tegas nan berwibawa. Ia begitu malu, jika harus menghadap Dirgantara malam itu juga. Entahlah, nyali Adrian selalu menciut jika dirinya tau sudah melakukan kesalahan. Ah, memikirkan hal itu membuat kepalanya pening. Lebih baik ia sekarang bergegas pulang, menemui anak-anaknya. Rindu sekali ia bercanda dengan mereka. Ia pun bergegas pulang, mengendarai mobilnya sendiri tanpa ditemani Rama. Sengaja beberapa minggu ini Adrian membiarkan Rama untuk menjaga Aruni, menemani adik kesayangannya itu agar traumanya cepat sembuh. Seper

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Bawa dia kembali

    1 bulan kemudian ...Tepat satu bulan pertengkaran itu, rupanya Anna benar-benar pergi dari kehidupan Adrian dan kedua anaknya. Dengan terpaksa Anna tidak menuruti permintaan Raja kala itu, Anna benar-benar sakit mengingat Adrian mengajaknya bercerai kala itu. Padahal secara logika, Anna tidak salah dalam hal apa pun justru Anna hanya membantu agar emosi Adrian tidak menambah permasalahan kala itu. Namun, Adriaj terlalu emosi, ia mengartikan semua pembelaan dan kalimat penenangnya hanya untuk Mario, demi kebaikan mantan pacarnya itu.Dan sudah satu bulan ini hidup Adrian dan anak-anaknya begitu menyedihkan. Raja tak ingin berbicara dengannya sampai saat ini bahkan ia memilih untuk tinggal di pesantren al-anwar bersama jiddah dan jaddunnya sebelum Adrian membawa Anna kembali. Sementara Ratu, sampai sekaran putri kecilnya itu begitu murung, bahkan sering sakit-sakitan menggumamkan nama Anna sebagai bunda kesayangannya.Sudah berkali-kali Melati dan Darius menasehati agar Adrian menemui

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Bunda jangan pergi

    "Bunda kenapa? Kok matanya bengkak, nangis ya?" kira-kira begitulah Ratu bertanya ketika menemui bundanya yang tengah melamun sendirian menghadap jendela kamar mereka. Anna tersenyum tipis, ia menyambut hangat putri Adrian yang semakin hari semakin cantik dan menggemaskan."Bunda ih katanya dirumah nenek, tapi pas kita kesana gak ada" kesal Raja yang tiba-tiba datang ke kamar mereka. Wajah tampannya menyiratkan kekesalan. Anna menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan kekuatan untuk menjelaskan."maaf ya, tiba-tiba kepala bunda pusing. Makannya bunda pulang duluan darisana, oh iya padahal disana masih ada ayah kalian loh kenapa malah buru-buru pulang?"Ratu dan Raja saling bertukar pandang, tampak bingung sekaligus khawatir. Raja yang biasanya tegas kini menunjukkan sisi lembutnya ketika melihat ekspresi Anna."Bunda pusing kenapa? Udah minum obat atau mau abang ambilkan sesuatu buat bunda?" tanyanya Raja dengan penuh khawatir dan perhatian, ia mendekat kearah Anna dan mengulu

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Cerai?

    Aruni terduduk dan termenung di kamarnya sejak sejam yang lalu. Meratapi nasibnya sekarang ini. Apakah ia akan sanggup menjalani hidup setelah ini? Apakah ia akan sanggup mengurus bayi tidak berdosa diperutnya itu? Entahlah, Aruni hilang arah. Dia marah, terluka, kecewa. Kalau saja malam itu ia tidak menolong Mario, mungkin sekarang Aruni akan baik-baik saja atau bahkan ia sudah berada di Surabaya menyusul pria yang dicintainya. "ARGHHHH!" teriakan amarah dari dalam kamar itu terdengar begitu memilukan, Melati dan Anna berusaha untuk mencoba memasuki kamar Aruni kembali namun tidak bisa. Sejam yang lalu, Aruni mengusir keduanya saat dokter Tia menyarankan agar Aruni dibawa kerumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Namun, Aruni menolak. Ia sudah tau hasilnya dan ia yang merasakannya, bahkan gelagat dokter Tia yang mencurigakan itu membuatnya gampang ditebak. Brak ... Prang ...Suara barang pecah dan berjatuhan membuat Melati dan Aruni panik, keduanya memutuskan untuk menghubung

DMCA.com Protection Status