Abimanyu tanpa basa-basi langsung menggendong Akasha, membawanya masuk ke dalam gedung perusahaan. Leon yang berada di belakang bosnya langsung mengambil botol dot yang terjatuh ke dalam kolam, lalu setelah itu dia mengikuti Abimanyu.
Di bawah tatapan para karyawan yang lelah berlarian mencari anak bos mereka, mereka berpura-pura tidak melihat ketika Abimanyu memancarkan aura yang begitu menakutkan. Wajahnya tampak datar tanpa ekspresi, Akasha di pelukannya mengamuk, meminta untuk diturunkan."Huhuhu, pulang! Pulang! Akasha mau pulang!" Anak itu merengek, mencoba melepaskan diri dari sang ayah.Abimanyu tidak menanggapi, dia terus berjalan tanpa menghiraukan tangisan putranya."Tante! Akasha mau ke tante! Huaaa." Terisak-isak, Akasha yang menangis penuh dengan air mata dan ingus."AKASHA!" bentak Abimanyu lagi, kepalanya pusing mendengar tangisan putranya.Dia tidak bisa membayangkan jika menjadi Eleena yang bersama dengan Akasha"Ini dia, makan malam spesial untuk anak ganteng kita, Akasha!" Eleena membawa sebuah piring besar berisikan satu ekor ayam goreng utuh, dia meletakkannya di atas meja makan.Akasha, anak yang di sebutkan bertepuk tangan dengan gembira. Melihat ayam goreng di atas meja, anak itu menatapnya dengan tatapan serakah.Eleena tersenyum, lalu kembali berkata, "Karena ini spesial, jadi yang pertama dapat bagian adalah Akasha!" Eleena dengan hati-hati hendak merobek bagian paha atas ayam itu, namun dia tidak menyangka jika ayam di atas piring masih sangat panas. Eleena kembali menarik tangannya."Masih panas, jangan pegang!" Abimanyu tiba-tiba angkat bicara, dia membungkukkan tubuh, merobek bagian paha atas ayam tanpa merasa kepanasan sekalipun. Lalu paha ayam sebesar lengan bayi itu di letakan di atas piring milik Akasha.Melihat apa yang Abimanyu lakukan, dia tidak menyangka jika Abimanyu akan membantunya. Hati Eleena menghangat, dia tersenyum lembut. "M
Kehidupan rumah tangganya bersama dengan Abimanyu sangat damai akhir-akhir ini hingga Eleena hampir lupa jika masih ada Viona dan Jesica yang tidak akan rela melihatnya hidup dengan tenang.Hari itu, Eleena mengajak Akasha untuk keluar jalan-jalan, belum sempat dia keduanya bahagia, Eleena melihat Jesica dan Viona yang sedang berdiri di depan gerbang rumahnya dengan raut wajah kesal karena satpam tidak mengizinkannya masuk."Eleena!" teriak Jesica ketika melihat Eleena yang keluar dari rumah.Kening Eleena berkerut tidak suka melihat ibu dan anak itu berada di depan rumahnya. Pada akhirnya dia tidak berbalik pergi, akan tetap tetap berjalan keluar dari gerbang rumah. Saat Eleena menyuruh satpam membuka gerbang, Viona dan Jesica senang karena berpikir jika Eleena menuruti mereka. Tetapi saat keduanya hendak melangkah masuk, Eleena menutup kembali gerbang."Mau ke mana?" tanya Eleena yang sudah berada di luar sambil menuntun Akasha."Eleena
"MAS!" Jesica berteriak pada Dedi yang sedang duduk bersantai di sofa sambil menonton tayangan televisi begitu dia memasuki pintu rumahnya.Dedi mendongak, melihat anak dan istrinya yang kembali dnegan raut wajah kesal. "Ada apa?" tanya Dedi."Kamu harus kasih Eleena pelajaran!" Jesica duduk di samping Dedi, mengeluh pada sang suami.Viona juga melakukan hal yang sama, dia duduk di samping ayahnya. "Aku di dorong sampe jatuh sama Eleena, Pah! Tapi dia malah maki-maki aku sama Mamah!"Dedi menegakkan punggungnya ketika mendengar hal itu. "Kenapa Eleena mendorong kamu?" tanya Dedi dengan alis berkerut."Bukan itu intinya, Mas!" Tegur Jesica dengan kesal. "Eleena itu semakin menjadi-jadi sekarang! Dia sama sekali enggak mengormati aku sebagai ibunya. Bahkan dia udah berani main tangan sama Viona.""Kalian tenang dulu, cerita apa yang terjadi sebenarnya!"Jesica jelas semakin kesal mendengar pertanyaan Dedi. Dia merasa Dedi
Eleena tiba-tiba bangkit dari duduknya, dia berjalan ke arah walk in closet, membungkuk untuk membuka bagian paling bawah dari lemari kayu, mengambil sebuah koper dari dalam sana. Eleena membuka lemari pakaiannya, memilih beberapa dan memasukannya ke dalam koper.Abimanyu menatap istrinya dengan heran. "Kenapa kamu masukin baju ke dalam koper?" tanya Abimanyu dengan heran."Aku mau ke Singapura," jawab Eleena sambil terus memilah pakaiannya."Hah?" Abimanyu menatap Eleena dengan tatapan tidak mengerti."Aku mau ikut Mas ke Singapura, kenapa? Memangnya enggak boleh?"Pria itu mendadak terdiam, tidak menyangka Eleena akan meminta untuk ikut. Abimanyu benar-benar dibuat kehilangan kata-kata oleh istrinya. "Kamu mau ikut?""Enggak boleh?" Eleena menatap sang suami dengan tatapan curiga. "Mas beneran ada perjalanan bisnis, kan? Bukan jenguk istri ke dua?""El, aku beneran ada perlu di sana." Abimanyu menghela nafas atas tuduh
Puas menatap, Celine mengalihkan tatapannya lada sang suami. "Lagi ngapain?" Dia tidak menjawab pertanyaan Hendra tadi dan malah mengajukan pertanyaan lain."Liat ikan. Bukannya kemarin kamu bilang pengen makan ikan?" Hendra menunjuk pada bak yang tadi dia lihat, di dalamnya banyak ikan dengan ukuran besar dan kecil berenang mengitari bak.Celine juga melihatnya, lalu mengangguk. "Kalau gitu beli!"Pak RT dan bu RT masuk ke dalam rumah mengambil kantung plastik untuk wadah ikan yang akan Hendra bawa. Hani diam-diam menatap Hendra dan Celine bergantian."A Hendra, besok bisa, kan?" Gadis itu bertanya dengan nada yang sangat lembut.Celine menatap Hendra, ingin bertanya apa yang dibicarakan oleh gadis bernama Hani itu. Dia dengan sebal mencubit pinggang suaminya, membuat Hendra mendesis kesakitan."Enggak bisa, Neng. Kalau mau ke pasar mendingan kamu bareng sama mobil sayur aja," Hendra menjawab sesuai keinginan Celine, lalu untuk
Eleena terkejut mendengar panggilan yang Akasha tunjukan untuknya. Matanya menatap anak yang juga menatapnya dengan tatapan polos dan malu. Sudut bibir Eleena tertarik ke atas, membentuk sebuah senyum lembut. Eleena mengulurkan lengannya pada Akasha, memberi isyarat agar Akasha mendekati dia."Akasha mah eskrim rasa apa?" tanya Eleena dengan lembut. Satu tangannya mengelus pipi anak itu."Esklim coklat, Mah," jawab Akasha, masih malu-malu ketika dia menyebut Eleena dengan panggilan Mamah."Okey, ayo kita beli es krim coklat!" Eleena lalu memesan pada si penjual.Di sepanjang perjalanan, Akasha terus tersenyum, mata bulatnya menyipit, membentuk bulan sabit. Anak itu menggenggam tangan Eleena, berjalan sambil bersenandung sebuah lagi yang Eleena tidak mengerti apa yang Akasha nyanyikan.***"Mamah! Mamah! Mamah! Mamah!"Kembali ke hotel, Abimanyu tertegun mendengar suara seruan Akasha yang memanggil 'mamah' entah pada siap
"Mas Abi belum tidur?" tanya Eleena ketika dia yang sudah tertidur, terbangun di tengah malam.Melihat sang suami yang sedang duduk sambil bersandar pada kepala ranjang sambil sibuk dengan sesuatu di laptopnya. Wanita itu mengusap matanya dengan pelan."Ada beberapa pekerjaan yang belum selesai, kamu lanjut tidur lagi!" titah Abimanyu."Lengan Mas luka, apa enggak sakit ngetik kaya gitu?" Eleena enggan melihat suaminya bekerja di tengah malam.Tersenyum, satu lengan Abimanyu yang tidak terluka terulur, mengelus kening Eleena dengan lembut. "Enggak terlalu sakit, ini pekerjaan yang harus diselesaikan sekarang."Eleena menghela nafas, merasa bahwa bos di sebuah perusahaan sangat sulit. Di novel dan film yang Eleena tahu, bos-bos biasanya bisa cuti dan melakukan semua hal sesuka mereka, tidak sesibuk Abimanyu.***"Abimanyu ada di Singapura untuk dua minggu, kamu tahu?" Abram berbicara dengan seseorang di seberang telepon.
''Astaga!''Seorang wanita dengan cepat menutup mulutnya yang memekik setelah melihat apa yang terjadi. Wanita itu, Eleena Mahendra, menatap tidak percaya pada pria yang masih berbaring, tertidur di sebelahnya. Eleena melihat tubuh bugil pria itu yang tertutup selimut, lalu dengan kaku menatap tubuhnya sendiri yang juga tidak mengenakan apa pun selain selimut.Otaknya berputar dengan cepat, mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam. Sore kemarin, Eleena pergi ke apartemen kekasihnya, berniat memberikan kejutan atas 3 tahun kebersamaan mereka. Namun ketika tiba di sana dia terkejut saat melihat pakaian pria dan wanita tergeletak begitu saja di ruang tamu apartemen. Tidak lupa suara-suara desahan yang Eleena dengar saat itu.''Aku cemburu kalau liat Eleena sebut-sebut kamu di depan orang-orang, Kapan kamu putusin dia?''''Sabar, ya, Sayang. Kalau di suruh milih, aku juga pasti bakalan milih kamu, kok!''Suara pria dan wanita di dalam kamar tidur begitu familiar dan saat dia datang u