Share

Sebuah Ajakan

Aku segera menarik tangan Farel. Dan kulihat senyum lebarnya tersungging di bibirnya. Dasar pria aneh. Dia hendak memelukku, tapi langsung kucubit perutnya. Gak lihat apa ada tante Billa sama mama.

"Siapa?" tanya Tante Billa bingung.

"Saya? Belahan jiwanya tante. Haha. Aw!"

Kapok! Kucubit sekali lagi perutnya. Dia meringis, tapi tersenyum lebar ke arahku. Tahu saja, pipiku merah karena perkataanya tadi. Malu dong.

"Oh. Haha... aku kira siapa. Kok manggilnya Yulia? Bukan Ha--"

"Eh, Bil... sudah makan?"

Napasku tercekat. Untung saja mama cepat bereaksi. Memotong perkataan tante Billa. Kulihat tante Billa tambah bingung. Jantungku berdegup. Farel sudah mendengar sebagian perkataan tante Billa yang menanyakan panggilannya barusan. Tapi setelah ku tatap takut-takut, ekspresinya biasa saja.

"Belum, Ly. Mau nawarin makan ya?"

Mama melirikku, memberi isyarat agar mengajak Farel masuk. Aku mengangguk dan menarik tangannya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status