Share

Pahami Rasamu

Penulis: FitriElmu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Doni bangun kesiangan. Akibatnya dia celingak celinguk kebingungan. Dia memang belum terlalu paham dengan rumah Lily. Dia kan memang cuma berkunjung pas lamaran dadakan sama nikahan itu doang. 

Dengan rambut yang masih acak-acakan, dia beranjak ke kamar mandi. Rupanya ada ibu di dapur.

"Sudah bangun, nak?"

Doni mengangguk, nyengir. Malu.

"Capek ya? Jauh juga sih perjalanannya," ujar ibu. Doni meringis. Memang capek, tapi selain itu dia merasa nyaman, yang membuatnya tak sadar sudah kesiangan. Entah kenapa.

Dia mengedarkan pandangan ke sekitar. Tak mendapati keberadaan gadisnya.

"Kak Lily mana, bu?"

"Oh, Lily... Dia di depan. Lagi nyiram bunga."

Doni manggut-manggut.

"Cuci wajahmu, lalu sarapan."

"Iya, Bu."

Cowok itu meneruskan langkahnya. Tepat Lily kembali dari depan. Membawa ember dan gayungnya.

"Kok asternya gak ada, bu?"

"Iya. Habis berbunga waktu itu ibu lupa gak nyemai lagi. Jadi pada mati."
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dinikahi Berondong Mesum   Yes, Cause U're My Love

    Minggu yang cerah. Mentari masih mengintip malu-malu di balik pepohonan sana. Pagi ini juga Doni dan Lily akan pulang. Sedari tadi bapak dan ibu sibuk menyiapkan barang apa saja yang bisa di bawa. Termasuk singkong yang kemarin mereka cabut."Sudah, Bu. Ini saja," ujar Lily, dia gak enak karena malah merepotkan ibunya. Namun ibu masih bersikeras. Beras, singkong, jagung tua dan muda, juga sayur terong, semua dibawakan."Halah. Wong ada kok. Ibu sama bapak kan gak beli," bantahnya. Lily menoleh ke arah Doni, dia juga gak enak sama cowok itu. Bagaimanapun juga ini kan mobil Doni. Tapi cowok itu cuek saja. Malah semangat menatanya di dalam bagasi belakang. Ah, sudahlah."Lily pamit pak, bu," ujarnya. Mencium tangan ayah dan ibunya."Iya, nduk. Seng ati-ati ya disana. Jadi istri yang baik dan berbakti."Ibu mengusap lembut surai putrinya. Tatapannya tak bisa berbohong, mata yang berkaca.

  • Dinikahi Berondong Mesum   Sayang yang Samar

    Minggu yang cerah. Mentari masih mengintip malu-malu di balik pepohonan sana. Pagi ini juga Doni dan Lily akan pulang. Sedari tadi bapak dan ibu sibuk menyiapkan barang apa saja yang bisa di bawa. Termasuk singkong yang kemarin mereka cabut."Sudah, Bu. Ini saja," ujar Lily, dia gak enak karena malah merepotkan ibunya. Namun ibu masih bersikeras. Beras, singkong, jagung tua dan muda, juga sayur terong, semua dibawakan."Halah. Wong ada kok. Ibu sama bapak kan gak beli," bantahnya. Lily menoleh ke arah Doni, dia juga gak enak sama cowok itu. Bagaimanapun juga ini kan mobil Doni. Tapi cowok itu cuek saja. Malah semangat menatanya di dalam bagasi belakang. Ah, sudahlah."Lily pamit pak, bu," ujarnya. Mencium tangan ayah dan ibunya."Iya, nduk. Seng ati-ati ya disana. Jadi istri yang baik dan berbakti."Ibu mengusap lembut surai putrinya. Tatapannya tak bisa berbohong, mata yang berkaca.

  • Dinikahi Berondong Mesum   Rencana

    Pagi sekali, mereka berangkat. Doni mengantar ke kampus Lily terlebih dahulu,barulah ke rumahnya mengambil motor. Sebelum pergi, cowok itu mengingatkan janji mereka nanti malam."Dasar, takut sekali gue kelupaan. Haha," gumam Lily terkekeh. Memandangi kepergian Doni."Woy!" Seseorang menepuk pundaknya. Membuat Lily terjingkat kaget."Astaga! Bi...laa... Eh, Dita. Ngegetin aja sih." Dia pikir itu Billa, ternyata Dita, rekan satu organisasi dengannya."Ya ampun, Ly. Lo kemana aja sih dua hari ini," keluh Dita. Rautnya tak baik-baik saja."Gue pulang kampung. Ada apa emang, Dit?""Kenapa ponsel pake dimatiin sih. Genting tahu."Lily mengerdipkan mata dengan alis mengerut, tak paham."Pokoknya genting deh. Ntar abis kuliah, jangan pulang dulu. Ada rapat komisaris."Lily mengangguk. Dia bingung. Apa sebenarnya yang terjadi. Apa terjadi sesuatu dengan kak Mukhtar?"Ya udah. Gue pulang dulu. Capek gaes. Dari kemarin

  • Dinikahi Berondong Mesum   Malam Petaka

    Lily melirik arloji di pergelangan tangan kirinya. Haduh, dia tidak tahu kalau bakal sampai semalam ini kumpulannya. Pukul sembilan belas lewat tiga puluh dua menit.Memang darurat. Uang kas hilang. Sekaligus uang yang dikumpulkan untuk donasi korban bencana yang dikumpulkan teman-temannya. Yang mana dia tidak ikut mencari donasinya.Sedari tadi dia menunduk. Raut Mukhtar terlihat marah. Penampilannya juga tak serapi biasanya. Kata-kata yang terlontar juga tak seperti biasanya. Cenderung kasar dan blak-blakan. Wajar saja sih, disaat keadaan genting begini, malah banyak yang dihubungi susah. Lily juga merasa bersalah. Kalau tahu begini, dia tidak pulang kemarin. Sumpah, Mukhtar terlihat mengerikan.Sebenarnya dia gelisah bukan cuma karena ini, tapi juga teringat janjinya dengan Doni. Dia bahkan sedari tadi belum memegang ponselnya. Dia yakin cowok itu menghubunginya, bahkan mungkin juga sama khawatirnya disana. Mana tadi janjinya kan dia gak usah di jemput.

  • Dinikahi Berondong Mesum   Kehormatan yang Direnggut

    Billa melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh."Tidak! Ini gak boleh terjadi." Dia memukul stirnya frustasi. Kantunya yang semula berat terasa mendadak sirna begitu saja begitu mendapat telepon dari Doni. Fikirannya serasa tak lagi di tempat. Dia sudah membayangkan yang tidak-tidak.Tiba di sebuah rumah, dia segera menghentikan laju mobilnya, berlari mengetuk pintu kasar."Ma! Mama! Buka pintunya. Ini Billa ma!" gedornya tak sabar. Tak lama terdengar derap langkah kaki, dan pintu terbuka. Menampilkan mama Mukhtar dengan wajah kantuknya."Ada apa sih, Bil. Malam-malam gedar gedor pintu." Billa tak peduli ocehan mamanya itu."Kak Mukhtar mana?""Gak ada di rumah. Katanya nginep tempat temannya. Kenapa memang? Tumben nyariin kakakmu malam-malam.""Ngi-nginep?""Iya. Katanya sedang ada masalah di organisasinya gitu."Billa memejamkan matanya, frustasi. Ayolah, jangan sampai yang difikirkannya benar-benar

  • Dinikahi Berondong Mesum   Haruskah jujur?

    Pagi-pagi sekali Doni datang ke rumah sakit. Kekhawatiran tercetak jelas di wajahnya. Dia langsung memeluk erat gadisnya."Masih sakit?" bisiknya.Lily menggeleng. Melepaskan pelukan Doni. Hatinya tersayat melihat wajah berondongnya."Sudahlah, Don. Aku tak apa.""Tapi, kak. Kak Lily masih pucat," ujar Doni. Menyentuh wajah Lily. Gadis itu menepisnya pelan."Aku gak apa."Dia ingin bersikap biasa saja, seperti kesepakatannya dengan Billa tadi malam. Tapi melihat Doni, tetap saja rasanya sesak. Dia merasa menghianati cowok itu."Ehm! Obat nyamuk nih."Billa mendehem. Membuat keduanya reflek menoleh. Doni nyengir."Sory mblo. Lupa," tukasnya. Billa mendecis, mengangkat tangannya seolah hendak memukul Doni. Cowok itu tertawa."Sudah. Bawa pulang istrimu sana. Ingat, jangan boleh ke kampus. Biarkan dia istirahat."Doni mengacungkan jempolnya. Dan dia akan izin juga hari ini."Thanks, Bro.""Yaah.. lam

  • Dinikahi Berondong Mesum   Curiga

    Saat Lily membuka mata, yang pertama dilihatnya adalah Doni yang pulas disampingnya. Wajahnya yang polos menambah sesak dalam dadanya. Rasanya dia seperti penghianat yang sangat jahat. Perhatian cowok itu padanya, makin menimbulkan rasa bersalah yang amat sangat. Dia sedikit beringsut, menyampingkan badannya, tepat menghadap wajah Doni.Tangannya terulur menyentuh lembut pipi Doni yang sedikit membengkak. Mulutnya sedikit terbuka. Tetes bening kembali mengalir di sudut mata gadis itu."Sampai kapan gue nyembunyiin ini," ucapnya lirih."Gue takut, gue takut sesuatu yang lebih buruk datang."Helanya berat. Teringat kejadian itu terjadi tepat di masa suburnya. Tentu saja dia takut ada benih yang bersarang di rahimnya. Mengusap air matanya dengan punggung tangannya. Lalu beranjak bangun.Hari ini dia akan ke kampus. Meski sebenarnya masih takut dan trauma. Tapi, dia tidak mau membuat Doni curiga. Dia tidak ingin cowok itu tahu kejadian yang m

  • Dinikahi Berondong Mesum   Doni tahu

    "Kak! Kak Lily. Apa yang terjadi?"Dia sempat mendengar Doni panik mendobrak kamar. Memangku kepalanya yang sudah dipenuhi busa di mulutnya. Dan setelah itu semuanya gelap. Sakit. Tapi dia masih bisa tersenyum.Ya, akhirnya Lily memutuskan menenggak pil tidur dengan dosis tinggi. Yang membuatnya overdosis. Dia tidak sanggup lagi menghadapi kenyataan."Maafin gue, Don. Lo berhak bahagia..." ucapnya terakhir dalam hati.----------Doni mondar mandir di depan ruangan di rumah sakit. Tadi dengan sigap dia langsung membawa Lily ke rumah sakit. Terkejut setengah mati mendapati gadisnya terkapar di kamar dengan mulutnya yang berbusa. Kini dokter di dalam sana sedang memberinya pertolongan pertama.Billa datang tergopoh."Di-dimana Lily?"Doni mendesah kesal. Emosinya memuncak. Tapi dia tak ada tenaga untuk marah-marah."Apa yang sebenarnya terjadi?" Akhirnya hanya pertanyaan itu yang muncul.Billa menangis. B

Bab terbaru

  • Dinikahi Berondong Mesum   Last be Forever

    Rapat direksi berjalan lumayan alot. Menguras tenaga dan pikiran. Ditambah Farel yang meski berada di ruang ber-Ac merasakan panas dingin. Mungkin karena dia kepikiran yang di rumah. Beruntung presentasinya lancar. Mendapatkan aplouse dari yang lain. Kembali ke mejanya dengan gugup. Papanya menepuk pundaknya, mengacungkan jempol.Tak lama rapat selesai. Tapi masih dilanjut dengan obrolan ala-ala bapak-bapak khas. Farel bergerak gelisah. Dan rupanya itu disadari Dirga. Belum sempat Dirga mengatakan sesuatu, ponselnya berdering."Ah, maaf. Ada panggilan."Pak Manaf mengangguk.Dirga berjalan agak menjauh."Halo sayang--""Farel ada sama kamu kan?""Em, iya. Kenapa?""Cepat ke rumah sakit. Hana akan melahirkan."Dirga terkejut. Menoleh ke arah Farel. Pantas saja putranya sedari tadi gelisah."Oh, oke. Segera."Telpon dimatikan. Dirga segera menghampiri Farel."Segera ke rumah sakit. Istrimu mau melahirkan."Mulut Farel ternganga, tapi dia malah bingung."Tunggu apalagi. Ajak mertuamu, na

  • Dinikahi Berondong Mesum   Menunggu Hadirnya

    Beberapa hari kemudian, Farel sudah boleh dibawa pulang. Merayakan kepulangan Farel dengan mengadakan pesta kecil-kecilan. Tentu hadir juga David dan keluarga Billa.Disela obrolan itu Bram mengomeli Farel karena dikiranya selingkuh dengan wanita waktu itu. Untung saja Bram belum mengatakan pada yang lainnya. Hanya dia pendam sendiri. Dan setelah tahu kenyataannya, dia lega. Yang paling membuat terkejut adalah pernyataan Billa, bahwa Yulia adalah putrinya dengan pria brengsek waktu itu. Dia tahu karena melihat berita yang ramai dibicarakan di televisi dan portal berita online lainnya. Menelisik asal negara dan nama ayahnya, Billa yakin, Yulia itu benar putrinya. Tentu saja itu menggemparkan. Mereka jadi tak enak pada Billa. Tapi Billa bilang tak apa. Mungkin karena didikan ayahnya sehingga Yulia seperti itu. Billa sendiri nanti rencananya akan menemui Yulia saat kondisi sudah kondusif.Pesta dilanjut dengan kecerewetan dari Devan. Dia memang mood booster. Tahu sendirilah, keturunan D

  • Dinikahi Berondong Mesum   Tetaplah Disini

    Kenapa harus ada session rumah sakit lagi untuk kisahnya? Dan kali ini pun, pria itu yang terbaring di ranjang pesakitan. Hana menggenggam tangan Farel. Beberapa jam yang lalu, Farel memasuki ruang gawat darurat untuk mengeluarkan peluru di pinggir punggungnya. Untung saja tak sampai tembus mengenai organ dalamnya. Tapi yang namanya peluru panas tetap saja membuat korbannya terbaring tak berdaya. Kini Farel dipindahkan di ruang yang sama dengannya. Frans mati di tempat akibat tiga peluru yang dia tembakkan. Sedang Yulia kini juga dirawat di ruang yang berbeda. Wanita itu rupanya tahan banting. Devan, David dan papanya mendapat perawatan ringan atas luka yang mereka peroleh dari hasil gulat dini hari tadi. Sedangkan kawanan penjahat lain berhasil di ringkus polisi. Termasuk penjahat yang hanya memakai celana dalam itu. Dia terbangun bingung saat mendapati keadaannya yang memalukan.Sampai saat ini, Hana masih tak paham dengan yang dilakukan Farel. Kenapa pria itu datang bersama yang

  • Dinikahi Berondong Mesum   Jangan Pergi, Farel!

    "Dor! Dor!"Langkah Farel terhenti. Terkejut. Devan segera menariknya ke tempat tersembunyi."Van, siapa?"Devan menggeleng. Tatapannya awas. Mencoba bersikap tenang. Suara ini masih di dekat sini. Jantungnya berdegup kencang. Terpikirkan keberadaan papanya. Ck! Harusnya dia tadi bersama papanya. Tapi, ah...Totalnya ada empat orang yang berhasil mereka lumpuhkan tadi. Jadi, sebenarnya ada berapa orang yang ada disini.Sebuah bayangan hitam berkelebat melewati mereka. Secepat kilat Devan merebut pistol dari tangan Farel. Bersiaga. "Om! Cari keberadaan Farel!"Astaga! Itu, David. Spontan Devan keluar."Bang David."Sontak bayangan itu menoleh."Farel?"Farel muncul.Baru saja David hendak berkata, terdengar suara lain."Itu mereka!"Suara tembakan kembali terdengar. Secepat kilat mereka merunduk mencari tempat aman. "Brengsek! Sial! Dimana curut-curut itu!"Degh!Farel tersentak. Dia tak asing dengan suara itu. Mirip dengan pria yang mendorongnya ke jurang itu. Pria yang bersama deng

  • Dinikahi Berondong Mesum   Upaya Penyelamatan

    Sebuah gudang bekas pabrik lama. Di ruangan yang samar akan penerangan. Sesosok wanita tertunduk dengan kaki dan tangan yang diikat. Mulutnya tersumpal plester besar. Dia masih pingsan akibat bius yang terhirup olehnya beberapa jam yang lalu. Ada dua penjaga yang bersiaga di luar pintu.Sementara di ruangan yang lain, tiga orang pria dan satu wanita tengah menikmati minuman keras di hadapan mereka."Brengsek! Dia masih belum sadar juga?" Wanita itu berkata."Sepertinya kalian tadi memberinya bius terlalu banyak," tukas sang pria."Sory, boss. Dia memberontak kuat. Jadi terpaksa," ucap salah satu dari dua orang yang lain itu. Menuangkan isi botol ke gelas yang diacungkan oleh pria itu."Argh! Aku gak sabar buat nyiksa dia. Frans, ayo kita kunjungi dia sekarang.""Tapi dia belum sadar sayang...""Akan kubuat dia sadar. Ayo! Tanganku sudah gatal menyiksanya."Frans tersenyum. Membelai pipi wanita itu. Lalu mengecup bibirnya singkat."Kau ini bernafsu sekali, hmm? Baiklah, ayo."Keduanya

  • Dinikahi Berondong Mesum   Jebakan

    Pukul setengah sembilan malam saat dia memutuskan pergi. Belum terlalu malam, tapi mama dan papanya juga sudah pergi tidur. Dengan mengendap-endap, Hana menuruni tangga, membuka pintu depan, dan menutupnya kembali.Angin dingin langsung menerpanya. Untung dia memakai sweater yang lumayan tebal. Juga syal merah jambu yang dia lilitkan di lehernya. Dan juga topi rajut menutupi rambut dan telinganya. Mendongak ke langit, gelap. Bahkan tak ada bintang yang tampak. Wajar saja mendung. Anginnya saja dingin luar biasa.Nekat, Hana melongok ke pos satpam. Aman. Mungkin pak Dito sedang di dalam. Mengendap-endap dia membuka gerbang, dan menutupnya lagi. Bergegas mencari tempat aman.Dia sudah memesan taksi online dari aplikasi di ponselnya. Hanya saja taksi pesanannya belum datang. Wanita itu melongok ke arah jalanan dengan tangan dimasukkan ke dalam saku. Menghalau dingin yang teramat menusuk. Menyesal, kenapa dia malah hanya memakai sweater, bukan langsung jaket. Tahu dinginnya begini, dia p

  • Dinikahi Berondong Mesum   Pesan Asing

    Seharian ini, David mengantarnya kemanapun Hana mau. Jelang sore, mereka kembali. Senyum kembali terpatri di bibir Hana. Meski sebenarnya itu palsu."Makasih, Vid, udah jadi sopirku sehari," kekehnya kecil. David tertawa."Siap tuan putri. Kemana tuan putri mengajak pergi, sang supir siap mengantar."Hana terkekeh."Mampir?"tawarnya."Em, lain kali aja deh, Na. Gak bawa apa-apa. Malu.""Haha. Kayak apa aja. Yuk, gak papa. Mampir."David tetap menggeleng."Udah sore juga, Na. Lain kali deh.""Emm, ya udah. Makasih ya Vid."David mengangguk, tersenyum. Lalu memutar laju mobilnya, melesat pergi. Hana memandangi mobil itu hingga menghilang dari pandangannya. Menghela napas sejenak, dan membuka gerbang rumahnya. Melangkah dengan tak semangat. Tanpa dia tahu, ada orang asing yang sedari tadi memperhatikannya.*******"Baru pulang sayang?"Hana menghentikan langkahnya. Mendapati mamanya yang tengah menyiram bunga. Lalu menghampirinya."Iya, Ma. Jalan-jalan dulu. Hehe."Lily tersenyum. Syukur

  • Dinikahi Berondong Mesum   Kejahatan Yulia

    Aku menunduk. Terpaksa harus menjelaskan semuanya. Bahkan percuma juga berbohong. Yulia juga sudah tahu. Tapi, tentunya aku akan menyembunyikan alasan pribadi melakukan penipuan ini."Jadi--- ah, aku bahkan gak habis pikir, Rel. Tega kamu ya."Yulia menangis. Meski aku tahu, air mata buaya."Maafkan aku Yulia. Aku hanya tidak mau kamu sakit hati karena membayangkan yang tidak-tidak tentangku dan kak Hana. Jadi, aku terpaksa harus berbohong.""Lalu, kenapa saat berada di Singapura kamu berpura tidak mengenalku?" tukasnya tajam."Maaf. Saat itu aku belum ingat. Tapi, saat sudah di tanah air, aku mengingatmu. Makanya pas kamu ke kantor, aku langsung mengenalimu. Itu karena aku tak bisa berbohong tentang perasaanku Yulia."Yulia mendengkus. Ayolah, kenapa susah sekali membuatnya percaya."Dan, kenapa aku berpura tak mengenal kak Hana, itu karena aku takut kamu sakit hati membayangkan hari yang telah aku lalui bersama wanita itu karena selalu menganggap dia adalah kamu, sayang."Kugenggam

  • Dinikahi Berondong Mesum   Pria Lain

    Sampai di kantor, aku bergegas menuju ruang meeting. Ada klien dari Australia dan salah satunya orang lokal yang harus kutemui. Yulia? Entah kemana dia. Posisinya sebagai sekretaris semakin tak terurus semenjak dia mengakui sebagai istriku waktu itu. Untung saja sekretaris lamaku masih bisa kuandalkan. Sebenarnya aku muak, ditambah sikapnya yang angkuh dan semaunya sendiri. Tidak hanya aku saja yang jengah, melainkan karyawanku yang lain mengeluhkan hal yang sama. Hanya saja mereka menutupinya meski terlihat jelas mereka hanya pura-pura."Oh, kamu ya menantunya Doni. Aku sering mendengarmu dari istriku. Tapi baru kali ini ketemu. Haha."Salah satu klien yang mengenalkan diri bernama om Bram itu menyapaku. Aku tersenyum tipis. Bagaimana pula aku harus menjawabnya."Who's?""Ah, begini mr. Smith. Dia ini ternyata menantu Doni, rekan bisnis kita," jelas om Bram. "Oh, really?"Aku semakin bimbang. Mengakui, itu jelas mereka akan terbongkar seandainya mereka tahu Yulia yang menjadi istrik

DMCA.com Protection Status