แชร์

Bab 480

ผู้เขียน: Clarissa
"Asalkan kamu minta Kakek menyingkirkannya, semuanya bisa dilakukan," jelas Derek.

Tiffany tertegun. Beberapa saat kemudian, gadis itu buru-buru melambaikan tangan. "Kakek, Kakek, jangan bertindak gegabah begini ...."

Menyingkirkan Cathy? Cathy memang menjengkelkan, tetapi tidak perlu sampai sekejam itu!

"Ya sudah kalau begitu. Menurutmu, apa yang seharusnya kita lakukan?" Derek menggenggam tangan Tiffany sambil tersenyum lembut.

Tiffany menggigit bibirnya. "Karena Ayah merasa ... dia masih bisa tinggal di sini dan menjadi kakakku, ya sudah, biarkan saja untuk sementara waktu."

Lagi pula, tidak ada dendam besar di antara dirinya dan Cathy. Jika nanti Cathy melakukan sesuatu yang buruk, Tiffany baru akan memikirkannya kembali.

Tiffany baru mengakui hubungan keluarganya dengan Bronson dan Derek. Mereka tidak mungkin langsung mengusir Cathy, 'kan? Orang-orang hanya akan berpikiran buruk tentang mereka. Tiffany juga merasa tindakan ini tidak pantas.

"Baiklah, aku turuti keinginanmu saja."
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 481

    Cathy menggertakkan giginya dengan kuat. "Untuk apa aku memberitahumu soal itu?""Aku cuma ingin tahu saja." Tiffany tersenyum dingin sambil menatap Cathy. "Aku baru saja kembali ke keluarga, jadi aku ingin tahu apa yang disukai Kakek dan Ayah.""Kamu sudah bersama Kakek dan Ayah selama 19 tahun. Seharusnya kamu sangat paham dengan kesukaan mereka, 'kan?""Aku cuma ingin tahu kok, nggak usah dirahasiakan. Toh kita akan hidup bersama. Kelak kita harus sama-sama kasih Kakek dan Ayah hadiah, 'kan?"Kata-kata Tiffany membuat Cathy semakin geram. "Tiffany, jangan keterlaluan ya!"Bronson yang berdiri di samping lantas mengernyit. "Cathy, apa yang terlalu keterlaluan dari ini? Tiffany cuma ingin tahu apa yang aku dan kakeknya suka.""Sebagai kakak, kamu seharusnya memberitahunya. Kenapa malah merasa dia mempersulitmu?"Cathy menggertakkan giginya. "Aku ....""Kelihatannya, Bu Cathy nggak tahu apa yang disukai Pak Derek dan nggak pernah mempersiapkan hadiah untuknya, 'kan?" sindir Charles."A

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 482

    Charles tersenyum kepada Bronson. "Aku akan menuliskan resep obat untuk Pak Derek. Kalau nggak ada urusan lain, aku akan kembali ke klinik dulu."Setelah berkata demikian, tanpa peduli pada ekspresi Bronson maupun Tiffany, dia langsung berbalik dan pergi.Setelah keluar dari rumah Keluarga Tanuwijaya, Charles langsung mengambil ponsel dan menelepon Sean. "Aku akhirnya tahu kenapa istrimu begitu polos. Dia mewarisi sifat ayahnya!"Semua yang dikatakan Cathy tadi sudah sangat jelas bagi Charles. Sebenarnya dia sudah menyindir secara halus bahwa Bronson tidak berhak untuk mengkritik Cathy. Sifat Cathy bisa seperti itu karena ajaran dari Keluarga Japardi yang kurang baik!Namun, Bronson sama sekali tidak merasa ada yang salah dengan ucapannya itu. Bahkan, dia sangat senang dan meminta Tiffany untuk mengajarkan Cathy lebih banyak, sehingga dia bisa menghemat banyak tenaga! Kalau Charles adalah Cathy, dia pasti sudah marah besar!Di ujung telepon, Sean tertawa ringan. "Kalau begitu, sepertin

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 483

    "Keluarga Rimbawan?" Charles menggenggam ponselnya erat-erat. Matanya terpaku pada iring-iringan mobil yang semakin dekat. "Apa aku benaran bisa melihat Kepala Keluarga Rimbawan?""Kemungkinan besar nggak." Di ujung telepon, Sean terkekeh-kekeh. "Tapi, aku akan memberimu kesempatan untuk bertemu dengannya.""Samperin mereka dan beri tahu mereka kamu adalah teman Sean. Kemudian, beri tahu Kepala Keluarga Rimbawan kalau Derek dan Bronson sedang berada di rumah Keluarga Tanuwijaya dan bersama Tiffany."Charles mengernyit. "Kalau kamu bilang begitu, bukankah mereka nggak akan bisa bertemu?""Memang itu tujuannya, mereka nggak boleh bertemu semudah itu." Sean menghela napas ringan. "Sudah hampir 20 tahun mereka nggak bertemu. Pertemuan harus dilakukan secara formal. Begini terlalu sembrono.""Apalagi ... Tiffany baru saja mengakui ayah dan kakeknya. Secara emosional, dia pasti sudah berada di ambang batas kemampuannya. Dia nggak bisa menerima terlalu banyak kejutan.""Kalau kamu memaksanya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 484

    Charles menggeleng dengan ringan. Ternyata, ingin melihat seperti apa penampilan wanita legendaris ini memang tidak semudah itu.Selama bertahun-tahun, banyak orang hanya tahu bahwa Niken adalah seorang wanita kejam. Namun, tidak ada yang benar-benar tahu seperti apa wajah wanita ini. Wajahnya pun menjadi sebuah misteri."Kepala keluarga mengucapkan terima kasih." Xavier menguap, lalu melirik Charles dengan santai. "Sampaikan juga rasa terima kasihnya kepada Sean."Setelah berkata demikian, dia langsung membuka pintu dan masuk ke mobil. Iring-iringan mobil yang mewah itu mulai berbalik arah dan akhirnya pergi meninggalkan tempat.....Di dalam vila, Tiffany menatap ayahnya dengan heran. Bronson duduk di sofa sambil menatap Tiffany dengan penuh kasih sayang. "Banyak hal yang nggak dipahami kakakmu. Kamu harus mengajarinya dengan baik ya."Setelah berkata demikian, dia berbalik menatap Cathy dengan penuh harapan. "Kamu harus belajar dari Tiffany dengan baik. Semangat!"Wajah Cathy beruba

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 485

    Penemuan itu langsung membuat Tiffany bersemangat. Dia tidak lagi memperhatikan apa yang dibicarakan Cathy dan Bronson. Dengan tangan bergetar ringan, dia mengetik pesan kepada Xavier.[ Kamu lagi di mana? Apa foto itu baru saja diambil? ]Di ujung telepon, Xavier terkekeh-kekeh.[ Tentu saja baru diambil. Aku bukan tipe orang yang suka menyimpan foto pria paruh baya di ponselku. ]Karena foto itu baru saja diambil .... Tiffany langsung merasa bersemangat. Dia sontak berdiri dari sofa dan berlari keluar.Bronson mengerutkan kening. "Tiff, kamu mau ke mana?""Aku mau menemui pamanku!" Setelah menjawab singkat sambil memegang ponselnya, Tiffany berlari ke luar rumah.Bronson menatap Tiffany yang terburu-buru, alisnya semakin berkerut. Mencari pamannya? Sejak kapan dia punya paman? Bronson adalah ayahnya dan dia tidak punya saudara laki-laki.Tiba-tiba, Bronson mendongak. Apa mungkin paman yang Tiffany maksud adalah ayah angkatnya? Ayah angkatnya ada di tempat Nancy. Jika Tiffany bilang d

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 486

    Karakter Tiffany memang seperti itu, ditambah lagi wajahnya yang imut. Makanya, tidak ada yang merasa aneh saat dia menunjukkan ekspresi dan tatapan seperti itu.Namun, Cathy berbeda. Gadis ini arogan, percaya diri, dan semena-mena. Selain itu, gaya yang ditonjolkannya selama ini adalah keanggunan yang menggoda. Jadi, aneh melihatnya meniru Tiffany.Derek menatap Cathy yang berpura-pura imut, lalu memijat keningnya dengan tidak berdaya. "Kamu nggak perlu berpura-pura seperti ini untuk bertahan di Keluarga Japardi.""Selama bertahun-tahun ini, meskipun kamu sering memanfaatkan statusmu sebagai anggota Keluarga Japardi untuk bertindak semena-mena di luar, sebenarnya kamu nggak pernah melakukan hal buruk yang parah. Sekalipun Tiffany sudah pulang, kami tetap menerimamu di sini."Derek berdeham, lalu memalingkan wajahnya dan tidak lagi menatap Cathy. "Kamu punya kepribadian dan minatmu sendiri. Kamu nggak perlu meniru Tiffany."Cathy menatap belakang kepala Derek sambil memicingkan mata. N

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 487

    Saat Tiffany tiba di lokasi yang dipotret oleh Xavier, sosok Xavier dan Kendra sudah tidak terlihat lagi. Yang tersisa hanyalah iring-iringan mobil yang melaju pergi.Tiffany memandang ke arah mobil-mobil itu pergi dengan kedua tangan terkepal erat. Dia memegang ponselnya dan mencoba menelepon Xavier dengan tangan bergetar.Begitu telepon tersambung, Xavier malah langsung memutusnya. Beberapa saat kemudian, masuk pesan dari Xavier.[ Ketika waktunya tiba, kita pasti akan bertemu. Nggak usah terburu-buru. ]Tiffany menggertakkan giginya dengan geram. Bagaimana mungkin dia tidak terburu-buru? Jika Sanny tidak menyuruh Genta menjebak Sean sebelumnya, dia pasti sudah tiba di Kota Zimbab dan pergi ke rumah Keluarga Rimbawan untuk mencari pamannya.Kini, Kendra telah kembali ke kota Aven. Bagaimana mungkin dia bisa berdiam diri? Selain itu, dari foto yang dikirimkan oleh Xavier tadi, pamannya itu jelas-jelas menatap rumah Keluarga Tanuwijaya. Pamannya berdiri di dekat rumahnya, menatap ke ar

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 488

    Tiffany menggigit bibirnya. "Mereka sudah pergi.""Hm." Bronson tersadar dari lamunannya, lalu mengusap kepala Tiffany dengan lembut. "Mungkin karena mereka tahu aku ada di sini."Dengan sifat Nancy, dia tidak mungkin datang dengan gaya seheboh ini hanya untuk mencari informasi. Kedatangannya seharusnya untuk bertemu Tiffany dan Sean.Namun, karena Bronson dan Derek berada di sini, mereka pun memutuskan untuk pergi. Bronson menghela napas panjang, merasa agak getir.Setelah bertahun-tahun berlalu, Nancy masih tidak bisa melepaskan simpul di hatinya. Sebenarnya, Bronson tidak akan menyalahkannya atas kejadian tahun itu. Sebaliknya, dia merasa tidak tega pada Nancy.Lagi pula, apa haknya untuk menyalahkan dan membenci Nancy? Jika bukan karena menikah dengan pria seperti dia, yang bertindak tanpa memikirkan konsekuensi, Nancy tidak akan mengalami perlakuan seperti itu.Bronson menunduk, menatap wajah Tiffany yang sangat mirip dengan Nancy. Seketika, sebuah senyuman pahit tersungging di bi

บทล่าสุด

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 761

    Kepala Lena langsung terpelintir ke samping karena tamparan itu. Dia menjilat darahnya yang amis dan manis di sudut bibirnya, lalu menatap Miska yang menamparnya dengan tatapan yang dingin. "Kamu pikir kamu ini siapa?"Miska menatap Lena dengan dingin dan berkata, "Aku ini tunangan pria yang di dalam. Karena kamu, tunanganku baru jadi seperti sekarang. Kalau terjadi apa-apa padanya, aku nggak akan memaafkanmu."Setelah menatap Miska dengan tatapan menyindir selama beberapa saat, Lena tertawa. "Kamu adalah tunangannya pria itu? Kalau begitu, kamu benar-benar kasihan. Kalau kamu nggak bilang, aku akan mengira kamu ini adiknya Tiffany. Kemungkinan besar, pria itu bersamamu karena menganggapmu sebagai pengganti Tiffany, 'kan?"Setelah mengatakan itu, Lena melanjutkan sambil menggelengkan kepala dan ekspresinya terlihat kasihan. "Sayang sekali. Meskipun sudah ada kamu yang sebagai pengganti, hatinya tetap nggak bisa melupakan Tiffany. Kalau nggak, dia juga nggak akan menabrak truk itu demi

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 760

    "Aku Miska, panggil aku Miska saja." Gadis itu meremas tali ranselnya dan bertanya dengan cemas, "Katanya dia mau datang duluan untuk kasih kamu kejutan. Kenapa tiba-tiba kecelakaan?"Tiffany memejamkan matanya, tidak tahu harus menjelaskan dari mana untuk sesaat. Namun, dia tetap menatap gadis itu dan berkata, "Miska, kamu ... harus menyiapkan mentalmu. Cedera Xavier kelihatannya cukup parah."Miska tertegun, baru menyadari betapa serius situasinya. Mata bulatnya yang hitam sontak menjadi suram. "Dia ... dia nggak apa-apa, 'kan? Kami baru saja ... tunangan."Kalau saja Miska tidak menyebut itu, mungkin Tiffany bisa menahan diri. Namun, begitu kalimat itu dilontarkan, rasa sakit langsung menyayat hatinya.Semua ini salahnya. Karena kebaikannya sendiri, dia memberi celah bagi kakak beradik itu untuk menyakitinya.Seandainya hari itu dia berbicara terus terang kepada Sean soal kejadian tiga tahun lalu, seandainya dia membongkar kebohongan Vivi, mungkin Xavier yang jauh-jauh datang untuk

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 759

    Di belakang mereka mulai terdengar teriakan, ada yang mulai menelepon polisi. Suara sirene mobil patroli dan ambulans pun terdengar bersahut-sahutan.Tiffany terdiam dalam pelukan Sean, matanya masih tertutup oleh telapak tangan pria itu. Dia seperti boneka yang kehilangan jiwanya, bersandar lemas di dadanya."Xavier ... dia baik-baik saja, 'kan?""Dia akan baik-baik saja." Sean memeluknya erat. "Dia sudah dibawa ambulans untuk mendapatkan pertolongan. Kita ke sana ya.""Ya ...." Tiffany masih bersandar di pelukannya, suaranya lirih. "Sean, kamu yakin nggak salah lihat? Dia bilang besok baru sampai dan bawa tunangannya ke sini .... Gimana mungkin .... Nggak mungkin. Dia seharusnya masih di luar negeri sekarang ...."Nada suaranya pilu.Sean memeluknya lebih erat. "Mungkin dia mau kasih kejutan untukmu." Suara berat Sean terdengar serak. "Tadi dia telepon aku, tanya kamu di mana.""Aku bilang kamu di lembaga penelitian. Setelah itu, dia langsung matiin telepon. Sepertinya dia datang leb

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 758

    "Tiff ... kamu benaran cuma butuh dua hari untuk menyelesaikan makalah serumit ini?"Di dalam kantor Risyad, Tiffany tersenyum sambil menatapnya. "Ini semua berkat bimbingan Pak Risyad yang luar biasa. Aku tahu kamu sangat menghargaiku, jadi aku nggak berani menyepelekan tugasku. Makanya, aku buru-buru menyelesaikannya."Risyad yang memakai kacamata tebal itu pun memancarkan kebanggaan dan kekaguman. "Anak muda memang luar biasa! Penuh semangat, penuh energi, dan punya kemampuan!"Saking semangatnya, Risyad menahan Tiffany untuk mengobrol. Sampai akhirnya ada yang mengetuk pintu dari luar, barulah Tiffany bisa terbebas dari pembicaraan panjang Risyad yang sangat antusias.Saat Tiffany keluar dari lembaga penelitian, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Matahari masih bersinar, tetapi cahayanya terasa lembut.Saat berdiri di depan gerbang lembaga penelitian, Tiffany meregangkan badan sambil menarik napas lega. Beban besar di hatinya akhirnya terangkat.Beberapa hari ke depan, tugasnya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 757

    Xavier dan tunangannya dijadwalkan tiba di Kota Aven tiga hari lagi. Agar punya waktu untuk menemani tunangan Xavier jalan-jalan di Kota Aven, Tiffany sampai mengambil cuti beberapa hari dari lembaga penelitian.Untungnya, pihak lembaga cukup pengertian. Meskipun Tiffany baru bekerja di sana, setiap kali dia meminta cuti, atasan selalu menyetujui tanpa banyak tanya."Tapi, Tiff ...." Suara Risyad terdengar dari seberang telepon, diiringi batuk kecil. "Aku ingat kamu janji, selama beberapa hari ini di rumah, kamu bakal menyelesaikan jurnal penelitianmu, 'kan?"Tiffany buru-buru mengangguk. "Tenang saja, Pak! Sebelum masa cuti habis, aku pasti akan kirim jurnal penelitianku ke lembaga! Aku nggak pernah ingkar janji kok!"Suaranya yang tegas dan meyakinkan membuat Risyad tertawa. "Oke, jangan sampai kamu ingkar janji ya!"Setelah mengobrol sebentar, Tiffany langsung merengek manja pada Sean untuk mengantarnya pulang agar bisa segera menulis jurnal.Meskipun mengatakan akan menyelesaikanny

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 756

    Begitu selesai bicara, Xavier langsung mengakhiri panggilan.Di sisi lain, Tiffany masih memegang ponsel dengan perasaan yang menggebu-gebu. Xavier akhirnya menemukan cinta sejatinya! Bagi Tiffany, ini benar-benar adalah kabar bahagia!Selama lima tahun terakhir, Xavier selalu ada di sampingnya, menjaga janji yang pernah dia ucapkan pada mendiang ibunya. Tiffany bahkan sempat khawatir, apakah Xavier akan selamanya membujang demi merawatnya?Dia bahkan pernah berpikir, kalau dia akhirnya balikan dengan Sean dan meninggalkan Xavier begitu saja, bukankah itu terlalu kejam?Apalagi selama lima tahun ini, perhatian Xavier padanya benar-benar tak ada duanya. Bahkan, Xavier tidak sebaik itu terhadap adik kandungnya sendiri, Jayla.Tiffany benar-benar tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikan Xavier. Kini, karena Xavier sudah menemukan cinta sejatinya, dia akhirnya merasa lega.Tak lama kemudian, Sean kembali ke mobil. Tiffany yang kini sudah tidak mengantuk, bersandar di kursi sambil terse

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 755

    Tak lama kemudian, mobil sampai di taman kanak-kanak.Meskipun Sean sudah sangat berhati-hati, suara gaduh dari luar mobil saat parkir tetap saja membangunkan Tiffany dari tidurnya.Mata wanita itu masih terlihat mengantuk, tetapi tetap terlihat jernih dan indah. Dia menguap dan menoleh ke luar jendela. "Sudah sampai ya."Setelah itu, dia mengangkat tangan untuk membuka pintu mobil, tetapi segera dihentikan oleh Sean.Pria itu tersenyum tipis, tampak tak berdaya. "Kalau masih ngantuk, jangan turun dulu. Biar aku saja yang antar mereka masuk. Kamu tunggu di mobil saja."Tiffany menggigit bibirnya, secara refleks menoleh menatap dua anak kecil di sampingnya. "Tapi ....""Sudahlah." Arlo menghela napas panjang. "Mama yang bodoh, istirahat saja di mobil. Kami turun dulu.""Betul! Mama istirahat saja ya!" Arlene ikut mengangguk sambil tersenyum lebar.Akhirnya, Tiffany pun ditinggal sendiri di dalam mobil, sementara ketiganya orang itu turun bersama.Bersandar di jok kulit mobil, Tiffany ke

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 754

    "Juga bakal jadi anak kecil yang gendut nanti," ucap Arlo yang mengikuti di belakang Sean dengan cemberut."Sembarangan! Arlene nggak bakal gendut!""Kamu bakal gendut!"Arlo menarik napas dalam-dalam. "Nggak masalah kalau Pak Sean antar kita ke sekolah setiap hari. Tapi, Mama juga harus ikut."Tiffany tertegun dan refleks bertanya, "Kenapa begitu?"Dia baru saja berpikir, kalau nanti anak-anak diantar Sean setiap hari, dia bisa bermalas-malasan di rumah dong ....Jujur saja, selama beberapa tahun ini, kecuali dalam kondisi khusus, semua urusan antar jemput anak-anak ke sekolah diurus oleh Tiffany sendiri. Itu cukup melelahkan.Sekarang dia akhirnya mendapat kesempatan untuk bermalas-malasan, tetapi anaknya malah tidak memberinya izin?"Buat menunjukkan kepemilikan." Arlo mencebik dan berkata dengan suara rendah, "Soalnya para ibu-ibu terus melihat Pak Sean kayak mau diterkam. Jadi, Mama harus selalu ikut. Kalau nggak, para guru juga bisa jadi gila."Tiffany tidak bisa berkata-kata. Ay

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 753

    Tiffany keluar dari kamar Sean dengan pipi memerah. Di luar pintu, dua bocah kecil yang memakai setelan jas kecil dan gaun kecil sedang berdiri manis, dengan tas kecil di punggung mereka. Mereka bersandar di dinding koridor seperti dua murid SD yang sedang dihukum berdiri.Melihat Tiffany keluar, Arlo cemberut dan mengedipkan mata dengan nakal. "Mama ini nggak tahan godaan, cepat banget ditaklukkan."Wajah Tiffany langsung memerah.Arlene yang melihat itu buru-buru berlari ke depan Tiffany dan melindunginya. "Kakak nggak boleh bicara kayak gitu ke Mama ya! Mama itu kayak Arlene, suka sama pria ganteng!"Arlo memutar bola matanya dengan pasrah. "Kalian sama-sama bucin."Arlene membalas dengan percaya diri, "Hmph! Kata Guru, cewek yang bucin itu lebih disukai!"Suara polos kedua anak itu seketika membuat hati Tiffany hangat dan senang. Dia tersenyum tipis, lalu berjongkok sambil mengelus kepala Arlene. "Mana PR yang butuh tanda tangan Mama?"Arlene cemberut dan berjinjit mendekat ke teli

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status