Share

Bab 212

Penulis: Clarissa
Tiffany menggigit bibirnya. Setelah ragu-ragu sejenak, dia akhirnya mengangguk.

Keduanya sama-sama menuju ke balkon. Hujan sudah berhenti. Udara di balkon terasa lembap dan segar.

Mark memindahkan dua kursi, lalu membuka dua botol anggur merah dan minum bersama Tiffany.

"Ayo cerita dulu, kenapa kamu begitu sedih? Bukannya cuma masalah mata?" Setelah minum beberapa gelas, Mark mulai membahas tentang Sean.

Tiffany menggeleng. "Ini masalah kepercayaan. Dia nggak percaya padaku."

Dengan mata memerah, Tiffany meneguk anggurnya sebelum meneruskan, "Waktu aku menyembunyikan sesuatu darinya, dia bilang hal terpenting di antara suami istri adalah kepercayaan. Sekarang aku seratus persen memercayainya, tapi dia ...."

Mark terkekeh-kekeh. "Tiff, aku harus bantu Sean menjelaskannya kepadamu. Dia seharusnya bukan ingin menipumu, tapi dia nggak punya pilihan lain."

Tiffany memanyunkan bibirnya. "Kenapa begitu?"

Mark mengembuskan napas panjang, lalu memandang langit dan menyahut, "Sebenarnya kamu san
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
good mark...bantu Sean meyakinkan tiffany
goodnovel comment avatar
Devi Lesmana
ditunggu kelanjutannya ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 213

    Tiffany memegang gelas anggurnya dengan erat. Dia menggigit bibirnya sambil mengenang satu per satu momen yang dilewatinya bersama Sean.Sean memang baik padanya. Sean membujuknya, membuatnya tertawa. Sean tidak pernah membiarkannya sedih.Baik itu Vernon ataupun Leslie, bahkan Wenda, semua mendapat ganjaran atas perbuatan mereka yang menyakiti Tiffany.Sean melakukan begitu banyak hal untuk Tiffany. Bagaimana bisa Tiffany merasa dirinya tidak berarti bagi Sean? Namun, jika Sean mencintainya, kenapa ....Apa mungkin yang dikatakan Mark memang benar? Waktu yang diberikannya kepada Sean belum cukup banyak?Kini, Tiffany merasa tindakannya agak gegabah, Setelah tenang kembali, perasaannya malah makin kacau."Kalau nggak bisa ngerti, biar waktu yang menjawab semuanya." Mark menghela napas, lalu membenturkan gelasnya ke gelas Tiffany. Terdengar dentingan yang nyaring."Kehidupan Sean sangat rumit. Dia nggak pernah berhubungan dengan wanita mana pun. Dia juga jarang berinteraksi dengan orang

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 214

    Pada saat yang sama, terdengar suara mesin mobil di lantai bawah. Mark memandang ke bawah, lalu melihat sesosok berpakaian hitam.Mark bersiul sambil menghampiri. "Aku nggak nyangka masih bisa melihatmu mengemudikan mobil."Sean memutar bola matanya. "Di mana Tiffany?"Mark menunjuk ke arah balkon. "Baru saja tidur.""Hujan baru reda. Ngapain kamu bawa dia ke balkon?" Sean memutar bola matanya lagi, lalu bergegas menuju ke balkon.Tampak Tiffany berbaring di meja sambil tertidur lelap. Bulu matanya yang lentik membuatnya terlihat makin cantik.Sean menghela napas lega dan mengelus kedua mata Tiffany yang bengkak. Kemudian, dia langsung menggendong Tiffany ke kamar.Mark bersandar di pintu dengan culas dan bertanya, "Sudah malam sekali. Kamu masih mau bawa dia pulang? Sebaiknya kalian menginap di sini saja. Sisanya dibicarakan besok."Sean mengernyit dan merenung sejenak. Pada akhirnya, dia menggendong Tiffany ke kamar utama. Mark hanya bisa mengikuti di belakang dan mengeluh, "Kamu ini

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 215

    Tangan Sean yang memegang ponsel perlahan-lahan mengerat. Dia tahu Tiffany tidak mungkin tiba-tiba mencurigai penglihatannya, apalagi menggunakan cara semacam itu untuk mengujinya. Ternyata Garry biang keroknya.Sean terkekeh-kekeh, lalu menghapus pesan itu. Setelah menghapusnya, dia merenung sejenak. Pada akhirnya dia memblokir nomor Garry dengan ponsel Tiffany.Sesudah semuanya beres, Sean kembali berbaring dengan tenang. Dia memeluk Tiffany sambil tidur. Malam itu, Tiffany tidur dengan sangat lelap.Keesokan pagi setelah matahari bersinar terang, Tiffany membuka matanya. Seperti biasa, dia menyingkirkan lengan Sean yang berada di atas tubuhnya. Kemudian, dia meregangkan tubuhnya dan hendak turun dari ranjang untuk mandi dan membuat sarapan.Begitu turun, Tiffany baru menyadari dekorasi kamar ini berbeda. Pikirannya hampa untuk beberapa saat. Kemudian, dia akhirnya mengingat semua yang terjadi kemarin malam.Ternyata dia sedang berada di rumah Mark? Kalau begitu, pria di atas ranjang

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 216

    Tiffany mengernyit dan merasakan suatu firasat ....Saat ini, terdengar suara dari lantai atas. Tiffany tanpa sadar mendongak dan memandang ke atas.Seorang pria berpakaian hitam tampak perlahan-lahan menuruni tangga. Tubuhnya tinggi dan ramping. Sosoknya dipenuhi wibawa. Setiap gerakannya sungguh elegan.Kini, wajah dingin itu tidak ditutupi oleh sutra hitam lagi. Meskipun tidak terlihat semisterius dulu lagi, tatapannya tetap tajam dan angkuh.Tiffany termangu menatapnya. Kemudian, dia akhirnya bereaksi. Ternyata yang seranjang dengannya bukan Mark, melainkan Sean!Tebersit keterkejutan sekaligus kegembiraan pada tatapan Tiffany! Dia tahu dirinya bukan orang yang bertindak sembarangan saat mabuk!Untuk sesaat, Tiffany ingin sekali menyerbu ke depan dan memeluk Sean! Hanya Tuhan yang tahu betapa paniknya dia saat mengira pria di sampingnya adalah orang lain!Namun, begitu Tiffany mengambil langkah, dia sontak berhenti. Dia teringat pada semua yang terjadi di vila malam itu. Bahkan, Ti

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 217

    Tiffany merasa tidak berdaya. Dia terpaksa kembali ke meja makan dan bersiap-siap untuk sarapan.Sean tiba-tiba mendongak untuk melihat rambut Tiffany yang agak berantakan. Dia memperingatkan, "Gosok gigi dan cuci muka dulu. Rambutmu juga harus dikuncir ulang."Tiffany sangat syok saat bangun tidur tadi. Dia mengira yang tidur di sampingnya adalah Mark. Makanya, yang ada di benaknya hanya kabur. Dia tidak sempat menggosok gigi dan mencuci wajah lagi.Dengan demikian, dengan wajah memerah karena malu, Tiffany buru-buru berlari ke kamar mandi.Mark sungguh mengagumi Sean. "Bukannya orang bilang Tiffany merawatmu seperti kamu adalah anaknya?"Kenapa malah terbalik? Sepertinya Sean yang merawat Tiffany. Sean yang selalu bersikap dingin dan angkuh malah bersikap seperti seorang ibu?Sean mendongak dan melirik dengan kesal. "Apa ada orang yang bisa kamu rawat?"Mark kehabisan kata-kata. Atas dasar apa Sean meremehkan dirinya yang jomblo? Dia tiba-tiba memeluk Chaplin dan berseru, "Aku bisa m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 218

    "Di desamu ada dokter sehebat itu? Gimana kalau suruh dokter itu ngajar di kampus kita? Suamimu sudah buta bertahun-tahun, tapi dia masih bisa menyembuhkan matanya!"Tiffany hanya bisa mencebik. Setiap kali membahas masalah ini, suasana hatinya akan menjadi buruk. Dia memukul piringnya dengan sendok, lalu menyahut, "Bukan dokternya yang pintar. Dia memang nggak buta."Julie sontak tertegun. Dia berbisik, "Tiff, jangan sembarangan bicara. Gimana mungkin ... suamimu nggak buta?""Dia memang nggak buta." Tiffany menarik napas dalam-dalam. "Aku juga baru tahu semalam."Julie membeku. "Itu artinya ... dia menipu semua orang termasuk kamu?""Nggak termasuk semua orang." Tiffany tersenyum getir. "Valerie yang kita temui di Restoran Violet hari itu, tahu kebenarannya. Cuma aku yang nggak tahu."Julie bisa melihat kesedihan dan kekecewaan pada tatapan Tiffany. "Jangan cemas. Aku tahu di hati Sean, kamu lebih penting daripada wanita bernama Valerie itu.""Valerie masih belum siuman. Tapi, Sean n

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 219

    Julie termangu. Dia tanpa sadar bangkit dan memberikan kursinya kepada Sean.Sean duduk dengan elegan. Sofyan segera memindahkan makanan yang telah dimakan setengah oleh Julie, lalu menyajikan makanan yang baru dibeli.Tiffany meletakkan sendoknya. "Julie, aku sudah selesai makan."Usai berbicara, Tiffany bangkit dan hendak pergi. Namun, Chaplin menghalanginya.Tiffany mengernyit. "Minggir."Chaplin berkata, "Kamu belum kenyang"Tentu saja! Tiffany baru makan sesuap! Bagaimana dia bisa kenyang? Namun, dia tidak ingin makan bersama Sean!Setiap kali melihat Sean, Tiffany akan teringat pada kejadian sebelumnya. Apalagi, Julie mengatakan Sean sebenarnya melihat semua yang dilakukan Tiffany di hadapannya!Tiffany merasa sangat malu sekaligus kesal, karena Sean ternyata tahu dirinya menonton video itu di malam pertama mereka. Belum lagi Tiffany yang mengganti pakaian di hadapan Sean ....Tiffany ingin sekali melemparkan kedua telur ayam yang ada di meja ke kepala Sean! Dulu dia tidak tahu S

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 220

    "Kalau nggak salah, kamu yang bilang ingin aku menyuapimu di kantin, 'kan?""Aku ...." Wajah Tiffany memerah.Julie yang duduk di samping pun tidak bisa menahan tawanya. Tiffany ini benar-benar bodoh. Masa membuat permintaan seperti itu?Tiffany makin canggung dibuat Julie. "Julie, dengarkan penjelasanku dulu. Aku ...."Tiffany berbicara seperti itu supaya Sean punya motivasi untuk mengobati matanya. Dia ingin Sean mendambakan kehidupan setelah penglihatannya pulih.Namun, sekarang ucapannya itu malah menjadi senjata Sean untuk mengejeknya. Tiffany merasa jengkel. Dia hanya bisa menunduk dan menggerogoti paha ayam.Setelah paha ayam habis, Tiffany mengangkat tangannya untuk mengambil tisu. Tiba-tiba, sebuah tangan besar dijulurkan ke depannya. "Angkat kepalamu."Tiffany spontan mengangkat kepalanya. Sean langsung menyeka bibir Tiffany dengan tisu."Mana tanganmu?"Tiffany menjulurkan tangannya. Sean membantunya menyeka tangannya.Sean sangat tampan kalau serius begini. Tiffany termangu

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 475

    "Kalian bisa masuk sekarang." Charles membuka pintu, membiarkan Tiffany dan Cathy masuk.Begitu pintu terbuka, bahkan sebelum Tiffany bisa bereaksi, Cathy langsung melangkah cepat ke depan dan meraih tangan Derek. "Kakek! Bagaimana keadaan Kakek?""Coba kulihat, apakah lukanya parah? Aduh, aku benar-benar kasihan .... Kakek sudah setua ini, masih harus menanggung penderitaan seperti ini ...."Tiffany berdiri di ambang pintu, melongo melihat adegan di depannya.Apakah ini benar-benar Cathy yang dia kenal?Dalam ingatan Tiffany, Cathy bukanlah tipe orang yang suka bersikap manja, apalagi menunjukkan perhatian sebesar ini kepada Derek. Perhatian dan kehangatan Cathy sekarang, meskipun tampak mendalam, nada bicara dan tangisannya terdengar agak dibuat-buat.Charles melirik Tiffany dengan sedikit canggung, lalu berkata, "Dia ini ....""Nona Besar Keluarga Japardi," jawab Tiffany dengan hati-hati."Benar, dia Nona Besar." Bronson tersenyum dan menepuk pundak Tiffany dengan penuh kasih."Aku

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 474

    Tiffany tertegun cukup lama sebelum menyadari bahwa wanita ini adalah Cathy. Hanya dalam waktu kurang dari sebulan, dia telah berubah menjadi seperti ini."Pak Derek terluka karena jarum." Apa yang dapat dilihat Tiffany, tentu saja Charles juga langsung bisa mengetahuinya. Dia mengerutkan alis. "Pak Derek, Anda harus melepas pakaian ini. Pakaian ini telah dimanipulasi oleh seseorang."Barulah Derek mendengus dan mengangguk. Dengan bantuan Dokter Charles serta Bronson, dia melepas pakaian itu dan menggantinya dengan pakaian tidur. Saat mereka membantu Derek mengganti pakaian, Tiffany dan Cathy keluar dari ruangan."Dik." Cathy berdiri dengan tangan bersilang di dada dan menatap Tiffany dengan wajah penuh rasa superior. Saat itu, meskipun dia hanya mengenakan kaus putih dan celana jeans, wajahnya masih menunjukkan keangkuhan seperti sebelumnya."Aku hitung-hitung, sepertinya aku lahir lebih awal dua atau tiga hari darimu. Jadi, nggak berlebihan kalau aku memanggilmu adik, bukan?"Tiffany

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 473

    Tiffany mengangkat matanya yang berlinang air mata seraya menatap Derek. "Ibuku ... apa Kakek tahu di mana dia?"Derek mengangguk ringan, matanya memancarkan sedikit kelelahan. "Hubungan antara ayah dan ibumu sangat rumit. Tapi yang harus kamu ingat adalah, baik ayah maupun ibumu, di hati mereka, mereka sangat menyayangimu.""Dalam dunia mereka, selain satu sama lain, hanya ada kamu."Tiffany menggigit bibirnya, lalu menoleh untuk melihat Bronson yang masih memeluknya. "Ayah ....""Ya." Bronson menarik napas panjang, lalu melepaskan pelukannya perlahan-lahan dan menyeka air matanya. Dalam hidupnya yang lebih dari 40 tahun, ini adalah kedua kalinya dia menangis.Pertama kali adalah ketika Nancy meninggalkannya.Pria itu menarik napas dalam-dalam. "Tiffany, mengenai ibumu ... kami membutuhkan kerja samamu."Tiffany mengangguk. "Apa yang perlu aku lakukan?"Namun, sebelum Bronson bisa menjawab, Derek tiba-tiba mengerutkan alis dengan keras. Tubuhnya tampak lemah saat dia duduk kembali di

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 472

    "Tentu saja, bukan karena kamu akan menderita di Keluarga Japardi. Tapi, pada masa itu, Keluarga Japardi punya banyak musuh.""Waktu itu, ayahmu sangat menonjol di dunia bisnis dan membuat banyak orang marah. Banyak yang mencoba menyakiti kamu dan ibumu.""Meski setiap kali ancaman itu diselesaikan oleh ibumu dengan mudah, akhirnya dia nggak tahan dengan kehidupan seperti itu, sehingga memilih untuk membawamu pergi.""Alasan dia mengatur Cathy untuk menggantikanmu .... Pertama, agar ayahmu punya pelipur lara di hatinya dan nggak terus mencarimu ke seluruh penjuru dunia.""Kedua, untuk membuat semua orang berpikir bahwa Cathy adalah kamu, bahwa anak yang tinggal bersama Keluarga Japardi adalah putri sulung mereka. Dengan begitu, orang-orang yang berniat jahat terhadapmu nggak akan lagi mengejar keberadaanmu yang sebenarnya.""Mengenai alasan kenapa kamu akhirnya diculik oleh Kendra ...."Derek menutup matanya sejenak sebelum melanjutkan, "Itu karena suami baru ibumu pada awalnya nggak m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 471

    Tiffany duduk di sofa sambil menatap kedua pria di depannya. Setiap kata yang mereka ucapkan jelas terdengar olehnya. Setiap kalimat yang mereka sampaikan, dia mengerti maksudnya.Namun, dia tetap merasa tidak memahami apa pun.Kenapa dia tiba-tiba menjadi anak Keluarga Japardi? Kenapa pamannya, Kendra, tiba-tiba dianggap sebagai penculik anak? Kenapa dia sekarang disebut sebagai putri dari pemimpin Keluarga Japardi dan Keluarga Rimbawan?Bagaimana mungkin dia memiliki orang tua yang begitu luar biasa? Lalu, jika memang begitu, mengapa sepanjang hidupnya dia selalu dihina, dicap bodoh, dan dianggap tidak lebih dari seorang gadis desa yang sederhana?"Aku tahu ini sulit untuk kamu terima," ujar Derek sambil tersenyum pasrah. Dia mengambil setumpuk laporan hasil tes DNA dari tasnya dan meletakkannya di tangan Tiffany.Tumpukan laporan itu tebal sekali."Ini adalah hasil dari berbagai lembaga pengujian DNA ternama di dunia.""Tiffany, aku tahu kamu pintar, dan sebagai mahasiswa kedokteran

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 470

    "Tiffany, kamu itu terlalu banyak memikirkan orang lain. Kenapa kamu nggak lebih sering memikirkan dirimu sendiri? Apa kamu benar-benar nggak mau jadi cucuku?""Mau." Tiffany tetap berdiri di tempatnya dengan senyum sopan. "Tapi, Kakek, orang tuaku meninggalkanku di tumpukan sampah sejak kecil. Aku ditemukan dan diambil oleh pamanku dari sana.""Saat aku berusia enam tahun, aku jatuh sakit parah. Pamanku bilang ibuku ingin membawaku pulang untuk tinggal bersamanya. Aku sangat ketakutan sampai penyakitku semakin parah.""Akhirnya, waktu aku hampir sekarat dan hampir mendapatkan surat peringatan kritis dari dokter, pamanku berjanji padaku bahwa dia nggak akan pernah mengembalikanku ke rumah orang tuaku seumur hidup."Setelah berkata demikian, Tiffany tersenyum dan mengangkat wajahnya untuk menatap Derek dan Bronson. Namun, matanya yang jernih menyiratkan kegetiran yang rumit.Tatapan itu membuat kedua pria dewasa itu saling berpandangan dengan ekspresi canggung sebelum menghela napas pan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 469

    Ekspresi terkejut Bronson saat memegang sendok membuat Tiffany merasa gugup. Dia menggigit bibirnya. "Paman Bronson, ada masalah sama masakannya?"Ikan asam pedas ini adalah salah satu hidangan andalannya. Paman dan bibinya sebenarnya tidak pernah membuat ikan asam pedas untuknya.Namun, setelah menikah dengan Sean, karena Sean mengatakan dia suka makan ikan, Tiffany mulai belajar memasaknya. Ketika pertama kali melihat resep ikan asam pedas, dia langsung menyukai cara memasaknya. Tiffany selalu merasa percaya diri dengan kemampuan memasaknya.Namun, mengapa setelah Bronson mencicipi ikan asam pedas buatannya, dia menunjukkan reaksi seperti itu?Tangan Bronson yang memegang sendok sedikit bergetar. Dia berbalik menatap Derek dengan penuh rasa haru. "Dia benar-benar ... dia benar-benar!"Ini adalah rasa masakan Nancy! Sudah 19 tahun sejak Nancy pergi. Selama 19 tahun itu, dia tidak pernah lagi mencicipi masakan buatan Nancy.Namun kini, dia bisa merasakan rasa masakan itu kembali di hid

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 468

    Orang pertama yang masuk ke rumah adalah Zara yang mengenakan gaun panjang hitam ketat.Ketika Tiffany membawa hidangan terakhir ke meja makan, dia mengangkat kepala dan melihat gadis itu berdiri di dekat pintu sambil tersenyum ke arahnya. Tiffany hampir tidak bisa memercayai matanya!Zara yang berdiri di depannya sekarang tidak lagi memancarkan kesan dingin dan dewasa seperti saat pertama kali mereka bertemu, atau tampak manja seperti ketika dia mengenakan gaun Lolita di rumah Keluarga Japardi. Zara saat ini tampak bersih, rapi, percaya diri, dan ceria.Mungkin ... ini adalah versi asli dari Zara yang seharusnya."Apa yang membuatmu terpesona seperti itu?" Zara tersenyum tipis ke arahnya. "Pak Bronson dan Pak Derek sudah tiba."Setelah itu, Zara bergeser ke samping. Di belakangnya, di dekat pintu masuk, berdiri Derek dan Bronson yang membawa banyak tas berisi hadiah.Kedua pria itu berdiri di ambang pintu, menatap Tiffany dengan sorot mata yang penuh semangat dan kehangatan. "Tiffany.

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 467

    Ibu Raiyen langsung tersadar. "Bos, Anda ....""Ya." Pemilik toko menjawab dengan puas sambil menyilangkan tangan di dada. "Aku nggak memasukkan terlalu banyak, cuma empat atau lima jarum halus yang sulit terlihat.""Jarum-jarum ini dilapisi dengan sesuatu yang akan membuat orang tua merasa gatal luar biasa."Ibu Raiyen membelalakkan matanya dengan terkejut. "Anda melakukan ini ... nggak takut kalau dia akan kembali mencari Anda nantinya?""Apa yang perlu ditakuti?" Pemilik toko memutar matanya. "Gimana dia mau membuktikan bahwa aku yang masukkan jarum-jarum itu, bukan dia sendiri yang menyelipkannya karena ada dendam sama orang tua itu?""Tanpa bukti, dia nggak bisa berbuat apa-apa padaku."Ibu Raiyen tercengang untuk beberapa saat, lalu akhirnya menatap pemilik toko dengan penuh rasa kagum, bahkan mengacungkan jempol. "Anda memang cerdik. Aku benar-benar nggak kepikiran sampai ke sana."Seandainya saja dia berpikir seperti itu sebelumnya, untuk apa lagi dia berseteru dengan Tiffany?

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status