Share

Bab 212

Penulis: Clarissa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-30 18:00:01
Tiffany menggigit bibirnya. Setelah ragu-ragu sejenak, dia akhirnya mengangguk.

Keduanya sama-sama menuju ke balkon. Hujan sudah berhenti. Udara di balkon terasa lembap dan segar.

Mark memindahkan dua kursi, lalu membuka dua botol anggur merah dan minum bersama Tiffany.

"Ayo cerita dulu, kenapa kamu begitu sedih? Bukannya cuma masalah mata?" Setelah minum beberapa gelas, Mark mulai membahas tentang Sean.

Tiffany menggeleng. "Ini masalah kepercayaan. Dia nggak percaya padaku."

Dengan mata memerah, Tiffany meneguk anggurnya sebelum meneruskan, "Waktu aku menyembunyikan sesuatu darinya, dia bilang hal terpenting di antara suami istri adalah kepercayaan. Sekarang aku seratus persen memercayainya, tapi dia ...."

Mark terkekeh-kekeh. "Tiff, aku harus bantu Sean menjelaskannya kepadamu. Dia seharusnya bukan ingin menipumu, tapi dia nggak punya pilihan lain."

Tiffany memanyunkan bibirnya. "Kenapa begitu?"

Mark mengembuskan napas panjang, lalu memandang langit dan menyahut, "Sebenarnya kamu san
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Devi Lesmana
ditunggu kelanjutannya ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 213

    Tiffany memegang gelas anggurnya dengan erat. Dia menggigit bibirnya sambil mengenang satu per satu momen yang dilewatinya bersama Sean.Sean memang baik padanya. Sean membujuknya, membuatnya tertawa. Sean tidak pernah membiarkannya sedih.Baik itu Vernon ataupun Leslie, bahkan Wenda, semua mendapat ganjaran atas perbuatan mereka yang menyakiti Tiffany.Sean melakukan begitu banyak hal untuk Tiffany. Bagaimana bisa Tiffany merasa dirinya tidak berarti bagi Sean? Namun, jika Sean mencintainya, kenapa ....Apa mungkin yang dikatakan Mark memang benar? Waktu yang diberikannya kepada Sean belum cukup banyak?Kini, Tiffany merasa tindakannya agak gegabah, Setelah tenang kembali, perasaannya malah makin kacau."Kalau nggak bisa ngerti, biar waktu yang menjawab semuanya." Mark menghela napas, lalu membenturkan gelasnya ke gelas Tiffany. Terdengar dentingan yang nyaring."Kehidupan Sean sangat rumit. Dia nggak pernah berhubungan dengan wanita mana pun. Dia juga jarang berinteraksi dengan orang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 214

    Pada saat yang sama, terdengar suara mesin mobil di lantai bawah. Mark memandang ke bawah, lalu melihat sesosok berpakaian hitam.Mark bersiul sambil menghampiri. "Aku nggak nyangka masih bisa melihatmu mengemudikan mobil."Sean memutar bola matanya. "Di mana Tiffany?"Mark menunjuk ke arah balkon. "Baru saja tidur.""Hujan baru reda. Ngapain kamu bawa dia ke balkon?" Sean memutar bola matanya lagi, lalu bergegas menuju ke balkon.Tampak Tiffany berbaring di meja sambil tertidur lelap. Bulu matanya yang lentik membuatnya terlihat makin cantik.Sean menghela napas lega dan mengelus kedua mata Tiffany yang bengkak. Kemudian, dia langsung menggendong Tiffany ke kamar.Mark bersandar di pintu dengan culas dan bertanya, "Sudah malam sekali. Kamu masih mau bawa dia pulang? Sebaiknya kalian menginap di sini saja. Sisanya dibicarakan besok."Sean mengernyit dan merenung sejenak. Pada akhirnya, dia menggendong Tiffany ke kamar utama. Mark hanya bisa mengikuti di belakang dan mengeluh, "Kamu ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 215

    Tangan Sean yang memegang ponsel perlahan-lahan mengerat. Dia tahu Tiffany tidak mungkin tiba-tiba mencurigai penglihatannya, apalagi menggunakan cara semacam itu untuk mengujinya. Ternyata Garry biang keroknya.Sean terkekeh-kekeh, lalu menghapus pesan itu. Setelah menghapusnya, dia merenung sejenak. Pada akhirnya dia memblokir nomor Garry dengan ponsel Tiffany.Sesudah semuanya beres, Sean kembali berbaring dengan tenang. Dia memeluk Tiffany sambil tidur. Malam itu, Tiffany tidur dengan sangat lelap.Keesokan pagi setelah matahari bersinar terang, Tiffany membuka matanya. Seperti biasa, dia menyingkirkan lengan Sean yang berada di atas tubuhnya. Kemudian, dia meregangkan tubuhnya dan hendak turun dari ranjang untuk mandi dan membuat sarapan.Begitu turun, Tiffany baru menyadari dekorasi kamar ini berbeda. Pikirannya hampa untuk beberapa saat. Kemudian, dia akhirnya mengingat semua yang terjadi kemarin malam.Ternyata dia sedang berada di rumah Mark? Kalau begitu, pria di atas ranjang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 216

    Tiffany mengernyit dan merasakan suatu firasat ....Saat ini, terdengar suara dari lantai atas. Tiffany tanpa sadar mendongak dan memandang ke atas.Seorang pria berpakaian hitam tampak perlahan-lahan menuruni tangga. Tubuhnya tinggi dan ramping. Sosoknya dipenuhi wibawa. Setiap gerakannya sungguh elegan.Kini, wajah dingin itu tidak ditutupi oleh sutra hitam lagi. Meskipun tidak terlihat semisterius dulu lagi, tatapannya tetap tajam dan angkuh.Tiffany termangu menatapnya. Kemudian, dia akhirnya bereaksi. Ternyata yang seranjang dengannya bukan Mark, melainkan Sean!Tebersit keterkejutan sekaligus kegembiraan pada tatapan Tiffany! Dia tahu dirinya bukan orang yang bertindak sembarangan saat mabuk!Untuk sesaat, Tiffany ingin sekali menyerbu ke depan dan memeluk Sean! Hanya Tuhan yang tahu betapa paniknya dia saat mengira pria di sampingnya adalah orang lain!Namun, begitu Tiffany mengambil langkah, dia sontak berhenti. Dia teringat pada semua yang terjadi di vila malam itu. Bahkan, Ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 217

    Tiffany merasa tidak berdaya. Dia terpaksa kembali ke meja makan dan bersiap-siap untuk sarapan.Sean tiba-tiba mendongak untuk melihat rambut Tiffany yang agak berantakan. Dia memperingatkan, "Gosok gigi dan cuci muka dulu. Rambutmu juga harus dikuncir ulang."Tiffany sangat syok saat bangun tidur tadi. Dia mengira yang tidur di sampingnya adalah Mark. Makanya, yang ada di benaknya hanya kabur. Dia tidak sempat menggosok gigi dan mencuci wajah lagi.Dengan demikian, dengan wajah memerah karena malu, Tiffany buru-buru berlari ke kamar mandi.Mark sungguh mengagumi Sean. "Bukannya orang bilang Tiffany merawatmu seperti kamu adalah anaknya?"Kenapa malah terbalik? Sepertinya Sean yang merawat Tiffany. Sean yang selalu bersikap dingin dan angkuh malah bersikap seperti seorang ibu?Sean mendongak dan melirik dengan kesal. "Apa ada orang yang bisa kamu rawat?"Mark kehabisan kata-kata. Atas dasar apa Sean meremehkan dirinya yang jomblo? Dia tiba-tiba memeluk Chaplin dan berseru, "Aku bisa m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 218

    "Di desamu ada dokter sehebat itu? Gimana kalau suruh dokter itu ngajar di kampus kita? Suamimu sudah buta bertahun-tahun, tapi dia masih bisa menyembuhkan matanya!"Tiffany hanya bisa mencebik. Setiap kali membahas masalah ini, suasana hatinya akan menjadi buruk. Dia memukul piringnya dengan sendok, lalu menyahut, "Bukan dokternya yang pintar. Dia memang nggak buta."Julie sontak tertegun. Dia berbisik, "Tiff, jangan sembarangan bicara. Gimana mungkin ... suamimu nggak buta?""Dia memang nggak buta." Tiffany menarik napas dalam-dalam. "Aku juga baru tahu semalam."Julie membeku. "Itu artinya ... dia menipu semua orang termasuk kamu?""Nggak termasuk semua orang." Tiffany tersenyum getir. "Valerie yang kita temui di Restoran Violet hari itu, tahu kebenarannya. Cuma aku yang nggak tahu."Julie bisa melihat kesedihan dan kekecewaan pada tatapan Tiffany. "Jangan cemas. Aku tahu di hati Sean, kamu lebih penting daripada wanita bernama Valerie itu.""Valerie masih belum siuman. Tapi, Sean n

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 219

    Julie termangu. Dia tanpa sadar bangkit dan memberikan kursinya kepada Sean.Sean duduk dengan elegan. Sofyan segera memindahkan makanan yang telah dimakan setengah oleh Julie, lalu menyajikan makanan yang baru dibeli.Tiffany meletakkan sendoknya. "Julie, aku sudah selesai makan."Usai berbicara, Tiffany bangkit dan hendak pergi. Namun, Chaplin menghalanginya.Tiffany mengernyit. "Minggir."Chaplin berkata, "Kamu belum kenyang"Tentu saja! Tiffany baru makan sesuap! Bagaimana dia bisa kenyang? Namun, dia tidak ingin makan bersama Sean!Setiap kali melihat Sean, Tiffany akan teringat pada kejadian sebelumnya. Apalagi, Julie mengatakan Sean sebenarnya melihat semua yang dilakukan Tiffany di hadapannya!Tiffany merasa sangat malu sekaligus kesal, karena Sean ternyata tahu dirinya menonton video itu di malam pertama mereka. Belum lagi Tiffany yang mengganti pakaian di hadapan Sean ....Tiffany ingin sekali melemparkan kedua telur ayam yang ada di meja ke kepala Sean! Dulu dia tidak tahu S

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 220

    "Kalau nggak salah, kamu yang bilang ingin aku menyuapimu di kantin, 'kan?""Aku ...." Wajah Tiffany memerah.Julie yang duduk di samping pun tidak bisa menahan tawanya. Tiffany ini benar-benar bodoh. Masa membuat permintaan seperti itu?Tiffany makin canggung dibuat Julie. "Julie, dengarkan penjelasanku dulu. Aku ...."Tiffany berbicara seperti itu supaya Sean punya motivasi untuk mengobati matanya. Dia ingin Sean mendambakan kehidupan setelah penglihatannya pulih.Namun, sekarang ucapannya itu malah menjadi senjata Sean untuk mengejeknya. Tiffany merasa jengkel. Dia hanya bisa menunduk dan menggerogoti paha ayam.Setelah paha ayam habis, Tiffany mengangkat tangannya untuk mengambil tisu. Tiba-tiba, sebuah tangan besar dijulurkan ke depannya. "Angkat kepalamu."Tiffany spontan mengangkat kepalanya. Sean langsung menyeka bibir Tiffany dengan tisu."Mana tanganmu?"Tiffany menjulurkan tangannya. Sean membantunya menyeka tangannya.Sean sangat tampan kalau serius begini. Tiffany termangu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 329

    Julie melirik Samuel dengan dingin, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Mark yang berusaha menahan tawanya pun menatap Zara. Dia bertanya dengan santai, "Nona Zara, kamu nggak bisa makan sendiri ya?"Zara tetap bersandar lemah di sofa. Dia membalas dengan nada lembut, "Tubuhku nggak kuat. Bukannya kamu tahu kalau aku baru saja mengalami kebakaran tadi malam?"Usai berkata demikian, Zara melirik Samuel dengan ekspresi manis. Dia memuji, "Samuel, kamu benar-benar baik. Lihatlah, orang lain cuma bisa mengejekku. Tapi, kamu benar-benar peduli padaku."Tiffany kehabisan kata-kata. Kalau saja dia tidak tahu bahwa semua ini hanyalah kepura-puraan Zara, dia mungkin sudah muntah di tempat.Samuel malah terlihat salah tingkah. Wajahnya memerah saat dia menggeleng sambil menimpali, "Zara, jangan memujiku seperti itu. Ini memang kewajibanku."Julie langsung berdiri dengan raut wajah dingin. Dia pergi sambil membanting pintu dengan keras. Zara tersenyum puas dan bahkan sempat mengedipkan mata ke arah

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 328

    "Jadi ...." Sean menarik napas dalam-dalam. Kedua tangannya memegang wajah Tiffany dengan lembut. Dia menatapnya penuh kesungguhan, lalu bertanya, "Kalau aku bilang, ke depannya aku akan kasih Zara lebih banyak perlindungan, apa kamu akan marah?"Tiffany tertegun sebelum bertanya, "Perlindungan yang kamu maksud itu apa?""Aku mau ... memperlakukannya seperti adik sendiri," jawab Sean.Sepasang mata Sean yang dalam menatap Tiffany dengan tulus dan serius. Dia melanjutkan, "Aku nggak bisa memikirkan cara lain yang lebih baik untuk menebusnya. Jadi aku berpikir, gimana kalau kita menganggapnya sebagai adik kita? Kita akan menjaga dan melindunginya sampai dia nikah.""Kerugian yang ditimbulkan kakakku padanya, memang seharusnya ditebus oleh diriku yang adalah adiknya," tambah Sean.Tiffany menggigit bibir dan tidak bisa langsung menjawab apa-apa. Sebenarnya dia bisa memahami keinginan Sean. Namun ... dia tidak bisa melupakan bagaimana dulu Zara sangat ingin mendekati Sean, bahkan berusaha

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 327

    Tiffany duduk di ruang tamu. Dia menyaksikan Charles melakukan akupunktur pada Zara selama beberapa waktu sebelum akhirnya menguap kecil dan naik ke lantai atas.Saat itu sudah lewat pukul 1 dini hari. Berhubung siang tadi Tiffany tidur cukup lama di dalam bus, di waktu seperti ini barulah dia mulai merasa sedikit mengantuk.Pada jam seperti ini, Sean pasti sudah tertidur. Dengan perasaan sedikit bersalah, Tiffany membuka pintu kamar perlahan. Saat ini, dia sebenarnya tidak tahu bagaimana cara menghibur Sean atau membuatnya berhenti memikirkan banyak hal.Setelah menyelesaikan rutinitas malam dengan cepat, Tiffany berjalan menuju ranjang dengan langkah hati-hati dan memeluk pinggang pria itu yang kokoh dan berotot."Sayang ...," bisik Tiffany pelan sambil memejamkan mata, diikuti dengan sebuah helaan napas kecil.Selama ini, Sean selalu membantu Tiffany dan menyelesaikan semua masalah yang dihadapinya, baik yang besar maupun kecil. Sementara itu, bagian yang bisa dibantunya untuk Sean

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 326

    Zara tersenyum manis dengan mata yang melengkung. Dia menambahkan, "Gimana kalau besok aku biarkan kamu menciumku di depan semua orang? Biar harga dirimu kembali deh."Sebenarnya, ini ide yang cukup bagus. Samuel masih ingat betapa memalukannya dia saat dihajar oleh Mark terakhir kali. Akhirnya dia hanya mendengus kesal, tanpa coba mendekat lagi.Charles sedang duduk di sofa. Dia menyilangkan kakinya sambil berkomentar, "Dasar penakut dan hidung belang." Setelah itu, Charles melirik Tiffany dan bertanya sambil mengangkat alis, "Selera temanmu cuma begini?"Tiffany hanya bisa terdiam. Dia tahu, Julie menjalin hubungan dengan Samuel mungkin hanya karena kesal atau ingin balas dendam.Namun, Tiffany baru menyadari bahwa Samuel ternyata orang yang begitu tidak bisa diandalkan .... Hanya dengan beberapa kata dari Zara, dia langsung luluh."Sudahlah, jangan marah lagi," ujar Zara sambil tersenyum lembut pada Samuel. Dia melanjutkan, "Kamu pulanglah dan istirahat. Aku jamin dia nggak akan mel

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 325

    Seisi vila jatuh dalam keheningan. Tiffany, Zara, dan Charles yang menyaksikan kehebohan ini hanya bisa melongo. Di sisi lain, wajah Samuel sudah terlihat sangat masam.Julie menepis tangan Mark dan berseru, "Gila kamu! Aku hanya pacaran normal, apa maksudmu dengan merusak diri? Kamu sudah menolakku, kenapa aku nggak boleh ...."Mark menggertakkan gigi. Matanya terlihat berapi-api.Julie menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Dia terlihat putus asa dan sedih saat berkata, "Mark, aku benar-benar nggak tahu apa maumu! Selama 19 tahun aku hidup, ada berbagai pemuda yang mengejarku. Tapi, aku nggak pernah meladeni mereka. Aku mengakukan cinta padamu karena ingin berada di sisimu dan menjagamu ...."Julie menarik ingusnya. Pada akhirnya, dia tidak menceritakan masalah ginjalnya.Air mata jatuh berderai di pipinya. Julie menggertakkan gigi dan melanjutkan, "Kamu menolakku. Kamu menyuruhku untuk menghargai orang yang ada di depanku."Julie melirik ke arah Samuel dan berucap lagi, "Jadi, aku men

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 324

    Charles tertawa kecil dan berkata, "Aku bisa merias wajahmu. Kemampuanku lumayan oke, lho. Fitur wajahmu sekarang sudah lumayan bagus. Wajah seperti apa yang kamu inginkan? Aku bisa meriasnya untukmu."Charles memiliki banyak hobi. Belakangan ini, dia tertarik pada seni riasan, tetapi dia belum menemukan wanita yang pas untuk menjadi pasangan berlatihnya. Zara kebetulan bisa membantunya."Oke, sekarang sudah larut. Kalian semua istirahat dulu. Tiffany, aku tidur duluan," ucap Sean sambil berdiri.Sebelum Tiffany sempat menjawab, Sean sudah berbalik dan melangkah ke lantai atas. Punggung pria itu terlihat kesepian.Tiffany hendak menyusul Sean, tetapi Charles menahannya dan berkata, "Biarkan dia sendiri dulu. Dia butuh waktu untuk mencerna semua informasi yang diterimanya. Bagaimanapun, dia baru mendengar kalau kakak yang disayanginya itu sudah menyakiti Zara."Tiffany menghela napas dan memutuskan untuk tinggal sebentar di ruang tamu.Sekarang sudah lewat tengah malam. Samuel yang tadi

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 323

    Saat Zara berusia tujuh tahun, keluarganya bertanya apakah dia ingin menjadi gadis yang lebih cantik dan hebat. Dia tentu saja mengiakan dengan gembira.Kala itu, Keluarga Winata hanyalah keluarga yang terpuruk dan tanpa pendukung. Ketika ayahnya bertanya apakah Zara ingin keluarganya hidup lebih baik, dia mengangguk. Ketika ayahnya bertanya lagi, apakah Zara rela menderita supaya semua orang bisa hidup lebih baik, dia tetap mengangguk.Lantaran wajahnya mirip dengan Sanny semasa kecil, sejak itu Zara "beruntung" terpilih sebagai pengganti S di masa depan.Masa kecil Zara dihabiskan dengan dikurung di sebuah ruangan bersama seorang wanita yang wajahnya sudah rusak. Dia dicambuk dan dicaci tanpa belas kasihan.Mereka menanamkan cip di tubuh Zara agar dia menurut dan berada dalam kendali penuh wanita itu. Mereka juga mengoperasi Zara hingga dia terlihat hampir identik dengan wanita itu sebelum wajahnya cacat.Semua orang berkata bahwa dirinya terlahir untuk menjadi Sanny yang kedua. Namu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 322

    "Kenapa kamu datang malam ini?" tanya Tiffany."Ada seseorang yang kelewat khawatir. Aku juga mencemaskanmu," sahut Sean sambil mengusap kepala istrinya.Tidak lama kemudian, api berhasil dipadamkan. Berhubung Tiffany masuk menerobos api dan menyelamatkan peralatan fotografi, kerugian mereka tidak terlalu besar.Namun, koper Tiffany, Julie, dan Samuel sudah hangus dimakan api. Mereka juga tidak punya tempat untuk tidur malam ini.Tiffany mengusulkan agar mereka tidur di vila yang disewa oleh Sean dan Mark. Mereka juga bisa membawa Zara yang pingsan ke sana.Setelah memeriksa Zara untuk beberapa saat di kamar, dokter desa keluar dengan membawa sebuah benda kecil berwarna putih. Dia berkata, "Kondisi gadis ini sedikit spesial."Dokter menaruh benda itu di atas meja kopi dan melanjutkan, "Aku menemukan benda ini di bawah kulit lehernya."Mark mengernyit dan mengangkat benda itu untuk mengamatinya. Dia bertanya, "Benda apa ini?""Alat penyadap," gumam Sean dengan alis berkerut."Alat penya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 321

    Saat ketiganya sudah menjauh dari lokasi kebakaran, warga desa sudah tiba. Orang-orang dari klub fotografi juga sudah kembali.Warga desa sibuk memadamkan api. Sementara itu, Julie bergegas mendekat dengan mata merah. "Tiffany!" panggilnya.Di belakang Tiffany, Sean menurunkan Zara yang pingsan karena menghirup asap ke tanah. Dia berkata, "Panggil dokter."Chelsea menyahut sambil mengangguk, "Dokter sudah dalam perjalanan!"Kobaran api kian membesar. Semua orang mundur ke jalan kecil di luar halaman. Tiffany masih memegang kamera berharga di tangannya."Kenapa bisa tiba-tiba kebakaran? Tanah di pegunungan lembap, seharusnya nggak mudah terbakar!" ucap Chelsea sambil mondar-mandir dengan gelisah.Sean mengambil handuk yang diberikan Julie dan menyeka noda jelaga di wajahnya sambil berkata, "Nggak aneh kalau ada seseorang yang sengaja menyulut api.""Zara!" Tepat ketika Sean selesai bicara, Penny menyeruak dari tengah kerumunan. Dia langsung menggenggam tangan Zara, cemas saat melihat ba

DMCA.com Protection Status