Share

Bab 127

Penulis: Clarissa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-09 18:00:00
Charles termangu. Dia tanpa sadar mendongak menatap Sean. "Kalian?"

"Ya." Sean menyesap tehnya lagi. "Aku dan Tiffany."

Charles tidak bodoh. Setelah berpikir sesaat, dia memahami maksud Sean. Charles berdeham, lalu mendongak melirik Tiffany. "Tiff."

Tiffany masih mengunyah apel. Dia mendongak menatap Charles. Charles menjelaskan dengan tidak berdaya, "Aku memecat Garry atas keinginanku sendiri. Nggak ada hubungannya dengan Sean."

Charles merenung sesaat, lalu mengernyit dan menambahkan, "Sebenarnya ada sedikit kaitan dengan Sean, tapi cuma sedikit."

Tiffany menatap Charles dengan terkejut. "Kamu yang memecat Kak Garry?"

Sebelumnya di rumah sakit, suster memberi tahu Tiffany bahwa Garry bekerja di klinik setelah dipecat di rumah sakit. Kemudian, Garry dipecat klinik karena dipaksa Sean. Ternyata, pemilik klinik itu adalah Charles. Charles tidak mungkin memecat Garry karena takut pada Sean, 'kan?

"Ya. Masalahnya begini. Waktu kakimu terluka hari itu, Pak Sofyan meneleponku dan menyuruhku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 128

    Sean menyunggingkan senyuman tipis. Suaranya terdengar dingin. "Menurutmu?"Seperti biasanya, sikap Sean tampak dingin, angkuh, dan mendominasi.Taufik menunduk dan hanya bisa menarik napas dalam-dalam. "Bu, jangan salah paham. Aku memasukkan Leslie ke rumah sakit jiwa bukan atas perintah Pak Sean.""Pak Sean menyuruhku mengirim Leslie ke luar negeri untuk belajar, tapi kami nggak ingin berpisah darinya. Anak ini jadi rusak karena terlalu dimanjakan. Dia berkali-kali bersikap lancang padamu.""Makanya, aku membuat keputusan sendiri. Aku membuat surat keterangan palsu dan mengurungnya di bangsal khusus di rumah sakit jiwa.""Dia nggak bakal menderita di dalam sana ataupun mencari masalah denganmu lagi. Aku dan istriku juga masih bisa melihatnya."Penjelasan Taufik membuat Tiffany terkejut hingga tidak bisa berkata-kata. Idiot dari mana ini? Demi bisa melihat putri mereka setiap hari, mereka lebih memilih mengurungnya di rumah sakit jiwa daripada mengirimnya ke luar negeri?Seolah-olah m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 129

    Sofyan termangu sesaat. Dia menunduk menatap Sean. Tiffany pun baru menyadari reaksinya terlalu berlebihan.Tiffany berdeham, lalu duduk kembali dengan hati-hati. Matanya yang hitam menatap Sean dengan tatapan sedih. "Sayang, kita pergi halangi Kak Garry ya?""Kak Garry adalah salah satu dari murid genius waktu SMA. Nilainya sangat bagus. Dia susah payah keluar dari desa. Kalau pulang begitu saja, dia bakal ditertawakan orang.""Selain itu, dia bisa jadi dokter hebat. Kita nggak boleh membiarkan bakatnya terpendam begitu saja."Ketika melihat ekspresi Tiffany begitu serius, Sean tersenyum dingin. Sean diam-diam tersenyum. Meskipun begitu, dia bertanya dengan dingin, "Kamu mau menghalanginya cuma karena ini?""Tentu saja." Tiffany meraih lengan Sean, lalu menggoyangkannya dan membujuk, "Sayang, kamu harus percaya padaku. Dulu aku memang mengagumi Kak Garry, tetapi dia cuma kakak kelasku. Aku benaran nggak ingin melihat dia menyia-nyiakan bakatnya." Sean tidak bisa menahan senyumannya."

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 130

    Beberapa hari ini, Garry terus dipersulit oleh Sean. Dia tentu tahu alasannya. Meskipun begitu, Garry tidak pernah mencari Tiffany. Dia khawatir Sean menyulitkan Tiffany karena dirinya.Situasi Tiffany sudah termasuk berbahaya karena menikah dengan pria seperti Sean. Garry tidak ingin menambah masalah untuknya.Saat ini, ketika melihat Tiffany, Garry pun merasa senang. Dia bangkit dan hendak memeluk Tiffany saking bersemangatnya.Namun, Tiffany mundur selangkah untuk menghindar. Dia tersenyum manis menatap Garry. "Kak Garry, kamu nggak usah pulang ke kampung halamanmu. Suamiku bilang kamu bakal bekerja di lembaga penelitian terbaik di Kota Aven!"Suara Tiffany terdengar merdu. "Kamu sangat kompeten dan berbakat. Sudah seharusnya berkembang makin pesat. Jangan pulang ke kampung halamanmu. Nggak ada masa depan di sana."Garry terkejut mendengarnya. Dia tidak bisa memercayai pendengarannya. "Tiff, kamu bilang Sean menyuruhku bekerja di lembaga penelitian?"Garry tentu ingin bekerja di lem

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 131

    Wajah Garry tampak muram. Tiffany mengerutkan kening sambil terus melambaikan tangan padanya. "Kak Garry, cepat kemari!"Bahkan, Tiffany mengejeknya sambil tersenyum, "Kamu nggak mau kerja di lembaga penelitian ya?"Garry mengepalkan tangannya dengan erat di kedua sisi tubuhnya. Dia tidak suka dengan orang-orang dari kalangan seperti Sean. Bagi Garry, Sean tidak ada apa-apanya dibanding dirinya.Sean tidak pernah bekerja keras dan tidak punya ambisi. Namun, berkat latar belakang keluarganya yang kuat, Sean bisa menikahi gadis yang disukainya, bisa seenaknya memboikot Garry, dan bahkan bisa membiarkan Garry masuk ke lembaga penelitian impiannya.Garry tahu, seharusnya dia menolak tawaran ini jika dirinya masih punya harga diri. Akan tetapi, harga diri tidak bisa menghidupi seseorang. Hanya dengan memiliki kekuasaan, seseorang baru akan memperoleh kehormatan.Setelah menarik napas dalam-dalam, dia berjalan perlahan ke arah Tiffany dan Sean. Semua gerakan dan ekspresi Garry, diamati oleh

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 132

    Jelas sekali ini adalah sesuatu yang diatur oleh Sean, tapi dia bisa berpura-pura seolah-olah semua itu sama sekali tidak ada hubungannya?"Pak Sean, kalau memang ini adalah rencanamu, akui saja. Nggak usah menyangkal," Garry menggertakkan giginya, "Meskipun kamu mengakuinya, aku juga nggak bisa ngapa-ngapain!"Sean tersenyum tenang dan menjawab, "Kalau bukan aku yang melakukannya, kenapa aku harus mengakuinya?" Kemudian, dia menoleh ke arah Tiffany sambil tersenyum, "Menurutmu gimana?"Tiffany yang sebelumnya pernah salah paham pada Sean, kini benar-benar percaya padanya tanpa ragu. Dia pun menggigit bibirnya, lalu memandang Garry dengan tulus, "Kak, aku yakin ini pasti cuma salah paham. Mungkin saja mereka nggak mau merekrutmu dan menggunakan alasan itu sebagai dalih?"Jika suaminya telah mengatakan dia tidak melakukan hal itu, berarti memang seperti itulah kenyataannya. Sikap Tiffany ini membuat Garry kehabisan kata-kata. Akhirnya, dia hanya menggertakkan giginya. "Pak Sean memang l

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 133

    Dua hari kemudian, hasil ujian tengah semester akhirnya keluar. Sesuai aturan, biasanya Tiffany yang merupakan juara kelas sekaligus ketua kelompok belajar, seharusnya bertugas untuk membawakan lembar ujian ke kelas.Namun karena kaki Tiffany sedang terluka, Julie pun menggantikan tugas itu dengan suka rela."Tiff, kira-kira karma baik apa yang kamu buat di kehidupan sebelumnya sampai bisa ketemu sama pria sebaik Sean?"Julie yang berjalan di samping Tiffany, membawa tumpukan lembar ujian yang menggunung sambil mengunyah permen karet. "Dengan status seperti Sean, dia bukan cuma bisa boikot Garry. Bahkan kalau mau potong jari tangan atau kakinya pun, Sean cuma perlu sekali perintah saja.""Tapi demi menyenangkan gadis bodoh sepertimu ini, bukannya melawan saingannya, dia malah rekomendasiin pekerjaan buat Garry? Benar-benar suami idaman, lho!"Tiffany memutar mata ke arah sahabatnya, "Suamiku ngasih kamu uang, ya?"Baru dua hari berlalu, Julie sudah memuji Sean untuk ke-32 kalinya.Juli

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 134

    "Dasar nggak tahu terima kasih!"Leslie memelototinya dengan marah. "Aku nggak tahu terima kasih? Bukannya aku dimasukkan ke rumah sakit jiwa karena dia juga? Sekarang aku harus meninggalkan rumah dan pergi ke tempat asing selama empat tahun dan aku harus berterima kasih sama dia?"Julie mendengus, "Memang seharusnya kamu berterima kasih sama dia!"Kedua gadis itu terus saling beradu argumen, sehingga suasana makin panas dan tegang. Tiffany mengerutkan kening, lalu mengulurkan tangan untuk menahan Julie. "Sudahlah."Demi menghargai ayah Leslie, Tiffany tidak ingin memicu konflik lagi dengan Leslie."Kenapa harus sudahlah? Kenapa harus membiarkan si manusia nggak tahu terima kasih ini begitu saja?" balas Julie."Coba kamu ulangi sekali lagi?!" Leslie menggertakkan giginya, lalu memandang Julie dengan tatapan penuh amarah.Setelah kejadian sebelumnya, Leslie tahu bahwa Tiffany bukan orang yang mudah dihadapi. Namun jika dia tidak bisa menyentuh Tiffany, Julie pasti bisa dihadapinya, 'kan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 135

    Di ruang rapat Grup Maheswari, suasana saat ini terasa sangat serius dan mencekam. Setiap karyawan yang hadir menyimak laporan sambil membuat catatan dengan hati-hati agar tidak membuat kesalahan.Di kursi utama, Sean duduk mengenakan pakaian serba hitam. Matanya tertutup kain hitam, tetapi auranya yang kuat dan dingin tetap terasa mendominasi.Wanita yang sedang memberikan laporan melirik Sean untuk ketiga kalinya, lalu bertanya dengan suara bergetar, "Pak Sean ... apa rencana ini bisa dijalankan?"Tiba-tiba, ponsel yang tergeletak di depan Sean berdering. Dengan jemarinya yang ramping, dia mengangkat telepon itu. Saat melihat nama yang muncul di layar, terlintas sorot kelembutan di wajahnya. "Kenapa telepon di jam segini?"Dari seberang, Tiffany terdengar agak gugup, "Sayang, aku ... bikin masalah di kampus. Kata dosen, hari ini harus ada wali yang datang menjemputku .... Kamu bisa datang, 'kan?"Senyum tipis menghiasi wajah dingin Sean. "Menurutmu aku ini walimu?"Nada bicaranya yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 329

    Julie melirik Samuel dengan dingin, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Mark yang berusaha menahan tawanya pun menatap Zara. Dia bertanya dengan santai, "Nona Zara, kamu nggak bisa makan sendiri ya?"Zara tetap bersandar lemah di sofa. Dia membalas dengan nada lembut, "Tubuhku nggak kuat. Bukannya kamu tahu kalau aku baru saja mengalami kebakaran tadi malam?"Usai berkata demikian, Zara melirik Samuel dengan ekspresi manis. Dia memuji, "Samuel, kamu benar-benar baik. Lihatlah, orang lain cuma bisa mengejekku. Tapi, kamu benar-benar peduli padaku."Tiffany kehabisan kata-kata. Kalau saja dia tidak tahu bahwa semua ini hanyalah kepura-puraan Zara, dia mungkin sudah muntah di tempat.Samuel malah terlihat salah tingkah. Wajahnya memerah saat dia menggeleng sambil menimpali, "Zara, jangan memujiku seperti itu. Ini memang kewajibanku."Julie langsung berdiri dengan raut wajah dingin. Dia pergi sambil membanting pintu dengan keras. Zara tersenyum puas dan bahkan sempat mengedipkan mata ke arah

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 328

    "Jadi ...." Sean menarik napas dalam-dalam. Kedua tangannya memegang wajah Tiffany dengan lembut. Dia menatapnya penuh kesungguhan, lalu bertanya, "Kalau aku bilang, ke depannya aku akan kasih Zara lebih banyak perlindungan, apa kamu akan marah?"Tiffany tertegun sebelum bertanya, "Perlindungan yang kamu maksud itu apa?""Aku mau ... memperlakukannya seperti adik sendiri," jawab Sean.Sepasang mata Sean yang dalam menatap Tiffany dengan tulus dan serius. Dia melanjutkan, "Aku nggak bisa memikirkan cara lain yang lebih baik untuk menebusnya. Jadi aku berpikir, gimana kalau kita menganggapnya sebagai adik kita? Kita akan menjaga dan melindunginya sampai dia nikah.""Kerugian yang ditimbulkan kakakku padanya, memang seharusnya ditebus oleh diriku yang adalah adiknya," tambah Sean.Tiffany menggigit bibir dan tidak bisa langsung menjawab apa-apa. Sebenarnya dia bisa memahami keinginan Sean. Namun ... dia tidak bisa melupakan bagaimana dulu Zara sangat ingin mendekati Sean, bahkan berusaha

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 327

    Tiffany duduk di ruang tamu. Dia menyaksikan Charles melakukan akupunktur pada Zara selama beberapa waktu sebelum akhirnya menguap kecil dan naik ke lantai atas.Saat itu sudah lewat pukul 1 dini hari. Berhubung siang tadi Tiffany tidur cukup lama di dalam bus, di waktu seperti ini barulah dia mulai merasa sedikit mengantuk.Pada jam seperti ini, Sean pasti sudah tertidur. Dengan perasaan sedikit bersalah, Tiffany membuka pintu kamar perlahan. Saat ini, dia sebenarnya tidak tahu bagaimana cara menghibur Sean atau membuatnya berhenti memikirkan banyak hal.Setelah menyelesaikan rutinitas malam dengan cepat, Tiffany berjalan menuju ranjang dengan langkah hati-hati dan memeluk pinggang pria itu yang kokoh dan berotot."Sayang ...," bisik Tiffany pelan sambil memejamkan mata, diikuti dengan sebuah helaan napas kecil.Selama ini, Sean selalu membantu Tiffany dan menyelesaikan semua masalah yang dihadapinya, baik yang besar maupun kecil. Sementara itu, bagian yang bisa dibantunya untuk Sean

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 326

    Zara tersenyum manis dengan mata yang melengkung. Dia menambahkan, "Gimana kalau besok aku biarkan kamu menciumku di depan semua orang? Biar harga dirimu kembali deh."Sebenarnya, ini ide yang cukup bagus. Samuel masih ingat betapa memalukannya dia saat dihajar oleh Mark terakhir kali. Akhirnya dia hanya mendengus kesal, tanpa coba mendekat lagi.Charles sedang duduk di sofa. Dia menyilangkan kakinya sambil berkomentar, "Dasar penakut dan hidung belang." Setelah itu, Charles melirik Tiffany dan bertanya sambil mengangkat alis, "Selera temanmu cuma begini?"Tiffany hanya bisa terdiam. Dia tahu, Julie menjalin hubungan dengan Samuel mungkin hanya karena kesal atau ingin balas dendam.Namun, Tiffany baru menyadari bahwa Samuel ternyata orang yang begitu tidak bisa diandalkan .... Hanya dengan beberapa kata dari Zara, dia langsung luluh."Sudahlah, jangan marah lagi," ujar Zara sambil tersenyum lembut pada Samuel. Dia melanjutkan, "Kamu pulanglah dan istirahat. Aku jamin dia nggak akan mel

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 325

    Seisi vila jatuh dalam keheningan. Tiffany, Zara, dan Charles yang menyaksikan kehebohan ini hanya bisa melongo. Di sisi lain, wajah Samuel sudah terlihat sangat masam.Julie menepis tangan Mark dan berseru, "Gila kamu! Aku hanya pacaran normal, apa maksudmu dengan merusak diri? Kamu sudah menolakku, kenapa aku nggak boleh ...."Mark menggertakkan gigi. Matanya terlihat berapi-api.Julie menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Dia terlihat putus asa dan sedih saat berkata, "Mark, aku benar-benar nggak tahu apa maumu! Selama 19 tahun aku hidup, ada berbagai pemuda yang mengejarku. Tapi, aku nggak pernah meladeni mereka. Aku mengakukan cinta padamu karena ingin berada di sisimu dan menjagamu ...."Julie menarik ingusnya. Pada akhirnya, dia tidak menceritakan masalah ginjalnya.Air mata jatuh berderai di pipinya. Julie menggertakkan gigi dan melanjutkan, "Kamu menolakku. Kamu menyuruhku untuk menghargai orang yang ada di depanku."Julie melirik ke arah Samuel dan berucap lagi, "Jadi, aku men

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 324

    Charles tertawa kecil dan berkata, "Aku bisa merias wajahmu. Kemampuanku lumayan oke, lho. Fitur wajahmu sekarang sudah lumayan bagus. Wajah seperti apa yang kamu inginkan? Aku bisa meriasnya untukmu."Charles memiliki banyak hobi. Belakangan ini, dia tertarik pada seni riasan, tetapi dia belum menemukan wanita yang pas untuk menjadi pasangan berlatihnya. Zara kebetulan bisa membantunya."Oke, sekarang sudah larut. Kalian semua istirahat dulu. Tiffany, aku tidur duluan," ucap Sean sambil berdiri.Sebelum Tiffany sempat menjawab, Sean sudah berbalik dan melangkah ke lantai atas. Punggung pria itu terlihat kesepian.Tiffany hendak menyusul Sean, tetapi Charles menahannya dan berkata, "Biarkan dia sendiri dulu. Dia butuh waktu untuk mencerna semua informasi yang diterimanya. Bagaimanapun, dia baru mendengar kalau kakak yang disayanginya itu sudah menyakiti Zara."Tiffany menghela napas dan memutuskan untuk tinggal sebentar di ruang tamu.Sekarang sudah lewat tengah malam. Samuel yang tadi

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 323

    Saat Zara berusia tujuh tahun, keluarganya bertanya apakah dia ingin menjadi gadis yang lebih cantik dan hebat. Dia tentu saja mengiakan dengan gembira.Kala itu, Keluarga Winata hanyalah keluarga yang terpuruk dan tanpa pendukung. Ketika ayahnya bertanya apakah Zara ingin keluarganya hidup lebih baik, dia mengangguk. Ketika ayahnya bertanya lagi, apakah Zara rela menderita supaya semua orang bisa hidup lebih baik, dia tetap mengangguk.Lantaran wajahnya mirip dengan Sanny semasa kecil, sejak itu Zara "beruntung" terpilih sebagai pengganti S di masa depan.Masa kecil Zara dihabiskan dengan dikurung di sebuah ruangan bersama seorang wanita yang wajahnya sudah rusak. Dia dicambuk dan dicaci tanpa belas kasihan.Mereka menanamkan cip di tubuh Zara agar dia menurut dan berada dalam kendali penuh wanita itu. Mereka juga mengoperasi Zara hingga dia terlihat hampir identik dengan wanita itu sebelum wajahnya cacat.Semua orang berkata bahwa dirinya terlahir untuk menjadi Sanny yang kedua. Namu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 322

    "Kenapa kamu datang malam ini?" tanya Tiffany."Ada seseorang yang kelewat khawatir. Aku juga mencemaskanmu," sahut Sean sambil mengusap kepala istrinya.Tidak lama kemudian, api berhasil dipadamkan. Berhubung Tiffany masuk menerobos api dan menyelamatkan peralatan fotografi, kerugian mereka tidak terlalu besar.Namun, koper Tiffany, Julie, dan Samuel sudah hangus dimakan api. Mereka juga tidak punya tempat untuk tidur malam ini.Tiffany mengusulkan agar mereka tidur di vila yang disewa oleh Sean dan Mark. Mereka juga bisa membawa Zara yang pingsan ke sana.Setelah memeriksa Zara untuk beberapa saat di kamar, dokter desa keluar dengan membawa sebuah benda kecil berwarna putih. Dia berkata, "Kondisi gadis ini sedikit spesial."Dokter menaruh benda itu di atas meja kopi dan melanjutkan, "Aku menemukan benda ini di bawah kulit lehernya."Mark mengernyit dan mengangkat benda itu untuk mengamatinya. Dia bertanya, "Benda apa ini?""Alat penyadap," gumam Sean dengan alis berkerut."Alat penya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 321

    Saat ketiganya sudah menjauh dari lokasi kebakaran, warga desa sudah tiba. Orang-orang dari klub fotografi juga sudah kembali.Warga desa sibuk memadamkan api. Sementara itu, Julie bergegas mendekat dengan mata merah. "Tiffany!" panggilnya.Di belakang Tiffany, Sean menurunkan Zara yang pingsan karena menghirup asap ke tanah. Dia berkata, "Panggil dokter."Chelsea menyahut sambil mengangguk, "Dokter sudah dalam perjalanan!"Kobaran api kian membesar. Semua orang mundur ke jalan kecil di luar halaman. Tiffany masih memegang kamera berharga di tangannya."Kenapa bisa tiba-tiba kebakaran? Tanah di pegunungan lembap, seharusnya nggak mudah terbakar!" ucap Chelsea sambil mondar-mandir dengan gelisah.Sean mengambil handuk yang diberikan Julie dan menyeka noda jelaga di wajahnya sambil berkata, "Nggak aneh kalau ada seseorang yang sengaja menyulut api.""Zara!" Tepat ketika Sean selesai bicara, Penny menyeruak dari tengah kerumunan. Dia langsung menggenggam tangan Zara, cemas saat melihat ba

DMCA.com Protection Status