Share

061

Penulis: Novisi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-01 22:58:42

Danendra melirik kaca spion dalam, ia melihat Saras tertidur di bangku penumpang belakang. Menoleh ke kiri Danendra mendapati Cempaka sedang menengok jalanan sebelah kiri.

"Kapan kontrol ke dokter kandungan lagi?"

Tolehan Cempaka hampa, ia membuang pandang. Hanya ada suara kecil lantunan musik dari radio.

"Melahirkan di rumah sakit mana? Mau di Bekasi?" tanya Danendra berharap Cempaka menjawab, 'ya'.

"Jakarta."

"Mau tidak di Bekasi, di rumah sakit tempat aku kerja. Akan lebih mudah aku mendatangi kamu ke kamar rawat inap di sela waktu kerja." Inilah salah satu alasan Danendra mendatangi istrinya. dia ingin dekat dengan Cempaka dan calon anak mereka saat lahiran.

Dengkusan keras Cempaka membuat konsentrasi Danendra agak terganggu, ia sampai melakukan pengereman mendadak di lampu merah.

Untungnya, hal itu tidak mengganggu Saras yang tertidur dengan sabuk pengaman.

"Kamu mau membunuh kami!" amuk Cempaka dengan paras mengeras.

"Maaf, Cempaka, ini tidak sengaja."

"Bagaimana aku bisa percay
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   062

    Danendra pulang dengan tangan hampa, setelah hubungan mereka sedikit membaik, sejak malam di restoran Cempaka malah menjarak darinya."Mama mau balik lihat papa dulu. Mama minta kamu terus berusaha baik pada Cempaka, jangan sampai Cempaka mempelajari bagaimana cara menggugat cerai ke pengadilan."Qonita tidak tahu kalau putranya sedang ribut dengan Cempaka. Dia merasa kalau Cempaka merupakan istri yang ideal bagi Danendra. "Cempaka itu perempuan biasa, tetapi rasa tanggung jawabnya besar bisa lihat bagaimana dulu dia mengurus mendiang Haris, ibunya, dan Bima. Kalau tidak lagi kuat menanggung beban, dia bisa saja cari cara lain, dia yang gugat kamu," tegas Qonita usai sarapan."Ma, aku tidak bisa antar ke bandara. Tidak papa, yah.""Mama mengerti, biar mama diantar sopir kamu," sahut Qonita. "Kamu paham tidak sama yang mama katakan?" lanjutnya.Danendra mengangguk. "Kamu mungkin bertanya-tanya mengapa Mama tidak setuju kamu dengan Natali. Ini insting seorang ibu, memang belum terjadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-02
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   063

    Keresahan menyerang Cempaka usai Qonita meminta dirinya bertahan di samping Danendra. Ada dugaan yang disampaikan Qonita mengenai Natali padanya, akan tetapi dia pun kurang percaya hal demikian. Cempaka menahan diri untuk tidak memberi penilaian terhadap perkiraan Qonita tersebut. "Huft... mereka berdua tampak saling mencintai bak Romeo dan Juliette." Selang tiga puluh menit, sembari menunggu Saras selesai bermain, Cempaka mendapat panggilan dari orang yang membantu mengatasi kasus Saras dengan Diego. "Ibu Cempaka dan Saras diminta datang besok ke kantor." Awalnya Cempaka resah karena dia harus mempertemukan Saras dengan Diego dan keluarga. "Tidak perlu khawatir, Bu, besok Anita dan papanya juga datang." "Serius, Pak? Bukannya nenek Anita berkeberatan kalau cucunya menjadi saksi atau dilibatkan dalam masalah ini?" "Serius, Bu. Kami langsung mencari siapa orang tua Anita lalu menemuinya. Ibunya Anita telah lama meninggal, jadi tinggal bapaknya. Pengasuhan sehari-hari oleh

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-02
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   064

    "Aku pulang dulu, Natali." Danendra menggeser tangan Natali yang tengah mengusap dadanya, mereka sedang bersantai sambil menonton film drama romantis China."Jangan dulu, temani aku di sini. Masih jam setengah sepuluh," rengek Natali sembari menunjuk jam di nakas."Kamu harus istirahat, besok aku juga ada kerjaan padat." Menonton film bukanlah kesenangan Danendra, Natali sebenarnya tahu itu. Entah apa alasannya mengajak Danendra. "Duduk lagi." Dia menarik lembut tangan Danendra lalu mendekapnya membuat ada gelenyar asing dalam diri Danendra. "Natali, ingat kamu sedang dalam proses pemulihan," elak Danendra dengan berusaha mendorong pelan badan Natali.Perempuan itu menolak."Aku merindukan kamu selalu, kamu pria yang baik dan bertanggung jawab. Aku ingin menjadi seperti dulu melakukan kewajiban sebagai seorang istri." Natali merebahkan kepalanya di pundak Danendra. Pria itu membeku, pikirannya melayang pada kenangan sewaktu mereka dulu masih menjalani hubungan harmonis sekalipun ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   065

    Cempaka membawa Saras ke kantor pihak berwajib, di sana telah ada tim yang membantu mereka menyelesaikan kasus. Ada pula Anita dan ayahnya didampingi tim kuasa hukum mereka."Ya, Diego seringkali mengganggu aku. Sejak ada Saras, dia membantu aku dari gangguan Diego." Anita takut-takut menyatakan kebenaran, ia berbicara sambil menggenggam tangan ayahnya."Mana buktinya! Jangan berbohong, Anita ini pasti diajarkan untuk berucap bohong," tunjuk mama Diego pada Anita yang makin ketakutan. Dia sampai mendekap ayahnya."Ibu, tolong suaranya dipelankan. Anak-anak takut mendengar suara ibu. Kalau tidak bersalah, tidak perlu panik," ujar ayah Anita yang terlihat kesal.Pihak keluarga Diego tersudut dengan keberanian Anita. Mama Diego tampak kalang kabut dengan mengatakan semua ucapan Anita adalah bohong. "Kami telah mengumpulkan bukti yang kuat, Bu," timpal tim kuasa hukum Anita. "ditambah keterangan Saras dan Anita."Usai pertemuan yang makin jelas itu, terbit kelegaan pada diri Cempaka. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   066

    "Cempaka, apakah kita boleh berjumpa?" tanya Natali melalui sambungan telepon. Dua hari setelah peristiwa Danendra di rumah Natali, barulah perempuan itu menghubungi Cempaka. "Untuk apa, ya? Lewat telepon saja," jawab Cempaka. Ia tidak ingin berkontak langsung dengan Natali terutama dalam keadaan hamil besar."Lebih baik bertemu, aku ingin menyampaikan sesuatu."Pupil mata Cempaka bergerak ke atas, ia malas dengan Natali yang memaksakan kehendak. "Aku sibuk, bilang saja."Natali terdiam, dia harus lebih sabar dalam menghadapi istri pertama suaminya itu."Begini, aku mau minta tolong pada kamu... Danendra mendiamkanku dua hari ini, telepon tidak diangkat dan pesan tidak dibalas. Bisakah kamu mengatakan pada Danendra agar merespon komunikasi dariku?"Mengernyit kening Cempaka mendengarnya, tidak mengira kalau perempuan yang selama ini ada di hati suaminya sedang galau karena Danendra."Mengapa minta bantuan aku. Kamu selesaikan sendiri urusan rumah tanggamu. Bukannya kalian mulai ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-04
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   067

    "Pak, keluarga Diego meminta damai. Mereka tahu bukti kuat mengarah pada Diego yang melakukan tindakan tidak patut pada Anita.""Apakah Bu Cempaka telah mengetahuinya?""Sudah, Pak, begitu juga Pak Devano."Danendra menghubungi Cempaka untuk menanyakan kelanjutan masalah Diego. Saras diketahui melakukan tindakan pembelaan diri tempo lalu."Halo, Cempaka, bagaimana ajakan damai keluarga Diego?""Ketepatan aku sudah mendiskusikan soal itu bersama Pak Devano. Sekarang juga sedang sama Pak Devano lagi," jawab Cempaka menimbulkan rasa asing dalam diri Danendra. "Oh, Saras, ikut?""Tidak. Saras sudah sekolah. Oh, ya, sekarang Saras dan Anita satu sekolahan," ungkap Cempaka dengan nada antusias.Terhenyak Danendra mendengar berita baru itu."Apa si Devano tidak punya pekerjaan, siang begini tidak di kantor? Terus apa hasil pembicaraannya?""Pak Devan katanya mengambil cuti untuk mengurus masalah putrinya. Sekarang sedang di toilet. Kami bersepakat meminta Diego dilakukan pemeriksaan mental

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   068

    Devano melihat kedatangan Cempaka, dia menyongsong ke arahnya sembari tercengang melihat siapa orang yang menggandeng Cempaka."Eh, Danendra... lama tidak berjumpa, malah ketemu di sini," sapa Devano seraya mengulurkan tangan untuk berjabatan. Danendra menerima uluran tangan Devano dengan ekspresi datar."Kalian...." Devano menunjuk Cempaka dan Danendra secara bergantian."Oh, Cempaka istri gua," jawabnya membuat Devano tergemap."Wah, gua gak nyangka selama ini... soalnya Cempaka terlihat sendiri mengurus Saras."Pernyataan itu menimbulkan rasa tidak enak di antara Cempaka dan Danendra. Tidak mungkin pula bagi mereka menceritakan ada apa di balik cerita yang tampak."Selamat buat anak lu, Dev.""Makasih, Dan. Silakan menikmati hidangan, ya. Gua mau menyapa orang tua undangan lainnya." Devano tidak berpamitan pada Cempaka, dia hanya melirik istri dari kawan lamanya itu."Eh, gimana ceritanya kamu bisa kenal Pak Devano?" tanya Cempaka penasaran."Kawan lama," jawab Danendra singkat. C

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   069

    Seminggu sebelum melahirkan, Cempaka memutuskan melahirkan di Bekasi dengan syarat dan ketentuan yang disusun bersama Danendra. "Aku melahirkan di Bekasi, hanya seminggu di sana, aku mau kembali ke Jakarta. Tidak butuh bantuan Natali selama mengasuh bayiku. Kamu harus susun jadwal untuk mengunjungi kami ke Jakarta. Tidak ada alasan sibuk." Begitulah perjanjian antara Cempaka dan suaminya.Dengan kesibukan Danendra sebenarnya ia agak sulit untuk memenuhi permintaan itu, mengingat ada Natali pula yang bisa mendadak memerlukan kehadirannya.Namun, dengan bersedianya Cempaka melahirkan di Bekasi sudah membuat Danendra senang bisa melihat anaknya setiap hari sekalipun hanya selama seminggu.Selanjutnya, dia akan berpikir hal terbaik.Di awal Cempaka sempat meragu lantaran Saras akan bersekolah. Syukurnya, anak ketiganya akan lahir tepat di hari libur panjang kalender merah sehingga Cempaka yakin menerima tawaran itu."Selamat datang kembali, Bu Cempaka," sambut Saidah. "Ya, Bik... saya d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08

Bab terbaru

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   105

    Sepekan berlalu, Danendra rutin setiap hari mengirimkan buket bunga mawar untuk istrinya. Sayangnya, ia terus menemukan buket cantik itu di tong sampah belakang rumah.Danendra tahu benar kalau istrinya sangat menyukai mawar.Ada perasaan tersinggung muncul di awal, Danendra memahami bila ia patut mendapat perlakuan seperti itu dari Cempaka.Ini hari kedelapan, masih berlangsung demikian. Selain itu, Danendra berusaha mengajak Cempaka untuk berdialog berdua, makan malam, sampai jalan-jalan bersama, Cempaka kekeh menolak."Apalagi yang harus aku lakukan? Waktu semakin mendekat," lirihnya usai praktek di poliklinik.Danendra tetap bekerja secara profesional, sekalipun pikirannya tertuju pada Cempaka.[Sudah makan?]Danendra mengirim pesan pada Cempaka. Hanya centang dua biru tanpa ada balasan.Danendra menggaruk-garuk kepala, menepuki wajah, sampai menggosok matanya, saking bingung menghadapi istrinya."Memang cukup saja satu istri, sakit kepala kalau ada masalah seperti ini."***"Sara

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   104

    Hubungan Danendra dan Cempaka tidak berangsur membaik, hal paling ditakutkan Danendra malah terjadi lebih cepat."Kita bisa mengurus perceraian lebih cepat." Cempaka duduk di seberang meja kerja Danendra di rumahnya.Jantung Danendra terasa sesak, seperti akan berhenti berdetak. Wajahnya seperti dihantam benda berat.Kehilangan Cempaka?"Cempaka, aku mohon jangan lakukan ini." Danendra akan mengupayakan apa pun untuk rumah tangganya kali ini."Mau kamu apa? Kamu mau mengikat aku di pernikahan yang tidak bahagia ini. Kamu hanya mau membalas kebaikan Haris dan itu sudah cukup, Dane!"Napas Cempaka tersengal mengatakannya. Danendra masih ingin menahannya lebih lama?Dasar tidak berperasaan!"Aku akan mengikat kamu seumur hidup, Cempaka."Ingin rasanya Cempaka memberi Danendra pukulan supaya pria itu sadar kalau semakin lama bersamanya, Cempaka bisa-bisa mati berdiri atau kemungkinan gila.Namun, badannya yang lebih kecil tidak akan ada artinya bila ia melakukan kekerasan fisik pada Danen

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   103

    Dahlia menemui Danendra di rumah sakit, mereka duduk di taman yang sedang tidak banyak orang. "Aku mohon kamu mau menemui Natali." "Aku akan menceraikannya setelah anak itu lahir lalu mengasuhnya bersama Cempaka." Rahang Dahlia mengatup kuat. Dia semakin yakin cinta Danendra pada Natali sudah sirna seiring terkuak kebenaran. "Apa kamu yakin Cempaka akan menerima anak itu?" Natali tidak setuju, tetapi dia pun tidak bisa berbuat banyak. "Untuk terakhir kali aku menemui Natali, setelah itu jangan kamu datang lagi atas suruhan Natali!" "Aku tidak disuruh Natali atau siapapun, hanya demi kemanusiaan." Danendra berdecak lalu tertawa seolah-olah ada yang membuat kelucuan. Cempaka keluar dari persembunyiannya, ia mencuri dengar percakapan antara Danendra dan Dahlia. Keinginan untuk menemui suami pudar, Cempaka memiliki rencana lain. *** "Dane, kamu masih bersedia menemui aku?" Danendra memenuhi keinginan Dahlia untuk menemui Natali. Danendra duduk berseberangan dengan N

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   102

    Sebulan berlalu sejak kejadian Cempaka meminta cerai, tinggal tiga bulan lagi. Hubungan antara Cempaka dan Danendra semakin renggang. "Mengapa akhir-akhir ini kamu sering keluar rumah?""Memangnya kenapa? Bik Saidah mengadu?" tanya Cempaka tanpa memandang suaminya. Dia sibuk dengan banyak kertas di tangannya."Kamu buka toko baru?""Kamu membuntutiku?""Kalau tidak seperti itu, kamu tidak pernah mau cerita. Sudah berapa lama?""Bukan urusan kamu." Cempaka berdiri memandang suaminya. "Kamu urusi saja istri kamu yang mau melahirkan itu, bukannya sebentar lagi?"Danendra menghela napas."Jangan mengalihkan pembicaraan. Oh, ya, perlu aku ingatkan keinginan bercerai kamu tidak akan pernah terkabul." Danendra pergi begitu saja dari kamar ke ruang makan. Beberapa minggu belakangan, Danendra sering pulang lebih awal dari rumah sakit.Cempaka terduduk kembali, gilirannya mendengkus karena Danendra memutuskan secara sepihak nasibnya di masa mendatang. ***Usai praktek di poliklinik, Danendra

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   101

    "Natali, sudahi kebodohan ini!" ujar Dahlia. Baru kali ini perkataan Dahlia serasa tajam di pendengaran Natali."Keluarga Danendra sulit ditumbangkan, lihat papamu, malahan masuk penjara demi aksi balas dendamnya. Apa kamu mau berakhir seperti itu? Cukup menjadi orang jahat, fokuslah sekarang pada anakmu!"Dahlia rasanya tidak sabar lagi menghadapi sahabat karibnya yang terlihat konyol."Tapi... tapi... aku mencintainya, Dahlia," isaknya duduk di kursi."Apa aku bilang! Dulu kamu menikah dengannya tanpa cinta, hanya untuk membalas dendam. Danendra sangat mencintai kamu. Sekarang giliran kamu mencintainya, pria itu sudah tak punya lagi hati untuk kamu. Sadar, Natali!!"Natali semakin terisak, ia merasa menyesal dengan sikapnya di masa lalu sehingga membuat cinta Danendra luntur padanya."Tapi, aku mau berusaha untuk mendapatkan Danendra lagi, Dahlia," ucapnya dibarengi gelengan dari Dahlia."Sadar Natali kesalahan kamu itu banyak, jangan sampai Danendra tahu rahasia kelam kamu, tiba wa

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   100

    Cempaka membaca pesan Danendra, ia mengerti mengapa suaminya tidak pulang, tanpa dijelaskan secara rinci.Helaan napas Cempaka menandakan kekecewaan dibanding marah. Kecewa pada Danendra yang tidak menganggap perhatiannya selama menjadi istri Danendra. Baru saja Danendra pulih dari sakit dan yang merawat adalah Cempaka.Setelah sehat, pria itu malah pergi ke istrinya yang lain.Cempaka melangkahkan kaki ke kamar anak-anaknya. Ia melihat betapa nyaman dan tentram keadaan kedua buah hatinya.Berbeda saat ia masih menjadi istri Haris, harus mengirit segala pengeluaran untuk bertahan hidup."Bagaimana nanti?" Pikiran Cempaka malah diselubungi kekhawatiran.Namun, sesaat saja, ia teringat pada mertuanya yang penuh perhatian pada kedua anaknya. Cempaka mengusap secara bergantian rambut Saras dan adiknya.Cempaka tersenyum. "Mama harus selesaikan ini sampai akhir, kalian menjadi kekuatan mama," bisiknya lebih untuk dirinya sendiri.Ia melangkahkan kaki keluar, melihat jam di ponsel menunjukk

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   099

    Setelah istirahat beberapa hari, Danendra beraktivitas seperti biasa di rumah sakit tempatnya bekerja.Sewaktu berjalan menuju ruang praktek, tidak sengaja berpapasan dengan Natali yang tampak murung."Kamu kenapa tidak bilang mau periksa?" tanya Danendra merasa tidak enak hati.Natali diam saja sembari menatap suaminya. Dengan kesal Natali berjalan begitu saja meninggalkan Danendra. Pria itu mengejarnya lalu menangkap lengan Natali."Mengapa menangis?"Danendra tahu kalau istrinya sedang tidak baik-baik saja. Ia menyentuh tangan Natali untuk memberi penguatan. "Bayinya ada masalah. Beratnya lebih kecil daripada yang seharusnya," ucap Natali lalu melepaskan tangan dari Danendra. "Itu semua karena kamu!" teriak Natali pada Danendra, ia menunjuk-nunjuk suaminya. "Kamu tidak pernah memperhatikan aku selama kehamilan!"Natali menangis, Danendra merasa tidak enak dengan Natali dan lingkungan sekitar yang berisi banyak pasien."Tenanglah, Natali, mari kita pergi dari sini." Danendra meng

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   098

    Siang itu Cempaka berniat keluar rumah. ia menitipkan putranya pada Saidah. Bertepatan Danendra keluar kamar, tubuhnya mulai pulih."Kamu mau ke mana?" Dia mengamati pakaian Cempaka yang rapi dari bawah kaki hingga kepala.Cempaka tertegun sejenak. "Mau ketemu teman."Kening Danendra mengerut, tidak biasanya Cempaka pergi tanpa izin darinya."Siapa?""Kamu tidak kenal," jawab Cempaka lalu melangkah ke arah pintu.Danendra menyusul lalu menghambat lengan Cempaka."Laki-laki atau perempuan?"Cempaka diam saja tanpa reaksi berarti. "Aku bertanya, Cempaka?"Mendengar namanya disebut, Cempaka tersadar kalau suaminya menuntut jawaban."Laki-laki."Tatapan Danendra penuh tanya, tetapi Cempaka bersikap seolah-olah tak ada masalah."Aku pergi dulu."Danendra tidak menahan kepergian istrinya. Namun, rasa penasaran membuatnya bertanya-tanya siapa gerangan yang ditemui oleh istrinya. Dia mengintip dari celah gorden, melihat Cempaka pergi dengan taksi berwarna kuning. ***Danendra uring-uringan

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   097

    Cempaka ingin mengalahkan rasa kasihan dengan kekesalan dan kekecewaan pada suaminya. Namun, melihat keadaan Danendra tidak baik-baik saja, hatinya pun luluh."Terima kasih sudah mau mengurusku," ucap Danendra usai disuapi makan dan minum obat pereda demam. Danendra telah meminta izin tidak masuk kerja pada pihak rumah sakit sehingga dia bisa beristirahat. "Hm," jawab Cempaka pendek dengan paras datar lalu perempuan itu pergi membawa piring kotor keluar kamar."Cempaka," Panggil Danendra membuat langkahnya terhenti sewaktu akan membuka pintu kamar."Aku minta maaf soal semalam."Tarikan napas pelan menandakan Cempaka teringat akan reaksi Danendra sewaktu ia mengungkap kalau anak dalam kandungan Natali bukanlah anak pria itu. Rasanya sesak dada Cempaka, tetapi ia tak mau ambil pusing lagi.Cempaka pergi keluar kamar tanpa kata. Danendra menyenderkan punggung ke kepala ranjang, diamnya Cempaka menyisakan perasaan bersalah dalam diri pria itu.***"Ya, tolong bagaimana pun caranya info

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status