Share

20. Pertunjukan Hidup

Barra bangkit, ingin sekali ia mencari Hiro dan menghabisinya saat itu juga. Akan tetapi itu tidak mungkin, Alby dan Ervi lebih butuh bantuannya. Barra meremas abu bekas rumah makannya. Ia menyumpahi Hiro akan menyesali segala kesalahannya di akhir hidupnya.

Barra sangat marah. Hiro memang salah satu manusia berhati iblis. Tidak berperikemanusiaan, Bahkan ia dengan bangga mengungkapkan bahwa dirinyalah penyebab rumah makan habis di lahap si jago merah.

Barra usap air matanya dengan punggung tangan. Meninggalkan warna kehitaman bekas arang yang melekat di tangan tadi.

Barra kacau, ia terpukul. Berlari kembali menuju klinik Flamboyan.

"Er ... apa yang terjadi?! Bagaimana kondisi Alby?! Kenapa tidak menelepon Uda sejak pagi?" Barra Farzan memberondong Ervi dengan pertanyaan saat sampai di klinik.

Ervi tengah duduk dan menangis tanpa suara. Gadis itu masih saja sesenggukan, tidak menjawab pertanyaan sang kakak.

"Katakan pada Uda, apa yang sebena

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status