Share

Honeymoon Part 1

Author: Daun Kering
last update Last Updated: 2023-11-12 15:56:15

Mendengar kata honeymoon membuat Eva menjadi kesal, ingin rencananya ia menggagalkan semua rencana Rayhan.

"Papah setuju, iya kan, Mah? Nanti kita cepat dapat cucu," kata Papah Andi tersenyum.

Claudia menundukkan kepalanya, ia merasa sedih. Hal yang sangat tidak mungkin untuk menolak ajakan Rayhan, tapi tekanan dari mertuanya membuatnya sakit.

"Kalau kakak punya anak, pasti Aruna gak disayang lagi," tutur Aruna mengerucutkan bibirnya.

"Buat teman kamu di rumah, Runa," ujar Rayhan.

Papah Andi kemudian mengajak Rayhan ke ruang kerjanya, beliau hendak memberikan tiket untuk keberangkatannya nanti.

"Claudia, sebelum kamu pergi beli obat penunda kehamilan dulu sana! Awas saja kalau sampai kamu hamil," pinta Eva penuh dengan ancaman.

"Dengerin tuh kata Mamah! Aruna juga gak sudi, punya keponakan turunan orang miskin," sahut Aruna tidak punya sopan santun.

Claudia hanya bisa meneteskan air mata, setiap ada yang membentaknya. Dia juga tidak mungkin menentang ucapan mertuanya, demi suaminya ia melakukan semua itu. Ia kemudian pergi ke apotek tanpa seizin suaminya, membeli obat yang dimaksud oleh mertuanya tadi. Agar Rayhan tidak mengetahui, ia menyelipkan ke dalam baju lalu dimasukkan ke dalam koper yang sudah Rayhan siapkan.

Sebelum berangkat Rayhan mengajak istrinya untuk ke rumah orang tuanya, mereka hendak meminta izin terlebih dahulu.

"Sayang, semoga saja pulang dari Bali kamu hamil," ungkap Rayhan penuh harap.

"Itu tidak mungkin, Mas. Maafkan aku .... " ucapnya dalam hati lirih.

"Sayang, kok diam? sepertinya kamu tidak suka, kalau Mas bahas soal anak," kata Rayhan melirik ke arah istrinya, yang terlihat sedang mengusap wajahnya.

"Maaf Mas, mataku kelilipan. Mana ada orang menikah tidak ingin punya anak, pasti ingin mempunyai. Karena kebahagiaan setelah menikah itu, mempunyai keturunan," jelas Claudia memaksakan tersenyum, walaupun dalam hatinya terasa sakit.

Perjalanan mereka sudah memasuki perkampungan, sebentar lagi sampai di rumah orang tua Claudia. Jalan yang rusak, dan penuh kerikil membuat Rayhan memperlambat laju mobilnya.

Rumah yang bercat warna hijau, dengan taman kecil di depannya membuat rumah itu terlihat sangat sejuk. Walaupun berada di daerah perkampungan, tempat itu selalu ramai. Rumah di daerah itu juga saling berdekatan, sehingga menyerupai perumahan.

Tok ... tok ... tok

Claudia mulai mengetuk pintu rumahnya, Bapak dan Ibunya membukakan pintu dan menyambut hangat kedatangan anak dan menantunya.

"Claudia, Rayhan, kenapa tidak bilang mau datang? Bapak kan bisa petikan buah mangga di kebun dulu," ucap Pak Harto.

"Kita hanya mampir sebentar, Pak, Bu," kata Rayhan dengan sopan.

Bu Ani mengajak mereka masuk ke dalam rumah, dan beliau membuatkan minuman. Claudia turut membantu ibunya, menyiapkan minuman.

"Claudia, bagaimana enak tidak tinggal di rumah Rayhan?" tanya Bu Ani sembari menuangkan air panas ke dalam teko, untuk menggulai teh.

"Enak gak enak, Buk. Sekarang Claudia sudah menjadi istrinya Mas Rayhan, kata ibu harus nurut dan berbakti," jawab Claudia terlihat lesu.

"Mertua kamu baikkan?" tanya Bu Ani mengkhawatirkan putrinya.

Pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh Claudia, rasanya berat untuk mengatakan kebenaran yang dia alami. Seandainya dijawab dengan jujur, pasti orang tuanya akan sedih dan selalu mengkhawatirkan dirinya. Karena tidak punya pilihan, Claudia memilih untuk berbohong.

Claudia menceritakan kebaikan keluarga Rayhan, walaupun yang dia jalani tidak sama dengan yang ia ucapkan.

Karena teh yang mereka buat sudah jadi, Claudia dan Bu Ani ikut bergabung di ruang tamu. Yang ukurannya separuh dari kamar Rayhan di rumahnya.

Rayhan mulai meminta izin untuk berangkat honeymoon, dan meminta agar mertuanya mendoakan keselamatan mereka berdua.

"Honeymoon itu apa, Nak? Kok Bapak tidak ngerti," ujar Pak Harto.

"Liburan, Pak. Maksud Mas Rayhan kita akan liburan ke pulau Bali," jelas Claudia tersenyum.

Orang tua Claudia mengizinkan mereka berdua berangkat, dan berpesan agar Rayhan menjaga Claudia dengan baik. Berhubung waktu juga sudah hampir mepet, mereka langsung berpamitan.

Mereka berangkat dengan menggunakan pesawat pribadi, yang sudah disewakan oleh Papah Rayhan.

"Mas, kenapa hanya kita penumpangnya? yang lain mana," tanya Claudia sambil melihat ke sekeliling.

"Pesawat ini sudah disewa sama Papah untuk kita, Sayang," jelas Rayhan.

"Tau kalau disewakan pesawat, Claudia minta kita honeymoon ke Jepang, Mas," ujar Claudia membuat Rayhan terkekeh.

Dia memang sengaja tidak bilang ke istrinya, kalau akan mengajak honeymoon. Maka dari itu, ia memilih ke Bali dengan alasan cutinya hanya bisa satu minggu. Kemungkinan mereka berdua juga akan kelelahan, dan lebih banyak santai di sana nanti.

Setelah menempuh perjalanan selama tiga jam di dalam pesawat, mereka sampai juga ke pulau Bali. Untuk penginapan Papah Rayhan sudah menyiapkan sebuah villa, yang letaknya dekat dengan pantai.

Claudia tersenyum bahagia menikmati keindahan pulau Bali, baru ini dia pergi berlibur. Saat masih berpacaran dulu Rayhan tidak pernah mengajaknya, mereka juga bertemu sebulan sekali. Mereka terbilang pasangan yang sangat hebat, bisa melanjutkan sampai ke jenjang pernikahan.

Rayhan sejak awal pacaran sudah mempunyai janji kenapa Claudia, walaupun jarang bertemu ia akan tetap menjaga cintanya untuk Claudia. Bahkan ia juga berjanji akan menikahinya setelah sukses, janji Rayhan akhirnya terpenuhi. Kasih sayang Rayhan untuk Claudia begitu besar, begitu juga sebaliknya.

"Mas, boleh tanya sesuatu tidak?" tanya Claudia. Saat ini mereka sedang duduk di kursi balkon villa, sambil melihat keindahan pantai.

"Iya Sayang, apa yang ingin kamu tanyakan," jawab Rayhan memeluk Claudia dan menyandarkan kepala istrinya di bahunya.

"Seandainya terjadi sesuatu dengan pernikahan kita, bagaimana, Mas?" tanya Claudia menatap suaminya.

Rayhan mengerutkan dahinya. "Kita akan selalu bersama, Sayang. Kita hadapi berdua jika ada masalah, sampai kapanpun Mas tidak akan pernah meninggalkanmu. Walaupun ada badai menerjang, sebesar apapun kita akan tetap bersama," terangnya meyakinkan sang istri.

Claudia menggenggam erat tangan suaminya, ia merasa bangga dan begitu beruntung mendapatkan seorang suami seperti Rayhan. Begitu perhatian, dan selalu ada untuknya.

Rayhan kemudian mengajak istrinya jalan-jalan ke pinggir pantai, angin yang berhembus kencang membuat suasana semakin sejuk.

"Mas, kita istirahat dulu yuk," ajak Claudia.

"Kamu capek ya? Mas gendong aja ya," kata Rayhan menyodorkan bahunya.

Claudia justru memukul bahu suaminya, dan berlari kemudian Rayhan mengejar istrinya. Setelah tertangkap Rayhan memeluk istrinya dengan erat, lalu menggendongnya. Perlakuan Rayhan begitu romantis, membuat Claudia semakin jatuh cinta kepada suaminya itu.

Langit sudah mulai gelap, kedua pasangan itu kemudian menuju ke sebuah restoran seafood. Mereka memesan udang saus tiram, dan ikan bakar.

"Sayang, kenapa memesan udang? kamu kan alergi makan udang," kata Rayhan selalu teringat dengan pantangan Claudia.

"Aku ingin makan udang, Mas. Sedikit saja, boleh ya," rengek sang istri.

Rayhan bersikeras melarang Claudia makan udang, ia kemudian memilihkan menu lainnya. Melihat perlakuan suaminya, yang begitu peduli dengannya membuat Claudia tersenyum.

Setelah selesai makan, mereka melihat pertunjukan musik di pinggir pantai. Hingga keduanya lupa kalau belum mandi. Lagu-lagu yang dibawakan oleh para pemain musik begitu romantis, dan membuat mereka malas beranjak.

Rayhan teringat kalau mereka sudah berjam-jam menghabiskan waktu di luar, ia segera mengajak istrinya ke villa.

Claudia menyuruh Rayhan untuk mandi lebih dulu, agar dia mempunyai kesempatan untuk meminum obat yang dia bawa. Namun, Rayhan mengajak istrinya untuk mandi berdua.

"Nanti pasti lama, Mas. Keburu dingin," kata Claudia tersenyum malu ke arah suaminya.

Rayhan lalu mengambil handuk, dan memaksa Claudia masuk ke dalam kamar mandi. Ternyata benar perkiraan Claudia, kalau Rayhan tidak hanya mengajaknya mandi saja. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam di dalam kamar mandi, setelah puas dengan kegiatannya mereka baru keluar.

Rayhan kemudian membuka koper, dan mengambil baju gantinya. Namun, ia tidak sengaja menjatuhkan botol berisi obat. Ia pun mengambilnya, dan hendak menanyakan kepada istrinya.

"Sayang, ini obat siapa? kamu sakit?" tanya Rayhan menunjukkan obat itu kepada Claudia.

Claudia terkejut dengan pertanyaan Rayhan, kenapa suaminya bisa menemukan padahal ia sudah menyimpannya dengan rapat.

Related chapters

  • Dilarang Hamil Oleh Mertua   Honeymoon Part 2

    "Sayang, jawab ini obat apa!" bentak Rayhan. Menunjukkan botol obat yang bertuliskan penunda kehamilan, kepada istrinya. Claudia tertunduk lesu, ia bingung harus menjawab apa. Kalau ia berkata jujur akan membuat pertengkaran, antara ibu dan anak. Rayhan baru ini membentaknya, mungkin baginya sudah sangat keterlaluan. "Sampai segitunya kamu tidak mau mempunyai keturunan dariku! Claudia, aku sangat mencintaimu! Kenapa kamu tega, melakukan semua ini!" marah Rayhan. Melemparkan botol obat itu hingga tercecer di lantai. Claudia bersimpuh di kaki suaminya, sambil memohon maaf. Rayhan dengan kasar menghempaskan tangan istrinya itu. Claudia hanya bisa menangis, ia menyesal sudah mengikuti perintah mertuanya. Rayhan lalu pergi entah kemana, dan meninggalkan Claudia di dalam villa sendiri. "Mas, seandainya kamu tau! Mamah Eva tidak merestui pernikahan kita, beliau juga tidak menginginkan cucu dariku ... " lirih Claudia. Di sebuah club malam pulau Bali, Rayhan menghabiskan waktu di tempat

    Last Updated : 2023-12-12
  • Dilarang Hamil Oleh Mertua   Siap Mengandung

    Eva langsung menelpon Rayhan untuk memberitahukan kondisi istrinya saat ini, karena ia tidak mau menyentuh Claudia sedikit pun. Kalau sampai itu terjadi, berati ia terpaksa. "Bagaimana Mah, keadaan Claudia? Kenapa tidak Mamah bawa ke dokter dulu," ujar Rayhan yang baru datang. "Lihat saja sendiri! Mamah tidak tau," kata Eva dengan acuh dan tidak peduli dengan menantunya. Rayhan langsung membawa Claudia ke rumah sakit, dokter juga sudah memeriksa keadaan Claudia saat ini. Menurut dokter, Claudia hanya kecapean dan dehidrasi. Tak lama kemudian Claudia sudah sadarkan diri, dia meminta untuk pulang ke rumah orang tuanya. Namun, Rayhan tidak mengizinkan karena sudah menjadi tanggung jawabnya. Rayhan tidak sadar mengajak istrinya tinggal bersama Mamahnya, membuat Claudia penuh dengan tekanan. Setahunya Eva selalu berbuat baik, dan menyayangi menantunya seperti menyayangi anak-anaknya. "Mas, aku tidak mau menjadi beban untuk keluargamu. Izinkan aku tinggal di rumah Ibu, aku mohon, Mas,

    Last Updated : 2023-12-13
  • Dilarang Hamil Oleh Mertua   Ayah dan Ibu datang membawa pisang goreng

    Claudia mengurungkan pembicaranya dengan suaminya, karena terdengar suara ketukan pintu yang membuatnya untuk beranjak dan membuka pintu kamar. "Claudia, itu orang tua kamu datang. Temui sana, jangan di kamar terus. Sudah sembuh juga, masih saja malas-malasan," sinis Eva menatap sengit menantunya. "Iya, Mah. Claudia ke sana sekarang," ujar Claudia. Setelah Eva pergi, Claudia memberitahukan kepada Rayhan kalau orangtuanya datang dan mengajak menemuinya. "Ayah ... Ibu ... !" teriak Claudia langsung memeluk Ayah dan Ibunya secara bergantian. "Ayah dan Ibu, kenapa tidak bilang kalau mau datang? Rayhan kan, bisa jemput," ujar Rayhan sembari menjabat tangan kedua mertuanya. "Kita tidak mau bikin repot, Nak," sahut Ibu Claudia. Beliau mengeluarkan plastik berisi pisang goreng, dari dalam tasnya dan memberikan kepada Claudia. Pisang hasil tanamannya dari kebun belakang rumah, kemudian beliau goreng lalu dibawa ke tempat Claudia. "Claudia, sini temani Papah ngopi," pinta Papah Andi. "

    Last Updated : 2023-12-14
  • Dilarang Hamil Oleh Mertua   Wanita Itu Lagi

    Rayhan menatap tajam Aruna, membuat gadis itu beranjak mendekati Claudia yang sedang memasak. Tidak sengaja Aruna menyentuh wajan panas, hingga membuat tangannya memerah. Claudia cepat-cepat mengambilkan obat untuk Aruna. "Makanya jadi orang itu belajar, jangan malas," cibir Rayhan. "Kakak, tega sekali bicara gitu," ucap Aruna mengerucutkan bibirnya. Claudia mengoleskan salep, agar tangan Aruna tidak bengkak. Dengan pelan-pelan dan telaten ia melakukan. "Auw ... sakit!" teriak Aruna ketika Claudia sedikit menekan lukanya. Eva yang mendengar teriakan sang putri langsung menuju ke dapur, berhubung ada Rayhan ia tidak berani memarahi Claudia. Beliau meminta salep itu, dan menggantikan Claudia mengobati putrinya. "Aruna, ini mienya sudah matang," kata Claudia meletakkan mangkuk berisi mie instan di depan Aruna duduk. "Aduh ... ! Kakak ipar gimana sih, tangan Aruna sakit gak bisa makan," ujar Aruna. "Mana aku suapi," sahut Rayhan sambil membawa sendok sayur. "Kakak!" teriak Aruna.

    Last Updated : 2023-12-16
  • Dilarang Hamil Oleh Mertua   Desahan Claudia

    Pulang kerja Tania langsung pergi ke rumah Rayhan, wanita itu hendak bertemu Eva. Kebetulan saat ini Eva juga belum pulang, karena sedang pergi belanja dengan Papah Andi. "Tante Eva ada gak?" tanya Tania, ketika Claudia membukakan pintu untuknya. "Belum pulang, Mbak," jawab Claudia dengan lembut. "Oh ... " sahut Tania sembari melihat ke sekeliling. Claudia mengajak Tania masuk ke dalam rumah, ia mencoba bersikap biasa saja tidak menaruh curiga yang berlebihan pada wanita itu. Ia juga membuatkan teh hangat untuk Tania. Suara ketukan pintu, membuat Claudia segera beranjak dari duduknya. "Mas, sudah pulang? Tumben cepet, biasanya pulang malam," ujar Claudia. "Tidak ada lembur, Sayang," bohong Rayhan padahal ia menghawatirkan Claudia. Rayhan mencium kening istrinya di depan Tania, dan membuat gadis itu kesal. Dengan sengaja ia menumpahkan minuman yang diberikan oleh Claudia, sehingga membuat cangkir itu pecah dan berserakan di lantai. "Aduh ... maaf aku tidak sengaja," ucap Tania

    Last Updated : 2023-12-19
  • Dilarang Hamil Oleh Mertua   Kejahilan Aruna

    Rayhan menjelaskan ke Mamah Eva, kalau menantunya itu bukan tipe wanita pengadu. Walaupun banyak orang yang menyakitinya, Claudia akan tetap menahan dan tidak akan pernah mengungkit atau menceritakan perlakuan orang tersebut. "Buat Papah, Claudia itu menantu yang cukup baik. Mau membantu Mamah mengerjakan pekerjaan rumah, zaman sekarang mana ada menantu seperti itu," sahut Papah Andi. "Tapi, dia ... "Miskin maksud, Mamah," ujar Rayhan tersenyum. Eva merasa dipojokan oleh Suami dan Anaknya, ia tidak bisa terima semua itu. Dalam hatinya Claudia yang nanti akan menjadi sasaran, atas kemarahannya. Papah Andi berpesan agar keluarganya akur, tidak bertengkar. Kalau ada masalah beliau meminta untuk dibicarakan, agar masalah itu teratasi. Pesawat yang hendak beliau tumpangi akhirnya datang, membuatnya harus segera berpamitan lagi. ***"Kakak ipar, boleh tanya sesuatu tidak?" tanya Aruna masuk ke dalam kamar Rayhan. "Boleh, Runa. Kalau kakak bisa jawab kenapa tidak," balas Claudia terse

    Last Updated : 2023-12-20
  • Dilarang Hamil Oleh Mertua   Teman Aruna Yang Tengil

    Rayhan mengatakan kalau tadi ia pergi ke dokter, untuk menanyakan keadaan Claudia yang ternyata terpengaruh obat perangsang. "Mas, aku tidak mengonsumsi obat apapun!" tegas Claudia teringat dengan jus buah yang hanya diaduk-aduk oleh Aruna, dan diberikan padanya. Claudia hendak bangkit dari duduknya, tapi ia mengurungkan niatnya karena ada Rayhan. Ia ingin bertanya pada Aruna, tanpa sepengetahuan Rayhan, agar adik iparnya tidak terkena marah. "Mas percaya, Sayang," ujar Rayhan mengecup kening istrinya. Rayhan bersyukur kejadian itu berada di rumah, jadi Claudia melampiaskan kepadanya. Kalau terjadi di luar rumah, entah semarah apa dia. Claudia kemudian berpamitan ke dapur, ia hendak menyiapkan makan malam. Sekarang Aruna, yang terlihat seperti menghindari Claudia. Saat makan bersama, gadis itu melirik ke arah Claudia. "Aruna, aku ingin bicara," kata Claudia. "Iya, boleh," balas Aruna sambil melihat sekeliling seperti takut ada orang. Ia kemudian menyeret tangan Claudia, masuk ke

    Last Updated : 2023-12-22
  • Dilarang Hamil Oleh Mertua   Belanja Bersama Mamah Eva

    Eva mengirimkan video Claudia, yang sedang digoda oleh Sean. Hal itu membuat Rayhan tidak bisa berkonsentrasi dengan tenang, ia kemudian memanggil Diki untuk menggantikan meeting. Rayhan segera pulang ke rumah, ia mengendarai mobilnya dengan kencang. Sampai di rumah, ia mendapati istrinya sedang menyiapkan makan siang. "Mas, kenapa tidak bilang kalau pulang cepat," ucap Claudia tersenyum bahagia. Melihat kebahagiaan terukir di wajah sang istri, membuat Rayhan mengurungkan kemarahannya. "Ada berkas ketinggalan," kata Rayhan tersenyum ke arah Claudia. Claudia segera mempercepat pekerjaannya, saking senangnya bisa makan siang bersama suaminya. Sedangkan Rayhan menuju ke ruang kerjanya, ia mengambil berkas yang sudah tidak dipakai agar istrinya tidak curiga. Diam-diam Rayhan menemui Mamah Eva di teras belakang, kebetulan beliau sedang santai sambil berkirim pesan dengan Papah Andi. "Mah, maksudnya apa ini?" tanya Rayhan menunjukkan video yang dikirim oleh Mamah Eva tadi. "Lihat saj

    Last Updated : 2023-12-23

Latest chapter

  • Dilarang Hamil Oleh Mertua   Baby Cleo (Tamat)

    Rayhan, Claudia, Aruna dan Sean pergi berlibur ke sebuah pantai yang sangat indah. Setelah sampai di pantai, mereka beristirahat lebih dulu di tempat penginapan. "Sean, bantu buka resleting gaun ku," pinta Aruna menyodorkan punggungnya di depan Sean. Jemari Aruna gemetar saat menyodorkan punggungnya di hadapan Sean. Gaun sutra yang dikenakannya kini terbuka, memperlihatkan kulit putih mulusnya. Ia menahan napas, menunggu Sean untuk membuka resleting itu perlahan. "Merepotkan saja, Runa," gerutu Sean, namun tangannya bergerak dengan hati-hati. Detak jantung Aruna berpacu saat merasakan jemari Sean menyusuri punggungnya. "Sekarang tutup mata mu! Aku ingin berganti baju," pinta Aruna lagi, berusaha mengontrol suaranya yang bergetar. Sean menyeringai. "Kenapa harus tutup mata? Kita sudah menikah, Runa. Jadi, halal kalau aku melihat kamu telanjang," katanya dengan nada menggoda. Aruna menggigit bibir bawahnya, menimbang-nimbang. Bagaimanapun, Sean adalah suaminya. Tapi rasa ma

  • Dilarang Hamil Oleh Mertua   Pernikahan Aruna dan Sean

    Sean meminta Aruna bersikap baik, lemah lembut. Ia tidak ingin anak-anaknya nanti terlahir dari seorang ibu yang mempunyai sikap kasar, ia dengan sabar memberikan pengertian ke Aruna. "Sean, bukannya kita menikah bukan karena cinta. Jadi, kita masih bisa cerai," kata Aruna menatap Sean. "Kamu gila, Runa! Aku akan belajar mencintaimu seiring berjalannya waktu, bukan untuk permainan," terang Sean meyakinkan Aruna. Aruna tersenyum bahagia mendengar ucapan Sean, ia berharap Sean bisa mencintainya dengan tulus dan membuktikan ucapannya. "Sean, sebenarnya aku sudah mencintai mu dari dulu," ungkap Aruna memegang tangan Sean. "Dasar labil!" ketus Sean. Dulu Aruna pernah mengatakan kalau tidak mencintai Sean, sekarang justru dirinya yang mengungkapkan perasaanya lebih dulu. Keesokan harinya, Aruna baru pulang ke rumah diantarkan Sean. Kebetulan Claudia yang membukakan pintu untuk mereka, dengan ramah Claudia menyambut dan mempersilahkan masuk. Sean terpaku menatap Claudia,

  • Dilarang Hamil Oleh Mertua   Rencana Berlibur

    "Dok, bagaimana kandungan istri saya?" tanya Rayhan berharap kabar baik yang ia terima. "Ada yang tidak beres, Pak," jawab Dokter tersenyum. "Iya, saya ngerti! Tolong jelaskan," pinta Rayhan dengan tegas. Dokter menyarankan agar Claudia banyak istirahat di rumah, tadi hanya mengalami kontraksi palsu yang memang sering dialami oleh wanita hamil. Beliau juga menyarankan agar Claudia mengurangi minuman atau makanan manis, karena berat bayi di dalam kandungan sudah melebihi berat normal. Rayhan mengerutkan dahinya ketika mendengar penjelasan Dokter, ada beberapa hal yang belum dimengerti. Ini adalah pengalaman pertama kali Rayhan menemani Claudia periksa ke Dokter. "Mas, ayo kita pulang," ajak Claudia. "Iya, Sayang. Ini juga sudah larut malam," kata Rayhan tersenyum tipis. Sampai di rumah mereka terkejut, mendengar kabar kalau Mamah Eva tidak bisa jalan. Claudia dan Rayhan segera menemui Mamah Eva, beliau terbaring lemah di tempat tidur. Tetapi masih saja beliau men

  • Dilarang Hamil Oleh Mertua   Berlian

    "Mas, kamu yakin akan membawaku ke rumah? Nanti kalau Mamah marah gimana?" tanya Claudia khawatir. "Sayang, kamu jangan takut gitu dong. Biar Mamah jadi urusan ku, yang penting sekarang kita bersama lagi," balas Rayhan mengecup punggung tangan istri tercintanya. Saat ini mereka berdua sedang berada di perjalanan menuju ke rumah Rayhan, setelah menghabiskan waktu berdua di pantai. Rayhan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, ia sangat hati-hati melajukan mobilnya agar istri dan calon buah hatinya merasa nyaman. Tak lama kemudian, mereka sampai di halaman rumah mewah milik keluarga Rayhan. Keduanya pun segera turun dari mobil, lalu masuk ke dalam rumah. Mamah Eva menyambut kedatangan Claudia, dengan tatapan penuh kebencian. Bola matanya tertuju pada sang menantu, yang perutnya mulai membesar. "Hamil anak siapa kamu?" tanya Mamah Eva ketus. "Tentu saja anak Rayhan dong, Mah," ujar Rayhan berusaha membela sang istri. "Kamu yakin, Ray? Claudia itu hamil setela

  • Dilarang Hamil Oleh Mertua   Merasakan Kehangatan

    "Pak, Bu, kenapa kita kembali ke rumah ini lagi?" tanya Claudia ketika sampai di kampung. "Bapak lebih nyaman tinggal di sini! Walaupun rumah itu mewah, kita tidak punya mata pencaharian," balas Ayah Claudia sambil membuka pintu. Claudia menghela nafas beratnya, apapun yang sudah menjadi keputusan Ayahnya harus dituruti. Ia menyangka Ayahnya mengajak pindah karena Rayhan sudah menemukannya. "Claudia, perutmu sudah membesar. Mulai sekarang kamu harus banyak istirahat, jangan memikirkan hal yang tidak penting," ucap Ibu Claudia. "Baik, Bu," kata Claudia kemudian masuk ke dalam kamarnya. Di tengah kamar yang teduh, Claudia duduk merenung, tatapan matanya penuh dengan kerinduan dan kekhawatiran. Baginya, hamil adalah momen yang seharusnya penuh kebahagiaan, tetapi kehadiran sang suami yang terpisah membuatnya merasakan kekosongan yang mendalam. Setiap kali rasa lapar menghampiri, bukan senyum lembut sang suami yang menghampirinya, melainkan pertimbangan-pertimbangan yang

  • Dilarang Hamil Oleh Mertua   Berusaha Untuk Kembali Bersama

    Rayhan ngutarakan keinginannya untuk membawa Claudia kembali ke rumah, ia juga mengatakan kalau sudah mengetahui kabar kehamilan istrinya itu. Ayah Claudia pun terkejut, beliau tetap tidak akan pernah mengizinkan Rayhan membawa Claudia pergi. Apalagi saat ini perut Claudia, sudah mulai membesar. "Tapi, Pak! Bayi yang ada di dalam kandungan Claudia anak saya, tolong berikan kesempatan. Saya berjanji akan menjaga Claudia dan anak saya dengan baik," ucap Rayhan meyakinkan. "Dulu kamu sudah pernah berjanji, Rayhan. Kenyataannya justru kita kehilangan calon cucu, semuanya karena kamu tidak becus menjaga istri dan calon anakmu! Keselamatan mereka lebih penting, dari pada harta benda yang kamu punya!" seru Ayah Claudia membuat Rayhan terdiam. Claudia dan Ibunya yang saat ini mengintip pembicaraan dari balik pintu, sebenarnya merasa kasihan dengan Rayhan. Namun, Claudia masih merasa takut jika kembali ke rumah Rayhan dan tinggal bersama mertuanya. Claudia membuka pintu dengan p

  • Dilarang Hamil Oleh Mertua   Claudia Hamil, Mah!

    Claudia menghela napas panjang, membatalkan rencana kepergiannya untuk menyusul Rayhan. Perutnya tiba-tiba terasa sangat sakit, membuatnya harus beristirahat sejenak. Dengan langkah gontai, ia menuju kursi di sudut stasiun kereta yang terlihat sepi. Claudia meringis menahan nyeri yang menjalar, mencoba mengatur napasnya yang tersengal. Pikirannya berkecamuk, memikirkan nasib hubungannya dengan Rayhan yang seakan hancur berkeping-keping. Tak lama, seorang pria paruh baya menghampiri Claudia yang masih terduduk lemas. "Nona, apa Anda baik-baik saja?" tanyanya dengan nada khawatir. Claudia mendongak, memaksakan senyum tipis. "Saya hanya sedikit tidak enak badan, Pak. Tapi tidak apa-apa, saya akan segera baik-baik saja." Pria itu mengangguk paham. "Kalau begitu, istirahatlah dulu di sini. Jangan memaksakan diri, Nona." Ia menyodorkan sebotol air mineral pada Claudia. Claudia menerimanya dengan tangan gemetar. "Terima kasih banyak, Pak." Setelah pria itu pergi, Claudia kembali

  • Dilarang Hamil Oleh Mertua   Keraguan

    Aruna benar-benar tidak mengerti jalan pikiran Sean saat ini, yang tiba-tiba meminta membatalkan pernikahan mereka. "Sean, mana tanggung jawab mu sebagai seorang laki-laki? Kamu tidak bisa membatalkan pernikahan yang sudah direncanakan, mau ditaruh mana muka Mamah!" marah Mamah Risma menatap tajam putranya. "Tapi, Mah! Claudia ... "Cukup! Biarkan Claudia diurus suaminya sendiri!" tegas Mamah Eva yang saat ini duduk di sebelah Aruna. "Mah, Claudia wanita yang sangat menderita. Sean tidak mau terjadi apa-apa dengannya, dia pergi dari rumah Aruna pasti gara-gara Tante Eva tidak memperlakukannya dengan baik," jelas Sean. Aruna tidak terima dengan ucapan Sean, karena Claudia pergi dari rumah atas keputusan sendiri tidak ada yang mengusirnya. Mamah Risma memberikan saran kepada mereka berdua, agar tidak membahas Claudia lagi. Baginya Claudia berhak menentukan kebahagiaannya sendiri. Beliau meminta agar Aruna dan Sean fokus ke pernikahan mereka, karena masa depan mereka mas

  • Dilarang Hamil Oleh Mertua   Saling Merindukan

    Langkah Rayhan gontai, seolah beban dalam dirinya semakin memberat. Ia baru saja sampai di kediaman orang tua Claudia, istrinya tercinta, namun yang ia temukan hanyalah sebuah rumah kosong tanpa tanda-tanda kehidupan. Rayhan mengedarkan pandangan, berharap menemukan petunjuk yang dapat membantunya memahami situasi ini. Namun, para tetangga Claudia yang ia temui hanya bisa memberikan informasi terbatas. Mereka melihat sebuah mobil mewah datang menjemput Claudia, dan sejak saat itu, gadis itu pergi bersama orang tuanya tanpa memberikan penjelasan. Perasaannya berkecamuk, kebingungan dan kekhawatiran menguasai dirinya. Apa yang telah terjadi? Ke manakah Claudia dan keluarganya pergi? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar dalam benaknya, seakan menghantui setiap langkahnya. Perlahan, ia menyadari bahwa dirinya sendirian, ditinggalkan tanpa penjelasan. Kehampaan yang tak terdefinisi mulai menyeruak dalam dirinya, menggerogoti setiap sisi hatinya. Ia merasa kehilangan pegangan, ta

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status