DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 56πππ"Aih jangan-jangan bener, nasi ini adalah bagian dari rencana mereka?"Aku kembali menjatuhkan sendok plastik yang hampir masuk ke dalam mulutku itu. Takut-takut kalau mereka malah menaruh obat di dalamnya atau bahkan bisa saja mereka yang gila itu menaruh racun. Iya 'kan? Hih.Aku bergidig. Lalu kembali bangkit dan membawa nasi itu lagi ke luar. Ibu dan Mbak Jessica tengah mengobrol sambil cengengesan."Bu, Yuni gak suka lauknya." Aku mengulurkan tangan, memberikan kembali nasi bungkus itu pada pemberinya.Ibu bangkit, "looh ya dimakan dong Yun, sayang itu belinya pake duit.""Nggak ah, Yuni hilang selera kalau lauknya gak sesuai."Ibu meremas telapak tangannya. Tampak ia sedang berusaha menahan kemarahan yang siap meledak kapan saja. Aku tahu karena itu emang udah jadi kebiasaan ibu.Aku cepat kembali masuk sebelum ibu dan Mbak Jessica si kriminal itu bicara lagi untuk merayuku.Sekitar setengah jam kemudian Mbak Jessica datang lagi membawa ma
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 57πππPOV JESSICA"Mas Fadil selingkuh," katanya ringan sambil bersender pada badan sofa.Aku terbelalak. Sementara ibu refleks maju dengan mata melotot. "Heh, kalau ngomong jangan asal kamu. Iri sama hidup Mbakmu boleh, tapi jangan suka fitnah, dasar anak gak tahu diuntung!" sentak Ibu geram. Sepertinya ibu lupa kalau dirinya sedang berpura-pura baik sama si Yuni untuk bisa merebut hatinya. Arghh gagal total ini sih. Percuma aja dong semalam aku sampe harus mijitin kaki si Yuni kalau ujung-ujungnya belum juga misi berhasil ibu malah udah mengacaukannya lagi. Lagian si Yuni tuh apa sih maksudnya? Seenak jidat aja dia ngomong. Mas Fadil selingkuh katanya? Haha aku bahkan tahu dia bawa celana dalamku saat dines ke luar kota."Ya udah kalau Ibu gak percaya," katanya lagi sambil gegas pergi keluar."Amit-amit itu anak, lama-lama beneran Jessica tusuk juga dia kay ...."Astaga. Aku hampir keceplosan."Apa sih kamu? Gak usah maen tusuk-tusukan, serem. N
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 58πππPOV WIWITDia baru akan menamparku saat aku menampik tangannya dengan kasar."Kamu mungkin kuat Jessica. Tapi bodoh," desisku.Tatapannya makin tajam. Dia yang tengah terbakar amarah karena tahu suaminya berselingkuh dengan adikku terlihat sangat murka.Arghh sial. Lagipula entah bagaimana ceritanya si Jessica itu bisa tahu semuanya? Padahal aku sudah susah payah berusaha menutupinya dengan menjadikan si Viona itu sebagai kambing hitam."Selamat ya Mei, akhirnya kamu sah juga jadi istri orang." Aku memeluk adikku waktu itu, tepat di hari pernikahannya dengan Fadil yang diselenggarakan sehari setelah si Mala juga menikah.Meilisa adalah adikku satu-satunya. Tapi selama ini dia tinggal di Sumatera bersama nenek untuk menyelesaikan pendidikannya, jadi saat aku menikah dengan Mas Yusrilpun dia tak datang, tak heran jika tak ada satu orangpun dari keluarga suamiku yang tahu soal dia. Kami sudah ditinggal pisah oleh Papa dan Mama sejak kecil, kami be
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 59πππ"Akan kuberitahu adikku soal ini ya Fadil. Tega-teganya kamu melakukan ini, hah?! Si Jessica istri kamu itu lagi hamil sekarang kamu tahu gak? Dasar baj*ngan! Tukang selingkuh! Mana dia? Mana perempuan itu tadi?!" teriak Mbak Viona di dalam."Mbak cepet sembunyi, Mbak." Secepat kilat si Meilisa menarik tanganku ke dalam kostan sebelahnya yang sedang terbuka. Sontak saja si pemilik kostan terkejut, "eh, ada apa ini?""Ssstt Dek, Mbak ikut sembunyi ya, Dek. Ada orang lagi ngamuk-ngamuk," kata si Mei sambil meluruskan jari telunjuknya di depan bibir.Gadis yang kutaksir lebih muda usianya dari si Meilisapun ikut panik dan cepat menutup pintu. Dari kaca jendela yang bervitras putih itu kulihat Mbak Viona sedang berdiri memindai kanan kiri dan setiap sudut tempat yang bisa dijangkau oleh matanya."Mana perempuan itu? Kabur kemana dia? Padahal aku belum sempat menghajarnya, arghh."Mbak Viona lalu kembali ke kostan si Mei dan menggedor pintunya setel
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 60πππ"Gak salah katamu, Mbak? Kurang ajar!" Dia teriak lagi. Ingin sekali rasanya kubekap saja mulutnya itu sebelum semua tetangga pada datang dan heboh di rumahku.Aku sangat menjaga imageku di lingkungan ini, makanya kemarin saat adikku menikah, kuundang mereka walau acaranya hanya makan-makan sederhana."Rasakan ini dasar ipar gak tahu diri!" Dia menyerangku dengan menarik rambutku kasar."Jessica! Lepasin. Kamu stres apa gimana, hah?""Gak akan aku lepasin kamu Mbak. Dasar ipar gak tahu terimakasih, adiknya jadi pelakor malah didukung, oh harusnya aku percaya sama si Yuni sejak awal dia ngomong Mas Fadil selingkuh. Dan andai aja aku tahu sejak awal Mas Fadil selingkuh dengan adikmu, mungkin aku akan datang membawa gol*k ke rumahmu sekarang!" teriakannya yang sedang kesetanan memekik.Sementara mataku melebar, si Yuni? Jadi dia yang udah ngasih tahu si Jessica soal perselingkuhan suaminya dengan adikku? Tapi dari mana anak itu tahu soal perselingk
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 61πππAku hampir saja akan mengamuk saat dia mengatakan adikku jal*ng, tapi untungnya aku cepat ingat, aku harus tetap tenang. Aku harus berusaha mengambil hatinya agar dia tetap ada di pihakku."Mereka sedang bulan madu Jess, ke daerah puncak Bogor.""Kurang ajar. Beraninya Mas Fadil membohongiku, dia bilang dia mau dines keluar kota tapi malah pergi bulan madu dengan perempuan lain. Apa adikmu itu cantik, Mbak? Aku mau lihat, wajah dia itu secantik apa sebenernya?" Emosinya kembali naik, dapat kulihat itu dari gurat wajahnya yang kembali memerah."Mbak gak bisa menilai soal itu Jessica, karena penilaian laki-laki dengan penilaian kita seringkali berbeda. Iya 'kan? Lihat kamu, kamu ini cantik, kamu pinter nyari duit, tapi tetep aja si Fadil nyari wanita lain."Tangannya kembali mengepal. Ah aku yakin dia mulai termakan omonganku."Kalau gitu berikan aku alamatnya, Mbak. Akan kuberi mereka pelajaran."Refleks aku menggeleng, "nggak. Jangan Jess.""Lo
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 62πππPOV YUNI"Ya udah jadi nggak ini Bapak mau pulang sekarang? Yuni tungguin loh ini. Kalau mau pulang hayuk.""Ya udah Yun, Bapak pulang aja deh sama kamu. Di sini juga 'kan udah ada si Fatan, biarin dia ajalah yang jaga istrinya.""Nah gitu dong. Lagian Bapak juga harus ngurus sawah 'kan? Bisa kekeringan sawah kita Pak, kalau Bapak terlalu lama di sini. Si Mala juga katanya mau pindah ke kontrakan, tapi dia masih nungguin Bapak.""Iya bener. Eh apa iya adikmu itu jadi pindah Yun? Kemana jadinya? Emang dia udah ada kontrakannya?""Ada. Soal itu itu Bapak gak usah khawatir.""Nggak loh Yun, Bapak tuh sebenernya khawatir karena takut dia nanti keseret seret, gak ada duit buat bayar kontrakannya, kamu tahu sendiri harga kontrakan di kota mahal banget, alhasil apa? Balik lagi aja ntar adikmu itu ke rumah. Kan percuma meningan udah diem aja di rumah sama kita, suruh dia gak usah pindah."Aku mengulum senyuman lebar pada bapak yang tampak sedang lesu."
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 63πππ"Yaa yang waktu itu kamu pernah ke sana," jawab Bang Wija apa adanya. Tanpa dia tahu sebenernya aku lagi pamer tipis-tipis sama Mbak Jessica. Haha yakin deh kalau suami tahu aku lagi pamer, habis ini aku bakal diceramahin."Asiik. Kalau gitu ayo ah sekarang aja. Tapi bentar deng, Yuni mau ambilin baju dulu buat Ibu." Gegas aku bangkit dan pergi ke kamar ibu.Aku harap Mbak Jessica itu mulai kepanasan."Yuni."Kaaan bener dia nyamperin. Yakin deh dia mulai kepanasan."Hm apa sih?" ketusku."Rumah siapa yang tadi kamu omongin itu, hah? Sengaja kamu mau manas-mansin, Mbak? Asal kamu tahu ya Yuni, Mbak tuh gak akan iri sama apa yang kamu punya itu, karena Mbak yakin apa yang kamu punya gak akan ada apa-apanya sama apa yang Mbak miliki. Paham?""Apa sih, ya udah," ketusku lalu pergi setelah menaruh tas berisi baju ibu di atas kasur."Dasar kurang ajar. Awas aja kamu Yuni. Sok sokan punya rumah gede palingan juga cuma rumah subsidi, gak beda jauh sama
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 91 πππSi Nayla mengangguk dan cepat mundur bersamaku. Sementara aku mempersilakan dua orang polisi itu untuk maju ke depan pintu.Tok tok tok!Musik terdengar dimatikan."Siapa sih ganggu aja? Si Inem pasti nih," gerutu mantan Ibu tiriku di dalam.Tok tok tok."Bentaaar! Sabar kenap-" Ucapannya terhenti saat ibu membuka pintu dan dia langsung melihat dua orang polisi tengah berdiri di depannya."Oh saya kira siapa. Ada apa ya, Pak?" tanyanya dengan nada suara yang melandai."Maaf apa Ibu yang bernama Ibu Halimah?""Y-a, kenapa?""Anda kami tangkap!""Ap-pa?!" Dia tampak terkejut bukan main. "Saya ditangkap? Kenapa? Apa salah saya, Pak? Kalian salah orang kali ah," cecarnya. Aku menangkap kecemasan pada nada bicaranya."Mohon kooperatif, Anda kami tangkap atas dugaan tindak kejahatan yang telah Anda lakukan, Anda sengaja membakar rumah Saudari Nayla ini dengan motif tertentu," terang petugas itu sambil dengan paksa memakaikan borgol di kedua pergelan
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 90 Bπππ***Setelah aku dibebaskan oleh si Nayla langsung yang segaja pulang dari Belanda, kami lanjut menjemput Nyonya Kinanti dari rumah sakit. Hari ini beliau diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah membaik. Setelah mengurus administrasi, kami lalu dijemput Bang Wija di depan rumah sakit.Hah, aku bersyukur setelah seminggu di kurung akhirnya aku dibebaskan. Kalau bukan karena kebaikan hati Nyonya Kinanti yang terus membujuk si Nayla, mungkin kasus ini masih membelengguku. Pasalnya para petugas itu benar-benar lambat dalam menangani kasus kebakaran yang dilaporkan si Nayla itu. Sampai aku ngerasa waktuku terbuang sia-sia hanya untuk menunggu mereka mencari bukti."Mbak, sekali lagi aku minta maaf ya, aku cuma cemas aja saat aku diberitahu soal kondisi yang terjadi di rumah, apalagi saat aku dengar soal kondisi Ibu, aku udah gak bisa mikir apa-apa. Aku nyalahin kamu saat itu karena memang kamu 'kan yang bertanggung jawab di rumah. Belum lagi
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 90 Aπππ"Loh loh ya Ibu nggak bakalan diciduk dong Na, kamu 'kan tahu siapa yang akan jadi tumbalnya."Keningku mengerut. Yang akan jadi tumbalnya? Maksud dia apa?"Yuuun!"Aku berbalik dan cepat-cepat menjauh dari teras paviliun saat Bang Wija memanggilku di dapur. Gawat kalau sampai suamiku tahu aku sedang ada di pavilun hendak melabrak dua orang jahat itu, bisa-bisa Bang Wija ceramah lagi. Bisa ribet dah urusannya.Setelah kusembunyikan gelang itu pada saku cardiganku, aku gegas menghampiri Bang Wija."Ya, Baaang.""Kamu pulang toh Yun?""Iya Bang, Yuni mau lihat kondisi rumah sebentar. Oh ya, Abang belum berangkat kerja?""Udah Yun, ini Abang balik lagi karena ada yang ketinggalan."Mulutku membola, lalu kuelus lengannya, "lain kali dinget-inget dong, ketinggalan mulu perasaan."Dia nyengir. Kamipun jalan ke ruang depan, niat hati mau mengantarnya berangkat lagi, tapi kedatangan dua orang polisi yang sudah berdiri di depan pintu membuat langkah ka
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 89 Bπππ"Siap, Nyonya." Mbak Inem mengangkat kedua jempolnya lalu gegas pulang naik taksi.***"Hallo Mbak Inem, ada apa?" Pagi-pagi sekali Mbak sudah telepon."Nya, ada kabar penting. Semalam pas Inem pulang dari rumah ke paviliun, Inem denger si Bibik pegawai baru itu lagi cekikikan sama anak perempuannya. Gak jelas sih apa yang mereka ketawain, tapi yang Inem tangkep sih kayaknya mereka ngerasa puas banget karena Nyonya Kinanti masuk rumah sakit. Oh ya, saat Inem datang dari rumah sakit juga si Bibik itu juga langsung nanya-nanya soal kondisinya Nyonya Kinanti. Tapi anehnya, Inem kok ngelihat dia gak ada rasa khawatir-khawatirnya atau gimana gitu layaknya orang yang habis kena musibah," tutur Mbak Inem panjang lebar.Sontak saja tanganku mengepal. Bener dugaanku, pasti gak salah lagi, ini adalah ulah mantan ibu tiriku. Astaga kejam banget dia. Terbuat dari apa hatinya itu? Udah baik kuberi dia kesempatan, tapi malah dia sia-siakan. Oke, aku gak ak
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 89 Aπππ"Ya Tuhan, semoga Nyonya Kinanti baik-baik aja."Bang Wija cepat menyalakan APAR, dan tak lama dari itu Inem juga datang bersama Pak Wahyu yang juga membawa alat pemadam yang serupa. "Cepat telepon pemadam Nem, takut apinya makin membesar!" titah Bang Wija agak teriak.Inem mengangguk dan gegas lari ke arah meja telepon. Sementara aku yang mendadak lemas hanya bisa teriak-teriak memanggil Nyonya Kinanti."Ada apa ini Yun?" Bapak datang dengan wajah cemas."Kebakaran Pak, gas meledak kata Mbak Inem, Nyonya Kinanti di dalem.""Ya Allah terus gimana?""Banyak asap Pak, jangan ke sini, Bapak tunggu di depan aja. Bang Wija sama Pak Wahyu lagi coba memadamkan apinya kok." Cepat kubawa Bapak kembali ke ruangan depan.Setelah itu aku buru-buru balik lagi ke dapur. Untunglah saat aku kembali ke sana Nyonya Kinanti sudah berhasil diselamatkan meski sudah dalam keadaan pingsan dan terdapat beberapa luka bakar di wajah dan tubuhnya. "Ya ampun Nyonya Ki
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 88 Bπππ"Kurang sabar dan masih seneng ngomel, itu yang bikin kesel. Jangankan si Yuni sama Bapak, Viona aja kesel dengernya Ibu ngomel-ngomel gini," ketus Mbak Viona.Ibu diam. Kullihat dari kaca dia menyilangkan kedua tangannya untuk menahan kekesalan. Sementara aku cekikikan puas, mantan ibu tiriku iti lagi terbakar api cemburu rupanya, aih kayak ABG aja.Setelah puas mengintip, aku gegas kembali ke dapur mengambil jus kemasan dan membawanya ke gazebo. "Loh udah selesai tah belajar ngajinya?""Selesai Yun, istirahat dulu. Udah mau Dzuhur," jawab Bapak.Kamipun minum jus sebentar, setelah itu pergi ke masjid dekat rumah bersama Nyonya Kinanti juga. Rencana di sana Nyonya Kinanti ingin dituntun membaca Syahadat oleh pemuka agama yang biasanya juga menjadi imam masjid."Oh kalian di teras rupanya? Tolong beresin bekas minum kami di gazebo ya," titahku pada Ibu dan Mbak Viona, sebelum kami berangkat ke masjid.Aku tak melihat lagi bagaimana ekspresi w
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 88 AπππBiarin, aku sengaja bergurau di depan mantan ibu tiriku untuk membuatnya sadar. Pede banget tadi dia coba rayu-rayu bapak, kukenalkan dia sama wanita yang jauh lebih berkelas dan lebih segalanya baru tahu rasa tuh. Minder minder dah."Kamu nih bercanda terus, gak enak sama Nyonya Kinanti." Bapak menyikut lenganku. Aku nyengir."Duduk Nyonya." Bapak mempersilakan Nyonya Kinanti duduk di bangku yang bersisian dengannya."Terimakasih. Saya senang sama Yuni, karena dia punya selera humor yang tinggi." Nyonya Kinanti berbasa-basi."Ibu ngapain masih di sini? Sana lanjutin kerjaan rumah. Rumah masih belum divacum gitu malah ditinggalin," ketusku pada ibu.Tanpa bicara atau menolak lagi, gegas ia pun ke depan meski dengan wajah yang udah ditekuk."Saya pikir Nyonya dateng agak siang, tahunya pagi-pagi udah sampe aja." Aku membuka obrolan."Iya nih Yun, sengaja saya dateng pagi-pagi, tadinya mau ketemu orang dulu tapi eeh orang yang mau diajak ketemu
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 87 Bπππ"Padahal Inem udah bangunin terus Nya, tapi Bu Halimah ini ngeyel, dirasa tidur di hotel kali," timpal Inem kesal.Semua pekerja rumah memang biasanya ditempatkan tidur di paviliun belakang, makanya Inem tahu alasan hari ini mantan ibu tiriku itu telat masuk ke istana. Ngakunya sih kepala sakit, tapi kata Inem semalaman Ibu nonton tv sampai menjelang pagi. Hmm emang dah gak bener nih orang, andai bukan karena rasa iba dan permintaan bapak kemarin, aku ogah berurusan sama mantan ibu tiriku ini."Tolonglah Yun, rumah ini gede, gak akan sempit walau nanti kami numpang tinggal beberapa bulan aja sampe kaki Mbak sembuh," rengek Mbak Viona kemarin.Aku mengerling malas. Aih, mereka kok malah maksa sih? Kayaknya bener dugaanku deh, mereka datang bukan cuma murni mau minta maaf dan mengakui kesalahan mereka tapi karena mereka ada keinginan tinggal di sini. Buktinya mereka maksa gitu. Heuh kesel."Maaf Mbak, tapi rumah ini gak bisa sembarang asal neri
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 87 AπππJangan-jangan mereka lagi ngefrank nih, mereka itu kan banyak akal bulusnya."Ibu ngaku salah selama ini sama kamu Yuni, Ibu ngaku udah memperlakukan kamu dengan cara enggak baik. Tapi asal kamu tahu Yuni, Ibu udah mendapatkan balasannya. Kamu lihat sendiri sekarang Ibu gimana, Ibu terlunta-lunta, Ibu dan Mbakmu ini persis kayak gembel, diusir dari satu tempat ke tempat lainnya. Kami bener-bener merasakan pembalasan dari perbuatan kami selama ini Yun," tutur Ibu lagi. Wanita itu lalu bangkit sambil terus menatapku lekat, kemudian menggenggam tanganku paksa."Tolong maafkan Ibu Yun, Ibu ingat ceramah seorang ustaz seminggu lalu, katanya perbuatan jahat kita pada anak yatim atau piatu pasti akan mendapatkan balasannya, baik di dunia maupun di akhirat. Ibu takut semua ini adalah azab Yun, karena itu Ibu datang ke sini untuk meminta maaf sama kamu."Aku menarik tanganku kasar saat ibu tak henti-hentinya bicara."Kami tahu kesalahan kami terlalu be