Gosip tentang anak kandung sang pemilik perusahaan sudah tersebar ke seluruh karyawan Dewantara Corp.Semua karyawan sudah mengetahui Direktur Utama perusahaan tersebut akan segera digantikan oleh anak dari Tuan Dewantara.Tak sedikit yang meragukan kemampuan Arga, mereka ragu Arga mampu mengatur urusan kantor dengan baik.Tadi mobil mewah milik Dewantara Corp. ini sudah terparkir di depan lobby perusahaan Arga berdecak kagum melihat berbagai kemewahan yang disuguhkan dari perusahaan itu.Dan tentu saja dirinya sangat bersyukur bisa berada pada posisi ini.Arga tak pernah menyangka dirinya yang hanya seorang sopir pribadi akibat di PHK oleh perusahaan tempatnya bekerja dulu tapi kini nasib baik berpihak padanya.Arga menjadi seorang Direktur Utama di perusahaan terbesar di Jerman. Bahkan perusahaan itu mampu mengalah perusahaan anak bangsanya sendiri.Semua karyawan sudah menunggu kedatangan Arga mereka penasaran seperti apa sih anak dari pemilik Dewantara Corp..Tak sengaja seorang wa
"Ayo yang lain fokus kembali!" seru Nando.Nando pun meminta harga untuk segera memperkenalkan dirinya lalu Arga berdiri dari duduknya, ia mengambil mikrofon berharap perkenalan dirinya kali ini jauh lebih santai.Tangan kanannya memegang mikrofon, sedangkan tangan kirinya dimasukkan ke dalam saku celana.Sungguh mantan kekasihnya sangat terpesona menatap Arga.Wanita itu juga sangat menyesal telah memilih Bryan dan meninggalkan Arga di masa lalu.Andai saja ia tahu akan seperti ini, mungkin dulu ia lebih memilih bertahan dengan Arga."Perkenalkan, nama saya Arga Dewantara. Ke depan saya yang akan menjadi atasan kalian. Saya mohon kerjasamanya. Karena saya ingin perusahaan ini semakin maju pesat. Saya tidak akan bisa bekerja tanpa kalian, dan kesejahteraan kalian pasti akan terjadi bila kalian bekerja di kantor ini dengan jujur dan tulus," ucap Arga."Siap Tuan!" jawab semuanya kompak."Terima kasih, apa masih ada yang ingin kalian tanyakan? Atau perkenalan ini, kita cukupkan sampai d
"Baby, apa Kau ikhlas melihat mantan kekasihmu ternyata seorang miliarder?" tanya Bryan."Maksudmu?" sang wanita bertanya balik."Ya pria yg dulu kau tinggalkan, sekarang jadi pewaris tunggal, apalagi dia sudah berdampingan dengan wanita lain," Bryan berbisik di samping telinga sang kekasih.Ada baiknya dia akan memanas-manasi wanita tersebut agar mau ikut andil dalam hal membuat Arga hancur berantakan.Ia tidak ikhlas jika orang yang sudah susah payah dia kerjai, akhirnya sekarang jadi miliarder.Bryan harus melakukan banyak hal demi menghancurkan Arga. Di mata Bryan, Arga tetaplah sampah!"Tentu saja aku tidak ikhlas baby, harusnya aku ada di posisi itu. Andai saja kita tidak terburu-buru untuk segera pergi ke Jerman, mungkin aku bisa menjadi istri dari Arga Dewantara, dan menguras semua harta kekayaan mereka, lalu kita kabur dari negara ini." sesalnya.Dalam benak wanita itu rencana busuknya pasti akan berjalan lancar.Bryan pun tersenyum bahagia ternyata sang wanita satu pemikira
Tepat pukul 17.00 Arga tiba di kediaman Dewantara, ruangan mewah Itu tampak sepi, hanya ada pelayan yang menyapa kedatangan Arga.Pria itu pun membalas sapaan pelayan, lalu dia memilih menuju ke dalam kamarnya.Arga menaiki anak tangga untuk menuju ke dalam kamarnya, ia juga memerintahkan para pengawal yang berjaga di sekitar kamarnya, untuk beristirahat.Karena kalau sudah ada dirinya di rumah Maria akan aman, setelahnya Arga pun masuk ke dalam kamar, disambut oleh senyuman sang istri yang tampak malu-malu, melihat kedatangan Arga."Kau sudah pulang? Gimana urusannya? Lancar kan?" tanya Maria. Tanpa diduga Maria mengambil punggung tangan Arga, lalu mengecupnya hingga membuat ada desir aneh dalam hati Arga, yang ia pun tak mengerti.Tak hanya itu, Maria juga membuka jas yang digunakan oleh sang suami."Lancar dong sayang," jawab Arga, seketika membuat Maria merona."Syukurlah," jawab Maria. Lalu Maria mengambilkan air mineral untuk suaminya. Maria ingat betul bagaimana pesan sang ka
Arga menaruh ponselnya, lalu mendekati Maria dan memberi pelukan hangat pada sang istri.Dia tidak ingin wanita ini merasa ketakutan setiap kali mendengar kata pulang.Maria seolah trauma dengan rumahnya sendiri, demi apapun Arga membenci dua wanita laknat yang dengan sengaja membuat Maria mengalami gangguan mental."Maria, tolong jangan takut, bukankah kau sudah berjanji akan berjuang melawan rasa takutmu? Janji ya kau harus pulih seperti dulu," bujuk Arga. Arga memeluk istrinya dengan erat. Maria pun membalas pelukan Arga, ia merasa lebih nyaman kalau sudah mendapat pelukan dari sang suami."Aku takut," ungkap Maria, sambil menggigil."Kau tak boleh takut, ada aku yang akan menjagamu. Kau harus melawannya," ucap Arga lagi."I–iya," Maria gugup. Nafasnya mulai teratur. Dokter sudah mengatakan pada Arga hanya butuh waktu untuk Maria sembuh. Dia yakin Maria pasti akan sembuh dengan dukungan tulus dari Arga.Setidaknya Maria harus merasa kalau dia ada yang melindungi, dan dia tidak b
Setelah pergumulan panas yang mereka lakukan, Arga menemukan hal itu membuat Maria justru baik-baik saja.Pria tampan itu pun semakin yakin dengan ucapan dokter yang mengatakan, berhubungan badan salah satu terapi ampuh untuk membuat Maria merasa tak pernah sendiri.Mungkin dengan melakukan hubungan intim dan memiliki anak, Maria bisa menghilangkan trauma dalam dirinya.Maka dari itu, Arga akan membuat sang istri melupakan rasa sakit itu. Hanya saja, dia semakin membenci dua wanita laknat yang sudah membuat istrinya seperti ini.Andai Arga tidak ketemu dengan Maria? Andai kesepakatan itu tidak terjadi? Kemungkinan mereka akan membuat Maria benar-benar gila.Bahkan, dengan tega keduanya menyebar isu kalau Maria mengalami gangguan mental, hingga membuat Maria merasa tidak pantas bergaul dengan orang-orang sekitar.Tangan Arga mengepal. Dalam hati, ia berjanji akan membalas semuanya tanpa ampun. 'Mungkin, inilah mengapa Tuhan mengizinkan aku mengetahui ayah kandungku baru-baru ini,' b
Esok harinya Maria dan Arga diminta untuk menghadiri undangan makan malam dari Dandi, di sebuah restoran mewah yang ada di Jerman.Tentu mereka akan datang menghadiri acara tersebut, bukan karena menghormati dan Yuna, tapi Arga dan Maria datang karena menghormati sang papa.Saat ini Maria sudah mulai bersolek, dia menolak dicarikan make up artis profesional oleh sang suami, karena bagi Maria undangan makan malam ini adalah undangan makan malam biasa.Dan Maria masih ingat betul bagaimana cara bermake up yang baik.Sembari menunggu suaminya pulang kantor Maria sudah mulai berada di depan cermin.Setengah rambut panjangnya diikat ke atas, namun tampak sangat elegan.Mungkin nanti kalau Arga melihat akan sedikit kaget dan terpana melihat penampilan Maria.Saat ini make up yang Maria oleskan di wajahnya sangat minimalis dan natural, namun entah kenapa Maria melihat dirinya seperti bukan Maria yang dulu.Seperti ada aura lain yang tampak jelas di depan cermin. Maria tersenyum, dia puas den
Arga dan Maria pun tiba di lokasi yang sudah ditentukan, mereka disambut oleh manajer restoran, lalu diarahkan menuju private room yang sudah di reservasi sebelumnya oleh Dandi dan juga sang mama.Melihat kedatangan Maria dan juga Arga tentu saja Dandi dan sang Mama sedikit kaget dengan penampilan Maria kali ini.Mereka seperti melihat wanita normal pada umumnya, sebab selama Maria tinggal di rumah Dewantara, wanita ini belum pernah sama sekali bertegur sapa dengan Yuna dan juga Dandi.Sehingga mereka berpikir kalau Maria bukanlah seseorang yang mudah bergaul dengan orang lain."Wah tamu yang ditunggu sudah datang," ucap Dandi yang sok ramah menyambut kedatangan Arga dan Maria."Semoga saja kami belum terlambat," jawab Arga.Lalu ia pun menyambut uluran tangan Dandi dan juga ibu tiri Arga.Begitu juga dengan Maria. Arga dan Maria juga menyapa pria paruh baya yang sangat menyayangi keduanya.Maria duduk diantara Arga dan sang papa, itupun atas arahan Tuan Dewantara.Dan saat itu tampa
Dua puluh menit berikutnya, mereka tiba di depan hotel terbaik di kota Cappadocia. Cessa mematung melihat kedua orang tua Leo, ada Mama dan Papa, juga Arjuna dan adik sepupu Cessa serta Grandpa Arga dan Grandma Maria sedang tersenyum ke arahnya.Kenapa bisa begini? Sejak kapan mereka di sini? Lalu kenapa sang Mama dan Mamanya Leo juga Grandma Maria tampak akrab? Siapa yang membuat kejutan ini untuknya? Untuk apa?Air mata mulai membasahi wajah cantik Cessa."Papaaaaaaaaaaaa …..!" teriak si kembar kompak, lalu berhamburan berlari ke arah Arjuna. Mereka sangat merindukan Arjuna yang selalu dipanggil Papa.Meskipun sudah ada Leonard mengambil alih tugas Arjuna selama ini, tapi posisi Arjuna di hatinya tidak akan pernah berubah. Arjuna, masih menjadi pria yang terbaik yang ada untuk hidup Ratu dan Rani."Honeyyyyyy ……!" balas Arjuna.Pria itu berjongkok, lalu merentangkan kedua tangannya memeluk si kembar yang sudah ia anggap seperti darah dagingnya sendiri."Kami benar-benar tak dianggap
Si sulung bersungut-sungut kesal karena perdebatan kedua orang tuanya tidak akan pernah berakhir.Setiap kali Cessa menatap tajam ke arah Leonard, si kembar tahu kalau sang Mommy sedang marah, dan mereka diminta untuk mengerti keadaan yang ada. Tapi nyatanya tak bisa."Iya benar, kalau Mommy gara-garanya kita ketinggalan pesawat, kita seruduk Mommy," Rani menimpali. Rani ikut menghentak-hentakkan kakinya berjalan mendekati pintu keluar."Kalian ya, mulai nggak nurut sama Mommy," kata Cessa kesal."Kabuuuuurrrrrrrrr!" teriak si kembar kompak lalu berlari ke arah mobil."Tunggu kalian," teriak Cessa, ikut mengejar kedua anak nya ke dalam mobil. Hati Leo menghangat melihat tingkah anak kembarnya dan Cessa, 'aku akan memperjuangkan kalian,' batin Leo berujar demikian.Tak bisa Leonard bayangkan bagaimana dulu ketika Cessa hamil si kembar tanpa ada dirinya mendampingi sebagai suami.Apa mungkin Arjuna selalu siap siaga ketika Cessa muntah? Apa mungkin Arjuna yang menjaga Cessa sepenuhnya?
Hari ini hari pertama si kembar libur sekolah sejak keduanya merengek minta liburan hanya bersama kedua orang tuanya saja. Mereka libur sekolah selama 1 bulan dan sudah berkali-kali berbicara pada Leo untuk mengajak mereka liburan.Sang Daddy sangat setuju, kemanapun si kembar mau akan dikabulkan olehnya, dan soal pekerjaan ia bisa serahkan pada Jeki.Akan tetapi, seperti biasa yang masih menolak mengabulkan permintaan si kembar adalah Cessa, wanita itu masih sangat membenci Leonard, dan rasanya begitu mudah pria itu mendapatkan hati kedua anaknya.Cessa juga menyesali, kenapa mereka harus ke Dubai, sehingga membuat Leo bertemu dengan kedua putrinya tersebut.Tapi, kembali lagi kedua orang tuanya selalu mengingatkan Cessa, agar tidak terlalu berlebihan menanggapi masalah ini.Inilah takdir yang memang harus Cessa alami, bahkan hingga detik ini wanita itu masih sering merasakan sakit kepala yang luar biasa, yang biasanya hanya ia tahan sendiri dengan mengkonsumsi obat. Jujur saja Ces
****Flash Back"Ayo sayang! Loh mana Rani?" tanya Cessa, yang tiba-tiba Rani tak ada di dekatnya."Mom Rani Huaaaaa huaaaaa," Ratu menangis menunjuk ke arah adik kembarnya. Cessa membelalak melihat ke arah yang ditunjuk oleh Ratu."Rani jangaaaaaaaaan," Cessa berteriak sambil menangis histeris.Bruggghhhh "Raniiiiiiiiiiiiiiii," teriak Cessa sambil berlari bangunan tembok di tempat Rani berdiri roboh. Cessa yakin salah satu anak kembarnya ada di bawah reruntuhan itu. Ratu tak kalah histeris melihat sang Mommy menangis kencang, padahal Ratu tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi. Arjuna yang melihat dari lantai enam berhamburan berlari sekencang mungkin.Bahkan ia sempat terjungkal dari lantai atas. Keningnya mengeluarkan darah dan ia abaikan. Demi apapun Arjuna tak sanggup menerima kemungkinan terburuk yang keponakannya itu. Nenek dan Kaka dari Ratu dan Rani kakinya tiba-tiba melemas, hatinya mencelos bagai agar-agar, jantungnya seperti terperosok ke dasar perut, tanpa disadar
Setelah menempuh perjalanan selama 32 jam, mereka tiba di kediaman Dewantara.Petugas keamanan di kediaman keluarga Dewantara masih mengenali Leo sebagai pria yang pernah menghancurkan Cessa. Tapi mereka masih bersikap ramah terhadap Leo dan juga sang papa."Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" tanya petugas keamanan tersebut, saat sudah mendekati mobil yang ditumpangi Leo dan sang papa."Selamat sore juga, Pak. Kami ingin menemui Tuan Dewantara," ucap Leo. "Tapi ngomong-ngomong, kenapa ramai sekali ya Pak?" imbuh Leo lagi, dengan rasa penasaran karena melihat banyaknya mobil yang berjajar di halaman depan rumah keluarga Dewantara."Oh ini keluarga besar sedang berkumpul. Tapi, hanya keluarga Dewantara dan keluarga Askara saja. Mereka merayakan hari ulang tahun Nona Ratu dan Nona Rani," ungkapnya "Apaaaaaa ja–jadi mereka ada di Jakarta?" tanya Leo terbata."Iya benar, Tuan. Beliau baru tiba dua hari yang lalu di Jakarta. Saya coba tanyakan dulu pada Tuan Besar ya, Tuan.
"Papa, Leo mau bicara," ucap Leo pada sang papa. Hubungannya dengan pria paruh baya tersebut tidak terlalu baik-baik saja, semenjak Arjuna memutuskan secara sepihak untuk membatalkan pernikahan Cessa dan Leo."Apa yang ingin kau bicarakan sama Papa, dan untuk apa jauh-jauh pulang ke Amerika? Apakah hal itu sangat penting sekali?" Tidak hanya satu, tapi tiga pertanyaan sekaligus diucapkan oleh sang papa kepada Leo.Leo menghembuskan nafas kasar, merasa Papanya selalu menyalahkan Leo atas batalnya pernikahannya dengan Cessa."Ternyata Cessa membohongi kita. Dia sudah melahirkan anak kembar dan anak itu adalah anak kandung Leo.""Apaaaa?" sang papa tersentak."Cessa melahirkan anak kami Pa, mereka kembar," ulang Leo."Apa kau bilang? Kau sedang tidak bercanda kan?" tanya sang papa, tak percaya akan pendengarannya.Leo menggeleng, sebagai jawaban atas pertanyaan Papanya tersebut."Leo sungguh-sungguh, Pa. Ternyata kami tak sengaja bertemu di Dubai. Ada dua anak yang persis wajahnya sepe
Dua hari berikutnya, keluarganya dari Jakarta tiba di Dubai. Lagi dan lagi ketika mereka makan siang malah bertemu dengan Leo.Leo yang hendak kembali menyentuh Ratu dan Rani, terhalang oleh Cessa. Cessa melayangkan tendangan maut ke bagian inti Leo hingga pria itu merasa sakit luar biasa di bagian intinya. Tapi Leo tidak akan pernah melawan Cessa."Ingat sampai mati pun tak ku biarkan-mu berani menyentuh anakku!" Bugh Satu kali tendangan lagi di bagian inti milik Leo, hingga pria itu tersungkur di atas lantai.Leo merasa tubuhnya terbelah, sakit dan wajah sudah sangat mengenaskan. Jeki hanya diam mematung saat melihat bos nya teraniaya."Auwwwwwwww!" Leo kembali berteriak, ketika Cessa berhasil menginjak kakinya, lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Leo yang kesakitan."Tu–Tuan, Ayo kita masuk ke dalam mobil," ucap Jeki terbata.Demi apapun Jeki, sangat kasihan melihat bosnya kesakitan seperti itu. Ternyata wanita mungil yang disangkanya lemah, memiliki kekuatan yang dahsyat.B
lSelama ini Cessa memiliki butik yang cukup besar tapi karena dirinya memiliki dua anak yang tidak bisa ditinggalkan, Cessa mempercayakan butik yang tersebut pada Veronica. Cessa memang bukan perancang busana terkenal, akan tetapi banyak orang penting yang datang ke butiknya untuk memesan gaun pada Cessa. Cessa memang sudah berencana di Dubai akan membeli beberapa bahan untuk rancangan terbarunya.Tiba-tiba ponsel Cessa berdering menampilkan nama Veronica wanita yang dipercaya mengelola butiknya. Kening Cessa berkerut, sebab tak biasanya sang asisten menghubunginya seperti ini. "Siapa yang nelp?" Tanya Arjuna sebab sang adik kembar tak mengangkat panggilan di ponselnya."Veronica, ada apa ya dia nelp Cessa, Arjuna?" Cessa tiba-tiba menjadi bodoh. Otak cerdasnya tak berfungsi baik, sudah nyata yang nelp sang tangan kanan eh dia malah nanya pada Arjuna yang jelas-jelas ada di sampingnya. Arjuna tergelak melihat wajah polos adiknya, terlebih saat Cessa malah bertanya ada apa se
****Flash Back On"Alma, aku minta uang lagi dong," ucap Juwita."Cessa sudah pergi, aku tak membutuhkan bantuanmu lagi!" kata Alma ketus."Tidak bisa begitu dong, Kau kan sudah janji untuk tetap membiayai kuliah aku di sini," Juwita mulai menuntut. Wanita itu tidak terima Alma mengingkari janjinya."Kau mau memerasku ya!" sentak Alma."Ada apa ini, kenapa kalian ribut di rumah Leo? Nanti suamiku mendengarnya, habis kalian! Apa sih yang kalian perdebatkan?" tanya Mamanya Leo. "Juwita mau memerasku Tan," adunya pada Mamanya Leo. Alma begitu disayangi oleh Rosiana sehingga apapun yang wanita itu katakan. Mama dari Leo pasti akan mendukung dan membenarkannya."Benar begitu?" tanya Mamanya Leo kepada Juwita."Tentu saja benar nyonya, karena memang Alma sudah berjanji pada saya untuk membiayai kuliah saya hingga tamat di Perancis, lalu sekarang ketika SPP saya belum dibayar olehnya, apa saya salah datang ke sini untuk meminta uang lelah saya?" adunya pada Rosiana."Kita sudah tidak membu