Home / Romansa / Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder / Bab 205 Yang Berlagak Mesra Itu Dia

Share

Bab 205 Yang Berlagak Mesra Itu Dia

Author: Syakia
"Beberapa waktu lalu di tim medis barat laut, saat longsor melanda, kamu mempertaruhkan nyawamu demi melindungiku, bukan begitu?" ucap Milla tenang.

Kenrick menunduk sejenak, matanya berkilat, lalu menggaruk kepalanya dengan sedikit canggung.

"Itu sebenarnya nggak bisa dibilang aku melindungimu. Aku bahkan nyaris nggak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Kita cuma beruntung bisa selamat."

"Saat nyawa dipertaruhkan, bisa masih ingat untuk melindungi orang lain, itu sudah sangat luar biasa." Milla tersenyum tipis dan melambaikan tangannya. "Aku pergi dulu. Tunggu saja kabar dari bagian HR perusahaan."

Milla berbalik dan melangkah pergi dengan sikap tegas dan tenang. Dari belakang, kepala pelayan Keluarga Cahyono keluar dan berdiri di belakang Kenrick dan berkata, "Bu Milla benar-benar orang baik. Sama seperti Pak Larry di masa lalu, mata dan hatinya benar-benar bersih! Tuan Muda, mulai sekarang Tuan dan Nyonya nggak perlu khawatir lagi soal Anda ...."

"Dia memang baik sekali," gumam Kenri
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 206 Pakar Parfum

    Wanita yang duduk di sebelah Preston dengan wajah menyanjung itu adalah Grace. Terakhir kali, Grace menjadi bahan ejekan dalam pesta para sosialita. Sesudahnya, beredar rumor di internet tentang hubungan gelapnya dengan pengawal prianya, membuat Keluarga Young kehilangan muka.Sepertinya Grace sudah berusaha keras mempertahankan statusnya sebagai nona bangsawan. Tak disangka, sekarang dia malah ingin kembali mencari sumber daya di dunia fashion.Saat Milla sedang berpikir, Grace yang membawa segelas anggur juga melihat ke arahnya. Tak lama kemudian, Grace mencari alasan untuk pergi dan menghampiri Milla."Kamu ini benar-benar kayak hantu yang nggak bisa diusir ya!" Grace bicara tanpa sungkan sedikit pun, "Kamu pikir cuma karena kamu menodai reputasiku, kamu bisa menjatuhkanku? Aku nggak selemah yang kamu kira. Kamu nggak tahu sehebat apa sumber dayaku di dunia fashion ini!""Oh, begitu?" Milla menanggapi dengan senyuman sinis. "Grace, kamu tahu 'kan, selama ini kamu yang mulai duluan d

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 207 Playboy

    Di Kota Yoman, siang hari.Di luar Hotel Sevan, Sunny berdiri di bawah terik matahari, bersembunyi di belakang Vior sambil menangis. Di sampingnya, Donny menunjuknya dan memarahinya, "Anak durhaka! Kalau bukan karena kamu, keluarga kita nggak akan jatuh sampai seperti ini!"Sepuluh menit yang lalu, Sunny dan orang tuanya diusir oleh staf hotel karena tidak sanggup membayar uang sewa kamar. Mereka bertiga membawa enam koper besar, itulah seluruh harta mereka di Kota Yoman."Nangis terus! Bisa nggak kamu pakai otak sedikit?" Donny masih kesal memikirkan mereka menjadi bahan tertawaan para orang kaya, benar-benar memalukan. Apalagi, pada acara makan waktu itu yang hancur total, dia menghabiskan 4 miliar! Itu uang terakhirnya!"Sunny, kamu minta tolong lagi saja sama Pak Zeno." Vior melindungi anak perempuannya, mencoba mencari solusi. "Waktu itu 'kan Zeno yang duluan hubungi kamu, pasti dia ada rasa sama kamu .... Kalaupun nggak ada, aku dengar dia ada masalah sama Milla. Musuh Milla itu

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 208 Yoan Tidak Mungkin Punya Niat Jahat

    Setelah Sunny pergi, Yoan benar-benar merasa mual. Nafsu makannya langsung hilang, bahkan satu suap pun tidak sanggup ditelan lagi. Dia langsung memutuskan untuk mandi, lalu tidur.Keesokan harinya, Yoan merasa ada yang tidak beres setelah dipikir-pikir lagi. Dia pun mengambil ponsel. Awalnya ingin menelepon Chris, tetapi setelah ragu-ragu, dia langsung menelepon Milla.Setelah menceritakan kejadian semalam, Milla terdiam sesaat, lalu bertanya, "Kamu yakin semua percakapan semalam sudah kamu ceritain tanpa kurang satu kata pun?""Nggak kurang satu kata pun." Yoan menjamin. "Tante, sebenarnya apa maksud Sunny? Lebih baik kamu hati-hati dalam waktu dekat ini.""Yang harus hati-hati bukan cuma aku, tapi juga kamu." Milla mengingatkan."Aku?" Yoan langsung merinding. Dia paling takut dijebak, apalagi kalau jebakannya adalah wanita. Biasanya dia selalu kena sasaran. "Tante, kamu harus bantu aku. Aku nggak mau dimarahi Om Chris lagi."Selama ini, setiap kali dia terlibat skandal, Grup Mahend

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 209 Tak Berdaya

    Wajah Yoan dipenuhi kepanikan, sementara Milla tetap tenang. Milla berucap, "Tetap tenang. Aku jamin kamu bakal aman."Yoan mengikuti tanpa banyak bicara karena tidak ada pilihan lain. Sejak melangkah masuk ke pesta ini, dia sudah tahu malam ini tidak akan berjalan lancar.....Sebelum pesta dimulai, bawahan Joy sudah lebih dulu menguasai seluruh area. Di titik-titik penting, sudah ada detektif pribadi mereka yang berjaga.Joy berada di lantai dua dalam sebuah ruangan, mengatur semuanya dari sana. Sementara itu, Milla terus mendengarkan arahan dari earphone, berjalan bersama Yoan menuju tempat Sunny berada.Saat itu, tiba-tiba terdengar suara keras. Plak! Seketika, ruangan menjadi gelap total. Terdengar pula teriakan aneh dari seseorang. "Aaaah!""Apa yang terjadi?" Yoan yang panik pun bertanya.Dalam kegelapan, hanya cahaya dari ponsel yang kadang-kadang muncul, terlihat seperti api neraka, membuat suasana yang semakin mencekam."Listrik mati," kata Milla dengan tenang, cepat menyesua

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 210 Serangan Fatal

    "Wah, aku suka banget sama cewek keren begini!" Pria itu mengusap mulutnya dengan tangan. "Kita semua di sini buat senang-senang, kenapa kamu serius sekali sih?""Lagian, kita bisa tabrakan di tengah-tengah kegelapan begini karena takdir. Kenapa nggak manfaatin momen ini? Di sebelah sini ada ruang privat, aku jamin kamu bakal puas!""Mau puas ya?" Milla menarik napas dalam-dalam secara diam-diam, lalu mengayunkan tas tangan ke arah kepala si pria. "Kamu mau puas, 'kan? Nih, puas!"Di dalam tas Milla ada ponsel. Dia menghantam dengan sekuat tenaga sampai pria itu meringis kesakitan. "Gila! Berani sekali kamu menyerangku!"Pria itu berusaha mencengkeram pergelangan tangan Milla, bersiap membalasnya. Namun, Milla sudah mempersiapkan diri. Dia mengangkat kaki kanannya dan menendang kemaluan pria itu. "Sudah aku kasih kesempatan, tapi kamu malah cari mati. Ya sudah, aku kabulkan keinginanmu!"Pria itu langsung meringkuk kesakitan. Milla pun memanfaatkan momen itu untuk berbalik dan pergi.N

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 211 Kepercayaan Chris

    Begitu Chris memberi perintah, para pengawal di belakangnya langsung bergerak. Dipandu oleh wanita yang tadi berteriak, mereka menuju pintu ruangan yang tertutup rapat dan mengetuk pelan."Tuan Yoan? Tuan Yoan?"Di dalam ruangan terjadi pergulatan hebat sebelum akhirnya Yoan membuka pintu. Meskipun pakaiannya rapi, ekspresinya tampak tegang. Orang-orang yang menyaksikan telah diprovokasi oleh pihak tertentu, jadi langsung menyimpulkan telah terjadi kejadian yang tak senonoh di dalam sana."Kamu ini bodoh ya?" Chris mengerutkan alisnya, membentak dengan nada tidak sabar."Om ...." Yoan tidak bisa berkata apa-apa. Masa iya dia harus bilang kalau tantenya sendiri yang mendorongnya masuk ke perangkap ini?"Siapa wanita di dalam itu? Kenapa dia nggak keluar? Apa dia malu?" tanya seseorang."Aku tadi sempat lihat, kayaknya itu ... putri sulung Keluarga Jauhari! Milla!" seru wanita yang pertama kali berteriak itu."Apa?" Kerumunan langsung heboh."Putri sulung Keluarga Jauhari? Nggak nyangka

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 212 Sama-Sama Belum Menikah

    Di tengah tatapan penuh ejekan dan penasaran dari banyak orang, Sunny akhirnya mengangkat kepalanya perlahan. Tubuhnya gemetar, wajahnya pucat pasi."Itu bukan Milla ya?""Itu Sunny!"Kerumunan berseru kaget."Tuh, 'kan? Dari tadi aku udah curiga. Milla itu sosialita nomor satu di Kota Huari. Madam Besar saja sangat menghargainya. Tadi aku udah merasa nggak mungkin dia terlibat. Kalau Sunny ... dia jelas masuk daftar tersangka sejak awal!""Memangnya kapan Sunny balik ke Kota Huari? Apa netizen Kota Huari menerima kepulangannya?"Begitu melihat wajah Sunny, Chris langsung paham kenapa tadi Milla mengundangnya menonton pertunjukan. Wajah Sunny penuh dengan ekspresi tertekan, penyesalan, dan tidak percaya.Dia juga paham kenapa Sunny mengenakan gaun yang mirip dengan gaun Milla. Sepertinya, semua ini memang sudah dirancang oleh Milla."Kamu sampai bisa dijebak sama perempuan kayak gini?" Chris menoleh ke arah Yoan, memarahi dengan galak.Yoan menunduk, kelihatan sangat tertekan.Chris me

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 213 Lebih Bodoh dari yang Dibayangkan

    Wilson melambaikan tangan. Orang di belakangnya segera maju dan menyerahkan rekaman CCTV kepada staf untuk disambungkan ke proyektor.Meskipun yang direkam adalah momen saat listrik padam, dalam cahaya biru yang redup masih bisa terlihat bayangan orang-orang.Di dalam ruangan itu, Yoan dari awal sampai akhir hanya duduk di belakang sofa, sementara Sunny terus berada di dekat pintu dan berteriak-teriak. Sampai listrik kembali menyala dan ada yang mengetuk pintu, Sunny baru sadar Yoan berada di dalam ruangan itu.Setelah melihat rekaman, semua orang di tempat itu pun mendengus dengan jijik."Ya ampun! Tadi Sunny mengungkit tentang harga diri, 'kan? Kalau dia berani bohong soal hal begini, berarti dia nggak punya harga diri!""Perempuan kayak dia seram banget! Yoan bahkan nggak ladeni dia sama sekali, tapi dia bisa bilang dirinya dilecehkan? Terus ajak ibunya buat pura-pura jadi korban dan minta Keluarga Mahendra tanggung jawab? Gila!""Ajak ibunya saja sudah kelihatan niatnya dari awal!

Latest chapter

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 258 Menghadiahkan Harta Berharga

    "Tapi memang sih, orang seperti Graham itu benar-benar unik. Nggak pernah ada wawancara atau laporan media, katanya seumur hidup belum pernah menikah! Keluarga Dolken punya harta sebesar itu, tapi nggak jelas akan diwariskan ke siapa," ucap Mona sambil berdecak menyayangkannya."Pastilah dia pernah patah hati!" Hara langsung berspekulasi penuh keyakinan, "Tapi pria yang bisa seumur hidup nggak menikah itu langka sekali. Gara-gara dia nggak punya istri atau anak, Ayah sampai bingung harus kasih hadiah apa ...."Mona dan Hara saling bergandengan, lalu mendekati pelayan Keluarga Angle yang tadi bertugas mencatat hadiah.Sebagian besar tamu yang datang ke tempat seperti ini pasti punya tujuan tersembunyi. Jadi pelayan pun tak terkejut saat mereka bertanya dan menjawab dengan tenang, "Pak Graham sudah datang."Sorot mata kedua orang itu langsung berbinar bersamaan. "Di mana dia?""Barusan sudah naik ke atas," jawab pelayan sambil menengadah ke arah lereng. "Kemungkinan besar sekarang sudah

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 257 Pengemis Tua

    Melihat sorot mata Graham yang diam-diam menanti pujian seperti anak kecil, Milla pun tersenyum dan menggoda, "Tentu saja aku percaya pada guruku. Kalau begitu, sepertinya kita harus mendaki cukup jauh, ya!"Graham tertawa lepas, "Gadis cerdik!"Baru saja mereka melewati gerbang pertama, datang beberapa pria dari arah berlawanan. Dari kejauhan, mereka langsung membungkuk memberi salam, "Pak Graham! Nggak nyangka Anda juga hadir hari ini ...."Graham segera dikerubungi untuk saling menyapa dan bertukar basa-basi, sementara Milla berdiri sedikit menjauh sambil memperhatikan pemandangan di sekitar gerbang.Saat itulah terdengar suara seorang wanita dari belakang yang agak terkejut dan sinis, "Eh, bukannya ini Milla? Lama nggaka jumpa!"Milla menoleh dan ternyata orang yang berdiri di sana adalah Hara.Tak jauh di belakangnya, Mona terlihat sibuk membawa sejumlah kantong hadiah besar dan sedang mendaftarkan barang-barang mereka kepada pelayan Keluarga Angle di depan gerbang pertama."Kamu

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 256 Tiga Gerbang Utama

    "Pak Rafael?"Melihat Rafael yang berdiri di sampingnya, untuk pertama kalinya Milla merasa kehadiran Rafael ini sangat tepat waktu."Kebetulan aku baru selesai makan sama teman, dari belakang tadi kulihat seperti kamu. Ternyata memang benar kamu!" ucap Rafael dengan ekspresi senang."Kamu siapa, ya?" Rafael menoleh ke arah pria di seberang Milla yang sedang menyumpal mulutnya dengan potongan daging.Belum sempat pria itu menjawab, Milla sudah berdiri sambil berkata, "Silakan lanjutkan makan. Aku sudah bayar semua, jadi ... sampai jumpa." Setelah itu, dia menarik Rafael pergi bersamanya.Rafael sempat menoleh ke belakang dan menangkap aura canggung di antara mereka, lalu bertanya, "Milla, jangan-jangan ... kamu lagi ikut kencan buta?""Mana mungkin?" sahut Milla jengkel."Tapi aku lihat suasananya canggung sekali, kalian makan berdua begitu ...." Rafael masih terlihat penasaran."Cuma dia yang makan, aku nggak!" jawab Milla dengan kesal. Dia sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya dipik

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 255 Perbedaannya Terlalu Besar

    Setelah menutup telepon, Chris terdiam cukup lama. Kemudian, dia menelepon Wilson dan menyampaikan perintah Tessa padanya, "Cari orang yang bisa dipercaya, wakilkan aku untuk ketemu sama seseorang besok ...."Wanita apanya .... Chris sama sekali tidak ingin menghabiskan waktunya."Baik."Wilson juga merasa permintaan Tessa terlalu aneh. Setelah menutup panggilan itu, dia langsung menelepon untuk mencari wajah asing di tim pengawal Grup Mahendra dan memastikan tidak ada kesalahan untuk pertemuan besok.....Sore keesokan harinya.Milla mendorong pintu restoran tempat janji temu, di tangannya menggenggam setangkai mawar merah muda.Siang tadi, ibunya tiba-tiba bersikap misterius lewat telepon dan menyuruhnya datang ke tempat ini sambil membawa mawar sebagai penanda untuk bertemu seseorang.Katanya, orang itu akan menjadi pelindung rahasia selama Milla berada di Negara Melasa. Yang perlu dilakukan hanyalah bertemu langsung. Setelah itu, semua akan menjadi jelas.Ini adalah permintaan lang

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 254 Harus Kamu

    Tiga hari kemudian.Di dalam kotak surat yang sudah berdebu, Nayla menerima sepucuk surat balasan. Isinya adalah ajakan untuk bertemu langsung di sebuah kafe tengah kota.Sore itu, Nayla berdandan rapi dan datang ke kafe yang dimaksud. Tak lama kemudian, muncullah seorang wanita tua berambut putih dengan aura yang luar biasa. Mereka saling mengenali lewat benda penanda yang telah disepakati, lalu duduk berhadapan."Nggak nyangka setelah sekian tahun, kamu masih bersedia membalas suratku," ucap Nayla penuh rasa syukur sambil memandang wanita tua di depannya."Aku dan mendiang ibu mertuamu adalah sahabat sejati," jawab wanita tua itu dengan penuh semangat. "Meski di tahun-tahun terakhir sebelum dia meninggal kami jarang bertemu karena jarak, tapi begitu dia menitipkan keluarganya padaku, aku sudah bersumpah akan melindungi kalian sampai napas terakhirku. Jadi, nggak perlu sungkan. Katakan saja, apa yang bisa kubantu?""Terima kasih banyak, Tante Winaya."Nayla tersenyum haru. "Putriku ak

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 253 Orang yang Lebih Hebat dariku Melindunginya

    Begitu mobil tiba di Grand Amary, Milla turun dan memperhatikan suara di belakangnya. Tepat saat dia melangkah masuk ke rumah, mobil Chris langsung menyala dan memutari taman bunga sekali, lalu melaju pergi. Dia tidak berlama-lama di sana.'Nggak masalah,' batin Milla sambil menggeleng pelan. Kemudian, dia masuk ke rumah untuk mandi dan naik ke ranjang untuk tidur. Saat dia masih berulang kali membolak-balik posisi di ranjang, telepon dari ibunya masuk."Milla, kamu sudah tidur?""Belum ... ada apa, Bu?""Sebentar lagi aku naik pesawat. Besok siang sampai rumah, kamu sempatkan untuk pulang, ya. Ada hal penting yang mau Ibu bicarakan," kata Nayla."Ada apa memangnya?" Milla sedikit gugup, mengira ibunya mengetahui bahwa dia menyembunyikan kondisi kesehatannya."Aku dengar kamu akan pergi ke Melasa untuk menghadiri perayaan 100 tahun Keluarga Angle?" Nayla ternyata menyinggung soal itu."Iya. Kenapa Ibu bisa tahu?"Milla merasa agak heran. Setelah Graham menyampaikan kabar itu, dia belum

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 252 Hanya Boleh Aku

    Chris memicingkan matanya dan berbicara dengan nada sinis, "Pak Zeno mungkin terlalu lama hidup sendiri, jadi sudah lupa apa itu dinamika dalam hubungan, ya?"Persaingan yang kekanak-kanakan antara kedua pria itu membuat Milla merasa lelah. Dia merasa enggan terus berada di tengah mereka, sehingga akhirnya memutuskan untuk berdiri. "Aku ke toilet dulu. Kalian lanjutkan saja."Begitu Milla pergi, perseteruan antara Chris dan Zeno tidak perlu lagi ditutupi."Orang yang muncul tadi malam, itu kamu yang atur, 'kan?" tanya Chris. Ucapannya terdengar seperti pertanyaan, tapi nadanya penuh keyakinan."Apa maksudmu, Pak Chris? Orang yang mana?" Zeno tersenyum samar, meski raut wajahnya tetap tegang.Chris mencibir dingin. "Kita sama-sama tahu, nggak usah basa-basi.""Kamu cemburu?" Zeno berdiri perlahan dengan sorot mata yang gelap dan menantang. "Lalu ke mana saja kamu semalam? Hari ini muncul di sini dan mulai sok peduli? Kamu takut?""Takut sama semua sumpah yang dulu kamu ucapkan pada adik

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 251 Wanitaku

    "Aku belum sempat mengucapkan terima kasih secara resmi padamu soal semalam," Milla membuka pembicaraan lebih dulu.Zeno tersenyum sambil menggeleng pelan. "Sejak pertama kita kenal, kamu sudah sering bilang terima kasih padaku.""Itu artinya kamu memang selalu membantuku," Milla mengenang masa lalu, bibirnya melengkung membentuk senyum kecil. "Tapi aku belum pernah benar-benar membalas kebaikanmu.""Kalau begitu, utang saja dulu."Zeno tetap tampak tenang. Mereka duduk saling berhadapan, tetapi tidak banyak yang dibicarakan.Di tengah suasana yang mulai canggung, dokter masuk bersama perawat untuk memeriksa hasil EKG yang telah direkam sejak pagi, lalu melakukan beberapa pemeriksaan dasar. Setelah itu, dokter berkata, "Kondisi tubuhmu nggak ada masalah. Asalkan nanti cukup istirahat di rumah dan jangan terlalu sering mengalami perubahan emosi yang drastis.""Jadi aku sudah boleh keluar rumah sakit sekarang?" tanya Milla.Dokter mengangguk.Zeno melirik ke arahnya sambil tersenyum. "Ke

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 250 Perayaan Angle Parfum ke-100

    Milla tidak tidur semalaman.Pukul 4 pagi, Joy mengirim pesan padanya. Setelah diselidiki oleh detektif pribadi, plat nomor mobil off-road hitam yang diingatnya memang tidak bermasalah dan identitas pemilik mobil juga tidak mencurigakan. Orang itu tinggal di dekat desa tempat kejadian semalam.Jadi, kesimpulan dari detektif adalah itu bukan aksi penguntitan, hanya kebetulan."Menurutku itu bukan kebetulan." Milla menggenggam ponselnya beberapa saat sebelum akhirnya menelepon Joy. Dia tetap pada pendiriannya."Intuisimu?" tanya Joy.Milla tidak menjawab secara langsung. "Waktu mobil itu mengikutiku, aku merasa sangat nggak nyaman. Aku nggak percaya itu cuma kebetulan semata.""Tapi, pemilik mobil dan orang-orang di sekitarnya sudah diperiksa, semua aman. Tapi, aku akan terus minta mereka selidiki." Joy memercayai Milla, hanya saja memang belum ada bukti."Sudahlah, nggak perlu buang tenaga." Milla berkata, "Meskipun instingku benar, pelaku di balik ini pasti sudah merancang semuanya den

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status